Disusun Oleh
Derizka Ayu Rahmaati
i
DAFTAR ISI
PRAKATA
ii
RUMUSAN KD DAN IPK
iii
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1:
A. Deskripsi
Pada kegiatan belajar ini peserta didik diberikan materi pengantar alat
ukur elektrik sehingga menjadi dasar peserta didik dalam melakukan atau
menggunakan alat ukur elektrik.
B. Tujuan Pembelajaran
Setelah berdiskusi dan menggali informasi peserta didik diharapkan dapat:
1. Menentukan fungsi dan penempatan penggunaan alat ukur elektrik
sesuai dengan SOP secara seksama dengan menghargai pendapat pihak
lain
2. Menggunakan alat ukur yang sesuai SOP (Standar Operasional
Prosedur) secara seksama dan menghargai pendapat pihak lain.
C. Uraian Materi
1. Multitester
Multimeter adalah alat pengukur listrik yang sering dikenal
sebagai VOM (Volt-Ohm meter) yang dapat mengukur tegangan
(voltmeter), hambatan (ohm-meter), maupun arus (amperemeter). Ada
dua kategori multimeter yaitu multimeter digital atau DMM (digitalmulti-
meter) (untuk yang baru dan lebih akurat hasil pengukurannya),
dan multimeteranalog. Masing-masing kategori dapat mengukur
listrik AC, maupun listrik DC. Sebuah multimeter merupakan perangkat
genggam yang berguna untuk menemukan kesalahan dan pekerjaan
lapangan, maupun perangkat yang dapat mengukur dengan derajat
ketepatan yang sangat tinggi
1
a. Multimeter Analog
2
Saklar Jangkauan Ukur : digunakan untuk menentukan posisi
kerja Multimeter, dan batas ukur (range). Jika digunakan untuk
mengukur nilai satuan tahanan (dalam W), saklar ditempatkan pada
posisi W, demikian juga jika digunakan untuk mengukur tegangan
(ACV-DCV), dan kuat arus (mA-mA). Satu hal yang perlu diingat,
dalam mengukur tegangan listrik, posisi saklar harus berada pada
batas ukur yang lebih tinggi dari tegangan yang akan diukur. Misal,
tegangan yang akan diukur 220 ACV, saklar harus berada pada posisi
batas ukur 250 ACV. Demikian juga jika hendak mengukur DCV.
3
Gunakan skala yg tepat untuk pengukuran, misal baterai 3,6 Volt
gunakan skala pada 20 V. Maka hasilnya akan akurat misal terbaca
3,76 Volt.
Jika menggunakan skala 2Volt akan muncul angka 1 (pertanda
overload/melebihi skala)
Jika menggunakan skala 200 V akan terbaca hasilnya namun tidak
akurat misal terbaca : 3,6 V atau 3,7 V saja (1 digit dibelakang koma)
Jika menggunakan 750 V bisa saja terbaca namun hasilnya akan
terbaca 3 atau 4 volt (Dibulatkan langsung tanpa koma)
Jika kabel terbalik maka hasilnya akan tetap muncul, namun tanda
negatif di depan hasilnya. Beda dengan Multimeter Analog. Jika kabel
terbalik jarum akan mentok ke kiri.
Menggunakan Multimeter sebagai Voltmeter :
Perhatikan object yang akan diukur. (Resistor, hambatan jalur, dll)
200 artinya akan mengukur hambatan yang nilainya max 200 Ohm
20K artinya akan mengukur hambatan yang nilainya max 20.000 Ohm
2. TIMING LIGHT
Timing light adalah alat yang digunakan untuk memeriksa dan menyetel
saat pengapian sesuai dengan sudut putar poros engkol dimana secara
langsung berhubungan dengan posisi piston. Pada saat pengapian disetel,
selanjutnya akan dikendalikan oleh system pengatur pegapian mekanik,
vacuum atau elektronik. Timing light yang digunakan bersamaan dengan
4
meter pengatur pengapian memastikan system pemajuan pengapian bekerja
sesuai dengan spesifikasi pabrik.
Timing light berfungsi untuk memeriksa saat terjadinya pengapian atau
saat busi memercikkan bunga api, sehingga dari hasil pemeriksaan
tersebut nantinya dapat diketahui apakah saat pengapian sudah tepat atau
terlalu maju atau terlalu mundur. Apabila diketahui ternyata hasil
pemeriksaan saat pengapian terlalu maju atau terlalu mundur dari
spesifikasi kendaraan tersebut maka dapat dilakukan tindakan selanjutnya
yaitu melakukan penyetelan saat pengapian.
5
Cara menggunakan timing light
1. Siapkan alat ukur timing light.
2. Hidupkan mesin dan tunggu sampai panas mesin mencapai temperatur
kerjanya.
3. Pastikan mesin dalam keadaan stasioner pada RPM 750 – 800 untuk
mesin dengan 4 silinder (untuk lebih tepatnya lihat buku manual kendaraan
tersebut). Apabila RPM mesin tinggi maka governor advancer telah bekerja
untuk memajukan saat pengapian sehingga pemeriksaan saat pengapian menjadi
tidak tepat.
4. Lepas selang vakum dari distributor dan lalu sumbat selang vakum
tersebut. Apabila selang vakum dalam keadaan terpasang maka vacum advancer
dalam keadaan bekerja untuk memajukan pengapian.
3. DWELLTESTER
D. Latihan
E. Tes Formatif
F. Rangkuman
H. Kunci Jawaban
6
1. Rotor coil putus, stator coil putus, brush habis, diode putus, tali kipas
kendor, tali kipas putus, sambungan pengkabelan ada yang putus, fuse IG
putus, sambungan menuju terminal B putus.
2. Sekering IG bermasalah, sambungan ke terminal B bermasalah.
I. Daftar Pustaka