2.1. Pengertian dan Fungsi Jaringan Tegangan Tinggi Dalam bab ini kita akan membahas mengenai jaringan tegangan tinggi, namun sebelumnya kita perlu mengetahui apa yang dimaksud dengan jaringan tegangan tinggi itu sendiri. Dalam dunia teknik tenaga listrik adalah semua jaringan tegangan yang dianggap cukup tinggi, dengan seperangkat alat yang terhubung secara kontinu yang berfungsi menyalurkan energi listrik dari pusat pembangkit menuju ke pusat beban (gardu induk). Setiap negara mempunyai standar yang berbeda mengenai kapan dikatakan suatu tegangan itu tinggi (High Voltage disingkat HV) dan kapan disebut tinggi sekali (Extra High Voltage disingkat EHV) atau ultra tinggi (Ultra High Voltage disingkat UHV). Misalnya di AS, suatu tegangan dikatakan tinggi (HV) itu mempunyai nilai tegangan 34.5 kV keatas, EHV 230-765kV dan UHV 765 keatas. Tingkat tegangan yang lebih tinggi ini berfungsi untuk memperbesar daya hantar dari saluran yang berbanding lurus dengan kuadrat tegangan, selain itu peningkatan tegangan yang tinggi ini bergantung dari besar tenaga yang harus disalurkan kepusat-pusat beban (load centers) dan jarak yang ditempuh untuk memindahkan tenaga tersebut secara ekonomis.
2.2. Komponen Utama Jaringan Transmisi 2.2.1. Penghantar (Kawat Saluran) Penghantar untuk saluran transmisi lewat udara (Atas Tanah) adalah kawat-kawat tanpa isolasi (Baring, Telanjang) yang padat (Solid), berlilit (Stranded) atau berongga (Hollow) dan terbuat dari logam biasa, logam campuran (Alloy) atau logam paduan (Composite). Untuk tiaptiap fasa penghantarnya dapat berbentuk kawat tunggal maupun kawat berkas (Bundled Conductors). Menurut jumlahnya ada berkas yang terdiri dari dua, tiga atau empat kawat. Kawat berkas dianggap ekonomis untuk tegangan EHV dan UHV.
Kawat penghantar aluminium terdiri dari berbagai jenis dengan lambang sebagai berikut : 1. AAC = All-Alluminium Conductor, yaitu kawat penghantar yang seluruhnya terbuat dari aluminium. 2. AAAC = All-Aluminium-Alloy Conductor, yaitu kawat penghantar yang seluruhnya terbuat dari campuran aluminium. 3. ACSR = Aluminium Conductor, Steel-Reinforced, yaitu kawat penghantar aluminium berinti kawat baja. 4. ACAR =. Aluminium Conductor, Alloy-Reinforced, yaitu kawat penghantar aluminium yang diperkuat dengan logam campuran.
Kawat penghantar tembaga mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan kawat penghantar aluminium karena konduktivitas dan kuat tariknya lebih tinggi. Tetapi kelemahannya ialah, untuk besar tahanan yang sama, tembaga lebih berat dari aluminium, dan juga lebih mahal. Oleh karena itu kawat penghantar aluminium telah menggantikan kedudukan tembaga. Untuk
Bahan konduktor yang dipergunakan untuk saluran energi listrik perlu memiliki sifat sifat sebagai berikut : a. konduktivitas tinggi b. kekuatan tarik mekanikal tinggi c. biaya awalnya mahal tapi pemakaiannya tahan lama d. tidak mudah patah Untuk memenuhi syarat ini biasa digunakan bahan aluminium atau tembaga. Kawat yang dipasang tidak solid melainkan terdiri atas jalinan beberapa kawat (stranded).
2.2.2 Tiang Jaringan Transmisi (Menara) Menurut fungsinya menara terdiri dari 7 macam, yaitu : 1. Dead end tower, yaitu tiang akhir yang berlokasi di dekat Gardu induk, tower ini hampir sepenuhnya menanggung gaya tarik. Tower ini digunakan : Dimana jalur transmisi benar-benar berakhir. Dimana jalur transmisi berubah melalui sudut yang besar. Pada setiap persimpangan utama, sabagai sungai besar, sebuah jalan raya penting, suatu lembah besar atau pada interval.
2.
Section tower, yaitu tiang penyekat antara sejumlah tower penyangga dengan sejumlah tower penyangga lainnya karena alasan kemudahan saat pembangunan (penarikan kawat), umumnya mempunyai sudut belokan yang kecil.
3.
Suspension tower, yaitu tower penyangga, tower ini hampir sepenuhnya menanggung gaya berat, umumnya tidak mempunyai sudut belokan. Tower ini digunakan dimana jalur transmisi terus dalam garis lurus atau berubah melalui sudut kecil.
Gambar 4. Tension tower 5. Transposision tower, yaitu tower tension yang digunakan sebagai tempat melakukan perubahan posisi kawat fasa guna memperbaiki impendansi transmisi.
Gambar 5. Transposision tower 6. Gantry tower, yaitu tower berbentuk portal digunakan pada persilangan antara dua saluran transmisi. Tiang ini dibangun di bawah saluran transmisi.
7.
Combined tower, yaitu tower yang digunakan oleh dua buah saluran transmisi yang
Komponen-komponen Menara/tower Listrik Secara umum suatu menara/tower listrik terdiri dari : - Pondasi, yaitu suatu konstruksi beton bertulang untuk mengikat kaki tower (stub) dengan bumi.
Gambar 8. Pondasi steel 500kV dead end Suralaya - Stub, bagian paling bawah dari kaki tower, dipasang bersamaan dengan pemasangan pondasi dan diikat menyatu dengan pondasi. - Leg, kaki tower yang terhubung antara stub dengan body tower. Pada tanah yang tidak rata perlu dilakukan penambahan atau pengurangan tinggi leg, sedangkan body harus tetap sama tinggi permukaannya.
- Common Body, badan tower bagian bawah yang terhubung antara leg dengan badan tower bagian atas (super structure). Kebutuhan tinggi tower dapat dilakukan dengan pengaturan tinggi common body dengan cara penambahan atau pengurangan.
- Cross arm, bagian tower yang berfungsi untuk tempat menggantungkan atau mengaitkan isolator kawat fasa serta clamp kawat petir. Pada umumnya cross arm berbentuk segitiga kecuali tower jenis tension yang mempunya sudut belokan besar berbentuk segi empat. - K frame, bagian tower yang terhubung antara common body dengan bridge maupun cross arm. K frame terdiri atas sisi kiri dan kanan yang simetri. K frame tidak dikenal di tower jenis pyramid. - K frame, bagian tower yang terhubung antara common body dengan bridge maupun cross arm. K frame terdiri atas sisi kiri dan kanan yang simetri. K frame tidak dikenal di tower jenis pyramid.
- Bridge, penghubung antara cross arm kiri dan cross arm tengah. Pada tengah-tengah bridge terdapat kawat penghantar fasa tengah. Bridge tidak dikenal di tower jenis pyramida.
- Rambu tanda bahaya, berfungsi untuk memberi peringatan bahwa instalasi SUTT/SUTET mempunyai resiko bahaya. Rambu ini bergambar petir dan tulisan AWAS BERBAHAYA TEGANGAN TINGGI. Rambu ini dipasang di kaki tower lebih kurang 5 meter diatas tanah sebanyak dua buah, dipasang disisi yang mengahadap tower nomor kecil dan sisi yang menghadap nomor besar.
2.2.3. Isolator Jaringan Transmisi Isolator SUTT / SUTET berfungsi untuk memisahkan konduktor daya dari bumi, antar fasa serta manusia dan benda-benda yang berpotensi bisa membahayakan. Jenis isolator yang digunakan pada saluran transmisi adalah jenis porselin atau gelas.
b. Fungsi isolator dari aspek mekanik Mengatur jarak dan sudut antara kawat dan kawat Menahan adanya perubahan kawat akibat perbedaan temperature dan angin.
2. Jenis-Jenis Isolator Isolator berfungsi untuk mengisolir kawat jaringan yang bertegangan dengan tiang atau menara penyangga kawat jaringan agar arus listrik tidak mengalir dari jaringan tersebut ke tanah. Isolator untuk saluran transmisi diklasifikasikan penggunaannya dan konstruksinya menjadi : 1. Isolator Pendukung, terdiri dari : a. Isolator Pin menengah. b. Isolator Post dalam. : adalah isolator tidak bersayap yang digunakan untuk pasangan : Digunakan untuk jaringan distribusi hantaran udara tegangan
c. Isolator Pin-Post : Digunakan untuk jaringan distribusi hantaran udara tegangan menengah.
2. Isolator Gantung digunakan untuk jaringan hantaran udara bertegangan menengah dan tegangan tinggi. Isolator gantung terdiri dari Isolator piring dan isolator silindris a) Jenis pasak (Pin Type Insulator). Biasanya digunakan pada tiang penyangga. b) Jenis batang panjang (Long-Rod). Digunakan untuk tiang penyangga serta area yang banyak terjadi pengotoran akibat garam dan debu. c) Jenis pos saluran (Line Post). Terbuat dari porselin yang tidak dibuat dalam ukuran-ukuran besar dibanding dengan yang lain. d) Isolator tarik
2.2.4. Kawat Tanah Kawat tanah yaitu kawat yang dipasang pada puncak tiang menara tanpa isolator sepanjang Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET), Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT), Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM).
10
11
3.1. Letak Jaringan Transmisi pada Sistem Distribusi Energi Listrik (menceritakan letak jaringan transmisi antara SY dan GI / menjelaskan posisi kedudukan JTT antara SY & GI) 3.2. Hubungan Kerja Antara Jaringan Tegangan Tinggi dengan Switchyard dan Gardu Induk 3.2.1. Hubungan Kerja Jaringan Tegangan Tinggi Dengan Switcyard Switcyard merupakan tempat penampung arus dari trafo daya, untuk menyalurkan arus tersebut kepusat-pusat beban merupakan arus dan tegangan yang mempunyai nilai yang besar, hal ini dapat kita lihat dari penampang yang digunakan pada jaringan transmisi tegangan tinggi. Andaikan switchyard mengalami gangguan maka penyaluran daya ke jaringan tegangan tinggi akan tidak optimal. Sedangkan jika yang mengalami gangguan adalah jaringan tegangan tinggi, maka selanjutnya akan mempengaruhi proses kerja dari switchyard.
3.2.2. Hubungan Kerja Jaringan Tegangan Tinggi Dengan Gardu Induk. Andaikan salah satu dari gardu induk mengalami gangguan, maka jaringan tegangan tinggi masih tetap dapat menyuplai tegangan ke beberapa gardu induk lainnya namun penyaluran daya ke gardu induk akan tidak stabil. Andaikan salah satu pider yang ada pada jaringan tegangan tinggi mengalami gangguan, maka tegangan yang diperoleh oleh gardu induk tidak maksimal.
3.3. Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan Jaringan Tegangan Tinggi Pemeliharaan peralatan listrik tegangan tinggi adalah serangkaian tindakan atau proses kegiatan untuk mempertahankan kondisi dan meyakinkan bahwa peralatan dapat berfungsi sebagaimana mestinya sehingga dapat dicegah terjadinya gangguan yang menyebabkan kerusakan. Jenisjenis pemeliharaan peralatan adalah sebagai berikut :
12
Berbagai macam pemeliharaan yang pernah terjadi di jaringan SUTT / SUTET antara lain : a. b. c. d. e. f. g. Penggantian isolator pecah Pembersihan isolator karena polusi Perbaikan kawat rantas Pembersihan kawat dari layang-layang Pengecekan member tower termasuk number & danger plate Pemeriksaan pondasi tower (leveling, retak) Pengecekan Tahanan Pentanahan
3.4. Pengaman pada Jaringan Tegangan Tinggi a. Penanggulangan dengan sistem proteksi 1. Proteksi arus lebih 2. Proteksi Jarak
13
3.5. Jenis Gangguan dan Penanggulangan pada Jaringan Tegangan Tinggi 3.5.1. Gangguan Korona
Ciri-ciri terjadinya gejala korona yaitu gejala korona dapat ditemukan pada Jaringan Tegangan Tinggi yang ditempatkan pada daerah pesisir pantai dan yang ditempatkan pada daerah industri. Diawali dengan menumpuknya kandungan-kandungan atau butiran-butiran garam pada permukaan penghantar yang semakin lama semakin menebal, kadang sampai ketebalan 1 mm. Begitu pula pada penempatan Jaringan Tegangan Tinggi pada daerah industri, dimana butiranbutiran atau limbah padat yang halus yang keluar dari cerobong industri yang datang menempel dipermukaan penghantar. Andaikan ketebalan atau serbuk, baik serbuk garam maupun serbuk industri tidak merata sepanjang penghantar lalu kemudian terjadi petir pada musim hujan maka akan kita temukan terjadinya bunga-bunga api dimasing-masing penghantar. Selanjutnya jika ketebalan serbuk garam atau serbuk limbah industri merata (sama tebalnya) sepanjang penghantar pada daerah tersebut maka sangat berpeluang terjadinya korona. Adapun cara penanggulangannya yaitu: Pengaman (tabung pelindung) yang ada di gardu induk lebih cepat terbuka dibandingkan dengan pengaman (tabung pelindung) yang ada di switchyard.
3.5.2 Gangguan Hubung Singkat Andaikan hubung singkat terjadi di sekitar gardu induk dan jaraknya maksimal 500 meter maka besaran arus atau aliran arus yang datang ke titik gangguan lebih besar yang datang dari sisi gardu induk dibandingkan yang datang dari arah switchyard sekalipun arah arus pada kondisi normal datangnya dari pembangkit.
14
3.5.3 Gangguan Sambaran Petir Andaikan sambaran petir terjadi di sekitar gardu induk dan jaraknya maksimal 500 meter maka besaran arus atau aliran arus yang datang ke titik gangguan lebih besar yang datang dari sisi gardu induk dibandingkan yang datang dari arah switchyard sekalipun arah arus pada kondisi normal datangnya dari pembangkit. Adapun penanggulangannya yaitu pengaman (arrester) yang ada di gardu induk lebih cepat terbuka dibandingkan dengan pengaman (arrester) yang ada di switchyard.
3.6 Rugi-Rugi Daya yang Terjadi pada Jaringan Tegangan Tinggi 3.6.1. Hilangnya Daya Tahanan Hilangnya daya tahan untuk saluran tiga fasa tiga kawat untuk saluran transmisi yang pendek dinyatakan oleh persamaan: P1 = 3 .I2 .R . I Hilang daya seperti dinyatakan diatas dihitung atas dasar I (Arus) pada waktu tertentu. Dari segi ekonomis, hilang tenaga tahunan atau hilang tenaga tahunan rata-rata perlu dipertimbangkan juga. Factor hilang tahunan (Annual Loss Factor) adalah perbandingan antara tenaga tahunan rata-rata dan hilang daya pada beban maksimum
3.6.2. Hilangnya Daya Korona Bila garis tengah (diameter) kawat kecil dibandingkan dengan tegangan transmisi, maka terjadilah gejala tegangan tinggi yang disebut korona. Korona menyebabkan hilang-korona yang biasanya gejala korona baru dipergunakan pada ketinggian tertentu dari permukaan laut dan bila tegangan melebihi EHV.
3.6.3. Hilangnya Daya Karena Kebocoran Isolator Ionisasi mempunyai hilang daya dielektrik dan hilang daya karena kebocoran. Hilang daya dielektrik disebabkan oleh karena kenyataan bahwa meskipun isolator atau isolasi kabel mempunyai tahanan yang besar sekali, bila mengalir arus konduksi dapat menimbulkan hilang
15
2.1
Pengertian dan Fungsi Jaringan Tegangan Menengah Pembangkit listrik adalah suatu rangkaian alat atau mesin yang merubah energi
mekanikal untuk menghasilkan energi listrik, biasanya rangkaian alat itu terdiri dari Turbin dan Generator Listrik. Fungsi dari Turbin adalah untuk memutar Rotor dari Generator Listrik, sehingga dari putaran Rotor itu dihasilkanlah energi listrik. Listrik yang dihasilkan dinaikkan dulu voltagenya menjadi 150 KV s/d 500 KV melalui Trafo Step Up, dan kemudian di Transmisikan melalui jaringan Saluran Udara Ekstra Tinggi (SUTET) ke Gardu Induk/GI, untuk diturunkan voltagenya menjadi tegangan menengah 20 KV, kemudian tegangan menengah disalurkan melalui Jaringan Tegangan Menengah (JTM), ke Trafo-trafo Distribusi. Di trafo-trafo distribusi voltagenya diturunkan dari 20 KV menjadi 220 volt. Dari Trafo-trafo distribusi disalurkan melalui Jaringan Tegangan Rendah (JTR) yang kemudian ke Pelanggan Listrik. Tenaga listrik yang dibangkitkan oleh pusat-pusat pembangkit listrik seperti; air, uap, gas, dsb. Kemudian ditransmisikan untuk disalurkan ke gardu induk dengan melalui jaringan
tegangan tinggi setelah terlebih dahulu dinaikkan tegangannya dengan menggunakan trafo penaik tegangan untuk kemudian disalurkan lagi ke gardu distribusi melalui jaringan tegangan menengah setelah tegangannya diturunkan menjadi tegangan menengah. Jadi jelaslah bahwa yang dimaksud dengan jaringan tegangan menengah adalah jaringan yang menghubungkan gardu induk dengan gardu distribusi. Di Indonesia dikenal ada beberapa jaringan tegangan menengah, yaitu; 6 KV, 12KV, 20KV,24 KV, dan 30 KV. Fungsi dari jaringan tegangan menengah adalah untuk menyalurkan daya listrik dari gardu induk ke gardu distribusi setelah terlebih dahulu tegangannya diturunkan menjadi tegangan menengah. Pada umumnya saluran distribusi adalah saluran tegangan menengah 20 kV sesuai dengan standar tegangan menengah di Indonesia. 2.2 Komponen-komponen Utama Jaringan Tegangan Menengah. 16
2.2.2 Tiang Listrik Tiang listrik adalah alat yang menunjang kelangsungan penyaluran daya listrik pada sistem saluran udara. Tiang ini jaringan tegangan menengah. terbuat dari kayu/besi beton bertulang dapat dipakai pada
17
18
awal/akhir, tiang sudut, dan tiang penegang agar kemungkinan tiang miring akibat gaya tarik kawat penghantar terhindari. - Tiang penegang adalah tiang yang dipasang pada jaringan transmisi yang lurus.
2.2.2.2 Jenis tiang listrik berdasarkan bahannya - Tiang baja Tiang baja adalah tiang yang terbuat dari baja dan memiliki satu pondasi untuk semua bagian kakinya. Tiang baja terbagi menjadi tiang persegi ,tiang segitiga, tiang pipa baja, dan tiang panzer. - Tiang beton bertulang Tiang beton bertulang diklasifikasikan menurut cara pembuatannya yaitu; pembuatan di pabrik atau pembuatan setempat (local). Sedangkan menurut cara menghimpunnya, tiang beton dibedakan atas tiang jenis tunggal ,tiang jenis H, tiang jenis A atau jenis gerbang kuil. - Tiang kayu Menurut survey yang dilakukan oleh lembaga masalah ketenagaan dalam tahun 1961, jenis kayu yang banyak digunakan oleh perusahaan listrik negara terutama untuk distribusi adalah kayu ulin, jati, rasamala, nani, giani, bakau. Kecuali kayu ulin yang keras, kayu-kayu lainnya diawetkan dengan berbagai cara.
2.2.3 Isolator Kawat penghantar pada saluran udara diletakkan di atas penopang sebuah isolator. Peletakan isolator harus diperhatikan jarak konduktor dengan tumpuan karena mempengaruhi ketahanan isolator terhadap lompatan tegangan inpuls. Isolator tumpu banyak digunakan untuk saluran udara tegangan menengah karena lebih ekonomis dari isolator gantung. Bahan untuk membuat jenis isolator bermacam-macam, beling (glass), keramik, dan lain-lain.
19
Gambar 14. isolator tarik Isolator tumpu, dimana isolator ini digunakan untuk menumpu atau menyangga kawat penghantar pada tiang penyangga.
20
2.2.4 Gardu Hubung Gardu hubung berfungsi untuk menghubungkan antara distribusi jaringan tegangan menengah yang satu dengan jaringan tegangan menengah yang lainnya dan dengan dilengkapi dengan LBS.
2.2.5. Jenis-jenis pengaman Peralatan pengaman yang dipakai pada jaringan tegangan menengah adalah sebagai berikut : 2.2.5.1. Pemutus Beban Dalam suatu jaringan listrik seringkali terjadi kerusakan yang tidak terduga, oleh karena itu diperlukan alat pemutus beban jika terjadi kerusakan disalah satu jalur transmisi kerusakan tersebut tidak mempengaruhi jalur yang lain. Peralatan-peralatan yang masuk dalam kateg
Recloser Recloser adalah alat pemutus rangkaian berupa pemutus tenaga yang mempunyai
kemampuan memutuskan arus lebih kemudian menutup kembali secara otomatis sehingga dapat terhubung dan daya listrik tersalurkan kembali. Menurut jenis jaringan, recloser dibagi atas dua jenis yaitu recloser phasa tunggal yang dipakai pada cabang atau tap saluran daya tiga phasa, recloser phasa tiga, digunakan jika pelepasan seluruh phasa tiga diinginkan pada setiap gangguan menetap.
21
Gambar 16.Recloser
Circuit Breaker (CB) Circuit Breaker adalah peralatan saklar yang mampu mengalirkan dan memutuskan aliran
listrik dalam kondisi normal maupun tidak normal dan bekerja secara otomatis. Pengaman ini didesain bukan untuk sering dipakai, tetapi mampu menyambung dan memutus arus termasuk arus lebih (over current).
Saklar Pemisah Beban (Load Break Switch) Saklar pemutus beban (LSB) digunakan untuk memutuskan dan memisahkan
jaringan dari saluran utama. Saklar pemutus beban dibedakan atas dua jenis, yaitu saklar dengan kontak di udara dan kontak di dalam minyak. Pada perkembangannya saklar pemutus udara disempurnakan menjadi saklar pemutus beban (Load Break Switch).
22
2.2.5.2. Pemisah Beban (Disconecting Switch) Pemisah beban (DS) digunakan untuk memisahkan bagian dari rangkaian tertentu dalam satu sistem dan hanya dapat diproses (dioperasikan ) pada beban nol. Untuk mencegah Disconecting Switch, maka digunakan interconecting dengan disconecting tertentu. Air Break Switch (ABS) Air Break Switch (ABS) adalah peralatan listrik yang berfungsi untuk memisahkan bagian-bagian saluran jaringan tegangan menengah (JTM) dan juga digunakan untuk menyalurkan daya. Alat pengaman ini biasanya dipasang di sekitar gardu distribusi (ujung jaringan tegangan menengah).
Gambar 18. Air Break Switch (ABS) Sekering pemisah (Fuse Cut Out)
23
Relay Relay banyak digunakan untuk melindungi jaringan distribusi tegangan menengah dari
gangguan, terutama gangguan arus lebih. Relay arus lebih, digunakan untuk menggerakkan pemutus tenaga. Relay-relay arus lebih dikenal ada dua macam yaitu: jenis sesaat (instantaneous) dan jenis kelambatan (delay kerja).
24
25
2.3.
Saluran Distribusi Primer (saluran distribusi jaringan tegangan menengah) Saluran - saluran primer pada umumnya berupa tiga fase tiga kawat. Desain dan ukuran
konduktornya ditentukan oleh besarnya turun tegangan yang diizinkan pada ujung saluran yang terjauh. Biasanya terjadi bahwa konduktor kabel yang keluar dari gardu induk berukuran lebih besar dari pada kabel atau saluran yang berada jauh di ujung. Hal ini disebabkan bahwa pada awal saluran arus listrik yang mengalir lebih besar dibanding dengan pada ujung saluran. Adapun jenis-jenis sistem distribusi primer atau distribusi jaringan tegangan menengah adalah sebagai berikut:
26
2.3.1. Sistem Radial Sistem jaringan distribusi radial merupakan tipe yang paling sederhana dan paling umum digunakan terutama untuk melayani daerah dengan kerapatan beban rendah. Jaringan ini mempunyai kendala yang rendah serta mempunyai jatuh tegangan yang sangat besar pada ujung saluran jaringan tegangan menengah tersebut.
GD LBS
Fedder 1
GI
DS
Fedder 2
GH
LBS :
2.3.2. Sistem Distribusi Loop Sistem distribusi loop adalah sistem distribusi berbentuk suatu lingkaran tertentu yaitu dari satu gardu induk disalurkan melewati daerah beban dan kembali ke gardu semula. Sistem distribusi loop ini merupakan perkembangan dari sistem radial yang pada operasinya dapat bekerja sebagai sistem radial biasa.
LBS
ABS DS
DS
GH
Gambar 24. Jaringan distribusi loop Keterangan gambar: ABS : GD GH : : Air break switch Gardu distribusi Gardu Hubung GI LBS DS : Gardu induk : Load break switch : Disconection Switch
2.3.3. Sistem Distribusi Grid/Network Pada sistem ini memungkinkan gardu distribusi di suplay dari dua atau lebih gardu induk yang saling dihubungkan seolah-olah membentuk sebuah jaring. Kelebihan dari sistem ini adalah kualitas pelayanannya maupun mutu tegangannya jauh lebih baik dari sistem radial dan loop tetapi kelemahannya membutuhkan investasi yang besar dalam penyediaannya.
28
LBS GD
ABS DS GI DS
GH
ABS : GD GH : :
GI LBS DS
2.3.4. Sistem Distribusi Spindle Sistem distribusi spindle adalah sistem radial dengan gardu hubung dengan saluran cepat (express feeder) sehingga memungkinkan gardu distribusi salah satu feeder di suplay dari ekspress feeder. Dari sistem tersebut tingkat kelangsungan pelayanan daya listrik akan lebih baik bila dibandingkan sistem radial biasa. Penggunaan jaringan ini biasanya digunakan di negaranegara maju karena lebih efisien,aman, dan tidak mengurangi tatanan kota yang biasa disebut jaringan undeground (bawah tanah).
CB
GD
DS
29
Express Feeder
GI
GH
Keterangan gambar: CB GD DS : Circuit breaker : Gardu distribusi : Disconection Switch GI GH : : Gardu induk Gardu Hubung
2.3.5. Sistem Distribusi Cluster Jaringan ini pada prinsipnya sama dengan spindle yakni underground( bawah tanah), perbedaannya adalah pada jaringan cluster terdapat gardu hubung, saluran utamanya dihubungkan ke penyulang cabang dengan menggunakan LBS.
30
GI
LBS DS
CB
Express Feeder
GD
31
GI LBS
ABS GH
FCO Out)
(Fuse
Cut
Arrester
220 kV/380 V
LVF
JTR
2.5
GARDU TRAFO TIANG 3 PHASA DENGAN TRAFO MAX 160 kVA -20 KONSTRUKSI 2 TIANG BESI
32
Gambar 2.16 Gardu trafo tiang 3 phasa dengan trafo max 160 kva -20 kv kontruksi 2 tiang besi.
33
3.2.
3.2.1. Hubung-singkat fasa ke fasa Gangguan hubung singkat ini dapat diatasi oleh CB (pemutus beban) yang ada pada gardu induk akan bekerja sebagaimana fungsinya secara otomatis dan LSB yang ada pada gardu distribusi dibuka pada saat mengatasi gangguan tersebut agar kerusakannya tidak menyebar ke tempat yang lain.
34
3.2.3. Gangguan tegangan lebih Gangguan tegangan lebih, baik tegangan lebih switching, tegangan lebih sambaran petir maupun tegangan lebih temporer, masing-masing dapat diatasi oleh pengaman yang ada pada gardu induk berdasarkan fungsinya masing-masing. Contohnya CB yang dapat mengalirkan dan memutuskan aliran listrik dalam kondisi normal maupun tidak normal. Sedangkan LSB digunakan untuk memutuskan atau memisahkan jaringan dari saluran utama.
BAB IV HUBUNGAN KERJA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH DENGAN GARDU INDUK DAN GARDU DISTRIBUSI
Sebagai mana kita ketahui bahwa jaringan tegangan menengah terletak diantara gardu induk dan gardu distribusi .pada sistem pendistribusian energi listrik dari pusat-pusat pembangkit listrik ke berbagai konsumen, peranan jaringan tegangan menengah sangat menentukan kualitas dan fleksibilitas pelayanan terhadap berbagai macam konsumen. 4.1 Hubungan Kerja Jaringan Tegangan Menengah Dengan Gardu Induk. Perlu diketahui bahwa bagaimanapun juga kinerja jaringan tegangan menengah sangat ditentukan oleh kualitas dan kemampuan suatu gardu induk yang melayaninya. Untuk itu
35
36