B. Konsep-Konsep Pemasaran
1. The Production Concept (Konsep Produksi)
Perusahaan yang mengadopsi konsep ini, berfikir bahwa barang maupun jasa yang
dihasilkan harus murah sehingga dapat dibuat kapan saja dan di mana saja agar
tidak terjadi masalah dalam penjualan. Secara tidak langsung, perusahaan ini
mencoba manajemen pemasaran melalui upaya penurunan biaya produksi dan
penguatan sistem distribusi. Dalam rangka menurunkan biaya produksi ke level
minimum, perusahaan akan mengandalkan sistem produksi barang dalam skala
besar. Konsep ini akan berjalan dengan baik jika permintaan melebihi stok.
Namun, pelanggan tidak selalu membeli barang atau jasa yang murah dan mudah
didapat. Ada saatnya mereka membutuhkan barang berkualitas dengan harga yang
pantas.
C. Konsep Penjualan
Konsep penjualan menekankan pada kebutuhan penjual yang berarti fokus untuk menjual
produk semata. Konsep ini dipraktikkan secara lebih mendalam pada produk-produk yang
jarang diinginkan oleh orang-orang seperti produk asuransi, ensiklopedi dan lain sebagainya.
Dalam kasus ini, tujuan penjual adalah untuk menjual apa yang mereka hasilkan daripada
membuat apa yang diinginkan oleh konsumen. Oleh karena itu, dibutuhkan usaha ekstra
untuk mendapatkan hasil penjualan yang diinginkan.
Penjual mendorong produk untuk naik ke pasaran dan dibeli oleh konsumen melalui
penjualan agresif, iklan persuasif, promosi penjualan yang luas, publisitas yang kuat dan
hubungan masyarakat. Namun, konsep ini mempunyai risiko yang cukup tinggi terhadap
perkembangan bisnis karena minimnya pertimbangan terhadap keinginan konsumen, penjual
cenderung mengabaikan fokus untuk membangun hubungan jangka panjang dengan
pelanggan.
Konsumen dapat didorong untuk membeli lebih banyak melalui berbagai peralatan
atau usaha-usaha yang mendorong pembelian.
Tugas perusahaan adalah untuk mengorganisasi bagian yang sangat berorientasi pada
penjualan sebagai kunci untuk menarik dan mempertahankan langganan.
D. Konsep Pemasaran
Konsep pemasaran mempunyai pedoman untuk saling memberi kepuasan baik itu bagi
penjual maupun konsumen. Konsep ini percaya bahwa kunci dalam kesuksesan bisnis yang
efektif adalah menciptakan, memberikan dan mengkomunikasikan nilai-nilai yang dipegang
konsumen untuk memuaskan konsumen itu sendiri. Konsep pemasaran sangat berorientasi
pada pasar yang didorong oleh konsumen. Dengan demikian, dikarenakan tujuannya adalah
laba jangka panjang, maka bisnis yang mengaplikasikan konsep pemasaran akan menjaga
hubungan baik dengan konsumennya.
E. Pasar
Pasar merupakan sebuah tempat untuk bertemunya penjual dan pembeli. Pasar juga sering
dikaitkan dengan tempat jual beli yang tradisional dengan cara lama.Bahkan, ada orang yang
membedakan antara supermarket dengan pasar. Konotasi pasar sebagai tempat konvensional
dan tradisional kurang tepat, karena definisi pasar sendiri cukup kuat. Pasar memiliki fungsi
yang signifikan dalam kehidupan manusia.
Berikut adalah fungsi pasar yang ada di tengah masyarakat di berbagai belahan dunia:
2. Mata pencarian
4. Menjaga stabilitas
Konsep pasar monopoli terjadi saat sebuah pasar dikuasai hanya oleh satu produsen.
Kondisi ini terjadi saat sebuah perusahaan atau pihak menguasai sumber daya atau dalam
kondisi tertentu, hanya dia yang dapat menyediakan sumber daya tertentu. Contoh dari
monopoli di Indonesia adalah PLN, misalnya. PLN adalah perusahaan listrik milik negara
yang mengatur listrik di seluruh Indonesia, dan semua masyarakat bergantung pada PLN.
Konsep pasar oligopoli kurang lebih serupa dengan konsep pasar monopoli. Hanya saja,
apabila konsep pasar monopoli hanya memiliki satu penjual yang mendominasi, pasar
oligopoli memiliki beberapa penjual yang mendominasi. Penjual-penjual tersebut memiliki
modal besar dan menguasai sumber daya bersama. Penjual-penjual pun bersaing dalam
memperebutkan konsumen.
Pasar oligopsoni merupakan pasar yang didominasi oleh lebih dari satu konsumen yang
punya daya tawar dan daya beli tinggi. Konsepnya sama dengan monopsoni, di mana penjual
tak punya posisi tawar tinggi sehingga ‘menyerah’ pada tawaran pembeli.
Inilah pasar yang ideal baik, bagi penjual maupun pembeli. Pasar persaingan sempurna
adalah kondisi pasar di mana pembeli dan penjual sama-sama punya posisi tawar. Bukan
hanya itu saja, konsep pasar persaingan sempurna juga memungkinkan setiap orang untuk
menjadi konsumen atau produsen, dan memilih barang yang sesuai dengan kantong atau
kebutuhan mereka. Memang di era masa kini agak sulit mewujudkan pasar persaingan
sempurna dalam konsep makro. Namun, dalam e-commerce, sebenarnya konsep pasar ini
masih bisa berlaku. Pasar persaingan sempurna adalah pasar ideal yang adil bagi setiap pihak.
Namun, dalam sebuah pemerintahan oligarki, terkadang pasar persaingan sempurna sengaja
ditiadakan.
F. Segmentasi Pasar
Segmentasi pasar merupakan pembagian kelompok pembeli yang memiliki perbedaan
kebutuhan, karakteristik, ataupun perilaku yang berbeda di dalam suatu pasar tertentu.
Segmentasi pasar bisa juga diartikan sebagai pengidentifikasian analisis perbedaan para
pembeli di pasar. Segmentasi pasar menurut Philip Kotler dan Gary Amstrong adalah
pembagian sebuah pasar menjadi beberapa kelompok pembeli yang berbeda. Segmentasi
pasar dapat dimaksudkan sebagai pembagian pasar yang berbeda-beda (heterogen) menjadi
kelompok-kelompok pasar yang homogen, di mana setiap kelompoknya bisa ditargetkan
untuk memasarkan suatu produk sesuai dengan kebutuhan, keinginan, ataupun karakteristik
pembeli yang ada di pasar tersebut.
4. Substantiality (Substansial)
Sederhananya, tidak akan ada gunanya membuang anggaran pemasaran dalam
pasar yang tidak cukup besar, atau memiliki daya beli negatif. Segmen pasar yang
layak adalah dari kelompok yang homogen dengan karakteristik yang jelas seperti
kelompok usia, latar belakang sosio-ekonomi dan persepsi merek. Hal yang
“musiman” juga penting di sini. Tidak ada ahli segmentasi pasar yang akan
merekomendasikan untuk fokus pada kelompok pelanggan yang tidak stabil yang
kemungkinan akan bubar, satu atau dua tahun.
K. Barang Konsumsi
Menurut tujuan pemakaiannya, barang konsumsi dibagi menjadi:
Convinience Goods
Jenis klasifikasi Barang Konsumen yang satu ini disebut Convenience
Goods, yang merupakan barang yang sering dibeli, dibutuhkan segera,
serta hanya membutuhkan sedikit upaya dalam melakukan
pembandingan atau pembeliannya. Contohnya adalah sabun, permen,
pasta gigi, dan lain-lain.
Shopping Goods
Shopping Goods merupakan barang yang dalam proses pemilihan serta
pembeliannya selalu dibandingkan oleh konsumen diantara berbagai
macam pilihan yang tersedia. Pada umumnya, kriteria perbandingannya
adalah kualitas barang, harga, dan model dari masing-masing barang.
Yang termasuk ke dalam Shopping Goods ini salah satunya adalah
pakaian, alat rumah tangga serta furniture.
Speciality Goods
Jenis Barang Konsumen atau Consumer Goods yang satu ini adalah barang yang
memiliki karakteristik dan ciri khas merek yang unik, dimana sekelompok
konsumen akan bersedia untuk melakukan upaya khusus demi membelinya.
Karakteristik khusus ini meliputi merek yang unik, model, ataupun hal lainnya yang
membuat pembeli ingin melakukan usaha apapun untuk membelinya. Contoh dari
barang jenis ini adalah mobil mewah, peralatan fotografi, pakaian mewah, dan lain
sebagainya yang biasanya bernilai fantastis.
Unsought Goods (Barang yang tidak dicari)
Yang terakhir yaitu ada Unsought Goods atau disebut juga sebagai Barang yang
Tidak Dicari. Jenis atau klasifikasi barang ini merupakan barang yang jarang dicari
oleh konsumen atau bahkan barang ini tidak diketahui oleh konsumen. Salah satu
contohnya adalah batu nisan.
L. Barang Industri
Bahan baku
Bahan baku adalah bahan yang digunakan dalam membuat produk,
bahan tersebut secara menyeluruh tampak pada produk jadinya
(atau merupakan bagian terbesar dari bentuk barang).