LANDASAN TEORI
3.1 Relai
output apabila nilai parameter input telah mencapai nilai yang ditetapkan
menghilangkan kondisi tidak normal, dan untuk menghasilkan sinyal atau indikasi
Rentang waktu sejak gangguan muncul sampai dengan saat kontak keluaran relai
tempat pembangkit tenaga listrik (Power Plant) hingga saluran distribusi sehingga
tenaga listrik dapat disalurkan sampai pada konsumen pengguna listrik melalui
suatu bahan konduktor. Pusat pembangkit tenaga listrik biasanya letaknya jauh dari
tempat-tempat dimana tenaga listrik itu digunakan. Karena itu, tenaga listrik yang
penghubung, yaitu GI
Fungsi dari saluran transmisi yaitu menyediakan servis untuk merubah dalam
345 kV hingga 765 kV untuk Saluran tegangan Ekstra Tinggi dan 115 kV hingga
Indonesia adalah 500 kV untuk Saluran ekstra Tinggi dan 150 kV untuk saluran
Tegangan tinggi
dipendam didalam tanah. Kategori saluran seperti ini adalah favorit untuk
mengganggu keindahan kota dan juga tidak mudah terjadi gangguan akibat
kondisi cuaca atau kondisi alam Namun tetap memiliki kekurangan, antara
lain, mahal dalam instalasi dan investasi serta sulitnya menentukan titik
4. Lebih murah
keandalannya, dengan kata lain mudah terjadi gangguan dari luar, seperti
gangguan lainnya.
penting yaitu
1. Penghantar
tegangan tinggi selalu tanpa pelindung isolasi kawat Ini hanya kawat
Akan tetapi juga mempunyai kelemahan yaitu untuk besaran tahanan yang
sama, tembaga lebih berat dan lebih mahal dari alumunium. Oleh karena itu
tarik yang lebih tinggi, oleh karena itu digunakan kawat penghantar ACSR.
sebagai berikut:
Saluran transmisi dapat berupa saluran udara dan saluran bawah tanah,
namun pada umumnya berupa saluran udara Energi listrik yang disalurkan
dan jarak yang aman bagi manusia dan lingkungan sekitarnya, kawat-kawat
tinggi (SUTET yang paling banyak digunakan di jaringan PLN, karena mudah
dirakit terutama untuk permasangan didaerah pegunungan dan jauh dari jalan
Suatu menara tower listrik harus kuat terhadap beban yang bekerja,
antara lain ;
- Gaya angin akibat terpaan angin pada kawat maupun hadan tower.
3. Isolator
bagian konduktor terhadap ground Isolator disini bisanya terbuat dari bahan
porseline, tetapi bahan gelas dan bahan isolasi sintetik juga sering digunakan
pertahanan fungsi isolasi tersebut. Kondisi nya harus kuat terhadap goncangan
Jenis isolator yang sering digunakan pada saluran transmisi adalah jenis
diklasifikasikan menjadi
saluran transmisi dengan tagangan kerja relatif rendah (kurang dari 22- 33kV),
kebutuhan contoh penggunaanya yaitu jika satu piring isolator untuk isolasi
sebesar 15 kV, jika tegangan yang digunakan adalah 150 kV, maka jumlah
4. Kawat Tanah
Kawat tanah atau "ground wires" juga disebut kawat pelindung (shield wires),
terhadap sambaran petir Jadi kawat tanah itu dipasang diatas kawat fasa. Kawat
yang diakibatkan adanya gangguan teknis, gangguan alam, kesalahan operasi, dan
1. Sensitivity
Pada dasarnya suatu relay harus memiliki kepekaan yang sangat tajam dimana
2. Realtability
a. Dependability
harus tinggi.
b. Security
agar tidak salah kerja. Salah kerja adalah pengaman bekerja yang
c. Availability
9
dalam keadaan siap kerja (actually in service) dan waktu total oprasinya
Pengaman harus benar-benar dalam posisi yang baik atau tidak rusak
d. Selectivity
sekecil mungkin yaitu hanya seksi yang terganggu saja yang menjadi
SUTT/SUTET dan sebagai backup untuk seksi didepan. Distance Relay bekerja
dengan mengukur besaran impedansi (Z) transmisi dibagi menjadi beberapa daerah
cakupan yaitu Zone-1, Zone-2, Zone-3, serta dilengkapi juga dengan teleproteksi (TP)
sebagai upaya agar proteksi bekerja selalu cepat dan selektif di dalam daerah
pengamanannya.
Relai jarak mengukur tegangan pada titik relai dan arus gangguan yang terlihat
dari relai, dengan membagi besaran tegangan dan arus, maka impedansi sampai titik
Zf =Vf/If….
Vf =Tegangan (Volt)
If =Arus gangguan
• Bila harga impedansi ganguan lebih kecil dari pada impedansi seting relai
• Bila harga impedansi ganguan lebih besar dari pada impedansi seting relai
Menurut jenis gangguan pada sistem tenaga listrik, terdiri dari gangguan
hubung singkat tiga fasa, dua fasa, dua fasa ke tanah dan satu fasa ke tanah. Relai jarak
sebagai pengaman utama harus dapat mendeteksi semua jenis gangguan dan kemudian
gangguan, baik gangguan antar fasa maupun gangguan satu fasa ke tanah, dengan batas
daerah pengananan yang benar. Pada dasarnya cara pengukuran impedansi sampai ke
11
titik gangguan oleh distance relay adalah dengan cara mengukur tegangan dan arus
yang terganggu, maka tegangan dan arus dari fasa yang terganggu masuk ke relay lah
menjadi:
Untuk gangguan tiga fasa seperti gambar 3.2. Didapat bahwa untuk
pengukuran jarak sampai ke titik gangguan adalah dengan mengukur tegangan fasa
dan arus fasa yang masuk ke relay. Pada saat terjadi gangguan tiga fasa yang simetris
maka amplitudo tegangan fasa VR, VS,VT turun dan beda fasa tetap 120 Derajat.
Impedansi yang di ukur distance relay pada saat terjadi gangguan hubung singkat tiga
Vrelay = VR………………………..()
12
Irelay = IR
ZR = VR/IR…………………………()
IR = Arus fasa
Untuk gangguan dua fasa terlihat seperti Gambar 3.3. didapat bahwa
tegangan antar fasa yang terganggu, dan selisih arus-arus yang terganggu yang
masuk ke relay. Maka pengukuran impedansi untuk hubung singkat antara fasa
V relai = VS – VT………………(3,4)
13
I relai = IS – IT………………...(3,5)
Sehingga,
ZR = ( VS – VT ) / ( IS – IT )…….(3.6)
Tegangan dan Arus Masukan Relay untuk Gangguan Hubung Singkat Dua
Fasa
terganggu
R-S VR - VS IR - IS
S-T VS - VT IS - IT
T-R VT - VR IR - IT
Dimana :
Gangguan Hubung singkat fasa ke tanah dapat dilihat pada Gambar 3.4. Untuk
mengukur impedansi pada saat hubung singkat satu fasa ke tanah, tegangan yang
dimasukkan ke relay adalah tegangan yang terganggu, sedangkan arus fasa terganggu
Misalnya terjadi gangguan hubung singkat satu fasa R ke tanah, maka pengukuran
KO-1/3((ZO-Z1)/Z1)………………..(3.7)
Z1-VR/(IR-KO.In)..............................(3.8)
Teganggan dan Arus Masukan relai untuk Gangguan Hubung Singkat Satu ke fasa
Tanah.
terganggu
R-N VR IR + KO.In
S-N VS IS + KO.In
T-N VT IT + KO.In
Impedansi urutan nol akan timbul pada gangguan tanah Adanya KO adalah
• Dengan setting jangkauan resistif cukup besar, maka distance relay dapat
Distance relay selain dapat digunakan sebagai proksi utama, dapat juga digunakan
sebagai proteksi cadangan untuk saluran transmisi yang berdekatan. Daerah kerja
distance relay pada umumnya dibagi menjadi tiga zone yang dikoordinasikan dengan
19
zone proteksi saluran transmisi pada seksi berikutnya agar tidak terjadi overlapping.
• Zone 1
1 ini yaitu dari lokasi distance relay sampai 80% panjang saluran transmisi
• Zone 2
bekerja meliputi seluruh daerah pada saluran pertama ditambah dengan 20%
daerah yang berada setelah bus depan. Dengan kata lain 100% panjang saluran
distance relay sampai 120% panjang saluran transmisi. Reaksi distance relay
ini mengalami perlambatan waktu, karena daerah ini adalah daerah cadagan
zone 1
saluran depan kedua Impedansi setting zone 2 ini yakni 100% saluran depan
ditambah 20% saluran depan kedua. Prinsip penyetelan rele pada zona 2 yakni:
Dengan
20
• Zone 3
meliputi seluruh daerah pada saluran pertama dan kedua ditambah 20%
panjang saluran ketiga. Dengan kata lain zone 3 ini bekerja mengamankan
selain zone 1, zone 2, dan zone 3, biasanya rele jarak juga memiliki
daerah (e) pembalikan arah daerah ketiga (one 3 reversed). Zone 3 reversed ini
berfungsi untuk menutupi kelemahan pada zone 3, dikarenakan zone ini mudah
Kondisi mengakibatkan nilai impedansi pada saat behan lebih mendekati nila
impedan stat gangguan sehingga rele jarak dapat bekerja. Oleh sebab itu,
dengan adanya zone 3 reversed, maka rele jarak tidak bekerja apabila terjadi
ayunan daya (power swing) Namun untuk distance relay yang sering
digunakan saat ini, come 3 reverse sudah tsäak digunakan lagi Karena prinsip
proteksi saat ini, distance relay hanya melindungi daerah yang berada di
depannya saja.
21
BAB IV
Dalam melakukan pengujian tentu diperlukan alat-alat adapun spesifikasi alat yang
digunakan sebagai berikut. Relay distance pada GI Cigereleng Bay Lagadar 2 seperti Gambar
4.1
Ratio CT = 800/5
Ratio PT = 150/0,1
Menyiapkan peralatan
b) Data loader.
c) Avo Meter
d) Tool set
f) Perlengkapan K3
g) Kabel rol.
Menyiapkan Material
a) Lap majun
b) Kuas
c) Contact Cleaner.
d) Tagging.
4.2.2 Pemasangan
3. Untuk supply DC 110 V pada relay dapat dilakukan dengan memasang test plug
MMLG 01 yang telah di jumper pada nomor 13-14 dan 15-16 disesuaikan
a. Telah dilakukan manuver dan memastikan bahwa sudah tidak ada tegangan pada
a) Pastikan SOTF dalam keadaan tidak aktif dengan mengubah kode biner pada
relay, yaitu mengubah mode setting pada menu distace scheme, lalu SOTF/TOR
c) Menghubungkan alat uji CMC 356 dengan power supply, pasang juga ground-
d) Menghubungkan wiring arus dan tegangan pada alat uji ke terminal test plug
• Hubungkan terminal voltage output pada CMC 356 ke test plug nomor
• Hubungkan terminal current output pada CMC 356 ke test plug nomor
• Hubungkan terminal Aux. DC pada CMC 356 ke test plug nomor 14 dan
16.
• Hubungkan terminal Binay analag input pada CMC 356 ke rest plug
nomor 18 dan 20
25
e) Pastikan semua telah terkoneksi dengan baik lalu nyalakan alat uji dengan
f) Buka program Test Universe Start Page V2.40 SR1 Maka akan tampil seperti
Gambar 4.6.
g) Lalu pilih Test Set Association untuk komunikasi antara alat uji omicron P356
"obtain IP address automaticaly seperti pada Gambar 4.7. lalu klik menu "associate"
h) Tunggu hingga ada perintah untuk menekan tombol "associate" pada bagian
i) Sebelum melakukan pengujian, alat uji perlu di setting agar sesuai dengan setting
pada distace relay Setting alat uji agar sesuai dengan distance relay pada menu
k) Kemudian klik menu "Test Object Parameter". Maka akan muncul seperti gambar
4.10. lalu klik file kemudian import Maka akan muncul seperti Gambar 4.11.
29
l) Lalu klik menu "PTL Folder", maka akan muncul bermagai macam merk dari relay
Pilih merk relay yang sesuai dengan relay yang akan di uji yaitu "ALSTOM
Kemudian masukan juga tipe dari relay yaitu "P442" lalu "OK".
m) Lalu akan muncul folder setting relay seperti Gambar 4.12 File PTL pada Gambar
n) Setelah itu masukan nilai dari setting distance relay pada Gambar 4.12
30
Pada setting distance relay yang paling perlu di perhatikan adalah besaran
impedansi dan waktu dari setiap zone Pada distance relay MICOM P443 pada Bay
• Z₁ = W
• Z2 = W
• Z3 = W
• tZ1 = s
• tZ2 = s
• tZ3 = s
o) langkah selanjutnya adalah mengeset kontak arus, kontak tegangan, dan kontak trip
dengan cara klik menu "Hardware Configuration Kemudial muncul menu seperti
31
Gambar 4.13.
p) Lalu atur kontak arus dan tegangan dengan klik "default". Maka akan muncul
q) Pilih kontak arus dan tegangan yang menggunakan masing-masing tiga kontak dan
satu netral. lalu atur kontak trip, dengan klik menu "Binery/ Digital Input". Kita bisa
mengatur kontak trip sesuai dengan rangkaian alat uji kemudian klik "OK"
r) Setelah setting di input, dilakukan lakukan pengujian pada menu "ceck test" dan
"search test". Ceck test adalah pengujian untuk mengetahui waktu trip pada setiap
zone. Sedangkan search test adalah pengujian untuk megetahui nilai dari impedansi
s) Pengujian dilakukan dengan memilih ganguan phasa apasaja yang akan di uji. Baik
satu persatu maupun banyak ganguan phasa sekaligus seperti pada Gambar 4.15
33
Setelah ut individu dinyatakan telah benar, maka di lakukan uji fungsi dengan langkah
a) Pastikan SOTF dalam keadaan aktif dengan mengubah kodi biner pada relay dari
d) Lalu masukan PMT secara remote panel dan koordinasikan dengan engineer yang
e) Menghubungkan alat uji CMC 356 dengan power supply, pasang juga groundnya,
f) Menghubungkan wiring arus dan tegangan pada alat uji ke terminal est plug MMLG
• Hubungkan terminal voltage output pada CMC 356 ke lest plug nomor 2.4,
• Hubungkan terminal current output pada CMC 356 ke lest plug nomor 22,
• Hubungkan terminal Aux DC pada CMC 356 ke test plug nomor 14,dan 16.
35
• Lepas terminal Binay/Analog pada CMC 356 ke test plug nomor 18 dan 20
• Jumper nomor 17-18 dan 19-20 pada test plug untuk menghubungkan
dengan PMT
g) Uji fungsi ini di lakukan setelah uji individu, maka alat uji dan sering, sudah
i) Pengujian dilakukan dengan memilih pada phasa mana gangguan akan dikerjakan
j) Lalu lihat apakah LED phasa yang mengalami gangguan, seperti trip dan alarm pada
relay menyala Lalu apakah lampu indikator pada announciator menyala. Serta
m) Lakukan pengujian kembali dengan gangguan yang sama pada fasa lain
n) Lalu lihat apakah LED phasa yang mengalami gangguan, seperti trip dan alarm pada
relay menyala. Lalu apakah lampu indikator pada announciator menyala. Serta
a) Pastikan SOTF dalam keadaan aktif dengan mengubah kode biner pada relay dari
c) Lepaskan test plug yang sebelumnya untuk pengujian dan tutup kembali test plug pada
panel proteksi.
d) Memeriksa dan membersihkan terminal kabel serta panel dengan menggunakan kain
g) Tandai daerah aman dengan daerah yang berbahaya dengan menggunakan tagging.
i) Pekerjaan selesai.