LANDASAN TEORI
3
2.2.1 Konfirgurasi Jaringan Tegangan Menengah
Terdapat 3 jenis jaringan distribusi tegangan menengah yang banyak digunakan
didalam sistem distribusi tenaga listrik di Indonesia, yaitu konfigurasi radial, konfigurasi
ring/loop, dan konfigurasi spindle.
A. Konfigurasi Jaringan Radial
Konfigurasi jaringan Radial merupakan sistem yang paling sederhana dibandingkan
dengan sistem lainnya. Jaringan distribusi radial ini menyalurkan tenaga listrik melalui
satu atau lebih titik pengisian ( feeder ) yang dihubungkan dengan saluran langsung ke
titik penggunaan (peralatan). Dibandingkan dengan bentuk jaringan distribusi lainnya,
bentuk jaringan radial ini merupakan bentuk jaringan distribusi sederhana, terutama
ditinjau dari penggunaannya, namun kemungkinan terjadinya padam sangat besar yang
biasanya disebabkan oleh gangguan trafo distribusi atau salurannya. Keuntungan dari
konfigurasi jaringan radial diantaranya :
1. Pengoperasiannya Mudah
2. Mudah dalam mencari gangguan
3. Lebih Sederhana
4. Biaya Relatif Murah
4
serta kualitas dayanya menjadi lebih baik, karena drop tegangan dan rugi daya pada
saluran menjadi lebih kecil.
5
3. Sangat baik untuk mensuplai daerah beban yang memiliki kerapatan beban yang
cukup tinggi.
4. Perluasan jaringan mudah dilakukan.
5. Sistem ini cocok untuk melayani kota-kota besar dimana beban tersebar dimana-
mana.
6
Gambar 2.5 Penghantar Berisolasi (AAAC - S)
B. Penyambung (Connector)
Untuk menyambung kawat penghantar satu dengan yang lainya diperlukan penyambung
yang baik dan kuat. Ada 3 jenis connector yang sering dipakai pada jaringan distribusi
tegangan menengah yaitu :
• Join Sleeve Connector (Sambungan Lurus )
• Paralel Groove Connector ( Sambungan Percabangan)
• Live Line Connector ( Sambungan sementara yang bisa dibuka dan dipasang)
C. Isolator Tumpu
Isolator ( Pin Isolator ) berfungsi sebagai penyekat antara phasa dengan traves ( Besi
tempat dudukan isolator) dan dengan tanah. Isolator juga difungsikan sebagai tempat
dudukan tarikan penghantar, dalam penggunaanya penghantar ditumbukan diatasnya
dengan sudut kemiringan maksimal 2 Derajat, dan 18 Derajat sudut kemiringan (leher)
apabila dipasang pada bagian sisinya. Dalam penggunaanya juga di gunakan pengikat
7
dengan pengikat khusus supaya aman dari goncangan angin maupun hempasan dahan kayu
atau binatang liar. Berdasarkan bahannya, isolataor dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu
• Isolator Keramik
• Isolator polimer
• Isolator kaca.
Dalam pemasangannya, isolator digunakan tidak hanya tempat tumpuan hantaran saja tapi
juga dapat digunakan sebagai penarik hantaran, tapi memiliki bentuk dari spesifikasi yang
berbeda dengan isolator tumpu.
D. Isolator Tarik
Isolator Tarik (Strain Isolator) memiliki peran banyak dalam konstruksi jaringan yaitu
sebagai pemikul beban berat penghantar dan juga sebagai penarik hantaran. Selain Isolator
Tarik di pasang di awal tarikan, diakhir tarikan, tiang sudut, tiang percabangan dan tiang
penegang, supaya andongan (kendurnya kabel hantaran) hantaran tidak terlalu banyak
8
E. Isolator Telur / Guy Wire Insulator
Isolator telur digunakan sebagai penyekat phasa yang memiliki daya sekat yang tinggi
dengan tanah pada kawat tarikan yang di gunakan sebagai penahan tiang dari kemiringan
akibat pergeseran tanah maupun menahan beban berat kawat hantaran.
Bentuk Traves ( Cross Arm ) seperti hurup U yang berbahan dasar besi memiliki ukuran
10 x 5 x 5 yang di celupkan dengan bahan khusus sehingga tahan terhadap korosi akibat
terkena panas matahari dan air hujan, begitu juga tingkat ketebalanya juga harus sesuai
standart yang berlaku yaitu 5 mm, di karenakan memiliki tingkat kerja yang banyak
dan berat seperti tempat dudukan Isolator Tumpu dan juga sebagai tempat (kendurnya
kabel hantaran) dudukan Isolator tarik untuk menegangkan kawat hantaran supaya
andongan tidak terlalu banyak. Dalam pemasanganya dalam konnstruksi tiang beton
adalah dengan menggunakan baut, sedangkan pada tiang besi menggunakan klem besin
dan di cepitkan menggunakan baut juga, agar kuat terhadap beban ketika di pasang
isolator tumpu dan kawat penghantar diatasnya.
9
G. Penyangga Traves
Sistem pentanahan bagian penting dalam suatu jaringan distribusi baik tegangan tinggi
maupun tegangan rendah dikarenakan arus dan tegangan lonjakan tinggikapan saja
bisa terjadi dan bisa mengakibatkan kerusakan pada komponen jaringan maupun
kerusakan peralatan rumah pelanggan. Cara kerja sistem pentanahan ini ialah dengan
mengubungkan grounding arrester, grounding transformator, grounding PHB TR ke
tanah menggunakan kawat BC ( Bare Conductor ) di tutup menggunakan pipa galvanis
1/2 inch dan di sambungkan ke batang elektroda yang telah di tancapkan kedalam
tanah.
10
I. Tiang
Tiang merupakan komponen utama dari pembangunan dan pemasangan jaringan tegangan
menengah dan tegangan rendah, dikarenakan tiang merupakan tempat dudukan traves (
Cross arm ), isolator tumpu dan isolator tarik. Tiang harus memiliki daya mekanis yang
tinggi sehingga mampu menahan beban tarikan maupun beban terpaan angin. Berdasarkan
bahanya tiang terbagi menjadi 3 jenis yaitu :
a. Tiang Beton
Tiang beton tiang yang terbuat dari cor coran : semen, batu, krikil dan
kerangka besi sehingga memiliki kekuatan yang tahan lama terhadap
korosi dan bebas perawatan, umumnya ini dipasang pada kondisi tanah
yang keras di karenakan memiliki bobot tiang yang berat.
11
b. Tiang Besi
Tiang besi merupakan tiang yang banyak kita jumpai di daerah yang
memiliki konstur tanah yang lembek dan jauh dari daratan. Karena
bobot tiang yang lebih ringan dibanding tiang beton, sehingga
pemasanganya lebih gampang dalam hal transfortasi menuju lokasi
pekerjaan. Disamping itu tiang besi juga memiliki kekurangan yaitu
rawan terhadap korosi dan membutuhkan perawatan yang serius
J. Kawat Seling
Kawat seling juga memiliki peranan yang cukup penting di dalam konstruksi jaringan
tegangan menengah maupun jaringan tegangan rendah, dimana berfungsi sebagai
penopang tiang supaya tidak miring, seperti di sudut tarikan,awal tarikan dan di akhir
tarikan. Dalam penggunaanya di jaringan tegangan menengah, ialah kawat seling di
pasang di tiang konstruksi lalu di pasang isolator penyekat / telur, selanjutnya di tarik ke
tanah dan ditancapkan.
12
K. Guy Anchor Rood
Guy Anchor Rod di pasang pada lubang tiang yg diperkuat dengan baut yang tersedia. Guy
anchor rod berfungsi sebagai tempat dudukan span skrup apabilatiang diperlukan treck
Schoor / guy wire sebagai penahan tiang dari beban tarikan kabel.
• Celah (Gap) harus tahan dengan tegangan rangkaian, bila kontak membuka.
• Mampu memutuskan arus magnetisasi trafo atau jaringan serta arus pemuatan
(Charging Current)
13
• Mampu menahan efek dari arching kontaknya, gaya elektromagnetik atau kondisi
Konstruksi PMT sistem 20 kV pada Gardu Induk biasanya dibuat agar PMT dan
mekanisme penggeraknya dapat ditarik keluar / drawable (agar dapat ditest posisi apabila
ada pemadaman karena pekerjaan pemeliharaan maupun gangguan).
14
Gambar 2.16 Disconector (DS) / Saklar Pemisah
15
Gambar 2.17 Air Break Switch (ABSw)
16
Gambar 2.19 Load Break Switch (LBS)
E. Recloser ( Penutup Balik Otomatis / PBO )
Recloser adalah peralatan yang digunakan untuk memproteksi bila terdapat gangguan,
pada sisi hilirnya akan membuka secara otomatis dan akan melakukan penutupan balik
(reclose) sampai beberapa kali tergantung penyetelannya dan akhirnya akan membuka
secara permanen bila gangguan masih belum hilang (lock out). Penormalan recloser dapat
dilakukan baik secara manual maupun dengan sistem remote. Recloser juga berfungsi
sebagai pembatas daerah yang padam akibat gangguan permanen atau dapat melokalisir
daerah yang terganggu Recloser mempunyai 2 (dua) karateristik waktu operasi (dual
timming), yaitu operasi cepat (fast) dan operasi lambat (delay), Menurut fasanya recloser
dibedakan atas :
• Recloser 1 fasa
• Recloser 3 fasa
tengah
17
Gambar 2.20 Recloser ( Penutup Balik Otomatis / PBO )
18
digunakan untuk menaikan tegangan listrik (step up transformator), hanya digunakan pada
pusat pembangkit tenaga listrik agar tegangan yang didistribusikan pada suatu jaringan panjang
(long line) tidak mengalami penurunan tegangan (voltage drop) yang berarti; yaitu tidak
melebihi ketentuan voltage drop yang diperkenankan 5% dari tegangan semula.
19
- Seluruh peralatan berada dalam bangunan beton
- Luas gardu minimal 7 x 4 m2
- Kapasitas trafo maksimum 2 x 630 kVA
Peralatannya :
1. Satu ruang untuk pemutus beban arah masuk (incoming)
2. Satu beban untuk pemutus beban arah keluar (outgoing)
3. Satu ruang untuk pengukuran
4. satu ruang untuk transformator dan pengamannya
5. Satu ruang untuk pembangi tegangan rendah
6. Cubikel
B. Gardu Distribusi Kios/Metal
Gardu yang bangunan keseluruhannya terbuat dari plat besi dengan konstruksi seperti kios.
Ukuran gardu 3 x 4 m, Peralatannya sama dengangardu beton, berikut peralatan pada gardu
kios :
• Seluruh peralatannya teletak dalam ruangan tertutup dari metal/logam
• Ukuran gardu 3 x 4 m
.
20
sistem proteksi di bagian atas dan Papan Hubung Bagi Tegangan di bagian bawah untuk
memudahkan kerja teknis dan pemeliharaan.
21
Berikut peralatan pada gardu cantol :
• Seluruh peralatannya disanggah oleh satu tiang
• Kapasitas maksimum transformator 50 kVA
2.3.2 Komponen Gardu
Peralatannya Gardu disini dibagi menjadi dua bagian besar yaitu :
A. Komponen Utama Bagian Atas Gardu.
a. Lightning Arrester ( LA )
b. Fused Cut Out ( FCO atau CO )
c. Wiring Gardu atau Pengawatan Gardu.
d. Tiang
e. Trafo Distribusi ( 315 KVA )
f. Rangka Gardu
g. Pipa Jurusan
B. Komponen Utama Bagian Bawah Gardu :
a. Saklar Utama.
b. Rel Tembaga atau Rel Jurusan
c. NH-Fuse jurusan
d. Kabel Naik atau Kabel Jurusan ( bisa berupa NYY atau NYFGBY )
denganukuran sesuai dengan kebutuhan.
e. Kabel Turun ( Kabel penghubung dari Trafo ke PHB-TR ) dengan ukuran
disesuaikan dengan kebutuhan dan Trafo Distribusi yang terpasang
22
2.3.3 Peralatan Gardu Distribusi
A. Lightning Arrester :
Pada keadaan normal arrester berlaku sebagai isolator, bila timbul tegangan surja alat ini
bersifat sebagai konduktor yang tahanannya relatif rendah, sehingga dapat mengalirkan
arus yang tinggi ke tanah. Setelah surja hilang, arrester harus dapat dengan cepat kembali
menjadi isolasi. Arrester melindungi peralatan listrik pada sistem jaringan terhadap
tegangan lebih yangdisebabkan petir atau surja hubung.
Berfungsi sebagai alat pembuka atau penutup suatu rangkaian listrik dalam kondisi
berbeban, serta mampu membuka atau menutup saat terjadi arus gangguan (hubung
singkat) pada jaringan atau peralatan lain.
23
Gambar 2.30 Pemutus Tenaga ( Circuit Breaker)
D. NH FUSE
Berfungsi untuk mengamankan Trafo Distribusi dari arus lebih yang disebabkan
karna hubungan singkat pada jaringan tegangan rendah ( SUTR ) maupun karna
Beban lebih.
Bisa berupa NYY atau NYFGBY dengan ukuran disesuaikan dengan kebutuhan
dan Trafo Distribusi yang terpasang.
H. Dudukan Trafo
Berfungsi untuk menempatkan Trafo distribusi pada Tiang.
24
A. Tang Ampere
Clamp meter atau disebut juga dengan tang ampere merupakan alat ukur yang dipakai
untuk mengukur arus listrik pada sebuah kabel konduktor yang dialiri arus listrik dengan
memakai dua rahang penjepit atau clamp tanpa harus kontak langsung dengan terminal
listrik. Dengan memakai alat ini, maka kita tidak lagi harus mengganggu rangkaian listrik
yang akan diukur namun hanya perlu ditempatkan pada sekeliling kabel listrik yang
diukur. Biasanya, clamp meter ini hanya pada di pasaran yang memiliki fungsi sebagai
multimeter juga. Untuk itu selain memiliki dua rahang penjepit, clamp meter juga
mempunyai dua probe yang bisa digunakan untuk mengukur resistansi, tegangan AC,
tegangan DC dan juga ada beberapa model tertentu yang juga bisa digunakan untuk
mengukur frekuensi arus listrik DC kapasitas dan suhu.
25
8 – 12 volt (insulation tester dengan sistem elektronis). insulation tester dengan bateri
umumnya membangkitkan tegangan tinggi yang jauh lebih stabil dibanding insulation
tester dengan generator yang diputar dengan tangan.
Selain untuk memeriksa tahanan isolasi Generator atau Motor listrik, insulation tester
digunakan untuk mengukur tahanan isolasi dari alat² listrik atau instalasi² tenaga listrik
misalnya : kabel ,trafo , OCB, Jaring SUTM dll. Tegangan alat ukur ini umumnya tegangan
Tinggi arus searah yg besarnya berkisar 500 s/ 10.000 Volt. Tegangan insulation tester
dipilih berdasar tegangan kerja daripada sistem tegangan kerja peralatan atau instalasi yang
akan diuji
26
D. Voltage Detector 20 KV
Tespen 20kv (Voltage detector 2kv) adalah alat untuk mendeteksi adanya tegangan arus
listrik 6.000volt sampai dengan 35.000volt. panjang stick isolasi 1,5mtr (dipanjangkan).
Ditandai dengan peringatan lampu LED berkedip dan sinyal bunyi Buzzer.
27
Gambar 2.28 Telescopic Hot Stick 24 KV 12 meter
28
Gardu Distribusi agar kehandalan dan mutu listrik yang dialirkan sesuai dengan kebutuhan
konsumen atau pelanggan listrik di wilayah Kecamatan Gondang Wetan, Kabupaten Pasuruan
,Jawa Timur wilayah kerja PLN ULP Gondang Wetan.
29