SISTIM TRANSMISI
Konfigurasi Sistim
a. Sistim Berturutan
Pada sistim berturutan, saluran yang keluar dari gardu primer menyalurkan tenaga listrik
kepada konsumen melalui gardu-gardu sekunder yang letaknya berturutan. Pemutus beban
dipasang pada setiap ujung bagian saluran pada setiap gardu. Sistim ini menguntungkan
bila dilihat dari segi ekonomis, karena jumlah lintasan (route) serta jumlah kabelnya kecil.
Tetapi bila sistimnya menjadi besar, maka arus yang diperbolehkan untuk setiap kabel
menjadi kecil, karena jumlah kabel sejajarnya menjadi banyak. Kecuali itu jumlah bagian
saluaran yang harus diputuskan bertambah, operasi rele tidak dapat diandalkan lagi atau
waktu berlangsungnya gangguan bertambah lama. Hal ini menunjukkan bahwa secara
keseluruhan keandalan sistim menurun. Serta, karena jumlah pemisah (switches)
bertambah, maka instalasi gardu menjadi rumit dan mahal.
Pada sistim rangkaian tertutup (loop), gardu-gardu dihubungkan satu sama lain sehingga
semuanya membentuk rangkaian yang tertutup. Sistim ini secara ekonomis
menguntungkan dan rasionil, karena gangguan terbatas pada saluran yang terganggu saja.
Bila terdapat gangguan, maka saluran ini saja yang diputuskan, sedangkan saluran yang
lain masih mendapat tenaga dari sumber lain dalam rangkaian yang tidak terganggu.
Sistim jaringan (spot network) menyerupai sistim banyak terminal. Perbedaannya adalah
pada gangguan yang terjadi. Artinya, apabila terjadi gangguan pada sesuatu saluran atau
trafo, maka pelindung jaringan (network protector) sekunder akan bekerja dan
memutuskan aliran pada saluran yang terganggu. Tetapi karena semua bagian sekunder
terhubung paralel, maka penyediaan tenaga listrik tidak akan terganggu. Sistim ini tepat
untuk penyediaan tenaga listrik pada gedung-gedung.
e. Sistim Radial
Pada sistim radial, sebuah gardu primer menyalurkan tenaga listrik secara radial melalui
gardu-gardu sekunder kepada konsumen. Semuanya terjadi secara terpisah satu sama lain.
Sistim ini sering dikombinasikan dengan sistim berturutan atau sistim banyak terminal.
Untuk penyaluran tenaga listrik di bawah tanah digunakan kabel tenaga (power cable).
Jenis kabel tenaga banyak sekali, namun demikian kabel tenaga dapat diklasifikasikan
menurut kelompok-kelompok berikut ini:
(1) Menurut kulit pelindungnya (armor), misalnya: kabel bersarung timah hitam (lead
sheated), kabel berkulit pita baja (steel-tape armored), kabel berkulit kawat baja (steel-wire
armored), kabel berkulit kawat tembaga (copper-wire armored), kabel berkulit baja tahan
karat (stainless steel armored), kabel berkulit kawat alumunium (alumunium-wire
armored), kabel bersarung guni (jute) dan kabel tahan karat.
(2) Menurut konstruksinya, misalnya: kabel ploastik dan karet (jenis BN, EV, CV), kabel
padat (jenis belt, H, SL, SA), kabel jenis datar (flat-type), kabel minyak (oil-filled), kabel
berisi gas tekanan rendah (low pressure gas filled), kabel tekan (self-contained
compression), kabel pipa (pipe-type). Jenis-jenis kabel pipa yang digunakan, misalnya:
berisi gas(gas filled),gas tekan (gas compression), dan yang berisi minyak (oil filled).
(3) Menurut penggunaannya, misalnya: kabel saluran (duct draw-in), kabel taruh (direct-
laying), kabel laut (submarine), kabel corong utama (main shaft).
Namun terkadang, dalam pemasangan kabel bawah tanah biasanya disesuaikan dengan
fungsi kabel tersebut. Kabel yang berfungsi sebagai penghantar biasanya digunakan kawat
tembaga berlilit (annealed stranded). Untuk kabel yang berfungsi sebagai pembungkus
sering digunakan timah hitam, meskipun alumunium sekarang juga disukai, bukan saja
untuk kabel udara, tetapi juga untuk kabel minyak. Kabel yang fungsinya sebagai kulit
pelindung
Penyambungan Kabel
Jenis-jenis Penyambung
Berikut ini memperlihatkan gambar-gambar berbagai jenis penyambung pada sistim
penyambungan kabel bawah tanah:
(1) Kotak akhir pasangan luar (kabel PILC 11 kV)
(2) Penyambungan akhir pasangan luar (kabel plastik tegangan rendah)
(3) Akhiran pasangan dalam
(4) Kotak penyambung langsung
(5) Penyambung T kabel tegangan rendah
Pemasangan Kabel
Dalam melakukan pemasangan kabel bawah tanah, tentunya harus diperhatikan hal-hal
yang dirasa penting agar pemasangan kabel dapat berjalan lancar, tidak terjadi hal-hal yang
tidak diinginkan, serta sesuai dengan rancangan yang kita buat. Untuk itu, kita perlu
mengetahui dan melaksanakan dengan sebaik-baiknya beberapa faktor penting pada saat
pemasangan kabel bawah tanah. Faktor-faktor penting tersebut ialah:
(1) Sebelum meletakkan kabel, kita harus memeriksa isolasi kabel dengan megger sebagai
pemeriksaan pencegahan kemungkinan adanya kerusakan.
(2) Penggulung kabel harus diputar searah dengan tanda panah yang ada padanya. Jika
tanda itu tidak ada, maka penggulung harus diputar searah dengan akhiran kabel di dalam
dan berlawanan arah dengan akhiran luar.
(3) Kabel harus diambil dari bagian puncak penggulung dengan tanjakan penyangga, jika
perlu penggulung direm guna menghindari putaran terlalu cepat.
(4) Jika perlu dipindahkan, penggulung kabel harus dipindahkan dengan roda-roda kabel.
Jika penggulung kabel digulingkan, harus dilakukan searah anak panah yang tertera di sisi
penggulung kabel.
(5) Jari-jari pemasangan harus dibuat sebesar mungkin. Jari-jari pemasangan terkecil
daianjurkan dalam IS: 1225-1967 untuk kabel beban atau kabel bertabir paduan timbal.
Untuk kabel PVC, jari-jari lengkungan terkecil harus enam kali garis tengah keseluruhan
kabel. Jika merancang parit atau selokan kabel, perlu dibuat jari-jari lengkungan terkecil
2,8 m untuk kabel tegangan tinggi dan 2 m untuk kabel sampai 1,1 kV. Untuk kabel PVC
berteras tiga 11 kV, dikehendaki jari-jari terkecil sebesar 12D. Jika mungkin, kita dapat
memakai jari-jari 25 % lebih tinggi dari angka-angka tersebut di atas.
(6) Pada cuaca yang dingin, kita harus memanasi kabel sebelum ditangani. Kabel tersebut
harus dipasang ketika suhunya dan suhu permukaan diatas 0° C (32° F) dan tidak boleh
turun sampai suhu tersebut selama 24 jam.
(7) Kita harus membuat percobaan kelembaban pada bahan penyambung sebelum
dilakukan penyambungan.
(8) Jika kabel disambungkan dengan kabel yang sudah terpasang, jajaran teras dari ujung
yang disambung harus berlawanan arah, jadi jika satu ujung searah jarum jam, maka ujung
yang lain harus berlawanan dengan arah jarum jam.
(9) Kita harus menyiapkan bahan-bahan penyambung dan perlengkapannya, misalnya:
cincin (ferrules) penghantar, patri, pita-pita isolasi dan pita pelindung, kompon isisan
pelindung, kotak-kotak penyambung dan sebagainya harus benar mutunya demikian juga
ukurannya harus dibuat oleh para ahli.
b. Pengukuran Isolasi
Kabel-kabel yang terisi gas atau minyak, serta kable pipa dan sejenisnya jarang menurun
kekuatan isolasinya. Sekalipun itu terjadi, peringatan alarm akan terdengar atau terlihat
terlebih dahulu karena adanya kebocoran gas atau minyak. Namun keadaannya tidak
demikian pada kabel yang isolasinya padat, karena mereka menyerap air sehingga kekuatan
isolasinya makin lama makin buruk. Oleh karena itu isolasinya perlu diukur secara berkala
menurut cara-cara berikut ini:
Cara komponen searah (DC)
Pada cara ini, tegangan bolak-balik (AC) diterapkan pada kabel, lalu diukur besar, arah,
serta variasi setiap jam dari komponen searah (DC) dari arus bocor dan arus pemuat yang
mengalir.
Cara korona
Melalui cara korona, tegangan bolak-balik (AC) atau searah (DC) diterapkan, lalu diukur
jumlah denyut korona sebagai fungsi dari tegangan, yang melebihi jumlah tertentu dalam
satu jam.