Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH JENIS-JENIS TIANG SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI

Oleh:

Adang Garnida 132016118


Muhammad Luthfi 132016116
Muhammad Fikri 132016099

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2019
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Listrik dihasilkan oleh pembangkit tenaga listrik. Saat ini di Indonesia ada
beberapa jenis pembangkit tenaga listrik. Dalam skala besar dan menengah, ada
pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), pembangkit listrik tenaga disel (PLTD),
pembangkit listrik tenaga air (PLTA), pembangkit listrik tenaga gas (PLTG), dan
pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP). Dalam skala lebih kecil, ada
pembangkit listrik tenaga mikrohidro dan pembangkit listrik tenaga surya. Perjalanan
listrik menuju ke titik-titik penggunaannya dimulai dengan menumpang jaringan
transmisi. Listrik harus mengalami beberapa kali perubahan tegangan (voltage) guna
menjaga efi siensi penyalurannya. Disebut saluran transmisi udara tegangan tinggi
jika tegangannya berkisar antara 70 kV sampai 150 kV.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari makalah ini sebagai berikut;

1. Mengetahui jenis-jenis dari tiang saluran udara tegangan tinggi.


2. Memahami fungsi dari tiang saluran udara tegangan tinggi.
BAB 2

TINJAUAN UMUM

2.1 Saluran Udara Tegangan Tinggi

Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) adalah saluran tenaga listrik yang
menggunakan kawat telanjang (bare conductor) di udara bertegangan di atas 17 kV
sampai dengan 150 kV, sesuai dengan standar dibidang ketenagalistrikan. SUTT
merupakan sistem penyalur tenaga listrik dari pembangkit tenaga listrik dalam skala
besar kegardu induk (GI) langsung ke gardu konsumen Penyaluran tenaga listrik
dengan kapasitas yang besar dan bertegangan tinggi, memang lebih banyak
digunakan dalam jaringan transmisi tenaga listrik. Apalagi kalau daya listrik yang
disalurkan mencapai ratusan megawatt dan jarak yang ditempuh mencapai puluhan
kilometer. Untuk daya yang sama, penyaluran tenaga listrik dengan tegangan tinggi
akan menurunkan angka rugi tegangan (voltage drop) listrik.

2.2 Saluran Transmisi

Transmisi adalah proses penyaluran energi listrik dari satu tempat ke tempat
lainnya, yang besaran tegangannya adalah Tegangan Ultra Tinggi (UHV), Tegangan
Ekstra Tinggi (EHV), Tegangan Tinggi (HV), Tegangan Menengah (MHV), dan
Tegangan Rendah (LV).

2.3 Karakteristik Saluran Transmisi

Jaringan overhead lebih banyak digunakan, karena dengan menggunakan


udara sebagai isolasi kabel, kabel lebih murah serta biaya instalasi lebih sederhana
dan mudah. Dibanyak negara berkembang kabel tanpa isolasi lebih banyak tersedia
daripada kabel underground (bawah tanah). Kabel tanpa isolasi lebih beresiko
terhadap petir dan pohon yang tumbang. Daerah sepanjang jalur kabel harus bebas
dari tumbuhan dan harus diperiksa secara periodik. Tiang listrik mungkin memiliki
usia yang terbatas dan harus diganti mungkin sekitar 15 tahun sekali. Selain itu
jaringan overhead kurang efisien daripada underground untuk ukuran konduktor yang
ditentukan, hal ini karena jarak yang lebar antara konduktor meningkatkan kerugian
induktif.

Kabel underground harus disolasi dengan baik dan terlindungi dari pergerakan
tanah, penggalian tanah, bangunan baru, dll. Sekali dipasang, seharusnya jaringan
harus bekerja tanpa perawatan sampai material isolasi rusak, biasanya lebih lama dari
50 tahun. Perhitungan untuk jaringan overhead dan underground pada dasarnya sama.
Tetapi implikasi biaya dan perawatan harus benar-benar diperhatikan. Berdasarkan
pengalaman dan beberapa aspek teknis serta ekonomis, untuk di Indonesia lebih baik
dipakai jaringan overhead (udara).

2.3.1 Konduktor

Merupakan suatu fakta bahwa arus akan lebih mudah mengalir pada
penampang yang lebih besar, dimana resistansinya lebih kecil.

Gambar 2.1 Arah aliran arus dan luas konduktor

Untuk keperluan transmisi dan distribusi listrik ada dua material yang umumnya
digunakan yaitu aluminium dan tembaga. Berikut perbandingan antara dua jenis
bahan konduktor tersebut.

Dalam aplikasi sistem transmisi tegangan menengah atau tinggi saat ini
banyak digunakan konduktor campuran yaitu Alluminium Conductor Steel
Reinforced (ACSR). Konduktor jenis ini dari segi biaya lebih murah, selain itu daya
tariknya lebih kuat dari pada konduktor murni aluminium. Jenis lain konduktor dari
bahan aluminium yang juga sering digunakan adalah AAAC (all aluminium alloy
conductor)dan AAC (all aluminium conductor) yang mempunyai ketahanan tarikan
dan karakterisitik bahan yang berbeda.

2.3.2 Isolator

Isolator pada sistem transmisi tenaga listrik disni berfungsi untuk penahan
bagian konduktor terhadap ground. Isolator disini bisanya terbuat dari bahan
porseline, tetapi bahan gelas dan bahan isolasi sintetik juga sering digunakan disini.
Bahan isolator harus memiiki resistansi yang tinggi untuk melindungi kebocoran arus
dan memiliki ketebalan yang secukupnya (sesuai standar) untuk mencegah
breakdown pada tekanan listrik tegangan tinggi sebagai pertahanan fungsi isolasi
tersebut. Kondisi nya harus kuat terhadap goncangan apapun dan beban konduktor.
Adapun bahan untuk pembuatan isolator salah satunya bahan porselen sebagai
berikut;

Gambar 2.2 Isolator berbahan porselen

2.4 Penyangga Saluran Udara Tegangan Tinggi

Tiang Penyangga Saluran transmisi dapat berupa saluran udara dan saluran bawah
tanah, namun pada umumnya berupa saluran udara. Energi listrik yang disalurkan
lewat saluran transmisi udara pada umumnya menggunakan kawat telanjang sehingga
mengandalkan udara sebagai media isolasi antar kawat penghantar. Dan untuk
menyanggah/merentangkan kawat penghantar dengan ketinggian dan jarak yang
aman bagi manusia dan lingkungan sekitarnya, kawat-kawat penghantar tersebut
dipasang pada suatu konstruksi bangunan yang kokoh, yang biasa disebut
menara/tower. Antar menra/tower listrik dan kawat penghantar disekat oleh isolator.

2.4.1 Lattice tower

Gambar 2.3 Menara lattice

Lattice Tower dibangun dan dirancang yang terhubung dari satu profil rangka baja
(sudut) menjadi bentuk bingkai kaku dan kuat. Rangka menara ini mampu menahan
tekanan angin, penguatankabel , kondisi geografis di daerah menara tersebut
dibangun.
2.4.2 Tubular steel pole

Gambar 2.4 Tower Tubular Steel Pole

Tubular Steel Tower adalah tiang baja berongga berbentuk sisi poligonal. Memiliki
konstruksi baja belahan berbentuk setengah atau sepertiga lingkaran bergantung pada
diameter yang kemudian melalui proses penyatuan-penyambungan dengan
pengelasan khusus. Tower jenis ini kurang efisien untukdigunakan untuk transmisi
sebab dibutuhkan keahlian dan ketelitian khusus dalam pemasangan serta lokasi
tower harus berada dekat dengan jalan karena tower ini terdiri dari bagian-bagian
yang cukup besar sehingga menyulitkan pekerjaan bila berada jauh dari jalan
2.4.3 Concrete pole

Gambar 2.5 Concrete pole tower

Concrate pole tower adalah tower transmisi dengan konstruksi berupa beton. Tower
jenis ini biasanya berjenis tower H dan tower I. Tower ini memiliki konfigurasi
penghantar single circuit dan double circuit. Tower ini sering digunakan pada wilayah
perkotaan karena tidak memakan tempat terlalu banyak dan juga biayanya lebih
murah dari tiang baja. Tower jenis ini biasanya digunakan untuk transmisi 30 kV –
110kV

2.4.4 Wound pole

Gambar 2.6 Wound pole tower


Wound Pole Tower adalah tower transmisi dengan konstruksi berupa Kayu. Tower
jenis ini biasanya berjenis tower H dan tower I. Tower ini memiliki konfigurasi
penghantar single circuit dan double circuit. Tower ini jarang digunakan karena daya
tahan tiang ini tidak terlalu bagus dan sangat tergantung cuaca (pelapukan). Tower
jenis ini biasanya digunakan sebagai tower sementara selama masih ada
pembangunan tower lattice.

2.5 Kontruksi Tower Transmisi

Adapun contoh pada kontruksi tower transmisi saluran udara tegangan tinggi
salahsatunya pada tower lattice.

Gambar 2.7 Kontruksi pada tower lattice

A. Bagian pondasi
Bagian pondasi tower biasanya konstruksi besi bertulang (stub) yang ditanam
didalam bumi, bagian stub yang muncul di permukaan tanah sekitar 0,5 –1 meter lalu
disemen serta di cat agar tidak mudah berkarat. Adapun jenis pondasi yang gunakan
berdasarkan kondisi tanah adalah normal (untuk tanah keras),Spesial (untuk tanah
lembek), Raft(untuk tanah rawa), Auger (untuk penanaman stub dengan semen),
rockdriller (untuk wilayah bebatuan).
B. Bagian Kaki Tower
Bagian kaki tower tersusun dari baja profil, biasanya pada tower lettice tipe
delta memiliki 4 jumlah kaki dengan jarak antar kaki 3 – 8 meter diluar stub. Area
diantara kaki tower ini biasanya disebut dengan halaman tower.Pada kondisi tertentu
(tanah tidak rata) perlu dilakukan penambahan atau pengurangan tinggi
kaki tower, biasanya ditandai dengan simbol +/-.

C. Bagian Badan Tower


Bagian badan tower merupakan kerangka utama dari tower yang tersusun atas
baja profil. Badan tower jenis delta memiliki bentuk agak lebih ramping dari bagian
pondasi. Pada badan tower biasanya terdapat plat tanda bahaya, aviation lamp (rambu
tanda penerbangan untuk pesawat yang melintas) dan ACD (Anti Climbing Device).

D. Cross arm tower


Cross arm tower merupakan tempat menggantungnya penghantar fasa yang
digunakan untuk mentransmisikan tenaga listrik. Jarak antara penghantar pada
konstrukti tipe ini biasanya 3 - 8 meter tergantung dari besar tegangan yang di
transmisikan. Jarak antar konduktor ini sangat penting untuk diperhitungkan karena
mempengaruhi besar loses akibat mutual induktansi dari penghantar saluran
transmisi. Pada cross arm ini biasanya juga terdapatberbagai komponen isolator,
arching horn, transmission line arrester, dan lain sebagainya.

E.Earth wire Peak


Earth wire peak merupakan bagian paling teratas dari suatu tower. Pada tower
jenis ini menggunakan dua buah earth wire (double earth wire). Fungsi dari earth wire
ini adalah untuk melindungi penghantar fasa dari gangguan petir. Biasanya dipasang
dalam sudut tertentu agar dapat melindungi penghantar fasa dari sambaran petir baik
dari atas ataupun samping.
BAB 3

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari makalah JENIS-JENIS TIANG SALURAN


TEGANGAN TINGGI adalah;

1. Bentuk dan bahan pada tiang penyangga memiliki kegunaan yang berbeda-
beda sesuai pada tempat dan kondisi dilapangan.

2. Saluran transmisi umumnya menggunakan tiang penyangga bentuk seperti


Lattice Tower karena lebih efisien dan kokoh.

3.2 Saran

1. Diharapkan bahwa tiang penyangga disetiap saluran berbeda-beda tergantung


penggunaan disetiap transmisi.
DAFTAR PUSTAKA

(2012, July 3). Retrieved from Elektronika Dasar: https://elektronika-


dasar.web.id/jenis-jenis-motor-listrik/
(2012,Febuary 2). Retrieved from https://telehouse-eng.com/id/product/electrical-
tower/lattice-tower
(2011,Agustus 23). Retrieved from https://dalamcangkang.blogspot.com/2018/07/
jenis-jenis-tiang-transmisi-tenaga.html
Departemen Pendidikan Nasional. (2013). Transmisi Tenaga Listrik. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai