Anda di halaman 1dari 9

KARAKTERISTIK DIODA

Nur Azizah*), Raodhatul Nawawi, Risman


Laboratorium Elektronika dan Instrumen
2016
LATAR BELAKANG

Dioda merupakan perangkat semikonduktor sambungan P – N paling sederhana yang


memiliki sifat mengalirkan arus hanya dalam satu arah. Penipisan dan penebalan lapisan deplesi
antar persambungan menjadi kunci dari sifat dioda sambungan P – N. Berbeda dengan sebuah
resistor, sebuah dioda tidak berperilaku linier terhadap tegangan yang diberikan melainkan dioda
menghasilkan karakteristik I – V yang eksponensial
Dioda memegang peranan penting dalam elektronika, diantaranya adalah untuk
menghasilkan tegangan searah dari tegangan bolak balik, untuk membuat berbagai gelombang
isyarat, untuk mengatur tegangan searah agar tidak berubah dengan beban maupun dengan
perubahan tegangan jala – jala (PLN), untuk saklar elektronik, LED, laser semikonduktor,
mengesan gelombang mikro dan lain – lain).
Tanpa disadari hampir semua peralatan elektronika memerlukan sumber arus searah.
Rangkaian penyearah gelpmbang digunalan untuk mengubah arus bolak-balik menjadi arus
searah. Arus harus rata tidak boleh berdenyut untuk menghindari kerusakan pada alat yang
dicatu.
Karakteristik diode secara umum dapat diketahui dengan merangkainya secara khusus
dengan merangkainya bersama resistor, dimana P adalah anoda (+) dan N adalah katoda (-).
Struktur dioda tidak lain adalah sambungan semikonduktor P dan N. Satu sisi adalah
semikonduktor dengan tipe P dan satu sisinya yang lain adalah tipe N. Dioda memiliki prinsip
kerja yang berdasarkan teknologi pertemuanP-N semikonduktor yang dapat mengalirkan arus
dari tipe-p (anoda) menuju tipe-n (katoda) tetapi tidak dapat mengalirkan arus kearah sebaliknya.
Dilihat dari bentuknya diode adalah slah satu komponen aktif elektronika yang memiliki
bentuk yang sederhana sehingga sangat popular digunakan untuk penggunaan yang sangat luas.
Ada beberapa macam rangkaian dioda, diantaranya : penyearah setengah gelombang (Half-Wave
Rectifier), penyearah gelombang penuh (Full-Wave Rectifier), rangkaian pemotong (Clipper),
rangkaian penjepit (Clamper) maupun pengganda tegangan (Voltage Multiplier). Ada berbagai
macam dioda diantaranya adalah LED, dioda penyearah, dioda zener, dioda jembatan, dan lain-
lain.
Untuk praktikum kali ini dilakukan praktikum mengenai karakteristik diode, yang
diharapkan mahasiswa dapat menggambarkan dan menginterpretasi kurva karakteristik Arus –
Tegangan (I–V) dari dioda penyerah dan dioda zener, menentukan garis beban dan titik kerja
berdasarkan kurva I – V dioda penyearah dan menentukan tegangan zener berdasarkan kurva I –
V dioda zener.Dari penjelasan diataslah yang melatar belakangi kami melakukan percobaan ini,
yang dimana praktikum ini sangat bermanfaat untuk megembangkan ilmu tentang karakteristik
diode dan juga mengembangkan pengaplikasian terbaru tentang karakteristik diode dengan
memodifikasinya menjadi hal terbaru didunia keelektronikaan
RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana cara menggambarkan dan menginterpretasikan kurva karakteristik arus –
tegangan (I-V) dari dioda penyearah dan dioda zener?
2. Bagaimana cara menentukan garis beban dan titik kerja berdasarkan kurva I-V dioda
penyearah?
3. Bagaimana cara menentukan tegangan zener berdasarkan kurva I-V dioda zener?
TUJUAN PRAKTIKUM
1. Menggambarkan dan menginterpretasikan kurva karakteristik aris-tegangan (I-V) dari dioda
penyearah dan dioda zener
2. Menentukan garis beban dan titik kerja berdasarkan kurva I-V dioda penyearah
3. Menentukan tegangan zener berdasarkan kurva I-V dioda zener
KAJIAN TEORI
Dioda merupakan perangkat semikonduktor sambungan P – N paling sederhana yang
memiliki sifat mengalirkan arus hanya dalam satu arah. Penipisan dan penebalan lapisan deplesi
antar persambungan menjadi kunci dari sifat dioda sambungan P – N. Berbeda dengan sebuah
resistor, sebuah dioda tidak berperilaku linier terhadap tegangan yang diberikan melainkan dioda
menghasilkan karakteristik I – V yang eksponensial. Notasi atau simbol dioda sambungan P – N
ditunjukkan pada gambar berikut

Gambar 1
(Tim Penyusun,2016).
Sesaat setelah terjadi penyambungan, pada daerah sambungan semikonduktorterjadi
perubahan. Pada daerah tipe-n memiliki sejumlah elektron yang akan dengan mudah terlepas
dari atom induknya. Pada bagian kiri (tipe-p), atom aseptor menarik elektron (atau
menghasilkan lubang) [ CITATION Ahm07 \l 1033 ].
Proses difusi ini tidak berlangsung selamanya karena elektron yang sudah berada di
tempatnya akan menolak elektron yang datang kemudian. Proses difusi berakhir saat tidak
ada lagi elektron yang memiliki cukup energi untuk mengalir.
Gambar 2

Ga
Gambar 3
(Okilas,2007)

Karena elektron bebas pada bahan jenis-n akan berdifusi melalui sambungan, masuk
kedalam bahan jenis p, dan terjadi rekombinasi dengan lubang-lubang yang ada dalam bahan p.
Sebaliknya juga terjadi, yaitu lubang bahan berdifusi masuk kedalam bahan n,dan ber-
rekombinasi dengan elektron dan saling meniadakan muatan. Akibatnya, tepat pada sambungan
p-n terjadi daerah tanpa muatan bebas, yang disebut daerah pengosongan [ CITATION Sut865 \l
1033 ].

Kurva Karakteristik Dioda

Gambar. 4 Grafik Karakteristik Dioda

Ada dua daerah operasi dioda sambungan P – N dan ada tiga kondisi bias yang dapat
diberikan:
1. Zero Bias
Kondisi di mana tidak ada potensial eksternal yang diberikan kepada kedua ujung
dioda menghasilkan keseimbangan jumlah pembawa mayoritas, elektron dan hole, dan
keduanya bergerak dalam arah yang berlawanan. Kondisi keseimbangan ini dikenal sebagai
keseimbangan dinamis (dynamic – equilibrium) (Tim Penyusun,2016).
2. Reverse Bias
Kondisi di mana kutub positif sumber potensial eksternal dihubungkan ke sisi N
dioda dan kutub negatif sumer potensial eksternal dihubungkan ke sisi P dioda.
Kondisi ini menghasilkan suatu nilai resistansi yang tinggi antar persambungan dan praktis
tidak menghasilkan aliran pembawa muatan mayoritas dengan meningkatnya potensial
sumber. Namun, sejumlah arus kebocoran yang sangat kecil akan melewati persambungan
yang dapat diukur dalam orde mikroampere (A) (Tim Penyusun,2016).
3. Forward Bias
Kondisi di mana kutub positif sumber potensial eksternal dihubungkan ke sisi P
dioda dan kutub negatif sumer potensial eksternal dihubungkan ke sisi N dioda.

Kondisi ini menghasilkan suatu nilai resistansi persambungan P – N yang sangat rendah
sehingga memungkinkan arus yang sangat besar mengalir walaupun hanya dengan potensial
sumber yang relatif kecil. Perbedaan potensial aktual yang timbul pada kedua ujung
persambungan dioda akan bernilai tetap akibat aksi dari lapisan deplesi yang bernilai sekitar 0,3
V untuk germanium dan 0,7 V untuk silikon. (Tim Penyusun,2015:47).
Dioda Zener
Telah dibahas sebelumnya bahwa dioda menahan arus dalam kondisi reverse bias dan
akan menghasilkan kerusakan (breakdown) bila tegangan balik yang diberikan terlalu besar.
Berbeda halnya dengan dioda zener atau biasa disebut dioda breakdown, pada dasarnya sama
dengan dioda sambungan P – N standar kecuali dirancang secara khusus menghasilkan tegangan
balik atau breakdown yang lebih rendah dan relatif konstan sehingga sangat baik digunakan
dalam arah reverse bias sebagai regulator tegangan. Titik di mana dioda zener mengalami
breakdown atau konduksi disebut tegangan zener ”VZ”. (Tim Penyusun,2015:47).
Kurva karakteristik I-V untuk diode Zener dapat dibuat dengan bentuk linier seperti
diperlihatkan pada gambar 7.13. Pada saat panjar maju, arus mengalir dengan bebas, hambatan
maju sangat kecil dan dapat diabaikan.
[ CITATION Ahm07 \l 1033 ]
Pada model rangkaian diode terdapat sumber tegangan untuk menggambarkan
bahwa arus mundur tidak akan mengalir sampai tegangan negatif pada kaki diode
melebihi 10V.
[ CITATION Ahm07 \l 1033 ]
−1
Garis beban merupakan garis lurus degan kemiringan = , memotong sumbu VD pada
RL
V DD
VDD dan sumbu ID pada titik ID=IA= . Dimana ID dan IA ditentukan dari kurva karakteristik
RL
dioda (Bakri,2015)

METODE PERCOBAAN
Alat dan Bahan
1. Power Supply 20 Vdc 1 buah : sebagai sumber tegangan
2. Voltmeter 0 – 10 Vdc 1 buah : sebagai pengukur tegangan
3. Ammeter 0 – 1 Adc 1 buah : sebagai pengukur arus
4. Potensiometer 1 buah : sebagai manipulator tegangan sumber
5. Dioda Penyearah 1 buah : sebagai penyearah gelombang
6. Dioda Zener 1 buah : sebagai regulator tegangan
7. Kabel Penghubung 8 buah : sebagai penghubung semua komponen elektronika
dalam rangkaian

Identifikasi Variabel
Kegiatan 1. Hubungan antara tegangan diode dan arus diode pada diode penyearah
1. Variabel manipulasi : Tegangan dioda ( Vd )(volt)
2. Variabel respon : Arus dioda ( Id ) (mA)
3. Variabel kontrol : Resistansi resistor (R) (ohm), Tegangan sumber ( Vs
)(volt)
Kegiatan 2. Hubungan antara tegangan diode dan arus diode pada diode zener
1. Variabel manipulasi : Tegangan dioda ( Vd )(volt)
2. Variabel respon : Arus dioda ( Id ) (mA)
4. Variabel kontrol : Resistansi resistor (R) (ohm), Tegangan sumber ( Vs
)(volt)
Definisi Operasional Variabel
Kegiatan 1. Hubungan antara tegangan diode dan arus diode pada diode penyearah
1. Tegangan dioda (Vd) adalah tegangan yang telah dimanipulasi oleh potentiometer dengan
kenaikan untuk bias maju 0,05 volt dan untuk bias mundur 0,5 volt yang bersumber dari
power supply yang diukur menggunakan voltmeter dengan satuan volt.
2. Tegangan sumber (Vs) adalah tegangan yang bersumber dari power supply yang diukur
menggunakan voltmeter dengan satuan volt.
3. Arus dioda (Id) adalah arus yang diukur sebelum melalui dioda diukur menggunakan ammeter
dengan satuan mA.
4. Resistansi resistor adalah nilai dari resistor yang dihitung menggunakan rumus lalu diukur
pula menggunakan multimeter digital dengan satuan ohm.
Kegiatan 1. Hubungan antara tegangan diode dan arus diode pada diode zener
1. Tegangan dioda (Vd) adalah tegangan yang telah dimanipulasi oleh potentiometer dengan
kenaikan untuk bias maju 0,05 volt dan untuk bias mundur 0,5 volt yang bersumber dari
power supply yang diukur menggunakan voltmeter dengan satuan volt.
2. Tegangan sumber (Vs) adalah tegangan yang bersumber dari power supply yang diukur
menggunakan voltmeter dengan satuan volt.
3. Arus dioda (Id) adalah arus yang diukur sebelum melalui dioda diukur menggunakan ammeter
dengan satuan mA.
4. Resistansi resistor adalah nilai dari resistor yang dihitung menggunakan rumus lalu diukur
pula menggunakan multimeter digital dengan satuan ohm.

Prosedur Kerja
Forward Bias
Untuk kondisi forward bias yaitu untuk menentukan nilai arus diodanya hal pertama
yang dilakukan adalah buat rangkaian seperti pada gambar.

Setelah itu, diukur tegangan sumber sebesar 2V untuk kondisi forward bias. Dingatur
potensiometer VR pada posisi minimum dan mengamati penunjukan kedua alat ukur. Lalu
naikkan tegangan bias dengan mengatur potensiometer hingga voltmeter menunjukkan nilai
0,05 V (atau bergantung pada sensitivitas alat ukur), mencatat penunjukan kedua alat ukur
pada tabel pengamatan. Setelah itu lakukan kegiatan sebelumnya untuk tiap kenaikan
tegangan bias 0,05 V hingga maksimum.
Reverse Bias
Untuk kondisi forward bias yaitu untuk menentukan nilai arus diodanya hal pertama
yang dilakukan adalah mengatur ulang rangkaian dengan memutar posisi diode. Lalu diukur
tegangan sumber sebesar 10V untuk kondisi forward bias. Diatur potensiometer VR pada
posisi minimum dan mengamati penunjukan kedua alat ukur. Lalu dinaikkan tegangan bias
dengan mengatur potensiometer hingga voltmeter menunjukkan nilai 0,5 V (atau bergantung
pada sensitivitas alat ukur), mencatat penunjukan kedua alat ukur pada tabel pengamatan.
Setelah itu lakukan kegiatan sebelumnya untuk tiap kenaikan tegangan bias 0,5 V hingga
maksimum.

HASIL PENGAMATAN DAN ANALISIS DATA


Hasil Pengamatan
Kegiatan 1
a. Forward bias
Vs = 2,03 volt
Rs = 56±5%
Tabel 1. Hubungan antara tegangan dioda dan arus dioda pada dioda penyearah

No Vd (Volt) Id (ma)
1. 0.05 0
2. 0.10 0
3. 0.15 0
4. 0.20 0
5. 0.25 0
6. 0.30 0.01
7. 0.35 0.04
8. 0.40 0.29
9. 0.45 1.44
10. 0.50 4.88
11. 0.55 14.38
12. 0.58 24.04

Kegiatan 2
a. Reverse bias
Vs dioda penyearah = 10,01
Vs dioda zener = 12,0
Rs = 56± 5 %
Tabel 2. Hubungan antara tegangan dioda dan arus dioda pada dioda penyearah dan zener

No Vd ( Volt) Id (penyearah) µA Id (Zener) µA


1 -0.5 0 0
2 -1,0 -0,1 0
3 -1.5 -0,1 -0,1
4 -2.0 -0,2 -0,1
5 -2.5 -0,2 -0,2
6 -3.0 -0,3 -0,3
7 -3.5 -0,3 -0,3
8 -4,0 -0,4 -0,3
9 -4,5 -0,4 -0,4
10 -5,0 -0,5 -0,5
11 -5,5 -0,5 -0,5
12 -6,0 -0,6 -0,5
13 -6,5 -0,6 -0,6
14 -7,0 -0,7 -0,7
15 -7.5 -0,7 -0,7
16 -8,0 -0,8 -0,8

17 -8,5 -0,8 -0,8


18 -9,0 -0,9 -0,9
19 -9,5 -0,9 -0,9
20 -10,0 -1,0 -1,0
21 -10,5 -1,0
22 -11,0 -1,1
23 -11,5 -1,1
24 -11,85 -1,2

PEMBAHASAN
Telah dilakukan percobaan yang berjudul karakteristik dioda. Percobaan ini bertujuan
untuk menggambarkan dan menginterpretasikan kurva karakteristik arus – tegangan dari dioda
penyearah dan dioda zener, menentukan garis beban dan titik kerja berdasarkan kurva I – V
dioda penyearah, dan menentukan tegangan zener berdasarkan kurva I – V dioda zener.
Pada kegiatan pertama dengan diode penyearah, dari hasil pengamatan bahwa pada
kondisi forward bias semakin besar tegangan diodanya maka semakin besar pula arus diodanya.
Disebut tegangan maju karena kutub positif sumber tegangan dihubungkan dengan bagian P
diode dan kutub negative dihubungkan dengan bagian N pada dioda. Pada tegangan 0,58 volt
arus diode langsung naik dengan cepat, hal ini sesuai dengan teori dimana arus akan naik dengan
cepat untuk bahan silikon pada tegangan kisaran 0,6 volt. Dari grafik karakteristik dioda
penyearah diketahui titik kerja dioda. Nilai tersebut didapatkan dari perpotongan kurva
karakteristik dioda dengan garis beban. Garis beban ini dibuat dengan menghubungkan I D maks
dengan teganan (V). Perpotongan kedua kurva tersebut adalah titik kerja dari dioda.
Pada kegiatan kedua untuk reverse bias dioda penyearah, tegangan masukan yang
digunakan adalah 10,01 volt dan untuk dioda zener tegangan masukan yang digunakan adalah
12 volt. Data yang diperoleh dari kedua dioda ini membentuk kurva fungsi eksponensial namun
berbeda dengan forward bias dimana kurva ini mengarah kebawah dikarenakan data yang
diperoleh untuk arus bernilai sangat kecil sehingga arus ini disebut arus bocor. Adapun cara
menentukan garis beban dan titik kerjanya sama dengan kegiatan pertama yaitu menghubungkan
ID maks dengan teganan (V) untuk mencari garis beban dan titik kerja didapatkan perpotongan
kurva.

KESIMPULAN

1. Dari grafik dapat disimpulkan bahwa ID berbanding lurus dengan VD. Dimana semakin besar
ID makan semakin besar pula V D nya. Tapi ada kala dimana V D akan konstan dan ID akan
terus bertambah sehingga kurva yang dibentuk tidak linier melainkan kurva yang terbentuk
adalah fungsi eksponensial.
2. Garis beban dapat ditentukan dengan menghubungkan V D atau VS dengan ID maks. Titik
kerja didapatkan dari perpotongan antara kurva karakteristik dioda dengan garis bebannya.
3. Tegangan zener dapat ditentukan dengan terlebih dahulu menentukan garis beban dan titik
kerjanya.
DAFTAR PUSTAKA

Bakri, Abdul Haris., dkk. 2015. Dasar-Dasar Elektronika. Makassar: Penerbit UNM.
Bakri, Abdul Haris., dan Saleh, Muh.2016. Penuntun Praktikum Elektronika Dasar 1.
Makassar : Jurusan Fisika FMIPA UNM.
Oklilas, A. F. (2007). Elektronika Dasar. Palembang
Sutrisno. 1986. Elektronika, Teori dan Penerapannya Jilid 1. Bandung: Penerbit ITB.

Anda mungkin juga menyukai