LATAR BELAKANG
Hampir semua peralatan elektronika memerlukan sumber arus searah. Penyearah
digunakan untuk mendapatkan arus searah dari suatu arus bolak-balik. Hampir sebagian
besar peralatan elektronika menggunakan sumber daya listrik 220 volt / 50 Hz dari PLN.
Beberapa peralatan seperti radio atau tape kecil menggunakan baterai sebagai sumber
tegangan namun sebagian menggunakan listrik PLN sebagai sumber tenaganya. Untuk itu
dibutuhkan suatu rangkaian yang dapat mengubah arus listrik bolak-balik (AC) dari PLN
menjadi arus listrik searah (DC). Komponen yang melaksanakan konversi ini disebut
dioda yang dapat mengubah AC ke DC. Arus atau tegangan tersebut harus benar-benar
rata tidak boleh berdenyut-denyut agar tidak menimbulkan gangguan bagi peralatan yang
dicatu.
Komponen eletronika yang dimaksud adalah dioda. Dioda merupakan perangkat
semikonduktor sambungan P N paling sederhana yang memiliki sifat mengalirkan arus
hanya dalam satu arah. Penipisan dan penebalan lapisan deplesi antar persambungan
menjadi kunci dari sifat dioda sambungan P N. Berbeda dengan sebuah resistor, sebuah
dioda tidak berperilaku linier terhadap tegangan yang diberikan melainkan dioda
menghasilkan karakteristik I V yang eksponensial. Untuk itu, praktikum ini diakukan
dengan tujuan menggambarkan dan menginterpretasi kurva karakteristik Arus
Tegangan (IV) dari dioda penyerah dan dioda zener, menentukan garis beban dan
titik kerja berdasarkan kurva I V dioda penyearah dan menentukan tegangan zener
berdasarkan kurva I V dioda zener.
Dioda sebagai salah satu komponen aktif sangat popular digunakan dalam
rangkaian elektronika, karena bentuknya sederhana dan penggunaannya sangat luas. Ada
beberapa macam rangkaian dioda, diantaranya : penyearah setengah gelombang (Half-
Wave Rectifier), penyearah gelombang penuh (Full-Wave Rectifier), rangkaian pemotong
(Clipper), rangkaian penjepit (Clamper) maupun pengganda tegangan (Voltage
Multiplier).
Dioda memiliki fungsi yang unik yaitu hanya dapat mengalirkan arus satu arah
saja. Struktur dioda tidak lain adalah sambungan semikonduktor P dan N. Satu sisi adalah
semikonduktor dengan tipe P dan satu sisinya yang lain adalah tipe N. Dengan struktur
demikian arus hanya akan dapat mengalir dari sisi P menuju sisi N.
RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana tafsiran dari gambar kurva karakteristik Arus Tegangan (I-V) dari
dioda penyearah dan dioda zener?
2. Bagaimana menentukan beban dan titik kerja berdasarkan kurva I V dioda
penyearah?
3. Bagaimana menentukan tegangan zener berdasarkan kurva I V dioda zener?
TUJUAN
1. Menggambarkan dan menginterpretasi kurva karakteristik Arus Tegangan (IV)
dari dioda penyerah dan dioda zener,
2. Menentukan garis beban dan titik kerja berdasarkan kurva I V dioda penyearah,
3. Menentukan tegangan zener berdasarkan kurva I V dioda zener.
TINJAUAN PUSTAKA
Perangkat elektronika memerlukan suplai arus searah DC (direct current) yang
stabil agar dapat bekerja dengan baik. Sumber catu daya yang besar adalah sumber bolak-
balik AC (alternating current) dari pembangkit tenaga listrik (Cahayahati, 2012).
Dioda adalah komponen elektronika yang dapat melewatkan arus pada satu arah
saja. Ada berbagai macam jenis dioda diantaranya, dioda tabung, dioda sambungan p-n,
dioda kontak titik (point-contact diode) dan lain sebagainya. Fungsi dari dioda antara lain
yaitu, mengubah tegangan bolak-balik (AC) menjadi tegangan searah (DC), membuat
berbagai bentuk gelombang isyarat, mengatur tegangan searah agar tidak berubah dengan
beban maupun dengan tegangan jala-jala (PLN), untuk saklar elektronik, LED, laser
semikonduktor (Fathoni, 2015).
Dioda secara aplikasinya terbagi menjadi dua, yaitu dioda penyearah dan dioda
sinyal. Dioda sinyal membutuhkan bias maju dengan tegangan rendah. Dioda penyearah
membutuhkan hubungan tegangan bias mundur yang tinggi dan nilai arus yang besar.
Selain itu, ada pula yang dinamakan dioda zener. Dioda zener adalah dioda silikon yang
telah mendapatkan banyak doping. Berbeda dengan dioda lain, dioda zener bekerja pada
bias mundur dengan tegangan yang rendah. Dioda zener akan mencapai tegangan
breakdown secara cepat saat mencapai tegangan jatuh. Pada dioda zener biasanya nilai
tegangan breakdown di atas 6 V (Fauzan, 2016).
Bahan semikonduktor merupakan bahan yang memiliki konduktivitas listrik di
antara bahan konduktor dan bahan isolator. Nilai konduktivitas bahan semikonduktor
yaitu bervariasi sekitar (104 10-8) -1.cm-1. Ditinjau dari jenis pembawa muatan yang
menghantarkan arus listrik di dalamnya, bahan semikonduktor dapat dibedakan menjadi
bahan semikonduktor intrinsik dan semikonduktor ekstrinsik. Keunikan bahan
semikonduktor dibanding bahan lainnya yaitu nilai konduktivitasnya dapat divariasikan
dengan sesuai pembuatnya yakni dengan memasukkan elemen lain ke dalam kristal
semikonduktor yang dikenal dengan istilah doping (Kurniawan, 2013).
Semikonduktor Intrinsik
Berdasarkan jenis pembawa muatannya, material semikonduktor, dibagi menjadi
dua yaitu semikonduktor intrinsik dan semikonduktor ekstrinsik. Semikonduktor intrinsik
adalah semikonduktor murni yang belum diberikan atom pengotor (impuritas). Pada
temperatur 0 K, semua elektron menempati orbital-orbital ikatan dalam keadaan terikat.
Susunan ini memberikan keadaan pita valensi terisi penuh elektron dan keadaan pita
konduksi kosong, sehingga pada bahan semikonduktor tidak terjadi aliran arus listrik.
Semikonduktor Ekstrinsik
Adapun material semikonduktor ekstrinsik merupakan material semikonduktor
dengan pembawa muatan yang didominasi oleh salah satu jenis saja, elektron atau hole.
Semikonduktor ekstrinsik dengan pembawa muatan mayoritas elektron disebut
semikonduktor tipe-n, sedangkan semikonduktor ekstrinsik dengan pembawa muatan
mayoritas hole disebut semikonduktor tipe-p.
(Kurniawan, 2013).
Ada dua daerah operasi dioda sambungan P N dan ada tiga kondisi bias yang dapat
diberikan:
1. Zero Bias kondisi di mana tidak ada potensial eksternal yang diberikan kepada
kedua ujung dioda menghasilkan keseimbangan jumlah pembawa mayoritas, elektron
dan hole, dan keduanya bergerak dalam arah yang berlawanan. Kondisi keseimbangan
ini dikenal sebagai keseimbangan dinamis (dynamic equilibrium).
2. Reverse Bias kondisi di mana kutub positif sumber potensial eksternal dihubungkan
ke sisi N dioda dan kutub negatif sumer potensial eksternal dihubungkan ke sisi P
dioda.
Kondisi ini menghasilkan suatu nilai resistansi yang tinggi antar persambungan
dan praktis tidak menghasilkan aliran pembawa muatan mayoritas dengan
meningkatnya potensial sumber. Namun, sejumlah arus kebocoran yang sangat kecil
akan melewati persambungan yang dapat diukur dalam orde mikroampere (A).
3. Forward Bias Kondisi di mana kutub positif sumber potensial eksternal
dihubungkan ke sisi P dioda dan kutub negatif sumer potensial eksternal dihubungkan
ke sisi N dioda.
Pada tempat persambungan antara semikonduktor tipe-p dan tipe-n pada dioda,
terdapat daerah transisi atau disebut juga daerah muatan ruang. Di daerah transisi ini
terdapat tembok potensial / potential barrier (V). Besarnya tembok potensial akan
bergantung pada jenis semi konduktor yang dipakai, untuk silikon (Si) mempunyai besar
V sebesar 0,7 volt dan untuk germanium (Ge) mempunyai V sebesar 0,3 volt. Pada
kondisi forward bias (dioda diberi tegangan maju) yaitu dimana anoda lebih positif
dibandingkan dengan katoda, maka V merendah. Sebaliknya, jika diode diberi reverse
bias (dioda diberi tegangan mundur) yaitu dimana katoda lebih positif daripada anoda
maka nilai dari V meninggi. Apabila tembok potensial meninggi, maka tidak ada
perpindahan muatan. Dengan kata lain, besarnya arus adalah nol, namun dalam realitanya
nilai arus tetap ada arus meskipun sangat kecil (Fauzan, 2016).
Dioda Zener
Telah dibahas sebelumnya bahwa dioda menahan arus dalam kondisi reverse bias
dan akan menghasilkan kerusakan (breakdown) bila tegangan balik yang diberikan terlalu
besar. Berbeda halnya dengan dioda zener atau biasa disebut dioda breakdown, pada
dasarnya sama dengan dioda sambungan P N standar kecuali dirancang secara khusus
menghasilkan tegangan balik atau breakdown yang lebih rendah dan relatif konstan
sehingga sangat baik digunakan dalam arah reverse bias sebagai regulator tegangan. Titik
di mana dioda zener mengalami breakdown atau konduksi disebut tegangan zener V Z
(Tim Elektronika Dasar, 2016)
METODE PERCOBAAN
Alat dan Bahan
1. Power Supply 20 Vdc, 1 buah
2. Voltmeter 0 10 Vdc, 1 buah
3. Ammeter 0 1 Adc, 1 buah
4. Potensiometer, 1 buah
5. Dioda Penyearah, 1 buah
6. Dioda Zener, 1 buah
7. Kabel Penghubung, 7 buah
Identifikasi Variabel
1. Variabel manipulasi : tegangan output (V)
2. Variabel respon : kuat arus (A)
3. Variabel kontrol : resistansi (), dioda, tegangan input (V).
Definisi Operasional Variabel
1. Tegangan outputadalah beda potensial yang terjadi pada dioda yang diukur
menggunakan multimeter dan dinyatakan dalam satuan Volt.
2. Arus dioda adalah arus yang mengalir menuju dioda yang berubah saat tegangan pada
output diubah dan dinyatakan dalam satian Ampere (A)
3. Tegangan input adalah adalah beda potensial dari sumber tegangan (power suplay)
yang dibaca melalui multimeter dan dinyatakan dalam satuan Volt.
4. Resistansi resistor adalah besarnya nilai hambatan pada resistor yang dapat dibaca dari
koe warna yang tertera pada badan resistor dan dinyatakan dalam satuan .
5. Dioda adalah komponen eletronika yang berfungsi sebagai penyearah arus dimana
dapat meloloskan arus saat bias maju dan memblokir arus saat bias mundur.
6. Kapasitas kapasitor adalah besarnya nilai tampungan yang dapat menyimpan muatan
didalam kapasitor dan dinyatakan dalam satuan Farad.
Prosedur Kerja
Kondisi Forward Bias
a. Membuat rangkaian percobaan seperti pada gambar berikut.
20 0,60 2090
2500
1000
Titik Kerja (0.52, 200)
500
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7
VD (VOLT)
Grafik 1. Hubungan Antara Tegangan (VD) Dan Arus (ID) Terhadap Bias Maju Dioda Penyearah
60
50
40
Garis Kerja
ID (MA)
30
10
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4
VD (VOLT)
Grafik 2. Hubungan Antara Tegangan (VD) Dan Arus (ID) Terhadap Bias Maju Dioda Zener
0
-10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0
-0.1
-0.2
-0.4
-0.5
-0.6
-0.7
-0.8
-0.9
-1
VD (VOLT)
Grafik 3. Hubungan Antara Tegangan (VD) Dan Arus (ID) Terhadap Bias Mundur Dioda Penyearah
-14.895
-12 -10 -8 -6 -4 -2 0
-14.9
-14.905
-14.91
ID (MA)
-14.915
-14.92
-14.925
-14.93
-14.935
VD (VOLT)
Grafik 4. Hubungan Antara Tegangan (VD) Dan Arus (ID) Terhadap Bias Mundur Dioda Zener
PEMBAHASAN
Percobaan ini terdiri dari dua kegiatan, yaitu pada kegiatan pertama mengenai bias maju
dan bias mundur pada dioda penyearah dan pada kegiatan kedua mengenai bias maju dan bias
mundur pada dioda zener.
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan terlihat dioda berguna menyearahkan arus
pada satu arah karena pada sifat dioda yaitu mengalirkan arus hanya dalam satu arah. Untuk
arah yang searah tegangan (arah maju), sedangkan pada arah berlawanan (arah mundur) arus
yang di lewatkan sangat kecil sehingga dapat diabaikan. Tegangan dan kuat arus yang diukur
dengan menggunakan Voltmeter dan Amperameter dengan memutar potensiometer dari
kedaan minimum hingga maksimum.
Pada kegiatan pertama (pada dioda penyearah), untuk bias maju digunakan resistor tetap
sebesar 56,0 dengan tegangan sumber 2 Volt. Untuk bias mundur digunakan resistor tetap
sebesar 56,0 dengan tegangan sumber 10 Volt. Hasil yang diperoleh dari grafik dan
dibandingkan dengan teori yang telah ada grafik yang dihasilkan pada saat bias maju itu
merupakan grafik eksponensial, yang arusnya akan semakin besar bila tegangannya semakin
besar pula. Adapun untuk kegiatan kedua (pada dioda zener), untuk bias maju digunakan
resistor tetap sebesar 56,0 dengan tegangan sumber 2 Volt. Untuk bias mundur digunakan
resistor tetap sebesar 56,0 dengan tegangan sumber 15 Volt. Data yang diambil yaitu pada
selang tegangan keluaran untuk bias maju sebesar 0,05 Volt dan pada bias mundur sebesar
0,5 volt. Pada dioda zener ini lebih cepat mengalami kenaikan arus yang secara teori dioda
dirancang utnuk mempunyai tegangan.
Berdasarkan analisis grafik yang diperoleh, pada percobaan pertama (bias maju dan bias
mundur dioda penyearah) dari grafik 1. Hubungan antara arus terhadap tegangan pada bias
maju dioda penyearah, dengan titik kerja (200 mA, 0,52 volt) yang diperoleh dari garis
bebannya yang jug amerupakan garis kemiringan yang menghubungkan antara tegangan
dioda dan arus dioda. Grafik 3. Hubungan antara arus terhadap tegangan pada bias mundur
dioda penyearah, dengan titik kerja ( -5,6 mA dan -5,6 volt). Adapun percobaan kedua (bias
maju dan bias mundur dioda zener) dari grafik 2. hubungan antara arus terhadap tegangan
pada bias maju dioda zener, dengan titik kerja (19 mA, 2,42Volt). Untuk Grafik 4. Hubungan
antara arus terhadap tegangan pada bias mundur dioda zener, dtidak didapatkan titik kerjanya
dikarenakan alat yang mulai sensitif serta praktikan yag kurang teliti.
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang diperoleh dari percobaan ini adalah:
a. Dioda penyearah maupun zener itu untuk bias maju berhubung saling linear, dimana
semakin besar tegangan dioda semakin cepat pula arus mengalir secara eksponensial
sedangkan bias mundur kebalikan dari bias maju yang dibuktikan dengan adanya grafik.
b. Titik kerja diperoleh dengan menarik garis lurus dengan tegangan maksimal dan kuat arus
minimal pada grafik. Kurva karakteristik arus dan tegangan dioda penyearah
menunjukkan berbahan germanium dengan tegangan barier 0,3 volt dan dioda zener
menunjukkan berbahan silikon dengan tegangan barier 0,7 volt.
c. Pada dioda zener, untuk bias maju sebesar 19 mA, 2,42 Volt dan bias mundur tidak
ditemukan akibat alat yang kurang baik serta praktikan yang kurang teliti. Untuk dioda
penyearah pada bias maju sebesar 0,52 V dan 200 mA. Pada bias mundur untuk dioda
penyearah yakni -5,6 V dan -5,6 mA.
DAFTAR PUSTAKA
Cahayahati,. Mirza Zoni. 2012. Perancangan Rele Arus lebih dengan karakteristik invers
berbasis mikrokontroler atmega 8535. Volume 1, No. 1, September 2012. ISSN:
2302-29949.
Fauzan, Risqi Ahmad,. Riyan Yefta Purba,. Endarko. 2016. Karakteristik Dioda. Jurnal
Elektronika Dasar II (2016)/ NRP: 1114100089 (1-5).
Fathoni, Mochammad Arief,. Endah Rahmawati. 2015. Perancangan I V meter berbasis
mikrokontroler dan PC untuk menentukan Karakteristik Dioda. Jurnal Fisika,
Volume 4 Nomor 1 Tahun 2015, hal 37-40.
Hudaya, Kharla Aji Wahyu. 2013. Pembuatan Penyearah Terkontrol Penuh Satu Fasa
Sebagai Pengemudi Motor Dc 3 Hp. Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,
Universitas Diponegoro.
Kurniawan, Heri. 2013. Analisis Pengaruh Temperatur Operasional dalam Simulasi
Karakteristik Arus-Tegangan pada Dioda Si menggunakan FEMILAB. Skripsi
Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Jember 2013.
Tim Elektronika Dasar, 2015. Penuntun Praktikum Elektronika Dasar 1. Makassar:
Laboratorium Unit Elektronika & Instrumentasi Jurusan Fisika FMIPA UNM.