MAKALAH
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bahasa Indonesia pada semester genap
2020/2021 yang diampu oleh Dr. Moh. Thamrin, M.Pd
Oleh
RIZAL PUTRA MAHARDIKA
NIM 1831110119
MALANG
2021
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dibahas latar belakang masalah, rumusan masalah, rumusan tujuan,
dan manfaat.
Pendidikan vokasi pada umumnya lebih condong ke bidang praktikum. Politeknik Negeri
Malang atau yang lebih dikenal dengan nama Polinema merupakan lembaga pendidikan tinggi
bidang vokasi yang lebih mengedepankan praktik daripada teori. Pembelajaran di Polinema
menerapkan pola praktik sesuai dengan tuntutan industri (60%-70%) dan teori (30%-40%) agar
lulusan mampu mengisi kebutuhan industri baik dalam negeri maupun luar negeri. Mahasiswa
Politeknik Negeri Malang dipersiapkan untuk menghadapi persaingan global, Khususnya
mahasiswa Teknik Elektro, prodi D3 Teknik Elektronika. Mahasiswa Politeknik Negeri
Malang dibekali dengan pengetahuan mendasar mengenai alat alat ukur listrik. Proses
pengukuran system tenaga listrik merupakan prosedur standar yang harus dilakukan, karena
akan memperoleh besaran besaran yang diinginkan.
Alat alat ukur listrik adalah segala jenis alat yang digunakan untuk mengukur besaran-
besaran listrik baik berupa tegangan, arus, tahanan (Resistansi), frekuensi dan lain sebagainya.
Ada begitu banyak alat ukur yang masing masing memiliki fungsi yang hampir sama namun
berbeda secara mekanis. Berdasarkan hal di atas makalah dengan judul Multimeter Sebagai
Alat Pendukung Media Pembelajaran Dasar Teknik Elektro ini disusun.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, makalah ini disusun berdasarkan rumusan
masalah sebagai berikut.
1. Apa Pengertian dari multimeter ?
2. Apa kegunaan Fungsi dari multimeter ?
3. Bagaimana cara menggunakan multimeter ?
1.3 Rumusan Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, makalah ini disusun berdasarkan rumusan
tujuan sebagai berikut.
1. Mengetahui pengertian multimeter
2. Mengetahui fungsi kerja multimeter
3. Mengetahui dan bisa menggunakan multimeter
1.4 Manfaat
Manfaat yang bisa didapatkan dari makalah ini sebagai berikut :
1. Mahasiswa dapat mengetahui apa itu multimeter
2. Mahasiswa dapat mengetahui apa saja fungsi dari multimeter
3. Mahasiswa dapat mengetahui cara menggunakan multimeter
BAB II
Multimeter/AVO Meter adalah merupakan alat ukur yang berfungsi untuk mengukur
besaran listrik baik arus listrik, tegangan listrik, dan nilai tahanan (resistansi). Dalam
pengaplikasiannya selain digunakan untuk mengukur arus, tegangan dan hambatan, multimeter
sering juga digunakan untuk memeriksa keaadaan dari komponen komponen elektronika.
Mulanya multimeter hanya menggunakan system analog. Seiring perkembangan teknologi
multimeter juga mengalami perkembangan. Multimeter ada dua jenis yakni multimeter analog
dan multimeter digital.
Multimeter analog merupakan jenis multimeter yang menggunakan display ukur
(meter) dengan tipe jarum penunjuk. Sehingga untuk membaca hasil ukur harus dilakukan
dengan cara melihat posisi jarum penunjuk pada meter dan melihat posisi saklar selektor pada
posisi batas ukur kemudian melakukan perhitungan secara manual untuk mendapatkan hasil
ukurnya. Kondisi atau proses pembacaan hasil ukur yang masih manual inilah yang
menyebabkan multimeter jenis ini dinamakan sebagai multimeter analog. Multimeter juga bisa
digunakan untuk mengecek rangkaian pada panel instalasi penerangan dan instalasi tenaga dan
mengecek kebocoran arus pada kumparan motor.
Gambar 2.1 Multimeter Analog
Multimeter digital atau sering juga disebut sebagai digital multimeter sama merupakan
jenis multimeter yang talah menggunakan display digital sebagai penampil hasil
ukurnya. Hasil ukur yang ditampilkan pada multimeter digital merupakan hasil yang
telah sesuai, sehingga tidak perlu dilakukan lagi perhitungan antara hasil ukur dan batas
ukur.
Bagian-Bagian Multimeter
Bagian-bagian multimeter dan kontrol indikator yang terdapat pada sebuah multimeter
diperlihatkan pada gambar berikut.
Papan skala multimeter digunakan untuk membaca hasil pengukuran. Pada papan skala
terdapat skala-skala; tahanan/resistan (resistance) dalam satuan Ohm (Ω), tegangan
(ACV dan DCV), kuat arus (DCmA), dan skala-skala lainnya.
Saklar jangkauan ukur (batas ukur) digunakan untuk menentukan posisi kerja
multimeter, dan batas ukur (range). Jika digunakan untuk mengukur nilai satuan
tahanan (dalam Ω), saklar ditempatkan pada posisi Ω, demikian juga jika digunakan
untuk mengukur tegangan (ACV-DCV), dan kuat arus (mA-μA). Satu hal yang perlu
diingat, dalam mengukur tegangan listrik, posisi saklar harus berada pada batas ukur
yang lebih tinggi dari tegangan yang akan diukur. Misal, tegangan yang akan diukur
220 ACV, saklar harus berada pada posisi batas ukur 250 ACV. Demikian juga jika
hendak mengukur DCV.
Sekrup pengatur posisi jarum (preset pada multimeter digunakan untuk menera jarum
penunjuk pada angka nol (sebelah kiri papan skala). Tombol Pengatur Jarum Pada
Posisi Nol (Zerro Adjustment) Tombol pengatur jarum posisi nol (Zerro Adjustment)
digunakan untuk menera jarum penunjuk pada angka nol sebelum Multimeter
digunakan untuk mengukur nilai tahanan/resistan. Dalam praktek, kedua ujung kabel
probe dipertemukan, tombol diputar untuk memosisikan jarum pada angka nol.
Baterai pada Multimeter dipakai baterai kering (dry cell) tipe UM-3, digunakan
untuk mencatu/mengalirkan arus ke kumparan putar pada saat Multimeter
digunakan untuk mengukur komponen (minus komponen terintegrasi/Integrated
Circuit/IC). Baterai dihubungkan secara seri dengan lubang kabel probe/ (+/out)
dimana kutub negatip baterai dihubungkan dengan terminal positip dari lubang
kabel probe. Sehingga kondisi kapasitas dayapada baterai multimeter perlu
diperhatikan.
C. Kriteria sebuah Multimeter tergantung pada :
Multimeter baik analog maupun digital memiliki fungsi yang sama yakni, mengukur
besaran listrik yakni arus listrik bolak balik (AC), arus listrik searah (DC), tegangan AC
maupun DC, dan tahanan. Selain itu multimeter juga digunakan untuk memeriksa kondisi
komponen pada alat-alat elektronika. Dalam multimeter udah tersedia berbagai pilihan
besaran listrik yang mau diukur.
Fungsi tambahannya sebagai penguji (tester) transistor untuk menentukan hfe transistor
(kemampuan transistor menguatkan arus listrik searah sampai beberapa kali), penguji dioda,
dan kapasitas kapasitor dalam hubungannya dengan pekerjaan perbaikan (repair) alat-alat
elektronik.
Pengoprasian multitester analog dan digital sedikit berbeda. Multitester digital bisa
melakukan pengukuran yang presisi tanpa melakukan kalibrasi terlebih dahulu. Berbeda
halnya dengan multimeter analog. Sebelum mulai menggunakan multitester analog harus di
lakukang kalibrasi terlebih dahulu. Tujuan melakukan kalibrasi adalah untuk mendapatkan
hasil pengukuran yang presisi. Cara melakukan kalibrasi pada multitester adalah :
1. Hidupkan terlebih dahulu multimeter
2. Arahkan range switch ke besaran Ohm dengan skala 1kΩ
3. Hubungkan terminal positif dan negatif sesuaikan jarum pada multitester
hingga tepat berada di angka 0
4. Setelah tepat berada pada angka 0, lepaskan kembali terminal positif dan
negatif multimeter
5. Multimeter siap digunakan
2.3.1 Mengukur tegangan DC
1. Atur Selektor pada posisi DCV.
2. Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar tegangan yang akan di
cek, jika tegangan yang di cek sekitar 12Volt maka atur posisi skala di batas
ukur 50V.
3. Untuk mengukur tegangan yang tidak diketahui besarnya maka atur batas
ukur pada posisi tertinggi supaya multimeter tidak rusak.
4. Hubungkan secara parallel multimeter ke titik tegangan yang akan dicek,
probe warna merah pada posisi (+) dan probe warna hitam pada titik(-)
tidak boleh terbalik.
5. Baca hasil ukur pada multimeter sesuai dengan skala yang telah di gunakan
tadi.
2.3.2 Mengukur tegangan AC
1. Atur Selektor pada posisi ACV.
2. Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar tegangan yang akan di
cek, jika tegangan yang di cek sekitar 12Volt maka atur posisi skala di batas
ukur 50V.
3. Untuk mengukur tegangan yang tidak diketahui besarnya
4. Hubungkan secara paralel probe multimeter ke titik tegangan yang akan
dicek. Pemasangan probe multimeter boleh terbalik.
5. Baca hasil ukur pada multimeter sesuai dengan skala yang digunakan.
2.3.3 Mengukur kuat arus DC
1. Atur Selektor pada posisi DCA.
2. Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar arus yang akan di cek,
misal : arus yang di cek sekitar 100mA maka atur posisi skala di batas
ukur 250mA atau 500mA.
3. Perhatikan dengan benar batas maksimal kuat arus yang mampu diukur
oleh multimeter karena jika melebihi batas maka fuse (sekring) pada
multimeter akan putus dan multimeter sementara tidak bisa dipakai dan
fuse (sekring) harus diganti dulu.
4. Pemasangan probe multimeter tidak sama dengan saat pengukuran
tegangan DC dan AC, karena mengukur arus berarti kita memutus salah
satu hubungan catu daya ke beban yang akan dicek arusnya, lalu
menjadikan multimeter sebagai penghubung.
5. Hubungkan probe multimeter merah pada output tegangan (+) catu daya
dan probe (-) pada input tegangan (+) dari beban/rangkaian yang akan
dicek pemakaian arusnya.
6. Baca hasil ukur pada multimeter.
2.3.4 Mengukur nilai hambatan sebuah resistor tetap
1. Atur Selektor pada posisi Ohm
2. Pilih skala batas ukur berdasarkan nilai resistor yang akan diukur.
3. Batas ukur ohmmeter biasanya diawali dengan X (kali), artinya hasil
penunjukkan jarum nantinya dikalikan dengan angka pengali sesuai batas
ukur.
4. Hubungkan kedua probe multimeter pada kedua ujung resistor
5. Baca hasil ukur pada multimeter, pastikan nilai penunjukan multimeter
sama dengan nilai yang ditunjukkan oleh gelang warna resistor
2.3.5 Mengukur nilai hambatan sebuah resistor variabel (VR)
1. Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
2. Pilih skala batas ukur berdasarkan nilai variabel resistor (VR)yang akan
diukur.
3. Batas ukur ohmmeter biasanya diawali dengan X (kali), artinya hasil
penunjukkan jarum nantinya dikalikan dengan angka pengali sesuai batas
ukur.
4. Hubungkan kedua probe multimeter pada kedua ujung resistor boleh
terbalik.
5. Sambil membaca hasil ukur pada multimeter, putar/geser posisi variabel
resistor dan pastikan penunjukan jarum multimeter berubah sesuai dengan
putaran VR.
2.3.6 Mengecek hubung-singkat / koneksi
1. Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
2. Pilih skala batas ukur X 1 (kali satu).
3. Hubungkan kedua probe multimeter pada kedua ujung kabel/terminal
yang akan dicek koneksinya.
4. Baca hasil ukur pada multimeter, semakin kecil nilai hambatan yang
ditunjukkan maka semakin baik konektivitasnya.
5. Jika jarum multimeter tidak menunjuk kemungkinan kabel atau terminal
tersebut putus.
2.3.7 Mengecek diode
1. Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
2. pilih skala batas ukur X 1K (kali satu kilo = X 1000).
3. Hubungkan probe multimeter (-) pada anoda dan probe (+) pada katoda.
4. Jika diode yang dicek berupa led maka batas ukur pada X1 dan saat dicek,
led akan menyala.
5. Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K)
berarti dioda baik, jika tidak menunjuk berarti dioda rusak putus.
6. Lepaskan kedua probe lalu hubungkan probe multimeter (+) pada anoda
dan probe (-) pada katoda.
7. Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti dioda baik,
jika bergerak berarti dioda rusak bocor tembus katoda-anoda.
2.3.8 Mengecek transistor NPN
1. Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
2. Pilih skala batas ukur X 1K (kali satu kilo = X 1000).
3. Hubungkan probe multimeter (-) pada basis dan probe (+) pada kolektor
.
4. Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K)
berarti transistor baik, jika tidak menunjuk berarti transistor rusak putus
B-C.
5. Lepaskan kedua probe lalu hubungkan probe multimeter (+) pada basis
dan probe (-) pada kolektor.
6. Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor
baik, jika bergerak berarti transistor rusak bocor tembus B-C.
7. Hubungkan probe multimeter (-) pada basis dan probe (+) pada emitor.
8. Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K)
berarti transistor baik, jika tidak menunjuk berarti transistor rusak putus
B-E.
9. Lepaskan kedua probe lalu hubungkan probe multimeter (+) pada basis
dan probe (-) pada emitor.
10. Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor
baik, jika bergerak berarti transistor rusak bocor tembus B-E.
11. Hubungkan probe multimeter (+) pada emitor dan probe (-) pada
kolektor.
12. Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor
baik, jika bergerak berarti transistor rusak bocor tembus C-E.
13. Note : pengecekan probe multimeter (-) pada emitor dan probe (+)
padakolektor tidak diperlukan.
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan paparan tentang multimeter di atas dapat saya simpulkan bahwa multimeter
merupakan alat yang digunakan untuk mengukur besaran listrik seperti arus, tegangan, dan
hambatan selain digunakan untuk mengukur besaran listrik multimeter juga bisa digunakan
untuk memeriksa komponen komponen elektronika, memeriksa rangkaian pada panel instalasi
penerangan dan instalasi tenaga serta untuk memeriksa kebocoran pada gulungan/kumparan
motor listrik.
3.2 Saran
Menyadari bahwa makalah yang saya buat masih jauh dari kata sempurna, kedepannya
saya akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber –
sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan. Untuk saran bisa
berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk menanggapi terhadap kesimpulan
dari bahasan makalah yang telah di jelaskan.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Multimeter
Sugandi Iman Cs. 2000. Panduan Instalasi Listrik, Gagasan Usaha Penunjang Listrik 2000.
Jakarta : Yayasan PUIL