Anda di halaman 1dari 2

Nama : Suci Utari

NIM : A1C317021

KELAS : REG A 2017

MK : FISIKA LINGKUNGAN

1. Penyebab bencana kebakaran yang menghasilkan asap yang tebal!

Masalah kabut asap ini terus terjadi dari tahun ke tahun. Sampai-sampai tetangga
seperti Malagsia dan singapura tidak pernah lelah untuk protes karena ikutan jadi korban
kabut asap. 10% dari daratan indonesia adalah lahan gambut. Dimana paling banyak
ditemukan di pulau Sumatra, Kalimantan dan Papua. Lahan gambut itu sendiri
merupakan lahn basah yang isinya banyak mengandung Carbon, karena ia terbentuk dari
hasil sisa-sisa tumbuhan yang setengah membusuk. Umunya gambut sulit dibakar,
tetapi saat dikeringkan gambut menjadi sangat mudah terbakar karena kandungan
Carbonnya yang tinggi. Ia dapat berubah menjadi api yang besar yang menghasilkan
asap tiga kali besar dari kebakaran biasa. Namun terbakarnya lahan gambut tersebut
banyak disebabkan oleh para perusahaan nakal. Mereka membakar hutan untuk dijadikan
lahan pertanian baru. Pada saat lahan gambut kering dan ditambah musim kemarau tiap
tahunnya, mereka senang dengan keadaan tersebut karena mereka sngat mudah
membakar hutan dimana api dari kebakaran tersebut dapat bertahan hingga berminggu-
minggu. Fakta yang mengejutkan dari perusahaan nakal seperti ini adalah mereka
mengupah orang untuk membakar lahan dengan biaya sekitar Rp 500.000,00, dengan
biaya segini mereka mampu membakar ratusan hingga ribuan hektar lahan baru yabg
siap ditanami kembali. Pilihan tersebut lebih menguntungkan dibandingkan mereka
yang mengeluarkan uang sebesar Rp 5-7 juta per hektar untuk membersihkan lahan
menggunakan alat-alat berat. Inilah penyebab terjadinya kebakaran hutan.

2. Sebutkan solusi permanen beserta alasan untuk tidak ada lagi kebakaran hutan!

1. Pemerintah lebih serius mengatasi Karhutla (kebakaran hutan dan lahan) agar segera
dihentikan dan tidak akan menoleransi perusahaan maupun siapapun yang melanggar
hukum. Pemerintah juga dapat memberikan perhatian lebih pada lingkungan dan
tidak hanya fokus pada pembangunan infrastruktur dan ekonomi.

2. Setiap desa punya ide dan gagasan sendiri untuk desanya, dengan cara berpikir
kreatif agar dpat mengelola hasil kebun sendiri sehingga dapat membuat produk
sendiri.

3. Mahasiswa Indonesia terutama mahasiswa yang ada dibidang teknik maupun merakit
atau membuat alat untuk dapat mengelola hasil lahan indonesia seperti sawit agar
petani sawit tidak menjual lahanyya kepada perusahaan asing. Apabila lahan sawit di
Indonesia dikelolah oleh perusahaan asing, maka perusahaan tersebut akan membuka
lahan di Indonesia dengan cara dibakar. Inilah yang memicu kebakaran hutan di
Indonesia yang dapat menimbulkan kabut asap,. Bukan itu saja, apabila Indonesia
dapat mengelola hasil alamnya sendiri,, indonesia mampu meningkatkan
perekonomian negara dan rakyat lebih sejahtera. Bila Indonesia banyak memiliki
pabrik minyak goreng, maka hasil perkebunan kelapa sawit bisa diolah menjadi bahan
jadi untuk ekspor. Dengan begitu harga jual bisa lebih tinggi. Selain itu, dapat
menambah lapangan kerja untuk rakyat Indonesia (agar masyarakat tidak tergiur
dengan uang perusahaan seperti disogok untuk membakar hutan dengan biaya besar)
dan pendapat negara meningkat. Apabila produksi minyak goreng Indonesia banyak,
otomatis pabrik di luar negeri akan berhenti dan negara-negara yang selama ini
pengimpor CPO cukup membeli minyak goreng dalam bentuk curah dari Indonesia.
Pada saat permintaan CPO di luar negeri banyak, sementara ketersediaan CPO untuk
ekspor sedikit, maka harga CPO bisa naik. Agar pabrik yang ada di luar negeri bisa
tetap beroperasi, mau tidak mau harus ada bahan baku. Berapa pun harga CPO akan
dibeli. Tentu saja yang paling diuntungkan adalah petani, pabrik CPO dan pabrik
olahan CPO.

Anda mungkin juga menyukai