Anda di halaman 1dari 17

SEKOLAH TINGGI TEKNIK MALANG

PROGRAM STRATA 1
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
KONSENTRASI MULTIMEDIA BROADCASTING

MAKALAH ELECTRONICA FUNDAMENTAL


KOMPONEN AKTIF DAN PASIF

Disusun oleh:

DIKA ARI RIFKI (418183)


FEBRIANA MAURIZKI DEWANTI (418069)
JAENETH CARLA KANDOQ PAEPENAN (418079)
MOHAMAD OKY USMAN HARLY (418191)
OKTAVIANUS BALU SAY (418199)
SASTRO SULISTYO (418118)

JANUARI
2020
BAB I

Pengertian Komponen Elektronika

Komponen Elektronika adalah elemen dasar yang digunakan untuk membentuk


suatu rangkaian elektronika dan biasanya dikemas dalam bentuk diskrit dengan dua
atau lebih terminal penghubung. Setiap komponen elektronika memiliki fungsinya
masing-masing dalam suatu rangkaian elektronika, ada yang berfungsi sebagai
penghambat, ada yang berfungsi sebagai penguat, ada yang berfungsi sebagai
penghantar, ada juga yang berfungsi sebagai penyaring dan ada yang berfungsi
sebagai pengendali. Komponen-komponen Elektronika tersebut juga memiliki nilai
dan tipenya masing-masing sehingga dapat menjalankan fungsinya sesuai dengan
keinginan para perancang rangkaian elektronika.
BAB II

Komponen Elektronika Aktif


(Active Electronic Components)

Komponen Elektronika Aktif adalah jenis komponen elektronika yang memerlukan


arus eksternal untuk dapat beroperasi. Dengan kata lain, komponen elektronika aktif
hanya dapat berfungsi apabila mendapatkan sumber arus listrik dari luar (eksternal).

Komponen-komponen elektronika yang digolongkan sebagai komponen Aktif adalah


Dioda, Transistor dan IC (Intragrated Circuit) yang terbuat dari bahan semikonduktor
seperti silikon, germanium, selenium dan metal oxides.

2.1. Dioda

Dioda adalah Komponen Elektronika Aktif yang berfungsi untuk menghantarkan arus
listrik ke satu arah dan menghambat arus listrik dari arah sebaliknya. Dioda terdiri
dari dua Elektroda yaitu Anoda dan Katoda. Yang termasuk dalam keluarga Dioda
diantaranya seperti LED (Light Emitting Diode), DIAC, Dioda Zener, Dioda Penyearah,
Dioda Photo, Dioda Schottky, Dioda Tunnel dan Dioda Laser.

 Dioda Penyearah (Dioda Biasa atau Dioda Bridge) yang berfungsi sebagai penyearah
arus AC ke arus DC.

 Dioda Zener yang berfungsi sebagai pengaman rangkaian dan juga sebagai
penstabil tegangan.

 Dioda LED yang berfungsi sebagai lampu Indikator ataupun lampu penerangan

 Dioda Photo yang berfungsi sebagai sensor cahaya

 Dioda Schottky yang berfungsi sebagai Pengendali

Gambar dibawah ini menunjukan bahwa Dioda merupakan komponen Elektronika


aktif yang terdiri dari 2 tipe bahan yaitu bahan tipe-p dan tipe-n :
Prinsip Kerja Dioda

Untuk dapat memperjelas prinsip kerja Dioda dalam menghantarkan dan


menghambat aliran arus listrik, dibawah ini adalah rangkaian dasar contoh
pemasangan dan penggunaan Dioda dalam sebuah rangkaian Elektronika.

2.2. Transistor

Transistor adalah Komponen Elektronika Aktif yang berfungsi sebagai Penguat,


Penyearah, Pengendali, Mixer dan Osilator. Fungsi-fungsi transistor adalah sebagai
penyearah, sebagai penguat tegangan dan daya, sebagai stabilisasi tegangan, sebagai
mixer, sebagai osilator, sebagai switch (pemutus dan penyambung sirkuit).

Pada dasarnya, Transistor adalah Komponen Elektronika yang terdiri dari 3 Lapisan
Semikonduktor dan memiliki 3 Terminal (kaki) yaitu Terminal Emitor yang disingkat
dengan huruf “E”, Terminal Base (Basis) yang disingkat dengan huruf “B” serta
Terminal Collector/Kolektor yang disingkat dengan huruf “C”. Berdasarkan
strukturnya, Transistor sebenarnya merupakan gabungan dari sambungan 2 dioda.
Dari gabungan tersebut , Transistor kemudian dibagi menjadi 2 tipe yaitu Transistor
tipe NPN dan Transistor tipe PNP yang disebut juga dengan Transistor Bipolar.
Dikatakan Bipolar karena memiliki 2 polaritas dalam membawa arus listrik.

NPN merupakan singkatan dari Negatif-Positif-Negatif sedangkan PNP adalah


singkatan dari Positif-Negatif-Positif.
Berikut ini adalah gambar tipe Transistor berdasarkan Lapisan Semikonduktor yang
membentuknya beserta simbol Transistor NPN dan PNP.

Berikut adalah jenis-jenis transistor :

a. Transistor Bipolar (BJT)

Transistor Bipolar adalah Transistor yang struktur dan prinsip kerjanya memerlukan
perpindahan muatan pembawanya yaitu electron di kutup negatif untuk mengisi
kekurangan electon atau hole di kutub positif.   Bipolar berasal dari kata “bi” yang
artinya adalah “dua” dan kata “polar” yang artinya adalah “kutub”. Transistor Bipolar
juga sering disebut juga dengan singkatan BJT yang kepanjangannya adalah Bipolar
Junction Transistor.

Transistor Bipolar terdiri dari dua jenis yaitu Transistor NPN dan Transistor PNP. Tiga
Terminal Transistor ini diantaranya adalah terminal Basis, Kolektor dan Emitor.

 Transistor NPN adalah transistor bipolar yang menggunakan arus listrik kecil dan
tegangan positif pada terminal Basis untuk mengendalikan aliran arus dan
tegangan yang lebih besar dari Kolektor ke Emitor.

 Transistor PNP adalah transistor bipolar yang menggunakan arus listrik kecil dan
tegangan negatif pada terminal Basis untuk mengendalikan aliran arus dan
tegangan yang lebih besar dari Emitor ke Kolektor.

b. Transistor Efek Medan (Field Effect Transistor)

Transistor Efek Medan atau Field Effect Transistor yang disingkat menjadi FET ini
adalah jenis Transistor yang menggunakan listrik untuk mengendalikan
konduktifitasnya. Yang dimaksud dengan Medan listrik disini adalah Tegangan listrik
yang diberikan pada terminal Gate (G) untuk mengendalikan aliran arus dan
tegangan pada terminal Drain (D) ke terminal Source (S). Transistor Efek Medan (FET)
ini sering juga disebut sebagai Transistor Unipolar karena pengoperasiannya hanya
tergantung pada salah satu muatan pembawa saja, apakah muatan pembawa
tersebut merupakan Electron maupun Hole.

Transistor jenis FET ini terdiri dari tiga jenis yaitu Junction Field Effect Transistor (JFET),
Metal Oxide Semikonductor Field Effect Transistor (MOSFET) dan Uni Junction
Transistor (UJT).

 JFET (Junction Field Effect Transistor) adalah Transistor Efek Medanyang


menggunakan persimpangan (junction) p-n bias terbalik sebagai isolator antara
Gerbang (Gate) dan Kanalnya. JFET terdiri dari dua jenis yaitu JFET Kanal P (p-
channel) dan JFET Kanal N (n-channel). JFET terdiri dari tiga kaki terminal yang
masing-masing terminal tersebut diberi nama Gate (G), Drain (D) dan Source (S).

 MOSFET (Metal Oxide Semiconductor Field Effect Transistor) adalah Transistor Efek
Medan yang menggunakan Isolator (biasanya menggunakan Silicon Dioksida atau
SiO2) diantara Gerbang (Gate) dan Kanalnya. MOSFET ini juga terdiri dua jenis
konfigurasi yaitu MOSFET Depletion dan MOSFET Enhancement yang masing-
masing jenis MOSFET ini juga terbagi menjadi MOSFET Kanal-P (P-channel) dan
MOSFET Kanal-N (N-channel). MOSFET terdiri dari tiga kaki terminal yaitu Gate (G),
Drain (D) dan Source (S).

 UJT (Uni Junction Transistor) adalah jenis Transistor yang digolongkan sebagai Field
Effect Transistor (FET) karena pengoperasiannya juga menggunakan medan listrik
atau tegangan sebagai pengendalinya. Berbeda dengan jenis FET lainnya, UJT
mememiliki dua terminal Basis (B1 dan B2) dan 1 terminal Emitor. UJT digunakan
khusus sebagai pengendali (switch) dan tidak dapat dipergunakan sebagai penguat
seperti jenis transistor lainnya.
2.3. IC (Integrated Circuit/Sirkuit Terpadu)

Integrated Circuit atau sering disingkat dengan IC adalah Komponen Elektronika Aktif
yang terdiri dari gabungan ratusan bahkan jutaan Transistor, Resistor dan komponen
lainnya yang diintegrasi menjadi sebuah Rangkaian Elektronika dalam sebuah
kemasan kecil. Berdasarkan fungsinya, IC dapat dikelompokan lagi menjadi IC
Pewaktu (Timer), IC Comparator (Pembanding), IC Logic gates (Gerbang Logika), IC
Switching (Pengendali) dan IC Amplifier (Penguat).

Berdasarkan Aplikasi dan Fungsinya, IC (Integrated Circuit) dapat dibedakan menjadi


IC Linear, IC Digital dan juga gabungan dari keduanya.
a. IC Linear

IC Linear atau disebut juga dengan IC Analog adalah IC yang pada umumnya
berfungsi sebagai :

 Penguat Daya (Power Amplifier)

 Penguat Sinyal (Signal Amplifier)

 Penguat Operasional (Operational Amplifier / Op Amp)

 Penguat Sinyal Mikro (Microwave Amplifier)

 Penguat RF dan IF (RF and IF Amplifier)

 Voltage Comparator

 Multiplier

 Penerima Frekuensi Radio (Radio Receiver)

 Regulator Tegangan (Voltage Regulator)

b. IC Digital

IC Digital pada dasarnya adalah rangkaian switching yang tegangan Input dan
Outputnya hanya memiliki 2 (dua) level yaitu “Tinggi” dan “Rendah” atau dalam kode
binary dilambangkan dengan “1” dan “0”.

IC Digital pada umumnya berfungsi sebagai :

 Flip-flop

 Gerbang Logika (Logic Gates)

 Timer

 Counter

 Multiplexer

 Calculator

 Memory

 Clock
 Microprocessor (Mikroprosesor)

 Microcontroller

Hal yang perlu dingat bahwa IC (Integrated circuit) merupakan Komponen Elektronika
Aktif yang sensitif terhadap pengaruh Electrostatic Discharge (ESD). Jadi, diperlukan
penanganan khusus untuk mencegah terjadinya kerusakan pada IC tersebut.
BAB III

Komponen Elektronika Pasif


(Passive Electronic Components)

Komponen Elektronika Pasif adalah jenis Komponen elektronika yang tidak


memerlukan sumber arus listrik eksternal untuk pengoperasiannya. Komponen-
komponen elektronika yang digolongkan sebagai komponen pasif diantaranya
seperti Resistor, Kapasitor dan Induktor.

3.1. Resistor

Resistor atau Hambatan adalah Komponen Elektronika Pasif yang berfungsi untuk
menghambat dan mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian Elektronika. Satuan
Nilai Resistor atau Hambatan adalah Ohm (Ω). Komponen-komponen yang termasuk
dalam keluarga Resistor diantaranya seperti Resistor bernilai tetap, resistor yang
dapat diatur hambatannya (variable resistor atau potensiometer), LDR (Light
Dependent Resistor) dan Thermistor (PTC dan NTC).

a. Fixed Resistor

Fixed Resistor adalah jenis Resistor yang memiliki nilai resistansinya tetap. Nilai
Resistansi atau Hambatan Resistor ini biasanya ditandai dengan kode warna ataupun
kode Angka.

Yang tergolong dalam Kategori Fixed Resistor berdasarkan Komposisi bahan


pembuatnya diantaranya adalah :
 Carbon Composition Resistor (Resistor Komposisi Karbon)

Resistor jenis Carbon Composistion ini terbuat dari komposisi karbon halus yang
dicampur dengan bahan isolasi bubuk sebagai pengikatnya (binder) agar
mendapatkan nilai resistansi yang diinginkan. Semakin banyak bahan karbonnya
semakin rendah pula nilai resistansi atau nilai hambatannya.

Nilai Resistansi yang sering ditemukan di pasaran untuk Resistor jenis Carbon
Composistion Resistor ini biasanya berkisar dari 1Ω sampai 200MΩ dengan daya
1/10W sampai 2W.

 Carbon Film Resistor (Resistor Film Karbon)

Resistor Jenis Carbon Film ini terdiri dari filem tipis karbon yang diendapkan
Subtrat isolator yang dipotong berbentuk spiral. Nilai resistansinya tergantung
pada proporsi karbon dan isolator. Semakin banyak bahan karbonnya semakin
rendah pula nilai resistansinya. Keuntungan Carbon Film Resistor ini adalah dapat
menghasilkan resistor dengan toleransi yang lebih rendah dan juga rendahnya
kepekaan terhadap suhu jika dibandingkan dnegan Carbon Composition Resistor.

Nilai Resistansi Carbon Film Resistor yang tersedia di pasaran biasanya berkisar
ntara 1Ω sampai 10MΩ dengan daya 1/6W hingga 5W. Karena rendahnya
kepekaan terhadap suhu, Carbon Film Resistor dapat bekerja di suhu yang
berkisar dari -55°C hingga 155°C.

 Metal Film Resistor (Resistor Film Logam)

Metal Film Resistor adalah jenis Resistor yang dilapisi dengan Film logam yang tipis
ke Subtrat Keramik dan dipotong berbentuk spiral. Nilai Resistansinya dipengaruhi
oleh panjang, lebar  dan ketebalan spiral logam.

Secara keseluruhan, Resistor jenis Metal Film ini merupakan yang terbaik diantara
jenis-jenis Resistor yang ada (Carbon Composition Resistor dan Carbon Film
Resistor).

b. Variable Resistor

Variable Resistor adalah jenis Resistor yang nilai resistansinya dapat berubah dan
diatur sesuai dengan keinginan.
 Potensiometer

Potensiometer merupakan jenis Variable Resistor yang nilai resistansinya dapat


berubah-ubah dengan cara memutar porosnya melalui sebuah Tuas yang terdapat
pada Potensiometer. Nilai Resistansi Potensiometer biasanya tertulis di badan
Potensiometer dalam bentuk kode angka.

 Rheostat

Rheostat merupakan jenis Variable Resistor yang dapat beroperasi pada Tegangan
dan Arus yang tinggi. Rheostat terbuat dari lilitan kawat resistif dan pengaturan
Nilai Resistansi dilakukan dengan penyapu yang bergerak pada bagian atas Toroid.

 Preset Resistor (Trimpot)

Preset Resistor atau sering juga disebut dengan Trimpot (Trimmer Potensiometer)
adalah jenis Variable Resistor yang berfungsi seperti Potensiometer tetapi memiliki
ukuran yang lebih kecil dan tidak memiliki Tuas. Untuk mengatur nilai
resistansinya, dibutuhkan alat bantu seperti Obeng kecil untuk dapat memutar
porosnya.

c. Thermistor (Thermal Resistor)

Thermistor adalah Jenis Resistor yang nilai resistansinya dapat dipengaruhi oleh suhu
(Temperature). Thermistor merupakan Singkatan dari “Thermal Resistor”. Terdapat
dua jenis Thermistor yaitu Thermistor NTC (Negative Temperature Coefficient) dan
Thermistor PTC (Positive Temperature Coefficient).
d. LDR (Light Dependent Resistor)

LDR atau Light Dependent Resistor adalah jenis Resistor yang nilai Resistansinya
dipengaruhi oleh intensitas cahaya yang diterimanya.

3.2. Kapasitor

Kapasitor (Capacitor) atau Kondensator (Condensator) adalah Komponen Elektronika


Pasif yang dapat menyimpan muatan listrik dalam waktu sementara dengan satuan
kapasitansinya adalah Farad. Komponen-komponen yang termasuk dalam keluarga
Kapasitor tersebut diantaranya adalah Kapasitor nilai tetap (Keramik, kertas, mika,
tantalum dan elektrolit), kapasitor yang nilai dapat diatur kapasitasnya (VARCO dan
Trimmer).

Berdasarkan bahan Isolator dan nilainya, Kapasitor dapat dibagi menjadi 2 Jenis yaitu
Kapasitor Nilai Tetap dan Kapasitor Variabel. Berikut ini adalah penjelasan singkatnya
untuk masing-masing jenis Kapasitor :

a. Kapasitor Nilai Tetap (Fixed Capacitor)

Kapasitor Nilai Tetap atau Fixed Capacitor adalah kapasitor yang nilainya konstan
atau tidak berubah-ubah. Berikut ini adalah jenis-jenis kapasitor yang nilainya tetap :
 Kapasitor Keramik (Ceramic Capasitor)

Kapasitor Keramik adalah Kapasitor yang Isolatornya terbuat dari Keramik dan
berbentuk bulat tipis ataupun persegi empat. Kapasitor Keramik tidak memiliki
arah atau polaritas, jadi dapat dipasang bolak-balik dalam rangkaian Elektronika.
Pada umumnya, Nilai Kapasitor Keramik berkisar antara 1pf sampai 0.01µF.

Kapasitor yang berbentuk Chip (Chip Capasitor) umumnya terbuat dari bahan
Keramik yang dikemas sangat kecil untuk memenuhi kebutuhan peralatan
Elektronik yang dirancang makin kecil dan dapat dipasang oleh Mesin Produksi
SMT (Surface Mount Technology) yang berkecepatan tinggi.

 Kapasitor Polyester (Polyester Capacitor)

Kapasitor Polyester adalah kapasitor yang isolatornya terbuat dari Polyester


dengan bentuk persegi empat. Kapasitor Polyester dapat dipasang terbalik dalam
rangkaian Elektronika (tidak memiliki polaritas arah)

 Kapasitor Kertas (Paper Capacitor)

Kapasitor Kertas adalah kapasitor yang isolatornya terbuat dari Kertas dan pada
umumnya nilai kapasitor kertas berkisar diantara 300pf sampai 4µF. Kapasitor
Kertas tidak memiliki polaritas arah atau dapat dipasang bolak balik dalam
Rangkaian Elektronika.

 Kapasitor Mika (Mica Capacitor)

Kapasitor Mika adalah kapasitor yang bahan Isolatornya terbuat dari bahan Mika.
Nilai Kapasitor Mika pada umumnya berkisar antara 50pF sampai 0.02µF.
Kapasitor Mika juga dapat dipasang bolak balik karena tidak memiliki polaritas
arah.

 Kapasitor Elektrolit (Electrolyte Capacitor)

Kapasitor Elektrolit adalah kapasitor yang bahan Isolatornya terbuat dari Elektrolit
(Electrolyte) dan berbentuk Tabung / Silinder. Kapasitor Elektrolit atau disingkat
dengan ELCO ini sering dipakai pada Rangkaian Elektronika yang memerlukan
Kapasintasi (Capacitance) yang tinggi. Kapasitor Elektrolit yang memiliki Polaritas
arah Positif (-) dan Negatif (-) ini menggunakan bahan Aluminium sebagai
pembungkus dan sekaligus sebagai terminal Negatif-nya. Pada umumnya nilai
Kapasitor Elektrolit berkisar dari 0.47µF hingga ribuan microfarad (µF). Biasanya di
badan Kapasitor Elektrolit (ELCO) akan tertera Nilai Kapasitansi, Tegangan
(Voltage), dan Terminal Negatif-nya. Hal yang perlu diperhatikan, Kapasitor
Elektrolit dapat meledak jika polaritas (arah) pemasangannya terbalik dan
melampui batas kamampuan tegangannya.

 Kapasitor Tantalum

Kapasitor Tantalum juga memiliki Polaritas arah Positif (+) dan Negatif (-) seperti
halnya Kapasitor Elektrolit dan bahan Isolatornya juga berasal dari Elektrolit.
Disebut dengan Kapasitor Tantalum karena Kapasitor jenis ini memakai bahan
Logam Tantalum sebagai Terminal Anodanya (+). Kapasitor Tantalum dapat
beroperasi pada suhu yang lebih tinggi dibanding dengan tipe Kapasitor Elektrolit
lainnya dan juga memiliki kapasintansi yang besar tetapi dapat dikemas dalam
ukuran yang lebih kecil dan mungil. Oleh karena itu, Kapasitor Tantalum
merupakan jenis Kapasitor yang berharga mahal. Pada umumnya dipakai pada
peralatan Elektronika yang berukuran kecil seperti di Handphone dan Laptop.

b. Kapasitor Variabel (Variable Capacitor)

Kapasitor Variabel adalah Kapasitor yang nilai Kapasitansinya dapat diatur atau
berubah-ubah. Secara fisik, Kapasitor Variabel ini terdiri dari 2 jenis yaitu :
 VARCO (Variable Condensator)

VARCO (Variable Condensator) yang terbuat dari Logam dengan ukuran yang lebih
besar dan pada umumnya digunakan untuk memilih Gelombang Frekuensi pada
Rangkaian Radio (digabungkan dengan Spul Antena dan Spul Osilator). Nilai
Kapasitansi VARCO berkisar antara 100pF sampai 500pF

 Trimmer

Trimmer adalah jenis Kapasitor Variabel yang memiliki bentuk lebih kecil sehingga
memerlukan alat seperti Obeng untuk dapat memutar Poros pengaturnya.
Trimmer terdiri dari 2 pelat logam yang dipisahkan oleh selembar Mika dan juga
terdapat sebuah Screw yang mengatur jarak kedua pelat logam tersebut sehingga
nilai kapasitansinya menjadi berubah. Trimmer dalam Rangkaian Elektronika
berfungsi untuk menepatkan pemilihan gelombang Frekuensi (Fine Tune). Nilai
Kapasitansi Trimmer hanya maksimal sampai 100pF.

3.3. Induktor

Induktor atau dikenal juga dengan Coil adalah Komponen Elektronika Pasif yang
terdiri dari susunan lilitan Kawat yang membentuk sebuah Kumparan. Induktor akan
menimbulkan medan magnet saat dialiri arus listrik. Satuan Induktansi pada Induktor
adalah Henry (H). Komponen-komponen yang termasuk dalam keluarga Induktor
diantaranya seperti air core inductor, iron core inductor, ferrite core inductor,
torroidal core inductor, laminated core inductor dan variable inductor.

Berikut ini adalah simbol-simbol Induktor :


Nilai Induktansi sebuah Induktor (Coil) tergantung pada 4 faktor, diantaranya adalah :

a. Jumlah Lilitan, semakin banyak lilitannya semakin tinggi Induktasinya

b. Diameter Induktor, Semakin besar diameternya semakin tinggi pula


induktansinya

c.Permeabilitas Inti, yaitu bahan Inti yang digunakan seperti Udara, Besi ataupun
Ferit.

d. Ukuran Panjang Induktor, semakin pendek inductor (Koil) tersebut semakin


tinggi induktansinya.

Berdasarkan bentuk dan bahan inti-nya, Induktor dapat dibagi menjadi beberapa
jenis, diantaranya adalah :

a. Air Core Inductor – Menggunakan Udara sebagai Intinya

b. Iron Core Inductor – Menggunakan bahan Besi sebagai Intinya

c.Ferrite Core Inductor – Menggunakan bahan Ferit sebagai Intinya

d. Torroidal Core Inductor – Menggunakan Inti yang berbentuk O Ring (bentuk


Donat)

e. Laminated Core Induction – Menggunakan Inti yang terdiri dari beberapa lapis
lempengan logam yang ditempelkan secara paralel. Masing-masing lempengan
logam diberikan Isolator.

f. Variable Inductor – Induktor yang nilai induktansinya dapat diatur sesuai dengan
keinginan. Inti dari Variable Inductor pada umumnya terbuat dari bahan Ferit
yang dapat diputar-putar.

Anda mungkin juga menyukai