Oleh:
Listrik dihasilkan oleh pembangkit tenaga listrik. Saat ini di Indonesia ada
beberapa jenis pembangkit tenaga listrik. Dalam skala besar dan menengah, ada
pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), pembangkit listrik tenaga disel (PLTD),
pembangkit listrik tenaga air (PLTA), pembangkit listrik tenaga gas (PLTG), dan
pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP). Dalam skala lebih kecil, ada
pembangkit listrik tenaga mikrohidro dan pembangkit listrik tenaga surya. Perjalanan
listrik menuju ke titik-titik penggunaannya dimulai dengan menumpang jaringan
transmisi. Listrik harus mengalami beberapa kali perubahan tegangan (voltage) guna
menjaga efi siensi penyalurannya. Disebut saluran transmisi udara tegangan tinggi
jika tegangannya berkisar antara 70 kV sampai 150 kV.
1.2 Tujuan
TINJAUAN UMUM
Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) adalah saluran tenaga listrik yang
menggunakan kawat telanjang (bare conductor) di udara bertegangan di atas 17 kV
sampai dengan 150 kV, sesuai dengan standar dibidang ketenagalistrikan. SUTT
merupakan sistem penyalur tenaga listrik dari pembangkit tenaga listrik dalam skala
besar kegardu induk (GI) langsung ke gardu konsumen Penyaluran tenaga listrik
dengan kapasitas yang besar dan bertegangan tinggi, memang lebih banyak
digunakan dalam jaringan transmisi tenaga listrik. Apalagi kalau daya listrik yang
disalurkan mencapai ratusan megawatt dan jarak yang ditempuh mencapai puluhan
kilometer. Untuk daya yang sama, penyaluran tenaga listrik dengan tegangan tinggi
akan menurunkan angka rugi tegangan (voltage drop) listrik.
Transmisi adalah proses penyaluran energi listrik dari satu tempat ke tempat
lainnya, yang besaran tegangannya adalah Tegangan Ultra Tinggi (UHV), Tegangan
Ekstra Tinggi (EHV), Tegangan Tinggi (HV), Tegangan Menengah (MHV), dan
Tegangan Rendah (LV).
Kabel underground harus disolasi dengan baik dan terlindungi dari pergerakan
tanah, penggalian tanah, bangunan baru, dll. Sekali dipasang, seharusnya jaringan
harus bekerja tanpa perawatan sampai material isolasi rusak, biasanya lebih lama dari
50 tahun. Perhitungan untuk jaringan overhead dan underground pada dasarnya sama.
Tetapi implikasi biaya dan perawatan harus benar-benar diperhatikan. Berdasarkan
pengalaman dan beberapa aspek teknis serta ekonomis, untuk di Indonesia lebih baik
dipakai jaringan overhead (udara).
2.3.1 Konduktor
Merupakan suatu fakta bahwa arus akan lebih mudah mengalir pada
penampang yang lebih besar, dimana resistansinya lebih kecil.
Untuk keperluan transmisi dan distribusi listrik ada dua material yang umumnya
digunakan yaitu aluminium dan tembaga. Berikut perbandingan antara dua jenis
bahan konduktor tersebut.
Dalam aplikasi sistem transmisi tegangan menengah atau tinggi saat ini
banyak digunakan konduktor campuran yaitu Alluminium Conductor Steel
Reinforced (ACSR). Konduktor jenis ini dari segi biaya lebih murah, selain itu daya
tariknya lebih kuat dari pada konduktor murni aluminium. Jenis lain konduktor dari
bahan aluminium yang juga sering digunakan adalah AAAC (all aluminium alloy
conductor)dan AAC (all aluminium conductor) yang mempunyai ketahanan tarikan
dan karakterisitik bahan yang berbeda.
2.3.2 Isolator
Isolator pada sistem transmisi tenaga listrik disni berfungsi untuk penahan
bagian konduktor terhadap ground. Isolator disini bisanya terbuat dari bahan
porseline, tetapi bahan gelas dan bahan isolasi sintetik juga sering digunakan disini.
Bahan isolator harus memiiki resistansi yang tinggi untuk melindungi kebocoran arus
dan memiliki ketebalan yang secukupnya (sesuai standar) untuk mencegah
breakdown pada tekanan listrik tegangan tinggi sebagai pertahanan fungsi isolasi
tersebut. Kondisi nya harus kuat terhadap goncangan apapun dan beban konduktor.
Adapun bahan untuk pembuatan isolator salah satunya bahan porselen sebagai
berikut;
Tiang Penyangga Saluran transmisi dapat berupa saluran udara dan saluran bawah
tanah, namun pada umumnya berupa saluran udara. Energi listrik yang disalurkan
lewat saluran transmisi udara pada umumnya menggunakan kawat telanjang sehingga
mengandalkan udara sebagai media isolasi antar kawat penghantar. Dan untuk
menyanggah/merentangkan kawat penghantar dengan ketinggian dan jarak yang
aman bagi manusia dan lingkungan sekitarnya, kawat-kawat penghantar tersebut
dipasang pada suatu konstruksi bangunan yang kokoh, yang biasa disebut
menara/tower. Antar menra/tower listrik dan kawat penghantar disekat oleh isolator.
Lattice Tower dibangun dan dirancang yang terhubung dari satu profil rangka baja
(sudut) menjadi bentuk bingkai kaku dan kuat. Rangka menara ini mampu menahan
tekanan angin, penguatankabel , kondisi geografis di daerah menara tersebut
dibangun.
2.4.2 Tubular steel pole
Tubular Steel Tower adalah tiang baja berongga berbentuk sisi poligonal. Memiliki
konstruksi baja belahan berbentuk setengah atau sepertiga lingkaran bergantung pada
diameter yang kemudian melalui proses penyatuan-penyambungan dengan
pengelasan khusus. Tower jenis ini kurang efisien untukdigunakan untuk transmisi
sebab dibutuhkan keahlian dan ketelitian khusus dalam pemasangan serta lokasi
tower harus berada dekat dengan jalan karena tower ini terdiri dari bagian-bagian
yang cukup besar sehingga menyulitkan pekerjaan bila berada jauh dari jalan
2.4.3 Concrete pole
Concrate pole tower adalah tower transmisi dengan konstruksi berupa beton. Tower
jenis ini biasanya berjenis tower H dan tower I. Tower ini memiliki konfigurasi
penghantar single circuit dan double circuit. Tower ini sering digunakan pada wilayah
perkotaan karena tidak memakan tempat terlalu banyak dan juga biayanya lebih
murah dari tiang baja. Tower jenis ini biasanya digunakan untuk transmisi 30 kV –
110kV
Adapun contoh pada kontruksi tower transmisi saluran udara tegangan tinggi
salahsatunya pada tower lattice.
A. Bagian pondasi
Bagian pondasi tower biasanya konstruksi besi bertulang (stub) yang ditanam
didalam bumi, bagian stub yang muncul di permukaan tanah sekitar 0,5 –1 meter lalu
disemen serta di cat agar tidak mudah berkarat. Adapun jenis pondasi yang gunakan
berdasarkan kondisi tanah adalah normal (untuk tanah keras),Spesial (untuk tanah
lembek), Raft(untuk tanah rawa), Auger (untuk penanaman stub dengan semen),
rockdriller (untuk wilayah bebatuan).
B. Bagian Kaki Tower
Bagian kaki tower tersusun dari baja profil, biasanya pada tower lettice tipe
delta memiliki 4 jumlah kaki dengan jarak antar kaki 3 – 8 meter diluar stub. Area
diantara kaki tower ini biasanya disebut dengan halaman tower.Pada kondisi tertentu
(tanah tidak rata) perlu dilakukan penambahan atau pengurangan tinggi
kaki tower, biasanya ditandai dengan simbol +/-.
3.1 Kesimpulan
1. Bentuk dan bahan pada tiang penyangga memiliki kegunaan yang berbeda-
beda sesuai pada tempat dan kondisi dilapangan.
3.2 Saran