Anda di halaman 1dari 10

MODUL PEMBELAJARAN

ALAT UKUR ELEKTRIK


MATA PELAJARAN PKKR KELAS XI
KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN

Disusun Oleh
Derizka Ayu Rahmaati

SMK KESATRIAN PURWOKERTO


KABUPATEN BANYUMAS
TAHUN 2019

i
DAFTAR ISI

PRAKATA

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT. Atas limpahan


karunianya sehingga modul ini dapat diselesaikan dengan baik dengan tujuan
meningkatkan kualitas pembelajaran di dalam satuan pendidikan.
Modul Alat Ukur Elektrik ini menggunakan pendekatan scientific dengan
model pembelajaran Discovery Learning sesuai dengan kurikulum 2013 revisi
untuk mendapatkan keterampilan yang sesuai di tempat kerja.
Semoga modul ini dapat memberikan pengetahuan dengan baik dalam
pembelajaran teori sehingga tercapai kompetensinya.

Semarang, 07 Mei 2019


Penyusun

ii
RUMUSAN KD DAN IPK

Indikator Pencapaian Kompetensi


Kompetensi Dasar
(IPK)
3.6. Menerapkan alat ukur elektrik serta 3.6.1 Memahami jenis alat ukur
fungsinya elektri beserta dengan cara
penggunaan dan fungsinya
3.6.2 menerapkan cara kerja alat
ukur elektrik

4.6. Menggunakan alat – alat ukur 4.6.1 Menggunakan alat ukur


elektrik elektrik sesuai dengan fungsinya
4.6.2 Mengetahui cra perawatan
alat ukur elektrik

iii
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1:

A. Deskripsi
Pada kegiatan belajar ini peserta didik diberikan materi pengantar alat
ukur elektrik sehingga menjadi dasar peserta didik dalam melakukan atau
menggunakan alat ukur elektrik.

B. Tujuan Pembelajaran
Setelah berdiskusi dan menggali informasi peserta didik diharapkan dapat:
1. Menentukan fungsi dan penempatan penggunaan alat ukur elektrik
sesuai dengan SOP secara seksama dengan menghargai pendapat pihak
lain
2. Menggunakan alat ukur yang sesuai SOP (Standar Operasional
Prosedur) secara seksama dan menghargai pendapat pihak lain.

C. Uraian Materi
1. Multitester
Multimeter adalah alat pengukur listrik yang sering dikenal
sebagai VOM (Volt-Ohm meter) yang dapat mengukur tegangan
(voltmeter), hambatan (ohm-meter), maupun arus (amperemeter). Ada
dua kategori multimeter yaitu multimeter digital atau DMM (digitalmulti-
meter) (untuk yang baru dan lebih akurat hasil pengukurannya),
dan multimeteranalog. Masing-masing kategori dapat mengukur
listrik AC, maupun listrik DC. Sebuah multimeter merupakan perangkat
genggam yang berguna untuk menemukan kesalahan dan pekerjaan
lapangan, maupun perangkat yang dapat mengukur dengan derajat
ketepatan yang sangat tinggi

1
a. Multimeter Analog

Multimeter Analog atau yang biasa disebut multimeter jarum


adalah alat pengukur besaran listrik yang menggunakan tampilan
dengan jarum yang bergerak ke range-range yang kita ukur dengan
probe . Multimeter ini tersedia dengan kemampuan untuk mengukur
hambatan ohm, tegangan (Volt) dan arus (mA). Analog tidak
digunakan untuk mengukur secara detail suatu besaran nilai
komponen, tetapi kebanyakan hanya digunakan untuk baik atau
jeleknya komponen pada waktu pengukuran atau juga digunakan
untuk memeriksa suatu rangkaian apakah sudah tersambung dengan
baik sesuai dengan rangkaian blok yang ada.
b. Multimeter Digital
Multimeter digital hampir sama fungsinya denggan multimeter
analog, tetapi multimeter digital menggunakan tampilan
angka digital. Multimeter digital pembacaan pengukuran besaran
listrik yang lebih tepat jika dibanding dengan multimeter analog,
sehingga multimeter digital dikhususkan untuk mengukur suatu
besaran nilai tertentu dari sebuah komponen secara mendetail sesuai
dengan besaran yang diinginkan
 Bagian Bagian Multimeter
 Papan Skala : digunakan untuk membaca hasil pengukuran. Pada
papan skala terdapat skala-skala; tahanan/resistan (resistance) dalam
satuan Ohm (Ω), tegangan (ACV dan DCV), kuat arus (DCmA), dan
skala-skala lainnya.

2
 Saklar Jangkauan Ukur : digunakan untuk menentukan posisi
kerja Multimeter, dan batas ukur (range). Jika digunakan untuk
mengukur nilai satuan tahanan (dalam W), saklar ditempatkan pada
posisi W, demikian juga jika digunakan untuk mengukur tegangan
(ACV-DCV), dan kuat arus (mA-mA). Satu hal yang perlu diingat,
dalam mengukur tegangan listrik, posisi saklar harus berada pada
batas ukur yang lebih tinggi dari tegangan yang akan diukur. Misal,
tegangan yang akan diukur 220 ACV, saklar harus berada pada posisi
batas ukur 250 ACV. Demikian juga jika hendak mengukur DCV.

 Sekrup Pengatur Posisi Jarum (preset) : digunakan untuk menera


jarum penunjuk pada angka nol (sebelah kiri papan skala).

 Tombol Pengatur Jarum Pada Posisi Nol (Zero Adjustment) :


digunakan untuk menera jarum penunjuk pada angka nol
sebelum Multimeter digunakan untuk mengukur nilai tahanan/resistan.
Dalam praktek, kedua ujung kabel penyidik (probes) dipertemukan,
tombol diputar untuk memosisikan jarum pada angka nol.

 Lubang Kabel Penyidik : tempat untuk menghubungkan kabel


penyidik denganMultimeter. Ditandai dengan tanda (+) atau out dan
(-) atau common. PadaMultimeter yang lebih lengkap terdapat juga
lubang untuk mengukur hfe transistor (penguatan arus searah/DCmA
oleh transistor berdasarkan fungsi dan jenisnya), dan lubang untuk
mengukur kapasitas kapasitor.
 Cara Penggunaan Multimeter
skala DC Volt :
 200 mV artinya adalah kita akan mengukur tegangan sebesar 0,2 Volt
 2 V artinya adalah kita akan mengukur tegangan sebesar 2 Volt
 20 V artinya adalah kita akan mengukur tegangan sebesar 20 Volt
 200 V artinya adalah kita akan mengukur tegangan sebesar 200 Volt
 750 V artinya adalah kita akan mengukur tegangan sebesar 750 Volt

3
 Gunakan skala yg tepat untuk pengukuran, misal baterai 3,6 Volt
gunakan skala pada 20 V. Maka hasilnya akan akurat misal terbaca
3,76 Volt.
 Jika menggunakan skala 2Volt akan muncul angka 1 (pertanda
overload/melebihi skala)
 Jika menggunakan skala 200 V akan terbaca hasilnya namun tidak
akurat misal terbaca : 3,6 V atau 3,7 V saja (1 digit dibelakang koma)
 Jika menggunakan 750 V bisa saja terbaca namun hasilnya akan
terbaca 3 atau 4 volt (Dibulatkan langsung tanpa koma)
 Jika kabel terbalik maka hasilnya akan tetap muncul, namun tanda
negatif di depan hasilnya. Beda dengan Multimeter Analog. Jika kabel
terbalik jarum akan mentok ke kiri.

Menggunakan Multimeter sebagai Voltmeter :
 Perhatikan object yang akan diukur. (Resistor, hambatan jalur, dll)

 Perhatikan skala pengukuran pada Ohmmeter

 200 artinya akan mengukur hambatan yang nilainya max 200 Ohm

 2K artinya akan mengukur hambatan yang nilainya max 2000 Ohm

 20K artinya akan mengukur hambatan yang nilainya max 20.000 Ohm

 200K artinya akan mengukur hambatan yang nilainya max 200.000


Ohm

 2M artinya akan mengukur hambatan yang nilainya max 2.000.000


Ohm ( 2 Mega Ohm)

2. TIMING LIGHT
Timing light adalah alat yang digunakan untuk memeriksa dan menyetel
saat pengapian sesuai dengan sudut putar poros engkol dimana secara
langsung berhubungan dengan posisi piston. Pada saat pengapian disetel,
selanjutnya akan dikendalikan oleh system pengatur pegapian mekanik,
vacuum atau elektronik. Timing light yang digunakan bersamaan dengan

4
meter pengatur pengapian memastikan system pemajuan pengapian bekerja
sesuai dengan spesifikasi pabrik.
Timing light berfungsi untuk memeriksa saat terjadinya pengapian atau
saat busi memercikkan bunga api, sehingga dari hasil pemeriksaan
tersebut nantinya dapat diketahui apakah saat pengapian sudah tepat atau
terlalu maju atau terlalu mundur. Apabila diketahui ternyata hasil
pemeriksaan saat pengapian terlalu maju atau terlalu mundur dari
spesifikasi kendaraan tersebut maka dapat dilakukan tindakan selanjutnya
yaitu melakukan penyetelan saat pengapian.

Dari gambar di atas, terdapat dua jenis timing light berdasarkan


jumlah kabelnya, yaitu timing light dengan 3 kabel dan timing light
dengan 1 kabel. Timing ligt dengan 3 kabel terdiri dari kabel warna
merah (untuk tegangan positif), kabel warna hitam (untuk tegangan
negatif) dan kabel pemicu. Sedangkan timing light dengan 1 kabel,
hanya terdapat kabel pemicu saja. Kabel warna merah dan hitam pada
timing light dengan 3 kabel digunakan untuk menghubungkan timing
light dengan sumber listrik, sedangkan pada timing light dengan 1 kabel,
didalam timing light tersebut sudah dilengkapi dengan baterai sebagai
sumber listrik untuk timing light.

5
Cara menggunakan timing light
1. Siapkan alat ukur timing light.
2. Hidupkan mesin dan tunggu sampai panas mesin mencapai temperatur
kerjanya.
3. Pastikan mesin dalam keadaan stasioner pada RPM 750 – 800 untuk
mesin dengan 4 silinder (untuk lebih tepatnya lihat buku manual kendaraan
tersebut). Apabila RPM mesin tinggi maka governor advancer telah bekerja
untuk memajukan saat pengapian sehingga pemeriksaan saat pengapian menjadi
tidak tepat.
4. Lepas selang vakum dari distributor dan lalu sumbat selang vakum
tersebut. Apabila selang vakum dalam keadaan terpasang maka vacum advancer
dalam keadaan bekerja untuk memajukan pengapian.

3. DWELLTESTER

D. Latihan

E. Tes Formatif

F. Rangkuman

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Setelah menyelesaikan latihan dan tes formatif dalam modul ini
peserta didik diharapkan mempelajari kembali bagian-bagian yang belum
dikuasai dari modul ini untuk dipahami secara mendalam sebagai bekal dalam
melaksanakan penilaian tugas harian.
Setelah mentuntaskan kegiatan belajar ini, selanjutnya peserta didik
melanjutkan kegiatan belajar dengan materi memperbaiki kerusakan sistem
pengisian.

H. Kunci Jawaban

6
1. Rotor coil putus, stator coil putus, brush habis, diode putus, tali kipas
kendor, tali kipas putus, sambungan pengkabelan ada yang putus, fuse IG
putus, sambungan menuju terminal B putus.
2. Sekering IG bermasalah, sambungan ke terminal B bermasalah.

I. Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai