Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIKUM ALAT-ALAT UKUR

“JEMBATAN AC”

Nama :Suci Utari


NIM : A1C317021
Kelas : Fisika Reg A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2018
Jembatan Arus Bolak Balik

A. Tujuan :
a. Mahasiswa dapat mengetahui dengan baik kegunaan dari masing-masing
jenis jembatan AC beserta dengan konfigurasi, teori dan konsep-konsepnya.
b. Mahasiswa mampu melakukan dengan berbagai jenis jembatan AC.
c. Mahasiswa dapat menganalisis pengaruh dari pengaruh dari masing-masing
komponen dalam jembatan AC.
B. LANDASAN TEORI

Alat ukur dan pengukuran besaran listrik merupakan bentuk dengan satu
kesatuan yang utuh dalam menilai besaran listrik. Salah satu pengukuran resistor
yang sudah dikenal sejak lama yaitu memakai alat ukur jembatan wheatstone baik
pabrikasi maupun non pabrikasi. Pada alat ukur ini tersedia satu fasilitas utama yang
berfungsi sebagai detector dengan sensitivitas yang tinggi yang disebut galvanometer.
Dalam hal ini penggunaan jembatan wheatstone atau alat ukur baik pabrikasi maupun
non pabrikasi seperti jembatan potensiometer, hasil pengukuran besaran komponen
resistor yaitu dengan cara membandingkan pada kondisi keseimbangan titik nol
galvanometer (Herlan,2014:1).

Sebuah jembatan AC bentuk dasarnya terdiri dari empat lengan, sumber eksitasi
dan menyeimbangkan detektor. Setiap lengan terdiri dari impedansi. Sumber AC
adalah pasokan persediaan tegangan AC pada frekuensi yang diperlukan.
Jala-jala yang diperlihatkan pada Gambar. 1 yang didapatkan dengan
menggantikan tahanan-tahanan yang terdapat pada empat cabang dari suatu jembatan
arus searah dengan impedansi-impedansi disebut jembatan bolak-balik. Karena
hukum Ohm juga berlaku untuk arus bolak-balik, maka kondisi untuk keseimbangan
didapat sebagai berikut:
𝑍1 . 𝑍4 = 𝑍2 . 𝑍3 (6.1)
Persamaan ini adalah sama dengan dua persamaan di bawah ini:
|𝑍1 |𝑍4 | = |𝑍2 |𝑍3 |
(6.2)
Bila kondisi keseimbangan tersebut ditulis dengan suatu persamaan yang
memperlihatkan hubungan-hubungan antara bagian-bagian nyata dan bagian-bagian
imajinernya, maka didapat hubungan keseimbangan sebagai berikut:

𝑅1 . 𝑅4 - 𝑋1 . 𝑋4 = 𝑅2 . 𝑅3 - 𝑋2 . 𝑋3 (6.3)
𝑅1 . 𝑅4 + 𝑋1 . 𝑋4 = 𝑅2 . 𝑅3 + 𝑋2 . 𝑋3 (6.4)

Dari persamaan di atas maka dapat dilihat bahwa kondisi keseimbangan


dinyatakan dalam dua persamaan. Hal ini adalah merupakan perbedaan pokok dengan
persamaan keseimbangan dalam jembatan arus searah. Jadi dengan demikian, maka
berbeda dengan jembatan arus searah, dimana keseimbangan bisa dicapai dengan
pengaturan satu cabang, maka untuk jembatan arus bolak-balik, keseimbangan hanya
didapat dengan pengaturan dua komponen dari jembatan.

Jembatan arus bolak-balik beraneka macam ragamnya. Kondisi-kondisi


keseimbangan pada arus bolak-balik pada umumnya tergantung dari frekuensi sumber
energinya, akan tetapi untuk pengukuran impedansi adalah sangat memudahkan bila
kondisi-kondisi keseimbangan dibuat tidak tergantung pada frekuensi. Jembatan arus
bolak-balik yang kondisi keseimbangannya tergantung dari frekuensi disebut
jembatan- jembatan frekuensi dan jembatan ini mendapatkan penggunaannya untuk
pengukuran frekuensi sederhana atau dalam osilator dan filter. (Soedjana, 1976 : 123
– 124).

MenurutDinata (2015: 84-85), Dayapadaarusbolak-balikataualternating current


(ac) ada 3 macamyaitudayaaktif, dayareaktifdandayanyata.
1. DayaAktif
Dayaaktifdigunakansecaraumumolehkonsumen.Dayaaktifinilah yang
biasanyadapatdikonversikandalambentukkerja.Satuandayaaktifdinyatakandalam
watt.Dayaaktif (realpower), didapatdaripersamaan:
P = V.I.cos𝜃[𝑘𝑊]
2. DayaReaktif
Dayareaktifadalahjumlahdaya yang diperlukanuntukpembentukanmedan magnet.
Dari pembentukanmedan magnet. Makaakanterbentukfluks magnet.
SatuandayareaktifdinyatakandalamVAr.Dayareaktif (reactivepower),
didapatdaripersamaan:
Q = V.I.sin𝜃[𝑘 𝑉 𝐴𝑟]

3. DayaNyata
Dayanyataadalahpenjumlahangeometrisdaridayaaktifdandayareaktif.Dayanyatam
erupakandaya yang
diproduksiolehperusahaansumberlistrikuntukdiditribusikankekonsumen.Satuanda
yanyatainidinyatakandalam VA.Dayanyata (apparent power),
didapatdaripersamaan:
S = V.I [𝑘 𝑉𝐴]
Dayaaktifdanreaktifdidefinisikansecaramatematikasebagaiberikut:
P + JQ = Vsrms.Irms S
Jembatan arus bolak-balik merupakan perluasan wajar dari jembatan arus
searah dan dalam bentuk dasarnya terdiri dari empat lengan jembatan, sumber
eksitasi, dan sebuah detector nol. Sumber daya menyalurkan suatu tegangan bolak-
balik kejembatan pada frekuensi yang diinginkan. Untuk pengukuran pada
frekuensi rendah, antara sumber daya (power line) dapat berfungsi sebagai sumber
eksitasi, pada frekuensi yang lebih tinggi, sebuah osilator umumnya menyalurkan
tegangan eksitasi. Detektor nol harus member tanggapan terhadap ketidak
seimbangan arus-arus bolak-balik dan dalam bentuk yang paling sederhana (tetapi
sangat efektif) terdiri dari sepasang telepon kepala (head phones). Dalam pemakaiaan
lain, detector nol dapat terdiri dari sebuah penguat arus bolak-balik bersama sebuah
alat pencatat keluaran atau sebuah indicator tabung sinar elektron (tuning eye)
(William,1999:24).
Cara mengukur induksi diri dengan menggunakan metoda jembatan
Maxwell ini diperlukan sumber arus bolak-balik (AC) dalam pngukurannya.
Induktansi yang akan diukur (𝐿𝑥 ) ini disambung pada rangkaian jembatan yang akan
dipersamakan.

(Suryatmo,1997: 89-92), Rangkaian jembatan Maxwell Ketika sakelar S


ditutup dalam jembatan, maka akan dialiri oleh arus bolak- balik. Untuk memperoleh
keseimbangannya diaturlah induktansi standar 𝐿𝑛 dengan tahanan standar 𝑅𝑛 . Maka
setelah dicapai keseimbangan berlakulah:

(𝑅𝑥 + 𝑋𝐿𝑥 )𝑅𝑛 = (𝑅1 + 𝑋𝐿𝑥 ) 𝑅

(𝑅𝑥 + 2 π f 𝐿𝑥 )𝑅𝑛 = (𝑅1 + 2 π f 𝐿𝑛 ) 𝑅

𝑅 (𝑅 + 2 π f 𝐿 )
= (𝑅𝑥 + 2 π f 𝐿𝑥 )
𝑅𝑛 𝑥 𝑛

Pada kondisi seimbang, nilai-nilai tahanan nyata R dan tahanan imaginer


(𝑋𝐿 ) pada tiap-tiap induktansi harus sama, maka didapatlah sebagai berikut:

𝑅𝑥 𝑅
𝑅𝑥 𝑅𝑛 = 𝑅1 𝑅 atau =𝑅
𝑅1 𝑛

𝐿𝑥 𝑅
dan (2 π f 𝐿𝑥 )𝑅𝑛 = (2 π f 𝐿𝑛 ) 𝑅 atau =𝑅
𝐿𝑛 𝑛

Sehingga dapat ditulis:

𝐿𝑥 𝑅 𝑅
= 𝑅𝑥 = 𝑅
𝐿𝑛 1 𝑛

Jadi, kondisi keseimbangan dari jembatan ini tidak bergantung pada


frekuensinya. Karena R, 𝑅𝑛 , 𝐿𝑛 ,dan 𝑅1 telah diketahui, dan 𝑅𝑥 dapat dicari seperti
berikut ini:

𝑅 𝑅
𝐿𝑥 = 𝑅 𝐿𝑛 dan 𝑅𝑥 = 𝑅 𝑅1
𝑛 𝑛
Dimana

𝐿𝑥 = Induktansi yang diukur

𝑅𝑥 = Tahanan nyata dari 𝐿𝑥

𝐿𝑛 = Induktansi standar

𝑅1 = Tahanan nyata dari 𝐿𝑛

𝑅𝑛 = Tahanan standar

S= Sakelar

T= Alatpendengar (head set )

𝐸2 = Sumber tegangan AC

Rangkaian jembatan AC pada umumnya banyak digunakan dalam aplikasi


pengukuran nilai suatu komponen, rangkaian jembatan dikatakan seimbang apabila
arus yang mengalir pada cabang yang menghubungkan dua lengan dari jembatan
tersebut sama dengan nol ampere. Dalam penerapannya, digunakan resistor variabel
yang nilainya sangat presisi yang diatur sehingga arus yang lewat pada bagian tengah
(biasanya memakai galvanometer) sama dengan nol ampere. Untuk rangkaian
AC, kondisi seimbang pada rangkaian jembatan terjadi saat nilai impedansi dari
masing-masing lengan/cabang dalam jembatan (Marthein, 2006: 45).

C. ALAT DAN BAHAN

1. Resistor box

2. Kapasitor

3. Inductor

4. Capitbuaya

5. Oscillator
6. Galvanometer (menggunakanmultimeter analog)

7. Multimeterdigita

D. PERCOBAAN

GAMBAR RANGKAIAN PRAKTIKUM

Gambar 3.1 Gambar 3.2

Jembatan Maxwell Jembatan Hay

Gambar 3.3 Gambar 3.4

Jembatan Wien Jembatan Schering


E. PROSEDUR PERCOBAAN

1) Jembatan Maxwell
 SusunlahrangkainJembatan Maxwell sepertigambar di atas.
 Nilaitegangan, frekuensi, Rx, Lx, Rs, Ra, Rmditentukanolehasisten.
 Aturnilaikapasitansi Cs agar jembatanmenjadisetimbang.
 Catat data pengamatankedalamtabelberikut:

V F (Hz) Rx Rm Ra Rs Cs Lx Ket

 Buktikandenganhasilperhitunganapakahnilai yang di
dapatsesuaidenganteori yang berlaku.

2) Jembatan Hay
 SusunlahrangkainJembatan Hay sepertigambar di atas.
 Nilaitegangan, frekuensi, Rx, Lx, Rs, Ra, Rmditentukanolehasisten.
 Aturnilaitahanan Cs agar jembatanmenjadisetimbang.
 Catat data pengamatankedalamtabelberikut:
V F (Hz) Rx Rm Ra Rs Cs Lx Ket

 Buktikandenganhasilperhitunganapakahnilai yang di
dapatsesuaidenganteori yang berlaku.\
3) Jembatan Wien
 SusunlahrangkainJembatan Wien sepertigambar di atas.
 Nilaitegangan, R1, C1, R2, R3, C3, R4 ditentukanolehasisten.
 Aturfrekuensisumbertegangan agar jembatanmenjadisetimbang.
 Catat data pengamatankedalamtabelberikut:
V F (Hz) Rx Rm Ra Rs Cs Lx Ket

 Buktikandenganhasilperhitunganapakahnilai yang di
dapatsesuaidenganteori yang berlaku.
4) Jembatan Schering
 SusunlahrangkainJembatan Schering sepertigambar di atas.
 Nilaitegangan, frekuensi, R1, C1, R2, C3, Cx, ditentukanolehasisten.
 Aturnilaitahanan Rx agar jembatanmenjadisetimbang.
 Catat data pengamatankedalamtabelberikut:
V F (Hz) Rx Rm Ra Rs Cs Lx Ket

 Buktikandenganhasilperhitunganapakahnilai yang di
dapatsesuaidenganteori yang berlaku.

F. ANALISIS DATA
a. jembatan Maxwell
 MenentukanHambatan
𝑅3 𝑅2
 𝑅𝑥 = 𝑅1

 Menentukan Lx
 Lx = R 3 R 2 C
b. Jembatan Wien
 MenentukanHambatan

𝑅2
 = 𝑅1 𝐶1 𝑅3 𝐶3
𝑅4

 MenentukanFrekuensi

1
 𝐹= 𝑅
2𝜋√ 2
𝑅4

c. Jembatan Schering

 Menentukan Tan θx . Tan θs


 Tan θx . Tan θs = w (C2 s - C1 Q)
d. Jembatan carey-foster
 Menentukannilai M
 𝑀 = 𝐶 𝑥 𝑄 𝑥𝑅
 Menentukan L
𝑆
 𝐿 = 𝑀 [1 + 𝑄]

G. DATA PERCOBAAN
a. Jembatan Maxwell
NO. R1 (Ω) R2 (Ω) R3 (Ω) C

1. 0,25 0,26 13,45 12

2. 250 82,6 134,5 1200


b. Jembatan wien
NO R1 (Ω) R2 (Ω) R3 (Ω) R4 (Ω) C1 C2 F

1. 0,25 74,4861 13,45 0,71 12 2,6 0,016

2. 250 7,45 x 1012 134,5 710 1200 260 0,16 x 10-5

c. Jembatan schering
NO. CS S Q w C1 C2

1. 22 44,61 70,897 0,84 12 7,4

2. 2200 446,1 708,97 84,1 1200 740

d. Jembatan carey-foster
NO. C Q R S

1. 12 70,897 0,25 44,61

2. 1200 708,97 82,6 446,1

H. PEMBAHASAN
Sebuah jembatan AC bentuk dasarnya terdiri dari empat lengan, sumber eksitasi
dan menyeimbangkan detektor. Setiap lengan terdiri dari impedansi. Sumber AC
adalah pasokan persediaan tegangan AC pada frekuensi yang diperlukan.
Jala-jala yang diperlihatkan pada Gambar. 1 yang didapatkan dengan
menggantikan tahanan-tahanan yang terdapat pada empat cabang dari suatu jembatan
arus searah dengan impedansi-impedansi disebut jembatan bolak-balik. Karena
hukum Ohm juga berlaku untuk arus bolak-balik, maka kondisi untuk keseimbangan
didapat sebagai berikut:
𝑍1 . 𝑍4 = 𝑍2 . 𝑍3 (6.1)

Persamaan ini adalah sama dengan dua persamaan di bawah ini:

|𝑍1 |𝑍4 | = |𝑍2 |𝑍3 |

Contoh Jembatan Ac adalah :


1. Jembatan Maxwell
Jembatan Maxwell dapat digunakan untuk mengukur induktansi dengan perbandingan
baik dengan variabel standar dari induktansi atau dengan variabel kapasitansi standar.

Rumus yang digunakan dalam jembatan Maxwell adalah:


𝑅3 𝑅2
𝑅𝑥 =
𝑅1

Lx = R 3 R 2 C
Contoh soal :

Suatu rangkaian diketahui R1 = 10 ohm, R2 = 6 ohm dan R3= 15 ohm. Dalam


rangkaian ini nilai C adalah 0,1μF. Berapakah nilai Rx dan Lx nya.......
Jawab :
Diketahui : R1 = 10 ohm,
R2 = 6 ohm
R3= 15 ohm

C = 0,1μF

Ditanya : nilai Rx dan Lx..


𝑅3 𝑅2
𝑅𝑥 =
𝑅1

(15 𝑜ℎ𝑚)(6 𝑜ℎ𝑚)


𝑅𝑥 =
(10 𝑜ℎ𝑚)

90 𝑜ℎ𝑚
𝑅𝑥 =
10 𝑜ℎ𝑚

𝑅𝑥 = 9 𝑜ℎ𝑚

2. Jembatan Maxwell - Wien


Jembatan tersebut dipakai untuk mengukur Lx(atau C) bila C (atau Lx) diketahui. Sudah
tentu tahanan-tahanan R dan S harus pula diketahui, karena harga-harga dari tahanan dapat
ditentukan pada umumnya jauh lebih mudah dari pada L dan C, maka pengukuran tahanan-
tahanan murni tidak dimasukkan sebagai suatu objek pengukuran, dengan mempergunakan
jembatan-jembatan arus bolak-balik, kecuali hal itu memang diharuskan demikian
pengukurannya. Sebaliknya tahanan seri yang menjadi bagian tahanan dari suatu induktor
atau tahanan paralelnya dari suatu kondensator, dianggap sebagai objek dari pengukuran.

Rumus yang digunakan dalam Jembatan Maxwell - Wien adalah :


𝑅2
= 𝑅1 𝐶1 𝑅3 𝐶3
𝑅4

1
𝐹=
𝑅
2𝜋√𝑅2
4
contoh soal ∶

Suatu rangkaian diketahui R1 = 15 ohm, R2 = 30 ohm dan R3= 15 ohm. Dalam


rangkaian ini nilai C adalah 0,5μF. Berapakah nilai R4 dan F nya.......
Jawab :

Diketahui : R1 = 15 ohm,
R2 = 30 ohm
R3= 15 ohm

C1 = 0,5 μF

C3 = 10 μF

Ditanya : nilai R4 dan F

𝑅2
= 𝑅1 𝐶1 𝑅3 𝐶3
𝑅4

30 𝑜ℎ𝑚
= (15 𝑜ℎ𝑚)(0,5 μF) (15 ohm) (10 μF)
𝑅4

1125
R4 = = 37,5 ohm
30 𝑜ℎ𝑚

1
𝐹=
𝑅
2𝜋√𝑅2
4

1
𝐹=
30
2 × 3,14√37,5

1
𝐹=
6,28√0,8

1
𝐹=
5,59

F = 0,17 Hz
3. Jembatan Carey-Foster

Jembatan tersebut digunakan untuk mempersamakan induktansi persamaan M dan


kapasitansi C. L dan R adalah induktansi sendiri dari pada induktansi bersamaan yang
terdapat pada sisi jembatan, dan R adalah tahanannya.
Untuk jembatan ini, kondisi keseimbangannya adalah: tegangan diantara lilitan dari pada
induktansi bersamaan yang terdapat pada sisi jembatan, sama dengan nol. Suatu hal perlu
dicatat, bahwa seakan-akan tidak terdapat kondisi keseimbangan, karena salah satu dari
cabang-cabang jembatan dihubung-pendekkan.

Rumus yang digunakan dalam Jembatan Carey-Foster adalah :

𝑀 = 𝐶 𝑥 𝑄 𝑥𝑅
𝑆
𝐿 = 𝑀 [1 + ]
𝑄

Contoh soal :

Sebuah jembatan carey mempunyai nilai C = 20 μF, Q = 40, S = 15 dan R = 5 ohm.


Berapa nilai L.......

Diketahui : C = 20 μF

Q = 40

S = 15

R = 5 ohm

Ditanya : nilai L ..
𝑀 = 𝐶 𝑥 𝑄 𝑥𝑅
𝑀 = 20 μF 𝑥 40 𝑥5 𝑜ℎ𝑚
M = 4000

𝑆
𝐿 = 𝑀 [1 + ]
𝑄

15
𝐿 = 4000 [1 + ]
40
𝐿 = 4000[1 + 0,375]
L = 4000 (1,375)
L = 5500

4. Jembatan Schering

Bila sumber energi dihubungkan di dalam cara seperti diperlihatkan di dalam gambar,
maka arus yang diambil dari sumber energi adalah kecil. Hal ini disebabkan kapasitansi yang
akan menyebabkan impedansi yang tinggi, terutama pada frekuensi-frekuensi yang biasanya
dipergunakan untuk jembatan ini, yaitu 50 atau 100 Hz. Cara menghubungkan ini disebut
cara penghubungan tegangan tinggi, dan bila hubungan tersebut dirubah dengan pemindahan
tempat antar detektor dan sumber, maka hubungan-hubungan tersebut dinyatakan sebagai
hubungan tegangan rendah.
Rumus yang digunakan dalam Jembatan Schering adalah :

Tan θx . Tan θs = w (C2 s - C1 Q)

Contoh soal

Jembatan Schering diketahui θs = 40, w = 15 , C2 = 0,6 μF, s = 0,5, C1 = 0,005 μF dan Q = 60.
Berapa nilai dari θx.......

diketahui : θs = 40,

w = 15 ,

C2 = 0,6 μF,

s = 0,5,

C1 = 0,005 μF

Q = 60

Ditanya : θx.......

Tan θx . Tan θs = w (C2 s - C1 Q)

Tan θx . Tan (40) = 15 (0,6 × 0,5 – 0,005 × 60)

Tan θx . 0,83 = 15 (0,3 – 0,3)

Tan θx . 0,83 = 0

Tan θx = 0

θx = 0
I. KESIMPULAN

Dari praktikum yang telah kami lakukan maka dapat kami simpulkan
 Jembatan AC mempunyai fungsinya masing-masing diantaranya jembatan
untuk mengukur induktansi, jembatan Hay mengukur Q yang tinggi, jembatan
wien untuk mengukur frekuensi, jembatan Schering untuk pengukuran
kapasitor dan jembatan Carey-foster untuk menyamakan induktansi dan
kapasitansi.
 Cara mengukur induksi diri dengan menggunakan metoda jembatan maxwell
ini diperlukan sumber arus bolak balik (AC) dalam pengukurannya induktansi
yang akan diukur (𝑙𝑥 ) ini disambung pada rangkaian jembatan yang akan
dipersamakan.
 Rangkaian jembatan AC pada umumnya banyak digunakan dalam aplikasi
pengukuran nilai suatu komponen. Rangkaian jembatan dikatakan seimbang
apabila arus yang mengalir pada cabang yang menghubungkan dua lengan
dan jembatan tersebut sama dengan nol ampere. Dalam penerapannya
digunakan resistor variabel yang nilainya sangat presisi yang diatur sehingga
arus yang lewat pada bagian tengah (biasanya memakai galvanimeter) sama
dengan nol ampere untuk rangkaian AC. Kondisi seimbang pada rangkaian
jembatan terjadi saat nilai impedansi dari masing-masing lengan/cabang
dalam jembatan.
J. DAFTAR PUSTAKA

Cooper, William D. 1999. Instrumentasi Elektronika Dan Teknik Pengukuran.


Jakarta: Erlangga (Diterjemahkan oleh: Ir. Sahat Pakpahan)
Dinata, IrwandanWahriSunanda.2015. Implementasi Wireless Monitoring
EnergiListrikBerbasis Database. Bangka Belitung:
JurnalNasionalTeknikElektro.
Herlan, Dedeng. 2014. StudiPengaruhPengaman Galvanometer
TerhadapKeakuratanHasilPengukuran Resistor PadaJembatan Wheatstone
Sederhana.JurnalTeknikElektro ISSN 2407-1846 ISSN: 2302-2909. Vol.4,
No.1

Kanginan, Marthein. 2006. Fisika.Erlangga. Jakarta


Soedjana, Sapiie.1976. Pengukuran dan Alat – Alat Ukur Listrik. Jakarta:PT.Pradya
Paramita.
Suryatmo. 1997. Fakultas Teknik: Pengukuran Listrik dan Elektronika. Jakarta: Bumi
Aksara
K. LAMPIRAN
9.1 LampiranHitung
1. Jembatan Maxwell
a. Dik:
R1 = 0,25Ω
R2 =8,26 Ω
R3 = 13,45 Ω
C=12
Dit Rx = …..?
Lx =…...?
Penyelesaian:
𝑅3 𝑅2
𝑅𝑥 =
𝑅1
13,45 . 8,26
𝑅𝑥 =
0,25
𝑅𝑥 = 444,388 Ω

𝐿𝑥 = 𝑅3 𝑅2 𝐶
𝐿𝑥 = 8,26 . 13,45 . 12
𝐿𝑥 = 1333,164 𝑚𝑚
b. Dik :
R1 = 250 Ω
R2 =82,6 Ω
R3 = 134,5 Ω
C=1200
Dit Rx = …..?
Lx =…...?
Penyelesaian:
𝑅3 𝑅2
𝑅𝑥 =
𝑅1
134,5 . 82,6
𝑅𝑥 =
250
𝑅𝑥 = 44,4388 Ω

𝐿𝑥 = 𝑅3 𝑅2 𝐶
𝐿𝑥 = 82,6 . 134,5 . 1200
𝐿𝑥 = 13.331.640 𝑚𝑚

2. Jembatan wien
a. Dik:
R1 = 0,25Ω
R3 = 13,45 Ω
R4 = 0,71 Ω
C1 =12
C3 =2,6
Dit: R2 = ….?
F = …?
Penyelesaian

𝑅2
= 𝑅1 𝐶1 𝑅3 𝐶3
𝑅4

𝑅2
= 𝑂, 25. 12. 13,45. 2,6
0,71

𝑅2 = 74,8461 Ω

1
𝐹=
𝑅
2𝜋√𝑅2
4
1
𝐹=
74,4861
2𝜋√ 0,71

1
𝐹=
2𝜋. 10,24

1
𝐹=
64,32

𝐹 = 0,016 𝐻𝑧

b. Dik:
R1 = 250 Ω
R3 = 134,5 Ω
R4 = 710 Ω
C1 =1200
C3 =260
Dit: R2 = ….?
F = …?
Penyelesaian

𝑅2
= 𝑅1 𝐶1 𝑅3 𝐶3
𝑅4

𝑅2
= 250. 1200. 134,5. 260
710

𝑅2 = 7,4486 𝑥 1012 Ω

1
𝐹=
𝑅
2𝜋√𝑅2
4

1
𝐹=
7,4486 𝑥 1012
2𝜋√ 710
1
𝐹=
2𝜋. 0,01 𝑥 106

1
𝐹=
0,0628 𝑥 106

𝐹 = 1,6 𝑥 10−5

3. Jembatan schering
a. Dik :
CS = 22
S = 44,61
Q = 70,897
W = 0,84
C1 = 12
C2 = 7,4
Dit:Tan θx . Tan θs = … . . ?
Cx = .....?
Penyelesaian

𝑠
Cx = Cs X Cx
𝑄

44,61
Cx = 22 X
70,897
Cx = 22 X 0,629
Cx = 13,84

Tan θx . Tan θs = w (C2 s - C1 Q)


=0,84 (7,4(44,61) – 12 (70,897))
= 0,84 (330,114 – 850,764)
= - 437,346
b. Dik :
CS = 2200
S = 446,1
Q = 708,97
W = 84,1
C1 = 1200
C2 = 740
Dit:Tan θx . Tan θs = … . . ?
Cx = .....?
Penyelesaian

𝑠
Cx = Cs X Cx
𝑄

446,1
Cx = 2200 X
708,97
Cx = 2200 X 0,629
Cx = 1384,2

Tan θx . Tan θs = w (C2 S - C1 Q)


=84,1 (740 (446,1) – 1200 (708,97))
= 0,84 (330114 – 850764)
= - 43786

4. Jembatan carey-foster
a. Dik :
C = 12
Q = 70,897
R = 0,25
S = 44,61
Dit : M = …?
L = …?
Penyelesaian
𝑀 = 𝐶 𝑥 𝑄 𝑥𝑅
𝑀 = 12 𝑥 70,897 𝑥0,25
𝑀 = 212,691

44,61
𝐿 = 𝑀(1 + )
70,897
𝐿 = 212,691 (1,629)
𝐿 = 346,521 mm

b. Dik :
C = 1200
Q = 708,97
R = 82,6
S = 446,1
Dit : M = …?
L = …?

Penyelesaian
𝑀 = 𝐶 𝑥 𝑄 𝑥𝑅
𝑀 = 1200 𝑥 708,97 𝑥 52,6
𝑀 = 70273106,4

446,1
𝐿 = 𝑀(1 + )
708,97
𝐿 = 70273106, (1,629)
𝐿 = 114474890,3 mm

Anda mungkin juga menyukai