Anda di halaman 1dari 12

REVIEW JURNAL NASIONAL DAN INTERNASIONAL

Nama : Suci Utari


NIM: A1C317021
Kelas: Pendidikan Fisika Reg A 2017

Dosen Pengampu:
DIAN PERTIWI RASMI, S.Pd., M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN


ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
Review Jurnal Nasional

Judul IDENTIFIKASI KUANTITAS SISWA YANG


MISKONSEPSI PADA MATERI LISTIK DINAMIS
MENGGUNAKAN THREE TIER-TEST (TTT)
Jurnal Jurnal Ilmu Pendidikan Fisika is licensed under
Volume & Halaman Vol. 3, Hal. 38 – 41
Tahun 2018
Penulis Minarni, Yudi Kurniawan dan Riski Muliyani
Reviewer Suci Utari (A1C317021)
Tanggal 17 Maret 2019

Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkapkan


kuantitas siswa yang miskonsepsi pada materi Listrik
Dinamis.

Subjek Penelitian Miskonsepsi siswa mengenai konsep Listrik Dinamis

Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan


hasil deskripsi mengenai kuantitas siswa yang miskonsepsi
tentang Listrik Dinamis. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh siswa kelas X yang termasuk salah satu dari SMA
Negeri Kota Singkawang. Sampel dalam penelitian ini adalah
satu kelas dari keseluruhan siswa kelas X yang terdapat di
SMA Negeri Kota Singkawang yaitu sebanyak 30 orang.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah
purposive sampling, dengan pertimbangan yang telah
mempelajari konsep Listrik Dinamis. Tes diagnostik yang
digunakan berupa Three-Tier-Test (TTT) dalam bentuk
pilihan ganda yang berisi pengujian mengenai materi listrik
dinamis. Tes ini digunakan untuk membedakan siswa
miskonsepsi atau tidaknya yaitu dengan memberikan
pertanyaan mengenai materi listik dinamis, kemudian siswa
menjawab pertanyaan beserta alasan akan pilihannya dan
siswa diberikan kepastian

Hasil Penelitian Jumlah persentase terbesar siswa yang miskonsepsi adalah


konsep nomor 1 yaitu “arus listrik adalah muatan positif yang
mengalir dalam konduktor dari kutub positif ke kutub
negatif”. Jumlah persentase terkecil siswa yang miskonsepsi
yaitu konsep nomor 7 dengan bunyi “Lampu yang disusun seri
akan lebih terang jika diletakkan di dekat kutub positif baterai,
karena lampu yang dekat dengan kutub positif baterai akan
dialiri arus listrik lebih dahulu dan arusnya lebih besar”.
Identifikasi miskonsepsi yang dimiliki siswa dengan
menggunakan TTT terhadap konsep Listrik Dinamis yang
tertinggi terdapat pada konsep nomor 1 yaitu sebesar 97%, ini
berarti konsep nomor 1 adalah konsep yang jumlah siswa
mengalami miskonsepsi terbesar pada materi Listrik Dinamis.
Miskonsepsi pada konsep 1 berbunyi “arus listrik adalah
muatan positif yang mengalir dalam konduktor dari kutub
positif ke kutub negatif”. Banyak siswa beranggapan bahwa
arus listrik adalah pembawa muatan positif bukan negatif yang
mengalir dalam konduktor dari kutub positif ke kutub negatif.
Miskonsepsi yang terjadi pada konsep 1 ini karenakan
kurangnya penguasaan guru dalam menyampaikan materi.
Dimana guru sulit dalam menggambarkan fenomena
mikroskopis ke dalam bentuk kata-kata, dan siswa dipaksa
untuk mengerti berdasarkan pengambaran apa adanya,
sehingga menimbulkan kekeliruan dalam konsepsi yang
dibentuk oleh siswa

Kekuatan Berdasarkan hasil prariset yang dilakukan di salah satu SMA


Negeri di kota Singkawang, adapun bentuk miskonsepsi siswa
pada materi listrik dinamis yaitu: 1) besar beda potensial di
antara kedua ujung-ujung baterai nilainya dapat berubah
bergantung pada nilai arus listrik yang melewatinya sebesar
45,83%, 2) besarnya hambatan listrik tidak dipengaruhi oleh
hambatan jenis, luas penampang dan panjang kawat
penghantar sebesar 50,00%, 3) hubungan antara besar
tegangan dan besar kuat arus yang mengalir dalam rangkaian
merupakan hukum tegangan atau hukum arus, karena yang
berubah adalah tegangan dan arus listrik sebesar 62,50%, 4)
lampu yang disusun seri akan lebih terang jika diletakkan di
dekat kutub positif baterai, karena lampu yang dekat dengan
kutub positif baterai akan dilalui arus listrik lebih dulu dan
arusnya lebih besar sebesar 50,00%, 5) penambahan baterai
secara paralel memperbesar beda potensial antara ujung-ujung
rangkaian sehingga memperbesar arus listrik yang mengalir
pada rangkaian sebesar 62,50%, 6) baterai sebagai sumber
arus listrik atau elektron dan proton sebesar 41,67%, 7) beda
potensial listrik antara ujung-ujung rangkaian terbuka sama
dengan nol sebesar 41,67%, 8) apabila saklar ditutup maka
lampu bertambah terang karena beda potensial lampu
menghasilkan nilai arus yang sama sebesar 45,83%.

Kelemahan Terjadinya miskonsepsi yang dialami banyak siswa mengenai


konsep Listrik Dinamis.

Perbedaan dengan Miskonsepsi adalah siswa yang beranggapan bahwa konsepsi


rencana penelitian yang dimilikinya benar dan mengabaikan konsep ilmiah,
sehingga dalam pembelajaran pemikiran siswa akan bertolak
belakang dengan para ilmuan. Penyebab terjadi miskonsepsi
satu diantaranya ialah ketidaktahuan siswa terhadap konsep-
konsep ilmu pengetahuan dalam kehidupan sehari-sehari,
sehingga didalam dirinya sudah terjadi miskonsepsi.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan hasil
deskripsi mengenai kuantitas siswa yang miskonsepsi tentang
Listrik Dinamis.
REVIEW JURNAL INTERNASIONAL
Judul Performance of Certified Physical Education Teacher
(Review of Self Concept and Work Motivation)
Jurnal Journal of Physical Education and Sports
Volume & Halaman - Dan 133 - 139
Tahun 2019
Penulis Alfian Lutfiyanto, Taufiq Hidayah & Fakhruddin
Reviewer Suci Utari (A1C317021)
Tanggal 17 Maret 2019

Tujuan Penelitian The purpose of this study was to describe the factors of self-
concept and work motivation factors that affect the
performance of certified Physical education teachers in the
area of the Teacher Working Group (KKG) in Bonang
District, Demak Regency.

Artinya:
Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan faktor konsep
diri dan faktor motivasi kerja yang mempengaruhi kinerja
guru pendidikan jasmani bersertifikasi di wilayah Kelompok
Kerja Guru (KKG) di Kabupaten Bonang , Kabupaten Demak.
Subjek Penelitian The subject of the study was the Physical education teacher in
Bonang Region, Demak District

Artinya:
Subjek penelitian adalah guru pendidikan jasmani di Wilayah
Bonang, Kabupaten Demak.
Metode Penelitian This study uses a qualitative approach, in which the researcher
intends to explore the description of self-concept, work
motivation, and the performance of Physical education
teachers in the Bonang District Teacher Working Group. This
type of research is exploratory research. The research
instrument used was observation guidelines and interview
guidelines. The subject of the study was the Physical
education teacher and was added to the triangulation of
sources by taking interview data from colleagues and
principals, as well as observations of the principal. The data
analysis technique used was an analysis in the field of the
Miles and Huberman model. Activities in data analysis with
the Miles and Huberman model include data reduction, data
display, and conclusion drawing/verification.

Artinya:
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, di mana
peneliti bermaksud untuk mengeksplorasi deskripsi konsep
diri, motivasi kerja, dan kinerja guru pendidikan jasmani di
Kelompok Kerja Guru Kabupaten Bonang. Jenis penelitian ini
adalah penelitian eksplorasi. Instrumen penelitian yang
digunakan adalah pedoman observasi dan pedoman
wawancara. Subjek penelitian adalah guru pendidikan jasmani
dan ditambahkan ke triangulasi sumber dengan mengambil
data wawancara dari kolega dan kepala sekolah, serta
pengamatan kepala sekolah. Teknik analisis data yang
digunakan adalah analisis di bidang model Miles dan
Huberman. Kegiatan dalam analisis data dengan model Miles
dan Huberman meliputi reduksi data, tampilan data, dan
penarikan kesimpulan / verifikasi.
Hasil Penelitian Self-concept Self Appraisal – Viewing Self as an Object (Self
Assessment) The three subjects can make the advantages they
have for the positive. Advantages possessed The three subjects
must be used to give to their students to be more successful.
When addressing the deficiencies, the three subjects showed
different attitudes.
All three subjects are assessed by the principal and co-workers
able to perform their role by the role of sex. They can do tasks
both as a man and as a woman. In addition to running his role
as a man and woman, the three subjects are also considered
capable of performing his role as a member of society. As the
subject of the Constitutional Court who is active in community
organizations in the scope of his residence. Likewise with the
subject of DR who became the PKK administrator in his
village. JK's subject is also actively involved as a board of
PBSI and KONI in Demak District.
Reference Group (Become a Group Member) Reference
groups are groups in which an individual becomes a member
of it. The seven subjects who work as Physical education
teachers certainly make other teacher colleagues as a reference
group. Friends of the subjects of MK, JK, and DR who have
various fields of work always provide support for the subjects
to improve their professionalism as teachers. Moreover, the
three subjects are certified teachers. Subject friends see the
increasing welfare of teachers must be balanced with
increased enthusiasm and performance. MK subjects are
supported by their closest friends in the housing environment.
Likewise, the subject of DR received support from friends
whose majority were parents of his students. It is different
from the subject of the Constitutional Court who also received
support but was not very influential on him in improving his
professionalism because he was inherent in his age to reduce
morale at work.

Artinya:
Konsep diri Self Appraisal - Melihat Diri sebagai Objek
(Penilaian Diri) Tiga subjek dapat membuat keuntungan yang
mereka miliki untuk yang positif. Keuntungan yang dimiliki
Tiga mata pelajaran harus digunakan untuk memberikan
kepada siswa mereka agar lebih sukses. Saat menangani
kekurangan, ketiga subjek menunjukkan sikap yang berbeda.
Ketiga subjek dinilai oleh kepala sekolah dan rekan kerja
mampu melakukan peran mereka dengan peran seks. Mereka
dapat melakukan tugas-tugas baik sebagai pria maupun
wanita. Selain menjalankan perannya sebagai pria dan wanita,
ketiga subjek tersebut juga dianggap mampu menjalankan
perannya sebagai anggota masyarakat. Sebagai subjek
Mahkamah Konstitusi yang aktif dalam organisasi
kemasyarakatan dalam lingkup kediamannya. Begitu juga
dengan subjek DR yang menjadi administrator PKK di
desanya. Subjek JK juga secara aktif terlibat sebagai dewan
PBSI dan KONI di Kabupaten Demak.
Grup Referensi (Menjadi Anggota Grup) Grup referensi
adalah grup di mana seseorang menjadi anggotanya. Ketujuh
mata pelajaran yang berprofesi sebagai guru pendidikan
jasmani ini tentu menjadikan rekan guru yang lain sebagai
kelompok referensi. Teman-teman dari mata pelajaran MK,
JK, dan DR yang memiliki berbagai bidang pekerjaan selalu
memberikan dukungan bagi mata pelajaran untuk
meningkatkan profesionalisme mereka sebagai guru. Apalagi
ketiga mata pelajaran tersebut adalah guru bersertifikasi.
Subjek teman melihat peningkatan kesejahteraan guru harus
diimbangi dengan peningkatan antusiasme dan kinerja. Mata
pelajaran MK didukung oleh teman terdekat mereka di
lingkungan perumahan. Demikian juga, subjek DR menerima
dukungan dari teman-teman yang mayoritas adalah orang tua
dari murid-muridnya. Berbeda dengan subjek Mahkamah
Konstitusi yang juga mendapat dukungan tetapi tidak terlalu
berpengaruh pada dirinya dalam meningkatkan
profesionalismenya karena ia sudah melekat pada usianya
untuk mengurangi semangat kerja.
Kekuatan Increasing the professionalism of Physical education teachers
is an indispensable demand in the face of highly competitive
challenges (Arif, 2015) Physical education teacher with PNS
status and certified in the area of the Teachers Working Group
(KKG) Physical education in Bonang District, Demak
Regency, according to data totaling 16 teachers. Salaries
received each month amounting to Rp 8,000,000 - Rp
10,000,000 per month.
The average score of 16 certified Physical education teachers
who attended UKG was 55.81. Teachers found the lowest
score of 39.28 with an average of 52.05 over the age of 50
years.

Artinya:
Meningkatkan profesionalisme guru pendidikan jasmani
merupakan tuntutan yang sangat diperlukan dalam
menghadapi tantangan yang sangat kompetitif (Arif, 2015)
Guru pendidikan jasmani dengan status PNS dan bersertifikat
di bidang Kelompok Kerja Guru (KKG) Pendidikan jasmani
di Kabupaten Bonang, Kabupaten Demak , menurut data
berjumlah 16 guru. Gaji yang diterima setiap bulan sebesar Rp
8.000.000 - Rp 10.000.000 per bulan.
Skor rata-rata 16 guru pendidikan jasmani bersertifikat yang
menghadiri UKG adalah 55,81. Guru menemukan skor
terendah 39,28 dengan rata-rata 52,05 di atas usia 50 tahun.
Kelemahan The weakness is that the three subjects showed different
attitudes.
The subjects of the Constitutional Court and DR showed more
of the deficiencies than the advantages in themselves by
complaining about the age condition. Increasing age is
believed to affect his working spirit. They both thought that
the age that was no longer young had the most influence on
the decline in morale at work, while the JK subject seemed to
show a more positive attitude in addressing the shortcomings.
Reaction and Response of Others (Assessment of Others
against Individuals) The support of family and friends affects
the three subjects as teachers. Family background who also
works as a teacher seems to be an influential factor for JK
subjects in improving the quality of teaching. It can be
understood that the wife of the JK subject with the same
professional background certainly knows what and how the
duties and responsibilities must be carried out. So more
motivation and support is given to the subject of JK. Also, JK
subject colleagues at the school that became the best school in
Bonang District also supported and greatly influenced the
subject of JK.
It is different from the subject of DR and MK who do not have
a family background as a teacher. The subject of the
Constitutional Court with his wife who works to open a
photocopy business and the subject of DR with a husband who
works as a tailor does not have much influence on improving
professionalism and working spirit.
Roles You Play-Role Taking (Playing a Role According to
The Role of Sex) Role as a man and woman is a set of
standards that limit the behavior that must be done by someone
who occupies a position

Artinya:
Kelemahannya adalah bahwa ketiga subjek menunjukkan
sikap yang berbeda. Subjek Mahkamah Konstitusi dan DR
menunjukkan lebih banyak kekurangan daripada keuntungan
dalam diri mereka dengan mengeluh tentang kondisi usia.
Bertambahnya usia diyakini memengaruhi semangat kerjanya.
Mereka berdua berpikir bahwa usia yang tidak lagi muda
memiliki pengaruh paling besar pada penurunan moral di
tempat kerja, sementara subjek JK tampaknya menunjukkan
sikap yang lebih positif dalam mengatasi kekurangan
tersebut. Reaksi dan Tanggapan Orang Lain (Penilaian Orang
Lain terhadap Individu) Dukungan keluarga dan teman-teman
mempengaruhi ketiga subjek sebagai guru. Latar belakang
keluarga yang juga berprofesi sebagai guru nampaknya
menjadi faktor yang berpengaruh bagi mata pelajaran JK
dalam meningkatkan kualitas pengajaran. Dapat dipahami
bahwa istri dari subjek JK dengan latar belakang profesional
yang sama pasti tahu apa dan bagaimana tugas dan tanggung
jawab harus dilakukan. Jadi lebih banyak motivasi dan
dukungan diberikan kepada subjek JK. Juga, rekan-rekan
subjek JK di sekolah yang menjadi sekolah terbaik di
Kabupaten Bonang juga mendukung dan sangat memengaruhi
subjek JK. Berbeda dengan subjek DR dan MK yang tidak
memiliki latar belakang keluarga sebagai guru. Subjek
Mahkamah Konstitusi dengan istrinya yang bekerja untuk
membuka usaha fotokopi dan subjek DR dengan suami yang
bekerja sebagai penjahit tidak memiliki banyak pengaruh pada
peningkatan profesionalisme dan semangat kerja. Roles You
Play-Role Taking (Memainkan Peran Menurut Peran Seks)
Peran sebagai pria dan wanita adalah seperangkat standar yang
membatasi perilaku yang harus dilakukan oleh seseorang yang
menempati posisi
Perbedaan dengan Education is the foundation of a country, through education a
rencana penelitian change can be realized (Darmawanti, 2017). A teacher is a
spearhead that is expected to lead to quality education
(Khamzah, 2016). The government has sought to improve the
quality of education. One of the government's efforts is to
prosper teachers with certification allowances. For teachers
who have fulfilled the requirements and take the PLPG
program are designated as professional teachers. Physical
education is an important part of the school curriculum
designed to help students develop the knowledge, skills, and
attitudes needed to practice an active and healthy lifestyle in
their lives (Widodo, 2014). Increasing the professionalism of
Physical education teachers is an indispensable demand in the
face of highly competitive challenges (Arif, 2015) Physical
education teacher with PNS status and certified in the area of
the Teachers Working Group (KKG) Physical education in
Bonang District, Demak Regency, according to data totaling
16 teachers. Salaries received each month amounting to Rp
8,000,000 - Rp 10,000,000 per month. Teacher's work
motivation is a condition that makes the teacher have a will or
need, an urge to achieve specific goals through the
implementation of a task (Salmawati, 2017). Three elements
are the key motivation, namely effort, organizational goals,
and needs (Uno, 2015). The learning process will take place
well if it is supported by teachers who have high competence
and performance. Performance is the result of interaction or
functioning of elements of motivation (m), ability, (k), and
perception (p) in a person (Nina, 2014) so that the good and
bad performance of a teacher depends on the selfconcept and
motivation of the teacher in carrying out his duties.

Artinya:
Perbedaan dengan rencana penelitian Pendidikan adalah dasar
suatu negara, melalui pendidikan perubahan dapat
direalisasikan (Darmawanti, 2017). Seorang guru adalah
ujung tombak yang diharapkan mengarah pada pendidikan
yang berkualitas (Khamzah, 2016). Pemerintah telah berupaya
meningkatkan kualitas pendidikan. Salah satu upaya
pemerintah adalah mensejahterakan guru dengan tunjangan
sertifikasi. Untuk guru yang telah memenuhi persyaratan dan
mengikuti program PLPG ditetapkan sebagai guru
profesional. Pendidikan jasmani adalah bagian penting dari
kurikulum sekolah yang dirancang untuk membantu siswa
mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
diperlukan untuk mempraktikkan gaya hidup aktif dan sehat
dalam kehidupan mereka (Widodo, 2014). Meningkatkan
profesionalisme guru pendidikan jasmani merupakan tuntutan
yang sangat diperlukan dalam menghadapi tantangan yang
sangat kompetitif (Arif, 2015) Guru pendidikan jasmani
dengan status PNS dan bersertifikat di bidang Kelompok
Kerja Guru (KKG) Pendidikan jasmani di Kabupaten Bonang,
Kabupaten Demak , menurut data berjumlah 16 guru. Gaji
yang diterima setiap bulan sebesar Rp 8.000.000 - Rp
10.000.000 per bulan. Motivasi kerja guru adalah suatu
kondisi yang membuat guru memiliki kemauan atau
kebutuhan, dorongan untuk mencapai tujuan tertentu melalui
pelaksanaan tugas (Salmawati, 2017). Tiga elemen adalah
motivasi utama, yaitu upaya, tujuan organisasi, dan kebutuhan
(Uno, 2015). Proses pembelajaran akan berlangsung dengan
baik jika didukung oleh guru yang memiliki kompetensi dan
kinerja tinggi. Kinerja adalah hasil interaksi atau berfungsinya
unsur-unsur motivasi (m), kemampuan, (k), dan persepsi (p)
dalam diri seseorang (Nina, 2014) sehingga kinerja guru yang
baik dan buruk tergantung pada konsep diri dan motivasi guru
dalam menjalankan tugasnya.

Anda mungkin juga menyukai