01.
PRAKTIKUM MULTIMETER 1
NAMA PRAKTIKAN :
KELAS / KELOMPOK : TT 1C / 5
TANGGAL PELAKSANAAN PRAKTIKUM : 13/09/18 dan 20/09/18
TANGGAL PENYERAHAN LAPORAN : 26/09/18
Judul
Praktikum Multimeter 1
2|P a g e
Tujuan Percobaan
Menjelaskan karakteristik dan penggunaan multimeter non elektronis
(multimeter analog) dan multimeter elektronis digital (multimeter digital).
Menggunakan multimeter dengan benar.
Dapat mengukur tegangan dan hambatan pada rangkaian listrik sederhana
secara tepat.
Dasar Teori
Dalam membuat suatu rangkaian litrik kita harus mengetahui nilai nilai dari
komponen komponen penyusun rangkaian tersebut, sehingga dapat menghasilkan
suatu rangkaian yang baik dan benar. Manusia membutuhkan alat bantu untuk
mengetahui suatu besaran yang terdapat atau yang akan dipakai untuk membuat
suatu rangkaian listrik tersebut. Alat ukur listrik merupakan peralatan yang
diperlukan oleh manusia. Karena besaran listrik seperti : tegangan, arus, daya,
frekuensi dan sebagainya tidak dapat secara langsung ditanggapi oleh panca indera.
Untuk mengukur besaran listrik tersebut, diperlukan alat pengubah. Atau besaran
ditransformasikan ke dalam besaran mekanis yang berupa gerak dengan
menggunakan alat ukur. Perlu disadari bahwa untuk dapat menggunakan berbagai
macam alat ukur listrik perlu pemahanan pengetahuan yang memadai tentang
konsep - konsep teoritisnya.
3|P a g e
Sensitivitas : perbandingan antara sinyal keluaran atau respons instrumen
terhadap perubahan masukan atau variabel yang diukur.
Resolusi : perubahan terkecil dalam nilai yang diukur yang mana instrumen
akan memberi respon atau tanggapan.
Kesalahan : penyimpangan variabel yang diukur dari harga (nilai) yang
sebenarnya.
1. Multimeter Analog
Multimeter analog menghasilkan bacaan pengukuran berupa gerakan jarum
penunjuk dalam busur skala terkalibrasi.
4|P a g e
c. Sebagai Ohmmeter, untuk mengukur tahanan dengan batas ukut 1 - 1M.
5|P a g e
5) Lubang kutub – (common terminal) berfungsi sebagai tempat masuknya
test lead kutub – yang bewarna hitam.
6) Jarum penunjuk meter ( knife edge pointer) berfungsi sebagai penunjuk
besaran yang diukur.
7) Skala (scale) berfungsi sebagai skala pembacaan meter.
2. Multimeter Digital
Multimeter digital memiliki akurasi yang tinggi, dan fungsinya lebih banyak
dibanding dengan multimeter analog. Multimeter digital memiliki tambahan -
tambahan satuan yang lebih akurat, dan juga opsi pengukurannya lebih banyak,
tidak terbatas pada pengukuran arus, tegangan, dan hambatan saja.
6|P a g e
pembacaan atau merusak meter. Meter akan menunjukkan kondisi
polaritas terbalik niMeter akan menunjukkan kondisi polaritas terbalik ini
dengan menempatkan simboll “-“ di layar.
Kurang rentan terhadap kerusakkan dari goncangan mekanik daripada
multimeter analog.
Memiliki daya tahan baterai yang lebih lama.
7|P a g e
Selain alat yang dipakai, dalam membuat suatu rangkaian listrik juga terdapat
aliran listrik yang dapat membuat suatu rangkaian tersebut menjadi
beroperasi.Aliran tersebut berupa arus listrik yang menghubungkan satu alat
dengan alat yang lainnya.Arus listrik adalah sebuah aliran yang terjadi akibat
jumlah muatan listrik yang yang mengalir dari satu titik ke titik lain dalam suatu
rangkaian tiap satuan waktu. Arus listrik juga terjadi akibat adanya beda
potensial atau tegangan pada media penghantar antara dua titik. Semakin besar
nilai tegangan antara kedua titik tersebut, maka akan semakin besar pula nilai
arus yang mengalir pada kedua titik tersebut. Satuan arus listrik dalam
internasional yaitu A (ampere), yang dimana dalam penulisan rumus arus listrik
ditulis dalam simbol I (current).
Pada umumnya, aliran arus listrik sendiri mengikuti arah aliran muatan positif.
Dengan kata lain, arus listrik mengalir dari muatan positif menuju muatan
negatif, atau bisa pula diartikan bahwa arus listrik mengalir dari potensial
menuju potensial rendah. Berdasarkan arah alirannya, arus listrik dibagi
menjadi 2 (dua) kategori, yakni :
Arus Searah (Direct Current/DC), dimana arus ini mengalir dari titik
berpotensial tinggi menuju titik berpotensial rendah.
Arus Bolak-Balik (Alternating Current/AC), dimana arus ini mengalir
secara berubah-ubah mengikuti garis waktu.
8|P a g e
dan bahan metal umumnya memiliki resistansi yang sangat kecil.
Tipe resistor yang umum adalah berbentuk tabung dengan dua kaki tembaga di
kiri dan kanan. Pada badannya terdapat lingkaran membentuk gelang kode
warna untuk memudahkan pemakai mengenali besar resistansi tanpa mengukur
besarnya dengan Ohmmeter.
Kode warna tersebut adalah standar manufaktur yang dikeluarkan oleh EIA
(Electronic Industries Association) seperti yang ditunjukkan pada tabel berikut.
faktor
Warna Nilai Toleransi
pengali
Hitam 0 1
Coklat 1 10 1%
Merah 2 100 2%
Jingga 3 1.000
Kuning 4 10.000
Hijau 5 100.000
Biru 6 106
Violet 7 107
9|P a g e
Abu-abu 8 108
Putih 9 109
Emas - 0.1 5%
Tanpa
- - 20%
warna
10 | P a g e
Jumlah arus yang memasuki suatu percabangan/node/simpul sama dengan
arus yang meninggalkan percabangan/node/simpul sama dengan nol.
Secara matematis:
Arus pada satu titik percabangan = 0
Arus yang masuk percabangan = Arus yang keluar
percabangan
R1
V R2
11 | P a g e
Langkah Percobaan
A. Praktikum minggu pertama (menghitung nilai resistor)
1. Siapkan semua alat yang dibutuhkan.
2. Putar selector kearah pmeghitungan hambatan ()
3. Sebelum menghitung nilai resistor lakukan kalibrasi terhadap mltimeter
analog terlebih dahulu. Masukan kabel hitam kedalam lubang
bertuliskan com dan kabel merah kedalam lubang bertanda + pada
multimeter analog. Pada ujung lainnya kabel satukan kedua ujungnya.
Putar zero ohm adjustmen sehingga penujuk jarum tepat berada diangka
0.
4. Setelah terkalibrasi hitunglah resistror yang tersedia dengen
menempalkan ujung kabel hitam dan merah ke ujung resistor yang
berbeda.
5. Tulislah pada table hasil yang terlihat dengan arah mata sejajar dengan
multimeter analog.
6. Lakukan perhitungan dengan menggunakan multimeter digital, tanpa
kelibrasi terlebih dahulu.
7. Kabel hitam pada lubang bertuliskan com, sedangkan merah pada
bertuliskan +.
8. Lalu tuliskan hasil pada table.
12 | P a g e
3. Pastikan power supplye pada tegangan yang peling rendah.
4. Sambungkan kabel hitam ke lubang yang bertuliskan com pada
multimeter analoh dan ujungnya ke lubang bertuliskan com pada power
supply. Masukkan kabel merah ke lubang yang bertuliskan + pada
multimeter analog dan power supply.
5. Naikan tegangan pwer supplye sehinga terdapat tulisan 6 volt pada
multimeter analog.
6. Buat rangkaian di protoboard seperti gambar.
7. Masukan kabel hitam ke pada tulisan com, dan kabel merah pada tulisan
+ pada power supply. Lalu sambungkan ke protoboard
8. Masukan kabel hitam ke pada tulisan com, dan kabel merah pada tulisan
+ pada multimeter analog. Lalu sambungkan kabel ke daerah bertuliskan
Vab
9. Tuliskan hasil yang dikur dari multimeter analog
10. Lakukan hal yang sama pada multimeter digital, lalu tuliskan hasilnya
pada tabel.
R1 = 1K
4, 9474 V 4,85 V 10 4,89 V
R2 = 4,7K
Analisis &Pembahasan
14 | P a g e
Percobaan yang harus dilakukan menurut buku modul adalah sebanyak empat
percobaan, tetapi ketika hendak melakukan pengukuran tegangan keluaran
menggunakan sumber dua arah (AC) multimeter yang kami gunakan rusak
sehingga tidak dapat melakukan pengukuran. Jadi kami hanya melakukan tiga
percobaan, yaitu: Pertama mengukur tegangan keluaran (Vab) menggunakan
sumber searah (DC), kedua mengukur harga tahanan menggunakan Multimeter
Analog (Multimeter Non-elektronik) serta mengukur harga tahanan menggunakan
Multimeter Digital (Multimeter Elektronik).
15 | P a g e
yang dipakai di multimeter yaitu, 1KΩ menghasilkan harga tahanan sebesar 9,9KΩ.
Pengukuran keempat menggunakan resistor sebesar 1MΩ dengan skala batas ukur
yang dipakai di multimeter yaitu, 1MΩ menghasilkan harga tahanan sebesar 1MΩ.
Pengukuran kelima menggunakan resistor sebesar 47Ω dengan skala batas ukur
yang dipakai di multimeter yaitu, 1Ω menghasilkan harga tahanan sebesar 48,4Ω.
16 | P a g e
1. Alat
Alat dapat menjadi rusak dikarenakan faktor usia alat yang telah uzur maupun
terdapat komponen yang berada di dalam alat telah rusak. Faktor alat ini bisa
terjadi karena kurangnya perawatan, keruskan yang terjadi saat alat terjatuh,
dsb.
2. Komponen
Faktor komponen ini terbukti dengan perbedaan nilai tertulis pada resistor
dengan hasil perhitungan menggunakan multimeter analog daa digital.
Komponen juga dapat menjadi rusak dikarenakan perawatan komponen yang
tidak layak maupun usia komponen yang telah uzur. Karena
3. Manusia
Faktor kesalahan manusia merupakan faktor utama yang sering kali menjadi
sebab adanya perbedaan dalam pengukuran dan perhitungan. Ini disebabkan
karena manusia melakukan praktek dengan tidak seriu, tidak teliti, dan tidak
ulet. Oleh karena itu ketika melakukan pengukuran maupun perhitungan kita
harus teliti, dan tepat.
Kesimpulan
Dari percobaan, pengamatan dan perhitungan yang telah dilakukan, maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Multimeter ialah suatu alat untuk mengukur tegangan listrik, arus listrik,
resistor dsb.
2. Multimeter dapat dipastikan dengan saklar banyak posisi meter dapat diubah
menjadi ampermeter, voltmeter dan ohmmeter secara tepat dan mudah.
3. Besar hambatan resistor ditandai dengan garis warna pada resistor yang dapat
diketahui dengan perhitungan dan penunjukkan nilai – nilai warna resistor.
4. Presentasi kesalahan pada suatu rangkaian dapat terjadi karena faktor alat,
komponen, dan manusia.
17 | P a g e
Daftar Pusaka
www.fali.unsri.ac.id/userfiles/Resistor.doc
https://www.gurupendidikan.co.id/arus-listrik-pengertian-hambatan-dan-rumus-
beserta-contoh-soalnya-secara-lengkap/
Philip, Kristanto. 2018. Alat Ukur dan Teknik Pengukuran.Yogyakarta: Penerbit
Andi
Rafsyam, Yenniwarti, SST, MT, dkk. 2012. Diktat Laboratorium Dasar
Pengukuran Teknik Elektronika. Jakarta : Politeknik Negri Jakarta
Ramdhani, Mohamad. 2008. Rangkaian Listrik. Bandung: Erlangga
Waluyanti, Sri dkk. 2008. Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 untuk
smk.Jakarta:Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (Pdf diakses pada
tanggal 24 september 2018)
18 | P a g e
Lampiran
19 | P a g e
20 | P a g e