generator
jaringan ataupun
SUTM dantrafo juga sering dipakai untuk memeriksa tahanan isolasi pada
lain-lain.
Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum menggunakan megger adalah pastikan bahwa
skala ukur yang dipakai adalah sesuai atau lebih kecil dari alat yang di ukur. Misalnya
kita ingin mengukur tahanan isolasi dari sebuah motor listrik 380V maka gunakanlah
skala ukur megger yang lebih besar dari motor tersebut seperti 500 V. Disamping itu
pastikan juga bahwa alat yang di ukur telah bebas dari daya listrik supaya hasil
pengukurannya lebih akurat
Jenis-jenis megger :
1. Megger dengan engkol sbg pembangkit tegangan. Sumber tenaga pada
megger jenis ini berasal dari generator pembangkit tenaga listrik yang ada dalam
alat ukur ini dan untuk membangkitkannya poros megger harus diputar; dengan
alat penunjukannya jarum
2. Megger dengan sumber tenaga dari baterai dan alat penunjukkanya
berupa jarum juga
http://slide pdf.c om/re a de r/full/c a ra -me ngguna ka n-me gge r-untuk-me ngukur-ta ha na n-isola si-listr ik 1/62
Teknik Pengukuran Listrik Menggunakan Megger Untuk Mungukur Tahanan Isolasi
1. Check batere apakah dalam kondisi baik.
2. Mekanikal zero check pada kondisi megger off, jarum penunjuk harus
tepat berimpit dengan garis skala. Bila tidak tepat, atur pointer zero (10) pada
alat ukur.
3. Lakukan elektrikal zero check:
4. Pasang kabel test pada megger terminal, serta hubung singkatkan ujung
yang lain.
5. Letakkan saklar pemilih di posisi 500.
6. Letakkan saklar pemilih skala pada posisi skala 1.
7. On-kan megger, jarum akan bergerak dan harus menunjuk tepat keangka
nol, bila tidak tepat atur pointer. Bila dengan pengaturan pointer tidak berhasil
(penunjukan tidak mencapai nol) periksa / ganti batere.
8. Off-kan megger dan ulangi poin pengecekan elektrikal zero.
9. Pasang kabel test ke peralatan yang diukur .
10. Pilih tegangan ukur melalui saklar sesuai tegangan kerja alat yang diukur.
11. On-kan megger, baca tampilan pada skalanya
Bila skala 1 hasil ukur menunjuk, pindahkan ke pemilih skala 2, bila hasilnya sama
pindahkan ke skala 3, dan tunggu sampai waktu pengukuran yang ditentukan ( 0,5 – 1
menit) atau jarum penunjuk tidak bergerak lagi. Catat hasil ukur dan kalikan dengan
http://slide pdf.c om/re a de r/full/c a ra -me ngguna ka n-me gge r-untuk-me ngukur-ta ha na n-isola si-listr ik 2/62
A. Tujuan
Dengan mengetahui latar belakang dari pelaksanaan praktek sebelumnya, maka kita perlu
mengetahui tujuan praktek pengoperasian swictger, pemasangan konstruksi saluran udara
teganan menengah (SUTM) dan saluran udara tegangan rendah (SUTR) dan tujuan dari
penulisan laporan ini.
http://slide pdf.c om/re a de r/full/c a ra -me ngguna ka n-me gge r-untuk-me ngukur-ta ha na n-isola si-listr ik 3/62
http://slide pdf.c om/re a de r/full/c a ra -me ngguna ka n-me gge r-untuk-me ngukur-ta ha na n-isola si-listr ik 4/62
Gardu listrik pada dasarnya adalah rangkaian dari suatu perlengkapan hubung bagi ;
a) PHB tegangan menengah;
b) PHB tegangan rendah.
Masing-masing dilengkapi gawai-gawai kendali dengan komponen proteksinya. Jenis-jenis
gardu listrik atau gardu distribusi didesain berdasarkan maksud dan tujuan penggunaannya sesuai
dengan peraturan Pemda setempat, yaitu:
1) Gardu Distribusi konstruksi beton (Gardu Beton);
2) Gardu Distribusi konstruksi metal clad (Gardu besi);
3a) Gardu Distribusi tipe tiang portal,
3b) Distribusi tipe tiang cantol (Gardu Tiang); dan
4a) Gardu Distribusi mobil tipe kios,
4b) Gardu Distribusi mobil tipe trailer (Gardu Mobil).
Komponen-komponen gardu:
a) PHB sisi tegangan rendah;
b) PHB pemisah saklar daya);
c) PHB pengaman transformator);
d) PHB sisi tegangan rendah;
e) Pengaman tegangan rendah; f) Sistem pembumian;
g) alat-alat indikator.
Instalasi perlengkapan hubung bagi tegangan rendah berupa PHB TR atau rak TR terdiri
atas 3 bagian, yaitu : 1) Sirkit masuk + sakelar; 2) Rel pembagi; 3) Sirkit keluar + pengaman
lebur maksimum 8 sirkit Spesifikasi mengikuti kapasitas transformator distribusi yang
dipakai.Instalasi kabel daya dan kabel kontrol, yaitu KHA kabel daya antara kubikel ke
transformator minimal 125 % arus beban nominal transformator.
Pada beban konstruksi memakai kubikel TM single core Cu : 3 x 1 x 25 mm2atau
3x1x35mm2. Antara transformator dengan Rak TR memakai kabel daya
dengan KHA 125 % arus nominal. Pada beberapa instalasi memakai kabel inti tunggal
masingmasing kabel perfasa, Cu 2 x 3 x 1 x 240 mm2 + 1 x 240 mm2
http://slide pdf.c om/re a de r/full/c a ra -me ngguna ka n-me gge r-untuk-me ngukur-ta ha na n-isola si-listr ik 5/62
Pada perlengkapan hubung tegangan menengah 20 kV gardu distribusi pasangan dalam umum
terdiri atas beberapa jenis kubikel :
1. Kubikel Pemutus Beban – Load Break Switch (LBS)
2. Kubikel Pemisah – Disconnecting Switch (DS).
3. Kubikel Pengaman Transformator – Tranformator Protection (TP) dengan saklar Load Break
Switch (LBS) dan Proteksi Arus Lebih jenis pengaman lebur.
Gambar 1.1 Bagan satu Gari s Pelan ggan TM
Pilihan penggunaan LBS, TP tergantung pada kebutuhan kelengkapan gardu distribusi tersebut.
Sebagai peralatan proteksi dan switching gardu distribusi yang dicatu dari loop sistem Saluran
Kabel Tegangan Menengah (SKTM), lazimnya harus dilengkapi dengan PHB-TM dengan
susunan rangkaian sebagai berikut :
LBS – LBS – TP 1.
LBS – TP 2.
LBS – LBS – PMT – SP 3.
TP – LBS – LBS – PMT – SP 4.
Pada Gardu Pelanggan Umum, peralatan switching SKTM sistem phi (π) dilengkapi 2 LBS.
Sedang pada sistem Antena, cukup dengan 1 LBS saja.
http://slide pdf.c om/re a de r/full/c a ra -me ngguna ka n-me gge r-untuk-me ngukur-ta ha na n-isola si-listr ik 6/62
Bawah Tanah Tegangan Menengah serta kemudahan dalam hal pengoperasian atau pemeliharaan
Jaringan Dalam Keadaan Bertegangan (PDKB) pada jaringan utama.
Konstruksi jaringan Tenaga Listrik Tegangan Menengah dapat dikelompokkan menjadi 3 macam
konstruksi sebagai berikut :
1. Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM)
Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) adalah sebagai konstruksi termurah untuk
penyaluran tenaga listrik pada daya yang sama. Konstruksi ini terbanyak digunakan untuk
konsumen, ciri utama jaringan ini adalah penggunaan penghantar telanjang yang ditopang
dengan isolator pada tiang besi/beton. Penggunaan penghantar telanjang, dengan sendirinya
harus diperhatikan faktor yang terkait dengan keselamatan ketenagalistrikan seperti jarak aman
minimum yang harus dipenuhi penghantar bertegangan 20 kV tersebut antar Fase atau dengan
bangunan atau dengan tanaman atau dengan jangkauan manusia. penghantar yang digunakan
adalah penghantar berisolasi setengah AAAC-S (half insulated single core). Penggunaan
penghantar ini tidak menjamin keamanan terhadap tegangan sentuh yang dipersyaratkan akan
tetapi untuk mengurangi resiko gangguan temporer khususnya akibat sentuhan tanaman.
http://slide pdf.c om/re a de r/full/c a ra -me ngguna ka n-me gge r-untuk-me ngukur-ta ha na n-isola si-listr ik 7/62
http://slide pdf.c om/re a de r/full/c a ra -me ngguna ka n-me gge r-untuk-me ngukur-ta ha na n-isola si-listr ik 8/62
AAAC. Sebagai akibat tingginya harga tembaga dunia, saat ini belum memungkinkan
penggunaan penghantar berbahan tembaga sebagai pilihan yang baik.
Gambar 1.5 Penghantar Telanjang
a. Penghantar Berisolasi Setengah AAAC-S (half insulated single core)
Pada percabangan atau pengalokasian seksi pada jaringan SUTM untuk maksud kemudahan
operasional harus dipasang Pemutus Beban (Load Break Switch : LBS), selain LBS dapat juga
dipasangkan Fused Cut-Out (FCO).
Gambar 1.10 Peralatan H ubung (F use Cut Out)
http://slide pdf.c om/re a de r/full/c a ra -me ngguna ka n-me gge r-untuk-me ngukur-ta ha na n-isola si-listr ik 9/62
PART II : JOBSHEET
Gardu listrik pada dasarnya adalah rangkaian dari suatu perlengkapan hubung bagi ;
a) PHB tegangan menengah;
b) PHB tegangan rendah. Masing-masing dilengkapi gawai-gawai kendali dengan
komponen proteksinya.
Menurut standar, pengaturan tata-letak peralatan pada gardu beton pelanggan umum atau
pelanggan khusus adalah : PHB-TR ditempatkan pada sisi masuk sebelah kiri atau sebelah
kanan, Jarak antara PHB-TM dengan dinding sebelah kiri kanan tidak kurang dari 1 meter, Jarak
bagian belakang PHB atau badan trasformator dengan dinding gardu minimal 60 cm. Cukup
tersedia ruang untuk petugas berdiri dari depan PHB-TR minimal dari 75 cm, Ruang gardu harus
dilengkapi man-hole, Tersedia tempat untuk cadangan tambahan kubikel PHB-TM sekurang-
kurangnya 1(satu) buah. Berikut ini diberikan gambaran umum tentang tata letak gardu distribusi
:
Gambar 1.11 Peletakan L ay – out Per lengkapan gardu D istri busi B eton
Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, maka ukuran dan tataletak serta dimensi Gardu Beton
disamping mengikuti ketersediaan lahan yang ada, juga harus memenuhi ketentuan-ketentuan
sebagai berikut :
a. Tinggi bangunan minimum 3 meter.
b. PHB-TR ditempatkan pada sisi masuk sebelah kanan.
c. Jarak kiri kanan PHB-TM terhadap tembok minimum 1 meter.
d. Jarak belakang PHB-TM terhadap dinding minimal 60 cm (0,6 meter).
e. Jarak Badan Transformator terhadap dinding minimal 60 cm (0,6 meter
f. Jarak Ruang Tempat Petugas dengan bagian depan PHB minimal 0,75 meter.
http://slide pdf.c om/re a de r/full/c a ra -me ngguna ka n-me gge r-untuk-me ngukur-ta ha na n-isola si-listr ik 10/62
c. meterring
D. ohm saklar
Gambar 2.3 Ohm Saklar
http://slide pdf.c om/re a de r/full/c a ra -me ngguna ka n-me gge r-untuk-me ngukur-ta ha na n-isola si-listr ik 11/62
http://slide pdf.c om/re a de r/full/c a ra -me ngguna ka n-me gge r-untuk-me ngukur-ta ha na n-isola si-listr ik 12/62
http://slide pdf.c om/re a de r/full/c a ra -me ngguna ka n-me gge r-untuk-me ngukur-ta ha na n-isola si-listr ik 13/62
JOB SHEET 2
INSTALASI JARINGAN TEGANGAN MENENGAH
Gambar 2.4 Kontr uksi Penyambungan Kondu ktor T C dan AA C (TR7)
Gambar 1.13 Kontr uk si Guy Wi re (GW)
http://slide pdf.c om/re a de r/full/c a ra -me ngguna ka n-me gge r-untuk-me ngukur-ta ha na n-isola si-listr ik 14/62
Gambar 1.14 Kont ru ksi T ian g Penyanggga
http://slide pdf.c om/re a de r/full/c a ra -me ngguna ka n-me gge r-untuk-me ngukur-ta ha na n-isola si-listr ik 15/62
Semen
Septy bell
Tali
Obeng plus,minus
Tank
Toolset
Gergaji besi
Gergaji kayu
Bor
kikir
Ragum
Helm proyek
Kunci sop
Tank press
Sekop
Pangkul
Palu
Linngis
Kunci inggris
Kunci pas
Kunci ingrris
Meger
Multytester
Jenjeng geser
Dan lain - lain
http://slide pdf.c om/re a de r/full/c a ra -me ngguna ka n-me gge r-untuk-me ngukur-ta ha na n-isola si-listr ik 16/62
http://slide pdf.c om/re a de r/full/c a ra -me ngguna ka n-me gge r-untuk-me ngukur-ta ha na n-isola si-listr ik 17/62
JOB SHEET 3
INSTALASI JARINGAN TEGANGAN RENDAH
http://slide pdf.c om/re a de r/full/c a ra -me ngguna ka n-me gge r-untuk-me ngukur-ta ha na n-isola si-listr ik 18/62
c. Mampu memasang peralatan yang digunakan pada pemasangan guy-wire dan strut-pole sesuai
dengan gambar tata-letak yang diberikan.
d. Setelah melaksanakan pemasangan jaringan distribusi peserta mampu melaksanakan mampu
memahami : ketentuan umum, mendirikan tiang sesuai rencana, melaksanakan stringing,
memasang jaringan distribusi Tegangan rendah, memasang trafo distribusi 1 fasa dan 3 fasa.
e. Mampu menjelaskan ketentuan umum dalam pelaksanaan pemasangan jaringan distribusi.
http://slide pdf.c om/re a de r/full/c a ra -me ngguna ka n-me gge r-untuk-me ngukur-ta ha na n-isola si-listr ik 19/62
Gambar 1.16 Term in al K abel
E. Material Yang digunakan
a. Tiang
b. Semen
c. Kerikil
d. Pasir
e. Papan
b. Cangkul
c. Bor tangan
d. Kunci pas
e. Linggis
f. Kunci ring
http://slide pdf.c om/re a de r/full/c a ra -me ngguna ka n-me gge r-untuk-me ngukur-ta ha na n-isola si-listr ik 20/62
derajat. Anchor blok dan besi anker ditanam pada kedalaman 1,5 meter atau 30 cm ujung
keluaran besi anker dari permukaan tanah.
2. Memasang / Mendirikan Penopang Tiang (Tiang Tekan “Strut Pole”)
a. Melakukan pemeriksaan lokasi yang akan dikerjakan.
b. Melakukan penggalian tanah dengan lobang.
c. Mengangkat tiang dilokasi lobang galian.
d. Memasukkan tiang penopang pada lobang yang telah disediakan dan memasangnya pada tiang
utama.
e. Mengikat / mengunci ujung atas tiang penopang pada tiang utama dengan menggunakan
“Double Pole Band + Bolt & Nut M16x50”.
f. Mengikat / mengunci bagian tengah tiang penopang pada tiang utama dengan menggunakan
“Double Pole Band + Bolt & Nut M16x50”, strut tie 1200 s/d 1500 mm (tergantung jarak
kemiringan), Bolt & Nut M16x140 + 16x50.
g. Mengangkat tiang dan kendalikan titik momen dan masukkan pada lobang.Uruk dengan tanah
dan padatkan serta senter / luruskan posisi tiang.
http://slide pdf.c om/re a de r/full/c a ra -me ngguna ka n-me gge r-untuk-me ngukur-ta ha na n-isola si-listr ik 21/62
JOB SHEET 4
INSTALASI TRAFO TIANG
Tiang listrik adalah salah satu komponen utama dari jaringan listrik yang menyangga hantaran
listrik serta perlengkapannya tergantung dari keadaan lapangan.
3. Fungsi Transformator
berfungsi sebagai trafo daya merubah tegangan menengah (20 kV) menjadi tegangan rendah
(380/200) Volt.
C. Standar Kompetensi
Trafo Tiang Ketercapaian
Mampu menentukan dan memasang Trafo Tiang sesuai standar
Menyiapkan lobang/dudukan tiang yang akan dipancang/ditanam.
Mendirikan tiang dan pemadatannya, sesuai standar.
Memasang Trafo pada tiang.
Melakukan pengujiaan/Comissiong sesuai standar.
http://slide pdf.c om/re a de r/full/c a ra -me ngguna ka n-me gge r-untuk-me ngukur-ta ha na n-isola si-listr ik 22/62
http://slide pdf.c om/re a de r/full/c a ra -me ngguna ka n-me gge r-untuk-me ngukur-ta ha na n-isola si-listr ik 23/62
http://slide pdf.c om/re a de r/full/c a ra -me ngguna ka n-me gge r-untuk-me ngukur-ta ha na n-isola si-listr ik 24/62
Sabuk Pengaman
Helm
P3K
Sarung Tangan Katun
Sepatu Kerja dan lain-lain
Tiang yang direncanakan bagi penempatan transformator distribusi, pondasinya dan akurasi
vertikalnya. Persiapkan seluruh komponen utama dan kelengkapan instalasi Gardu Tiang di
lokasi. Termasuk yang harus diperhatikan adalah dimensi crossarm/dudukan dengan jarak-jarak
dan besar lubang yang dipersyaratkan.
Khusus transformator, periksa fisik transformator distribusi yang meliputi :
Packing transformator
http://slide pdf.c om/re a de r/full/c a ra -me ngguna ka n-me gge r-untuk-me ngukur-ta ha na n-isola si-listr ik 25/62
Periksa assesoris transformator, apakah sudah sesuai dengan syarat kontrak yang disepakati,
misalnya Termometer, Oil Level, Buchholz Relay, Breather (silica gel)
Periksa volume minyak pada gelas duga (oil Level) dan kebocoran pada transformator.
Periksa Name Plate serta Sertifikat Transformator, apakah telah sesuai dengan permintaan,
http://slide pdf.c om/re a de r/full/c a ra -me ngguna ka n-me gge r-untuk-me ngukur-ta ha na n-isola si-listr ik 26/62
JOB SHEET 5
INSTALASI PANEL APP
A. Tujuan Instruksional
1. Mampu membaca gambar/single_line Diagram dan instruksi manual yang diberikan.
2. Mampu memasang komponen/peralatan yang digunakan untuk panel APP [sesuai instruktion
manual].
3. Mampu memasang peralatan yang digunakan pada panel APP sesuai gambar tata-letak yang
diberikan.
4. Mampu menguji/memastikan bahwa peralatan yang sudah dipasang/diinstal tersebut layak
dioperasikan.
B. Tinjauan Pustaka
PANEL APP
Untuk mengetahui besarnya tenaga listrik yang digunakan oleh pemakai / pelanggan listrik
(untuk keperluan rumah tangga, sosial, usaha/bangunan komersial, gedung pemerintah dan
instansi), maka perlu dilakukan pengukuran dan pembatasan daya listrik.
http://slide pdf.c om/re a de r/full/c a ra -me ngguna ka n-me gge r-untuk-me ngukur-ta ha na n-isola si-listr ik 27/62
APP merupakan bagian dari pekerjaan dan tanggung jawab pengusaha ketenagalistrikan
(PT. PLN), sebagai dasar dalam pembuatan rekening listrik. Pada sambungan tenaga listrik
tegangan rendah, letak penempatan APP dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Gambar 2.9 Di agram satu gari s sambungan tenaga li str ik tegangan menengah
Keterangan:
GD : Gardu Distribusi
TR : Jaringan tegangan Rendah
SLP : Sambungan Luar Pelayanan
SMP : Sambungan Masuk Pelayanan
SLTR : Sambungan Tenaga Listrik Tegangan Rendah
APP : Alat Pengukur dan Pembatas
PHB : Papan Hubung Bagi
IP : Instalasi Pelanggan
Berikut ini adalah contoh gambar alat ukur Kwh dan KVARh.
Gambar 1.17 Kwh meter satu f asa analog dan digital
Gambar 1.18 Kwh meter tiga f asa analog dan di gital
Gambar 1.19 Kwh meter t iga f asa dan KV ARh
http://slide pdf.c om/re a de r/full/c a ra -me ngguna ka n-me gge r-untuk-me ngukur-ta ha na n-isola si-listr ik 28/62
Sesuai dengan DIN 43 856 cara penyambungan alat pengukur atau penghubung daya dinotasikan
dengan kode berupa angka 4 digit yang diikuti dengan angka 2 digit yang menunjukkan
penomoran sambungan.
Digit pertama menunjukkan macam-macam penghitung
Tabel 1.2 Standar Daya PL N
C. Standar Kompetensi
Sub kompetensi tindakan
Mampun menjelaskan bagian-bagian dan komponen pada panel APP.
Mampu menentukan dan memasang komponen pada panel APP.
http://slide pdf.c om/re a de r/full/c a ra -me ngguna ka n-me gge r-untuk-me ngukur-ta ha na n-isola si-listr ik 29/62
http://slide pdf.c om/re a de r/full/c a ra -me ngguna ka n-me gge r-untuk-me ngukur-ta ha na n-isola si-listr ik 30/62
G.4. COMMISSIONING
Sebelum peralatan dan instalasinya dioperasikan, harus dilakukan test/ pengujian baik
pengujian mekanis maupun pengujian elektrik.
H. Instruksi Manual Praktek
2.1 Mempersiapkan peralatan yang akan digunakan.
2.2 Memasang dan Penginstalasian panel APP.
2.3 Mengindentifikasi Perangkat pada panel APP.
2.4 Melakukan pengujian / commisioning pada panel APP
http://slide pdf.c om/re a de r/full/c a ra -me ngguna ka n-me gge r-untuk-me ngukur-ta ha na n-isola si-listr ik 31/62
JOB SHEET 6
INSTALASI GROUNDING
http://slide pdf.c om/re a de r/full/c a ra -me ngguna ka n-me gge r-untuk-me ngukur-ta ha na n-isola si-listr ik 32/62
http://slide pdf.c om/re a de r/full/c a ra -me ngguna ka n-me gge r-untuk-me ngukur-ta ha na n-isola si-listr ik 33/62
Tahanan Grounding selain ditimbulkan oleh tahanan kontak tersebut diatas juga ditimbulkan
oleh tahanan sambungan antara grounding dengan kawat penghubungnya. Unsur lain yang
menjadi bagian dari tahanan grounding adalah tahanan dari tanah yang ada di sekitar grounding
yang menghambat aliran muatan listrik (arus listrik) yang keluar dari grounding tersebut. Arus
listrik yang keluar dari grounding ini menghadapi bagian-bagian tanah yang berbeda tahanan
jenisnya. Untuk jenis tanah yang sama, tahanan jenisnya dipengaruhi oleh kedalamannya. Makin
dalam letaknya, umumnya makin kecil tahanan jenisnya, karena komposisinya makin padat dan
umumnya juga lebih basah. Oleh karena itu, dalam memasang batang grounding, makin dalam
pemasangannya akan makin baik hasilnya dalam arti akan didapat tahanan grounding yang
makin rendah.
Grounding / Pembumian yang baik dan benar harus bisa mempunyai nilai tahanan lebih kecil
dari 5 Ohm untuk melindungi bangunan dan dibawah 1 Ohm untuk melindungi data. Tidak
semua areal bisa mendapat nilai grounding yang baik dan benar, hal ini sangat bergantung oleh
berbagai macam aspek seperti :
1. Jumlah Kadar Air : bila air tanah dangkal / penghujan maka nilai tahanan sebaran mudah
didapatkan.
2. Jumlah Mineral/garam : kandungan mineral tanah sangat mempengaruhi tahanan karena semakin
berlogam maka listrik semakin mudah menghantarkan.
3. Tingkat Keasaman : semakin asam PH tanah maka arus listrik semakin mudah menghantarkan.
4. Isi Tekstur tanah : untuk daerah yang bertekstur pasir dan porous akan sulit untuk mendapatkan
tahanan yang baik karena untuk jenis tanah ini air dan mineral akan mudah hanyut .
Single Grounding :
Yaitu instalasi grounding dengan hanya penancapan satu buah stick arus pelepas ke tanah dengan
kedalaman tertentu ( sebaiknya 18 Meter)
Paralel Grounding :
Bila sistem single masih mendapatkan hasil yang kurang baik ( diatas 1 Ohm ) maka perlu
ditambahkan jumlah stick arus pelepas dengan minimal jarak antar stick 5 mtr dan di sambung
dengan kedaman masing-masing tetap 18 Meter, hal ini dilakukan berulang sampai
menghasilkan nilai tahanan tanah dibawah 1 Ohm
Maximal Grounding :
Bila pada daerah yang memiliki ciri :
1. kering/air tanah dalam
2. kandungan logam sedikit
3. Basa (berkapur)
4. Pasir dan Porous.
Biasanya agak sulit untuk mendapat nilai grounding diabwah 1Ohm, dan bila penggunaan 2 cara
diatas gagal maka bisa digunakan cara penggantian tanah baru untuk daerah titik grounding
tersebut
http://slide pdf.c om/re a de r/full/c a ra -me ngguna ka n-me gge r-untuk-me ngukur-ta ha na n-isola si-listr ik 34/62
http://slide pdf.c om/re a de r/full/c a ra -me ngguna ka n-me gge r-untuk-me ngukur-ta ha na n-isola si-listr ik 35/62
PART – 3
LEMBAR PENGAMATAN
1. Gardu beton step-up
Gambar 1.23 Gardu step Up
http://slide pdf.c om/re a de r/full/c a ra -me ngguna ka n-me gge r-untuk-me ngukur-ta ha na n-isola si-listr ik 36/62
Gambar 1.24 Meger
Gambar 1.25 Tang Pr es
Gambar 1.26 Pembukaan I solasi Kabel NYF GbY
Gambar 1.28 Tr ek Bass
Gambar 1.2.7 Fu se Cut Out
Gambar 1.29 F CO
http://slide pdf.c om/re a de r/full/c a ra -me ngguna ka n-me gge r-untuk-me ngukur-ta ha na n-isola si-listr ik 37/62
Gambar 1.31 TM 2
Gambar 1.31 TM 5
Gambar 1.32 Swit chger
Gambar 1.32 Safety Belt
http://slide pdf.c om/re a de r/full/c a ra -me ngguna ka n-me gge r-untuk-me ngukur-ta ha na n-isola si-listr ik 38/62
Gambar 1.2.13 H elm
Gambar 1.33 Helm
Gambar 1.2.14 Kunci -Ku nci
Gambar 1.34 Ku nci ku nci
Gambar 1.35 Panel C.O.S
B. Pembahasan
Gardu Beton Yaitu gardu distribusi yang bangunan pelindungnya terbuat dari beton (campuran
pasir, batu dan semen). Gardu beton termasuk `gardu jenis pasangan dalam, karena pada
umumnya semua peralatan peng-hubung/pemutus, pemisah dan trafo distribusi terletak di dalam
bangunan beton. Dalam mbangunannya semua peralatan tersebut di disain dan diinstalasi di
lokasi sesuai dengan ukuran bangunan gardu. Gambar 3-37 emperlihatkan sebuah gardu
distribusi konstruksi beton.
Gambar 1.36 Bagan satu gari s Gardu Beton
Ketentuan teknis komponen gardu beton, komponen tegangan menengah (contoh rujukan PHB
tegangan menengah), yaitu;
a) Tegangan perencanaan 25 kV
b) Power frekuensi withstand voltage 50 kV untuk 1 menit;
c) Impulse withstand voltage 125 kV;
d) Arus nominal 400A;
e) Arus nominal transformator 50A; f) Arus hubung singkat dalam 1 detik 12,5 kA;
g) Short circuit making current 31,5 kA. Komponen tegangan rendah (contoh rujukan PHB
tegangan rendah), yaitu;
a) Tegangan perencanaan 414 Volt(fasa-fasa);
http://slide pdf.c om/re a de r/full/c a ra -me ngguna ka n-me gge r-untuk-me ngukur-ta ha na n-isola si-listr ik 39/62
Tabel 1.3 Har ga Efektif (RMS)
A. Sambungan tenaga listrik tegangan menengah merupakan sambungan tenaga listrik dengan
tegangan pelayanan 20.000 Volt dan dengan daya di atas 197 kVA. Pembatasan beban pelanggan
dilakukan dengan cara:
a. Berdasarkan arus pengenal pengaman lebur tegangan menengah.
b. Berdasarkan sei ng relay pembatas sehingga memerlukan pemutus tenaga
http://slide pdf.c om/re a de r/full/c a ra -me ngguna ka n-me gge r-untuk-me ngukur-ta ha na n-isola si-listr ik 40/62
PENGAMATAN 2
INSTALASI JARINGAN TEGANGAN MENENGAH
B. Pembahasan
Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) adalah sebagai konstruksi termurah untuk
penyaluran tenaga listrik pada daya yang sama. Konstruksi ini terbanyak digunakan untuk
konsumen, ciri utama jaringan ini adalah penggunaan penghantar telanjang yang ditopang
dengan isolator pada tiang besi/beton. Penggunaan penghantar telanjang, dengan sendirinya
harus diperhatikan faktor yang terkait dengan keselamatan ketenagalistrikan seperti jarak aman
minimum yang harus dipenuhi penghantar bertegangan 20 kV tersebut antar Fase atau dengan
bangunan atau dengan tanaman atau dengan jangkauan manusia. penghantar yang digunakan
adalah penghantar berisolasi setengah AAAC-S (half insulated single core).
Pada kontruksi jaringan tegangan rendah atau menengah harus diperhatikan lintasan yang akan
http://slide pdf.c om/re a de r/full/c a ra -me ngguna ka n-me gge r-untuk-me ngukur-ta ha na n-isola si-listr ik 41/62
Gambar 1.37 Konstr uksi Ti ang Penyangga TM -1 SUT M
Konstruksi TM-1 ini termasuk tiang penyangga yang merupakan tiang yang dipasang pada
saluran listrik yang lurus dan hanya berfungsi sebagai penyangga kawat penghantar dimana gaya
yang ditanggung oleh tiang adalah gaya karena beban kawat.
Konstruksi TM-1D. Pada dasarnya konstruksi TM-1D sama dengan TM-1, bedanya TM-1D
digunakan untuk saluran ganda (double sircuit), dengan dua traves (cross-arm) dan enam buah
isolator jenis pin insulator. Satu taves diletakkan pada puncak tiang, sedangkan traves yang lain
diletakkan dibawahnya.
Konstruksi TM-2 ini termasuk tiang sudut, yang merupakan tiang yang dipasang pada saluran
listrik, dimana pada tiang tersebut arah penghantar membelok dan arah gaya tarikan kawat
horizontal. Konstruksi TM-2D. Konstruksi TM-2D mempunyai konstruksi sama dengan TM-2,
bedanya TM-2D digunakan untuk saluran ganda (double sirkuit), dan menggunakan double treck
schoor yang diletakkan dibawah masing-masing traves.
Konstruksi TM-3D. Konstruksi TM-3D sama dengan konstruksi TM-3, bedanya TM-3D
digunakan untuk saluran ganda (double sirkuit), empat buah traves, 12 isolator jenis suspension
insulator, dan 6 isolator jenis pin insulator.
http://slide pdf.c om/re a de r/full/c a ra -me ngguna ka n-me gge r-untuk-me ngukur-ta ha na n-isola si-listr ik 42/62
Konstruksi TM-4 ini termasuk tiang awal atau tiang akhir yang merupakan tiang yang dipasang
pada permulaan atau pada akhir penerikan kawat penghantar, dimana gaya tarikan kawat pekerja
terhadap tiang dari satu arah. Konstruksi TM-4D. Konstruksi TM-4D sama dengan konstruksi
TM-4, bedanya TM-4D mempunyai double sirkuit dengan double treck schoor.
Konstruksi TM-5D. Konstruksi TM-5D sama dengan TM-5, namun TM-5D digunakan untuk
saluran ganda (double sirkuit) dengan double treck schoor.
Konstruksi TM-6 ini termasuk tiang sudut, yang merupakan tiang yang dipasang pada saluran
listrik, dimana pada tiang tersebut arah penghantar membelok dan arah gaya tarikan kawat
horizontal.
Konstruksi TM-7 digunakan pada konstruksi pencabangan jaringan tegangan menengah dengan
sudut siku (90°). Masing-masing double traves disilang 4. Pada TM induk memakai isolator
suspension, pada TM percabangan juga memakai isolator suspension dan menggunakan isolator
jenis pin. Konstruksi ini memakai treck skoor. Konstruksi TM-7D terpasang pada konstruksi
percabangan Jaringan Tegangan Menengah (JTM) sudut siku (90°). Masing-masing satu traves
disilang 2. TM induk memakai isolator tumpu dan pada TN percabangan juga memakai isolator
tumpu. Type isolator tumpu. Dan memakai treck skoor.
http://slide pdf.c om/re a de r/full/c a ra -me ngguna ka n-me gge r-untuk-me ngukur-ta ha na n-isola si-listr ik 43/62
h. Konstruksi TM-8 (tiang tumpu)
Konstruksi TM-8 ini terpasang pada konstruksi percabangan JTM sudut siku (90°). Masing-
masing double traves disilang 4. TM induk memakai isolator tumpu dan TM percabangan
memakai isolator suspension. Type isolator yang digunakan ada dua jenis. Memakai treck skoor.
TM-8 hampir sama dengan TM-7 hanya bedanya pada isolator TM induknya. Konstruksi TM-8D
sama dengan TM-8 hanya bedanya TM-8D mempunyai double sirkuit.
Konstruksi TM-9 ini termasuk konstruksi tiang penyangga yang merupakan tiang yang dipasang
pada saluran listrik yang lurus dan hanya berfungsi sebagai penyangga kawat penghantar dimana
gaya yang ditanggung oleh tiang adalah gaya karena beban kawat.
Konstruksi TM-11 merupakan tiang akhir yang merupakan tiang yang dipasang pada permulaan
dan akhir penerikan kawat penghantar, dimana gaya tarikan kawat pekerja terhadap tiang dari
satu arah.
l. Konstruksi TM-12 (tiag tumpu).
Konstruksi TM-12 merupakan tiang penyangga lurus. Terpasang pada konstruksi tiang pada
hutan lindung. Mempunyai isolator jenis tumpu. Tidak memakai traves. Konstruksi TM-12
merupakan tiang penyangga, yaitu tiang yang dipasang pada saluran listrik yang lurus dan hanya
http://slide pdf.c om/re a de r/full/c a ra -me ngguna ka n-me gge r-untuk-me ngukur-ta ha na n-isola si-listr ik 44/62
berfungsi sebagaipenyangga kawat penghantar dimana gaya yang ditanggung oleh tiangdalah
gaya karena beban kawat.
Konstruksi TM-13. Merupakan konstruksi tiang penyangga lurus. Terpasang pada konstruksi
tiang hutan lindung. Isolator type tumpu. Tidak memakai traves. Konstruksi TM-13 merupakan
tiang penyangga, yaitu tiang yang dipasang pada saluran listrik yang lurus dan hanya berfungsi
sebagai penyangga kawat penghantar dimana gaya yang ditanggung oleh tiangadalah gaya
karena beban kawat.
Konstruksi TM-15 merupakan tiang akhir, yang merupakan tiang yang dipasang pada permulaan
dan akhir penerikan kawat penghantar, dimana gaya tarikan kawat pekerja terhadap tiang dari
satu arah.
p. Konstruksi TM-16.
Konstruksi TM-16 merupakan konstruksi tiang portal dengan double traves. Isolator yang
digunakan jenis suspension, dan jenis pin. Konstruksi TM-16 digunakan untuk jaringan yang
melalui sungai dengan treck schoor.
q. Konstruksi TM-16A.
Konstruksi TM-16.A hampir sama dengan konstruksi TM-16 hanya pada TM-16A digunakan
untuk double circuit dengan 2 pasang double traves.
Gambar 1.44 Konstru ksi Ti ang Portal (Single Arm) TM -16 SUTM
http://slide pdf.c om/re a de r/full/c a ra -me ngguna ka n-me gge r-untuk-me ngukur-ta ha na n-isola si-listr ik 45/62
Konstuksi TM-17 merupakan konstruksi tiang tarik vertikal dengan menggunakan isolator jenis
suspension dan isolator jenis pin. Konstruksi TM-17 ini digunakan untuk jaringan bersudut 120°-
180° dengan treck schoor.
s. Konstruksi TM-18 (tiang sudut)
Konstruksi TM-18 ini digunakan untuk sudut 90° yang merupakan kontruksi tiang tarik vertikal
yang menggunakan double treck schoor. Isolator yang dgunakan jenis suspension tanpa travers.
B. Sambungan tenaga listrik tegangan menengah merupakan sambungan tenaga listrik dengan
tegangan pelayanan 20.000 Volt dan dengan daya di atas 197 kVA. Pembatasan beban pelanggan
dilakukan dengan cara:
c. Berdasarkan arus pengenal pengaman lebur tegangan menengah.
d. Berdasarkan sei ng relay pembatas sehingga memerlukan pemutus tenaga
http://slide pdf.c om/re a de r/full/c a ra -me ngguna ka n-me gge r-untuk-me ngukur-ta ha na n-isola si-listr ik 46/62
3. Konstruksi pasangan dalam
Instalasi sambungan tegangan menengah ini adalah instalasi yangkeseluruhannya tertutup dalam
suatu panel metal/metal clad. Komponen utama pada instalasi ini adalah:
a. Kubikel load break switch untuk saklar masuk dan keluar
b. Kubikel trafo tegangan lengkap sekurang-kurangnya kelas 0,2
c. Kubikel sambungan pelanggan dengan kelengkapannya
d. Pemutus tenaga
e. Relai pembatas
f. Trafo arus sekurang-kurangnya kelas 0,2
g. Terminal sambungan pelanggan
h. Kubikel sambungan pelanggan (tambahan jika belum ada di bui r
i. Panel APP IP 45
j. Meter kWh Meter kVARh
k. Time switch
C. Seluruh komponen utama instalasi yaitu transformator dan peralatan switching/proteksi,
terangkai didalam bangunan sipil yang dirancang, dibangun dan difungsikan dengan
konstruksi pasangan batu dan beton (masonrywall building).
a. Pemisah – Disconnecting Switch (DS)
Berfungsi sebagai pemisah atau penghubung instalasi listrik 20 kV. Pemisah hanya dapat
dioperasikan dalam keadaan tidak berbeban.
b. Pemutus beban – Load Break Switch (LBS)
Berfungsi sebagai pemutus atau penghubung instalasi listrik 20 kV. Pemutus beban dapat
dioperasikan dalam keadaan berbeban dan terpasang pada kabel masuk atau keluar gardu
distribusi. Kubikel LBS dilengkapi dengan sakelar pembumian yang bekerja secara interlock
dengan LBS. Untuk pengoperasian jarak jauh (remote control), Remote Terminal Unit (RTU)
harus dilengkapi catu daya penggerak.
c. Pemutus Tenaga - Circuit Breaker (CB)
Berfungsi sebagai pemutus dan penghubung arus listrik dengan cepat dalam keadaan normal
maupun gangguan hubung singkat. Peralatan Pemutus Tenaga (PMT) ini sudah dilengkapi
degan rele proteksi arus lebih (Over Current Relay) dan dapat difungsikan sebagai alat pembatas
beban. Komponen utama PHB-TM tersebut diatas sudah terakit dalam kompartemen kompak
(lengkap), yang sering disebut Kubikel Pembatas Beban Pelanggan.
d. LBS - TP (Transformer Protection)
Transformator distribusi dengan daya ≤ 630 kVA pada sisi primer dilindungi pembatas arus
dengan pengaman lebur jenis HRC (High Rupturing Capacity). Peralatan kubikel proteksi
transformator, dilengkapi dengan LBS yang dipasang sebelum pengaman lebur.Untuk gardu
http://slide pdf.c om/re a de r/full/c a ra -me ngguna ka n-me gge r-untuk-me ngukur-ta ha na n-isola si-listr ik 47/62
kompak, komponen proteksi dan LBS dapat saja sudah terangkai sebagai satu kesatuan,
dan disebut Ring Main Unit (RMU).
PENGAMATAN 3
INSTALASI JARINGAN TEGANGAN RENDAH
http://slide pdf.c om/re a de r/full/c a ra -me ngguna ka n-me gge r-untuk-me ngukur-ta ha na n-isola si-listr ik 48/62
konstruksi tiang awal/akhir konstruksi tiang tumpu, konstruksi tiang sudut, konstruksi tiang
percabangan dan tiang peregang
Konstruksi TR-1 merupakan konstruksi saluran kabel udara tegangan rendah (SKUTR)
yang menggunakan suspension small angle assembly (penggantung untuk tiang sangga/tumpu).
Untuk konstruksi tiang sudut yaitu konstruksi TR2 yang digunakan dengan sudut kurang dari
45°, dengan menggunakan large angle assembly (penggantung untuk tiang belokan/sudut).
Kontruksi tiang penyangga silang terdiri atas beberapa macam bentuk yaitu kontruksi TR-
4, kontruksi TR-4A, dan konstruksi TR-4B. Pada umumnya konstruksi tiang percabangan ini
memiliki tujuan yang sama yaitu untuk instalasi jaringan tegangan rendah pada persimpangan.
Hal yang membedakanya yaitu bentuk konstruksi serta komponen yang digunakan dalam
pemasangan jaringan tegangan rendah.
Untuk konstruksi tiang peregang terdiri juga atas beberapa bagian yaitu kontruksi tiang
peregang dengan penghantar yang sama dan konstruksi tiang peregang dengan beda penampang.
C. PEMBAHASAN
Pemasangan instalasi untuk jaringan tegangan rendah terdiri atas beberapa bentuk
konstruksi, tegantung dari kebutuhan serta kondisi dari lokasi pemasangan jaringan tegangan
rendah. Untuk konstruksi tiang awal/akhir (TR-3) terdiri atas komponen beberapa komponen
yaitu Tension Bracket, Strain Clamp,Stainless Steel Strip 0,75 Meter, Stopping Buckle, Plastic
Strap, PVC 2” – 50 Cm, Link, Dead end tubes, Low Voltage Twistad Cable.
Pada konstruksi tiang tumpu (TR-1) digunakan suspension small angle assembly yang
berfungsi untuk penggantung penghantar pada tiang. Tiang sangga silang ada yang
menggabungkan dua buah TR-1, yang memiliki arah yang berbeda. Selian itu tiang silang, ada
yang konstruksinya yang mneggabungkan dua buah TR-2.
Untuk tiang sudut merupakan tiang yang dipasang pada saluran listrik, dimana pada tiang
tersebut arah penghantar membelok dan arah gaya tarikan kawat horizontal.
Konstruksi tiang TR-5 merupakan konstruksi pemasangan SKUTR pada tiang penegang.
Kabel dikaitkan pada fixed dead-end assambly. Tiang penegang/tiang tarik adalah tiang yang
dipasang pada saluran listrik yang lurus dimana gaya tarik kawat pekerja terhadap tiang dari dua
arah yang berlawanan. Konstruksi TR-5 ini selain menggunakan penghantar penampangnya
sama juga ada pemasangan konstruksi yang pemasanganya menggunakan penghantar yang beda
luas penampangnya.
http://slide pdf.c om/re a de r/full/c a ra -me ngguna ka n-me gge r-untuk-me ngukur-ta ha na n-isola si-listr ik 49/62
1. Jaringan Distribusi Tegangan Rendah adalah bagian hilir dari suatu sistem tenaga listrik. Melalui
jaringan distribusi ini disalurkan tenaga listrik kepada para pemanfaat / pelanggan listrik.
2. Konstruksi pemasangan tegangan rendah terdiri atas beberapa bentuk konstruksi yang
pemasangan dan jenis konstruksi yang akan digunanakan pada jaringan tegangan rendah tersebut
b. Saran
Dalam melakukan pemasangan instalasi jaringan tegangan rendah perhatikan lokasi
pemasangan. Lokasi dari pemasangan ini akan menentukan tipe konstruksi yang akan digunakan
dalam pemasangan konstruksi tegangan rendah. Peralatan dan pemasangan instalasi jaringan
tegangan rendah harus sesuai dengan standar yang telah ditentukan agar pemasangan jaringan
berfungsi dengan semestinya. Selain itu pemasangan jaringan harus dilakukan seefisien mungkin
baik biaya dan aktu pemasangan jaringan.
PENGAMATAN 4
INSTALASI TRAFO TIANG
http://slide pdf.c om/re a de r/full/c a ra -me ngguna ka n-me gge r-untuk-me ngukur-ta ha na n-isola si-listr ik 50/62
http://slide pdf.c om/re a de r/full/c a ra -me ngguna ka n-me gge r-untuk-me ngukur-ta ha na n-isola si-listr ik 51/62
C. PEMBAHASAN
1. lokasi pemasangan
Pemasangan trafo tiang memperhatikan unsur keselamatan dan jarak keamanan. ruang bebas
hambatan atau right of way pada Gardu Tiang adalah daerah bebas dimana gardu tersebut
berlokasi. Pada ruang bebas tersebut tidak ada penghalang yang menyebabkan komponen gardu
beserta kelengkapannya bersentuhan dengan pohon atau bangunan. Tersedia akses jalan masuk-
keluar gardu untuk keperluan kegiatan operasi dan pemeliharaan/perbaikan gardu.
Jarak aman bagian Gardu Tiang di sisi 20 kV sesuai dengan ketentuan Saluran Udara Tegangan
Menengah adalah 2,5 meter dari sisi terluar konstruksi gardu.
2. proses pemasangan
Perencanaan konstruksi Gardu Tiang lazimnya sudah harus menjadi satu kesatuan dengan
perencanaan jaringan SUTM-nya. Pastikan terlebih dahulu kebenaran peta rencana lokasi
pendirian Gardu Distribusi, detil konstruksi dan perolehan izin lokasi gardu. Bila lokasi gardu
berada di tanah sertifikat hak milik, harus diperoleh izin tertulis penggunaan tanah untuk gardu
dari pemilik tanah. Perhatikan kekuatan tiang beton/besi untuk konstruksi Gardu Tiang yang
direncanakan bagi penempatan transformator distribusi, pondasinya dan akurasi vertikalnya.
Persiapkan seluruh komponen utama dan kelengkapan instalasi Gardu Tiang di lokasi.
Termasuk yang harus diperhatikan adalah dimensi crossarm/dudukan dengan jarak-jarak dan
besar lubang yang dipersyaratkan.
Khusus transformator, periksa fisik transformator distribusi yang meliputi :
1. Packing transformator.
2. Periksa assesoris transformator, apakah sudah sesuai dengan syarat kontrak yang disepakati,
misalnya Termometer, Oil Level, Buchholz Relay, Breather (silica gel).
3. Periksa volume minyak pada gelas duga (oil Level) dan kebocoran pada transformator.
4. Periksa Name Plate serta Sertifikat Transformator, apakah telah sesuai dengan permintaan,
pemeriksaan antara lain :
Daya/ Kapasitas
Tegangan Sisi Teg. Tinggi
Tegangan Sisi Teg. Rendah
Vektor Group
Tingkat Pengaturan Tegangan
Pengujian Ketahanan Isolasi antara
sisi Tegangan Rendah (TR) dengan sisi Tegangan Menengah (TM).
sisi Tegangan Rendah (TR) dengan bodi (E).
sisi Tegangan Menengah (TM) dengan bodi (E).
http://slide pdf.c om/re a de r/full/c a ra -me ngguna ka n-me gge r-untuk-me ngukur-ta ha na n-isola si-listr ik 52/62
D. KESIMPULAN DAN SARAN
a. Kesimpulan
setelah melakukan praktek dan pengamatan diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
o
Pemasangan trafo tiang harus memperhatikan lokasi serta jarak yang aman.
o Terdapat perbedaan antara pemasangan trafo pada jaringan tegangan tinggi dan jaringan tegangan
menengah. Seperti perbedaan pemasangan titik pembumian serta instalasi kabel ke trafo tiang.
o Sebelum trafo dinyatakan layak operasi terlebih dahulu harus dilakukan pengujian agar trafo tidak
menyebabkan kerusakan pada jaringan serta kerugian finansial
b. Saran
o Dalam pemasangan trafo tiang terlebih dahulu dilakukan kelayakan lokasi.
o Memastikan pemasangan sepatu kabel dengan teliti agar tidak terjadi kerusakan.
PENGAMATAN 5
INSTALASI PANEL APP
B. PEMBAHSAN
Sebelum melakukan praktek mengenai panel APP Setiap Kelompok / Group terlebih
dahulu mempersiapkan perlatan/komponen yang akan digunakan sesuai dengan daftar material /
peralatan sesuai gambar kerja. Setelah itu mempersiapkan “Safety” dan Menggunakannya,
seperti sarung tangan, sepatu karet, helm, dan peralatan safety lainnya yang dibutuhkan agar
terhindar dari bahaya yang beresiko. Setelah itu praktikkan memastikan bahwa sistem dalam
keadaan KOSONG / BEBAS tegangan yaitu dengan memastikan bahwa keadaan toggle saklar
pada keadaan OFF. Namun sebelum mengoperasikan/melakukan pekerjaan pemasangan
peralatan/jaringan, terlebih dahulu memeriksakannya pada instruktur yang bersangkutan sampai
ada instruksi didalam pengoperasiannya. Setelah itu barulah mempraktekkan mengenai cara
Memasang dan Penginstalasian panel APP. Yaitu dengan langkah pertama melakukan /
memastikan Saklar dalam kondisi stanby (OFF) . Sebelum membuka peralatan yang sudah
terpasang pada panel praktikkan terlebih dahulu menentukan peralatan / bagian-bagian apa saja
yang terdapat pada panel APP kemudian menentukan tata-letak dan ukuran penampang kabel ;
http://slide pdf.c om/re a de r/full/c a ra -me ngguna ka n-me gge r-untuk-me ngukur-ta ha na n-isola si-listr ik 53/62
sisi input dan out-put kabel masukan agar pada saat pemasangan kembali tidak mengalami
kesulitan. Untuk membuka fuse, digunakanlah alat yang dinamakan dengan tang fuse. Setelah itu
praktikkan menentukan simbol diagram dan diagram pengawatanya, menentukan urutan fasa
dan warna kabel, Menentukan jenis kabel yang digunakan , pengawatan /penyambungan kabel
pada terminalnya sesuai urutan fasa, memasang warna isolasi skun kabel sesuai urutan fasa.
Setelah selesai memasang kembali peralatan sesuai dengan ketentuannya kemudian barulah
melakukan pengujian atau COMMISSIONING. Sebelum peralatan dan instalasinya
dioperasikan, harus dilakukan test/ pengujian baik pengujian mekanis maupun pengujian
elektrik.
Memastikan pemasangan komponen panel APP telah terpasang dengan seestinya dan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
Melakukan pengujian sebelum rangkaian dioperasikan
PENGAMATAN 8
INSTALSI GROUNDING
DOKUMENTASI
http://slide pdf.c om/re a de r/full/c a ra -me ngguna ka n-me gge r-untuk-me ngukur-ta ha na n-isola si-listr ik 54/62
Earth tester
Batang elektroda
Kabel penghubung earth tester dengan elektroda
Pemasangan elktroda dengan kabel penghubung earth tester
C. PEMBAHASAN
Sistem pentanahan atau biasa disebut sebagai grounding adalah sistem pengamanan
terhadap perangkat-perangkat yang mempergunakan listrik sebagai sumber tenaga, dari lonjakan
listrik, petir dll. Sistem pentanahan di data center menjadi salah satu unsur penting dalam data
center karena memberikan kebutuhan tenaga utama bagi data center. Standar pentanahan untuk
data center tercantum dalam beberapa dokumen antara lain : TIA-942, J-STD-607-A-2002 dan
IEEE Std 1100 (IEEE Emerald Book), IEEE Recommended Practice for Powering and
Grounding Electronic Equipment.
Tujuan Utama Sistem Pentanahan
Tujuan utama dari adanya pentanahan adalah menciptakan jalur yang low-impedance
(tahanan rendah) terhadap permukaan bumi untuk gelombang listrik dan transient voltage.
Penerangan, arus listrik, circuit switching dan electrostatic discharge adalah penyebab umum
http://slide pdf.c om/re a de r/full/c a ra -me ngguna ka n-me gge r-untuk-me ngukur-ta ha na n-isola si-listr ik 55/62
dari adanya sentakan listrik atau transient voltage. Sistem pentanahan yang efektif akan
meminimalkan efek tersebut.
Karakteristik Sistem Pentanahan yang Efektif
Karakteristik sistem pentanahan yang efektif antara lain adalah:
1. Terencana dengan baik, semua koneksi yang terdapat pada data center harus merupakan koneksi
yang sudah direncanakan sebelumnya dengan kaidah-kaidah tertentu.
2. Verifikasi secara visual dapat dilakukan.
3. Sesuai dengan ukuran, TIA-942 menyediakan guideline untuk setiap komponen pada data
center.
4. Menghindarkan gangguan yang terjadi pada arus listrik dari perangkat.
5. Semua komponen metal harus ditahan/diikat oleh sistem pentanahan, dengan tujuan untuk
meminimalkan arus listrik melalui material yang bersifat konduktif pada potensial listrik yang
sama.
o Tahan Korosi
o
Cukup Kuat
3. Jangan sebagai sumber arus galvanis.
4. Elektroda harus mempunyai kontak yang baik dengan tanah sekelilingnya.
5. Tahanan pentanahan harus baik untuk berbagai musim dalam setahun.
6. Biaya pemasangan serendah mungkin.
http://slide pdf.c om/re a de r/full/c a ra -me ngguna ka n-me gge r-untuk-me ngukur-ta ha na n-isola si-listr ik 56/62
Dari ketiga faktor tersebut diatas yang dominan pengaruhnya adalah tahanan sekeliling
elektroda atau dengan kata lain tahanan jenis tanah (ρ).
TAHANAN JENIS TANAH (ρ)
Dari rumus untuk menentukan tahanan tanah dari statu elektroda yang hemispherical R = ρ/2πr
terlihat bahwa tahanan pentanahan berbanding lurus dengan besarnya ρ. Untuk berbagai tempat
harga ρ ini tidak sama dan tergantung pada beberapa faktor :
tinggi biasanya mempunyai tahanan jenis tanah yang tinggi disebabkan garam yang terkandung
pada lapisan atas larut. Pada daerah yang demikian ini untuk memperoleh pentanahan yang
efektif yaitu dengan menanam elektroda pada kedalaman yang lebih dalam dimana larutan garam
masih terdapat.
KANDUNGAN AIR TANAH
Kandungan air tanah sangat berpengaruh terhadap perubahan tahanan jenis tanah ( ρ )
terutama kandungan air tanah sampai dengan 20%. Dalam salah satu test laboratorium untuk
http://slide pdf.c om/re a de r/full/c a ra -me ngguna ka n-me gge r-untuk-me ngukur-ta ha na n-isola si-listr ik 57/62
tanah merah penurunan kandungan air tanah dari 20% ke 10% menyebabkan tahanan jenis tanah
naik samapai 30 kali.Kenaikan kandungan air tanah diatas 20% pengaruhnya sedikit sekali.
TEMPERATUR TANAH
Temperatur bumi pada kedalaman 5 feet (= 1,5 m) biasanya stabil terhadap perubahan
temperatur permukaan. Bagi Indonesia daerah tropic perbedaan temperatur selama setahun tidak
banyak, sehingga faktor temperatur boleh dikata tidak ada pengaruhnya.
ELEKTRODA PENTANAHAN
Jenis Elektroda pentanahan
Pada dasarnya ada 3 (tiga) jenis elektroda yang digunakan pada sistem pentanahan yaitu :
1. Elektroda Batang
2. Elektroda Pelat
3. Elektroda Pita
Elektroda – elektroda ini dapat digunakan secara tunggal maupun multiple dan juga secara
gabungan dari ketiga jenis dalam suatu sistem.
ELEKTRODA BATANG
Elektroda batang terbuat dari batang atau pipa logam yang di tanam vertikal di dalam
tanah. Biasanya dibuat dari bahan tembaga, stainless steel atau galvanised steel. Perlu
diperhatikan pula dalam pemilihan bahan agar terhindar dari galvanic couple yang dapat
menyebabkan korosi.
Ukuran Elektroda :
diameter 5/8 ” - 3/4 ”
Panjang 4 feet – 8 feet
Elektroda batang ini mampu menyalurkan arus discharge petir maupun untuk pemakaian
pentanahan yang lain.
ELEKTRODA PELAT
Bentuk elektroda pelat biasanya empat perseguí atau empat persegi panjang yang tebuat
dari tembaga, timah atau pelat baja yang ditanam didalam tanah. Cara penanaman biasanya
secara vertical, sebab dengan menanam secara horizontal hasilnya tidak berbeda jauh dengan
vertical. Penanaman secara vertical adalah lebih praktis dan ekonomis.
ELEKTRODA PITA
Elektroda pita jenis ini terbuat dari bahan metal berbentuk pita atau juga kawat BCC yang
di tanam di dalam tanah secara horizontal sedalam ± 2 feet. Elektroda pita ini bisa dipasang pada
struktur tanah yang mempunyai tahanan jenis rendah pada permukaan dan pada daerah yang
tidak mengalami kekeringan.
Hal ini cocok untuk daerah – daerah pegunungan dimana harga tahanan jenis tanah makin
tinggi dengan kedalaman.
PENGKONDISIAN TANAH
Bagi daerah – daerah yang mempunyai struktur tanah dengan tahanan jenis tanah yang
tinggi untuk memperoleh tahanan pentanahan yang diinginkan seringkali sukar diperoleh. Ada
http://slide pdf.c om/re a de r/full/c a ra -me ngguna ka n-me gge r-untuk-me ngukur-ta ha na n-isola si-listr ik 58/62
tiga cara untuk mengkondisikan tanah agar pada lokasi elektroda ditanam tahanan jenis tanah
menjadi rendah, yaitu :
1. Dengan membuat lubang penanaman elektroda yang lebar dan dimasukkan mengelilingi
elektroda tersebut bahan – bahan seperti tanah liat atau cokas.
2. Mengelilingi elektroda pada statu jarak tertentu diberi zat-zat nimia yang mana akan
memperkecil tahanan jenis tanah di sekitarnya. Zat-zat nimia yang biasa di pakai adalah sodium
chloride, calsium chloride, magnesium sulfat, dan coper sulfat.
3. Dengan Bentonite.Bubuk bentonita bersifat mengabsorb air, karena itu dengan mencampur
bubuk bentonite, garam dapur dan air maka campuran bentonite tersebut dapat menghasilkan
tahanan jenis tanah yang rendah. Dengan menanamkan campuran bentonite tersebut disekeliling
elektroda maka tahanan pentanahandapat diperkecil 1/10 – 1/15 kali.Komposisi campuran
bentonite menurut perbandingan :Bentonite : garam dapur : air = 1 : 0,2 : 2
Jenis jenis Elektroda
1. Elektroda Pembanding
Di dalam beberapa penggunaan analisis elektrokimia, diperlukan suatu elektrode pembanding
(refference electrode) yang memiliki syarat harga potensial setengah sel yang diketahui, konstan,
dan sama sekali tidak peka terhadap komposisi larutan yang sedang selidiki..
Pasangan electrode pembanding adalah elektrode indikator (disebut juga working electrode)
yang potensialnya bergantung pada konsentrasi zat yang sedang diselidiki.
Syaratnya adalah:
Mematuhi persamaan Nerst bersifat reversible
Memiliki potensial elektroda yang konstan oleh waktu
Segera kembali keharga potensial semula apabila dialiri arus yang kecil
Hanya memiliki efek hysterisis yang kecil jika diberi suatu siklus suhu
Merupakan elektroda yang bersifat nonpolarisasi secara ideal
2. Elektroda Indikator
a. Pengertian Elektroda indikator
Elektroda indikator (elektroda kerja) adalah suatu elektroda yang potensial elektrodanya
bergantung terhadap konsentrasi (aktivitas) analit yang diukur(vogel:).
b. Jenis-jenis elektroda indicator
i. Elektroda indikator logam
Elektroda jenis pertama
Elektroda logam yang potensialnya merupakan fungsi dari konsentrasi Mn+ dalam Mn+|M
reaksi setengah redoks. Elektroda jenis pertama merupakan elektroda logam murni yang
memepertukarkan kationnya langsung dengan logamnya.Elektroda jenis pertama tidak banyak
digunakan karena sangat tidak selektif dan merespon kation lainnya yang mudah tereduksi.
Kelemahan dari elektroda ini tidak terlalu selektif, kadang bereaksi dengan katon lain yg lebih
mudah tereduksi, elektroda logam dangat mudah teroksidasi
Elektroda jenis ke-2
http://slide pdf.c om/re a de r/full/c a ra -me ngguna ka n-me gge r-untuk-me ngukur-ta ha na n-isola si-listr ik 59/62
Elektroda logam yang potensialnya merupakan fungsi dari konsentrasi X dalam MXn|M reaksi
setengah redoks. Logam tidak hanya merespon kationnya tetapi juga merespon anion yang
membentuk endapan sedikit larut dan kompleks stabil dengan kationnya. Elektroda jenis ini
memiliki ion-ion yang tidak bertukar elektron langsung dengan elektrodanya. Sebagai gantinya,
Elektroda jenis ini menggunakan cairan yang tidak bercampur dengan air sebagai membrannya.
Elektroda membran cairan menghasilkan potensial dari kedua larutan yang mengandung analit
dan liquid-ion exchanger. Cairan tersebut akan mengikat dengan selektif ion yang akan
ditetapkan. Sebagai contoh elektroda ion kalsium yang menggunakan suatu penukar kation yang
mengandung asam fosfat.
ISFETS
http://slide pdf.c om/re a de r/full/c a ra -me ngguna ka n-me gge r-untuk-me ngukur-ta ha na n-isola si-listr ik 60/62
ISFET adalah ion-sensitif field effect transistor yangdigunakan untuk mengukur konsentrasi ion
dalam larutan, ketika konsentrasi ion (seperti H +, lihat skala pH) mengalami perubahan, arus
melalui transistor akan berubah sesuai. Di sini, solusinya digunakan sebagai elektroda gerbang.
Sebuah tegangan antara substrat dan permukaan oksida muncul akibat selubung ion.
Elktroda enzim
Sebuah elektroda yang merespon konsentrasi substrat dengan mereaksikan substrat dengan
enzim yang statis, menghasilkan ion yang dapat dipantau dengan ion-selektif elektroda.
iii. Gas sensing probe
Gas sensing probe adalah sel galvani yang potensialnya tergantung kepada konsentrasi gas dalam
larutan.
c. Pemilihan elektroda indikator
Elektroda indikator harus memenuhi beberapa syarat antara lain harus memenuhi tingkat
kesensitivan yang terhadap konsentrasi analit. Tanggapannya terhadap keaktifan teroksidasi dan
tereduksi harus sedekat mungkin dengan yang diramalkan dengan persamaan Nernst. Sehingga
adanya perbedaan yang kecil dari konsentrasi analit, akan memberikan perbedaan
tegangan(skoog).
D. KESIMPULAN
1. Pentanahan tergantung kepada jenis tanah dan jenis alat yang akan di bumikan
2. Pentanahan yang baik adalah dengan menggunakan kawat tembaga murni agar tidak terjadi arus
eksi tasi.
3. Penggunaan elektroda harus sesuai dengan alat dan cara merangkai peralatan untuk memperkuat
pembumiannya.
SARAN
1. Melakukan kombinasi komponen elektroda untuk memperkuat pembumian secara
paralel,lingkaran.Biasanya ini digunakan untuk pembumian trafo.
2. Besar arus lebih yang melalui elektroda harus di seimbang dengan tahanan elektroda
sendiri.
http://slide pdf.c om/re a de r/full/c a ra -me ngguna ka n-me gge r-untuk-me ngukur-ta ha na n-isola si-listr ik 61/62
http://slide pdf.c om/re a de r/full/c a ra -me ngguna ka n-me gge r-untuk-me ngukur-ta ha na n-isola si-listr ik 62/62