Aspek Pemasaran
Dosen pengampu :
Disusun oleh :
UNIVERSITAS JAMBI
2020
Aspek Keuangan
Kedua hal tersebut tidak hanya berguna bagi perencanaan keuangan intern tetapi juga
dibutuhkan bagi pemberi pinjaman baik sekarang maupun yang akan datang.
Bentuk-bentuk rencana keuangan dapat secara lengkap dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Neraca
Neraca merupakan laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang serta modal dari
suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Menurut Fress dan Warren (1992:25),
neraca adalah: “Suatu daftar aktiva, kewajiban dan modal pemilik perusahaan pada
tanggal tertentu yang biasanya pada tanggal terakhir suatu bulan atau tahun”.
Jadi tujuan neraca adalah untuk menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan
pada suatu tanggal tertentu, biasanya pada waktu buku-buku ditutup dan ditentukan
sisanya pada suatu akhir tahun fiskal atau tahun kelender, sehingga neraca sering
disebut balance sheet.
Laporan rugi laba merupakan suatu laporan sistematis tentang pendapatan/ hasil
usaha, beban, laba perusahaan atau rugi yang diperoleh oleh suatu perusahaan
selama periode tertentu. Menurut Keiso dan Waygandt (1995:177), perhitungan
laba rugi adalah: “Laporan yang mengukur keberhasilan operasi perusahaan untuk
suatu periode waktu tertentu.” Pentingnya perhitungan laba rugi karena beberapa
alasan, alasan utamanya adalah bahwa laporan yang membantu mereka dalam
meramalkan jumlah, waktu dan ketidak pastian dari arus kas masa depan.
3. Peramalan Penjualan
Brigham & Houston, 1999, Manajemen Keuangan, Buku Kedua, Edisi Ketiga, Penerbit
Erlangga, Jakarta.
Gitosudarmo dan Basri, 1992, Manajemen Keuangan, Edisi Ketiga, Penerbit BPFE
Yogyakarta.
Hanafi, Mamduh, M & Halim, Abdul, 2000, Analisa Laporan Keuangan. UPP AMD
YKPN, Yogjakarta.
Indriantoro dan Supomo, 2002, Metodologi Penelitian Bisinis Untuk Akuntansi dan
Manajemen, Edisi Pertama, Penerbit BPFE, Yogyakarta.
Kieso & Weygandt, 1995, Akuntansi Intermediate, Edisi Ketutuh, Jilid Pertama,
Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
A. Manajemen Pemasaran
Pasar dapat diartikan sebagai tempat pertemuan antara penjual dan pembeli atau
kekuatan-kekuatan permintaan dan penawaran yang saling bertemu untuk membentuk
suatu harga. Stanton mengemukakan pasar adalah kumpulan orang yang mempunyai
keinginan untuk puas, uang untuk belanja dan kemauan untuk membelanjakannya.
Manajemen pemasaran adalah penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan program-program yang bertujuan menimbulkan pertukaran dengan pasar
yang dituju dengan maksud untuk mencapai tujuan perusahaan (Kotler, 1980).
Manajemen pemasaran di perlukan perusahaan untuk mencapai sasarannya. Tugas
pemasaran adalah menciptakan permintaan akan produk yang dihasilkan perusahaan.
Konsep-Konsep Pemasaran terdiri dari:
1. The Production Concept (Konsep Produksi)
Perusahaan yang mengadopsi konsep ini, berfikir bahwa barang maupun jasa
yang dihasilkan harus murah sehingga dapat dibuat kapan saja dan di mana saja
agar tidak terjadi masalah dalam penjualan. Secara tidak langsung, perusahaan
ini mencoba manajemen pemasaran melalui upaya penurunan biaya produksi dan
penguatan sistem distribusi. Dalam rangka menurunkan biaya produksi ke level
minimum, perusahaan akan mengandalkan sistem produksi barang dalam skala
besar. Konsep ini akan berjalan dengan baik jika permintaan melebihi stok.
Namun, pelanggan tidak selalu membeli barang atau jasa yang murah dan mudah
didapat. Ada saatnya mereka membutuhkan barang berkualitas dengan harga
yang pantas.
Pasar merupakan sebuah tempat untuk bertemunya penjual dan pembeli. Pasar juga
sering dikaitkan dengan tempat jual beli yang tradisional dengan cara lama.Bahkan, ada orang
yang membedakan antara supermarket dengan pasar. Konotasi pasar sebagai tempat
konvensional dan tradisional kurang tepat, karena definisi pasar sendiri cukup kuat. Pasar
memiliki fungsi yang signifikan dalam kehidupan manusia.
Berikut adalah fungsi pasar yang ada di tengah masyarakat di berbagai belahan dunia:
Konsep pasar monopoli terjadi saat sebuah pasar dikuasai hanya oleh satu
produsen. Kondisi ini terjadi saat sebuah perusahaan atau pihak menguasai sumber
daya atau dalam kondisi tertentu, hanya dia yang dapat menyediakan sumber daya
tertentu. Contoh dari monopoli di Indonesia adalah PLN, misalnya. PLN adalah
perusahaan listrik milik negara yang mengatur listrik di seluruh Indonesia, dan semua
masyarakat bergantung pada PLN.
Konsep pasar oligopoli kurang lebih serupa dengan konsep pasar monopoli. Hanya
saja, apabila konsep pasar monopoli hanya memiliki satu penjual yang mendominasi,
pasar oligopoli memiliki beberapa penjual yang mendominasi. Penjual-penjual tersebut
memiliki modal besar dan menguasai sumber daya bersama. Penjual-penjual pun
bersaing dalam memperebutkan konsumen.
Pasar oligopsoni merupakan pasar yang didominasi oleh lebih dari satu konsumen
yang punya daya tawar dan daya beli tinggi. Konsepnya sama dengan monopsoni, di
mana penjual tak punya posisi tawar tinggi sehingga ‘menyerah’ pada tawaran pembeli.
Inilah pasar yang ideal baik, bagi penjual maupun pembeli. Pasar persaingan
sempurna adalah kondisi pasar di mana pembeli dan penjual sama-sama punya posisi
tawar. Bukan hanya itu saja, konsep pasar persaingan sempurna juga memungkinkan
setiap orang untuk menjadi konsumen atau produsen, dan memilih barang yang sesuai
dengan kantong atau kebutuhan mereka. Memang di era masa kini agak sulit
mewujudkan pasar persaingan sempurna dalam konsep makro. Namun, dalam e-
commerce, sebenarnya konsep pasar ini masih bisa berlaku. Pasar persaingan sempurna
adalah pasar ideal yang adil bagi setiap pihak. Namun, dalam sebuah pemerintahan
oligarki, terkadang pasar persaingan sempurna sengaja ditiadakan.
B. Segmentasi Pasar
4. Substantiality (Substansial)
Sederhananya, tidak akan ada gunanya membuang anggaran pemasaran dalam
pasar yang tidak cukup besar, atau memiliki daya beli negatif. Segmen pasar yang
layak adalah dari kelompok yang homogen dengan karakteristik yang jelas seperti
kelompok usia, latar belakang sosio-ekonomi dan persepsi merek. Hal yang
“musiman” juga penting di sini. Tidak ada ahli segmentasi pasar yang akan
merekomendasikan untuk fokus pada kelompok pelanggan yang tidak stabil yang
kemungkinan akan bubar, satu atau dua tahun.
E. Barang Konsumsi
Menurut tujuan pemakaiannya, barang konsumsi dibagi menjadi:
1. Convinience Goods
Jenis klasifikasi Barang Konsumen yang satu ini disebut Convenience Goods, yang
merupakan barang yang sering dibeli, dibutuhkan segera, serta hanya membutuhkan
sedikit upaya dalam melakukan pembandingan atau pembeliannya. Contohnya
adalah sabun, permen, pasta gigi, dan lain-lain.
2. Shopping Goods
Shopping Goods merupakan barang yang dalam proses pemilihan serta
pembeliannya selalu dibandingkan oleh konsumen diantara berbagai macam pilihan
yang tersedia. Pada umumnya, kriteria perbandingannya adalah kualitas barang,
harga, dan model dari masing-masing barang. Yang termasuk ke dalam Shopping
Goods ini salah satunya adalah pakaian, alat rumah tangga serta furniture.
3. Speciality Goods
Jenis Barang Konsumen atau Consumer Goods yang satu ini adalah barang
yang memiliki karakteristik dan ciri khas merek yang unik, dimana
sekelompok konsumen akan bersedia untuk melakukan upaya khusus demi
membelinya. Karakteristik khusus ini meliputi merek yang unik, model,
ataupun hal lainnya yang membuat pembeli ingin melakukan usaha apapun
untuk membelinya. Contoh dari barang jenis ini adalah mobil mewah,
peralatan fotografi, pakaian mewah, dan lain sebagainya yang biasanya
bernilai fantastis.
4. Unsought Goods (Barang yang tidak dicari)
Yang terakhir yaitu ada Unsought Goods atau disebut juga sebagai Barang
yang Tidak Dicari. Jenis atau klasifikasi barang ini merupakan barang yang
jarang dicari oleh konsumen atau bahkan barang ini tidak diketahui oleh
konsumen. Salah satu contohnya adalah batu nisan.
Di dalam barang konsumsi, ada namanya barang industry yang digunakan yaitu:
1. Bahan baku
Bahan baku adalah bahan yang digunakan dalam membuat produk, bahan
tersebut secara menyeluruh tampak pada produk jadinya (atau merupakan
bagian terbesar dari bentuk barang).
2. Komponen dan bahan setengah jadi
Barang setengah jadi adalah produk yang digunakan untuk menghasilkan
produk akhir yang baik atau barang jadi. Barang-barang ini dijual antara
industri untuk dijual kembali atau produksi barang-barang lainnya. Salah satu
contoh barang setengah jadi adalah garam, produk yang dikonsumsi langsung
tetapi juga digunakan untuk memproduksi produk makanan.
3. Perlengakapan operasi
Barang yang dapat membantu kelancaran proses produksi atau kegiatan
perusahaan yanglain
4. Instalasi
Alat produksi utama bagi suatu erusahaan yang dapat digunakan untuk
jangka waktuyang lama
5. Alat bantu lainnya
Alat yang digunakan untuk menunjang jalannya proses produksi perusahaan
F. Marketing Opportunities
1. Pengembangan Intensif
Pengembangan ini dilaksanakan oleh perusahaan yang belum
menggali sepenuhnyakesempatan yang terdapat pada produk dan
pasarnya yang sekarangPengembangan intensif dapat digolongkan sebagai
berikut :
a. Penetrasi Pasar
Usaha peningkatan penjualan produk sekarang di pasar yang
sekarang melalui usahapemasaran yang agresif.
b. Pengembangan pasar
Cara yang ditempuh perusahaan untuk meningkatkan penjualan
dengan jalan mencaridaerah pemasaran yang baru.
c. Pengembangan Produk
Usaha peningkatan penjualan dengan cara mengembangkan produk
dengan lebih baikuntuk pasar yang dikuasai sekarang.
d. Diversifikasi produk
Peningkatan penjuualan dilakukan dengan cara membuat berbagai
jenis produk untukdi kembangkan ke dalam pasar yang baru
2. Pengembangan Integratif
Jenis pengembangan ini digunakan untuk perusahaan yang industri
dasarnya mempunyaimasa depan yang cerah dan dapat menaikkan
profitabilitas, efisiensi atau pengawasannyadengan cara bergerak ke muka,
ke belakang maupun horizontal dalam industry:
a. Integrasi ke muka
Berusaha memiliki atau meningkatkan control atas system distribusi
produk.
b. Integrasi ke belakang
Usaha untuk memilih atau meningkatkan control atas system
pelayanan pemasok.
c. Integrasi horizontal
Usaha untuk meningkatkan control atas perusahaan saingan
3. Pengembangan Diversifikasi
Pengembangan ini dilaksanakan jika system pemasaran ini tidak
banyak menunjukkantambahan kesempatan untuk pertumbuhan, juga
kesempatan di luar system pemasaraninti yang lebih baik
Pengembangan diversifikasi dibagi atas :
a. Diversifikasi konsentris
Usaha untuk menambah produk baru yang mempunyai energy
teknologis denganjajaran produk yang ada.
b. Diversifikasi Horizontal
Usaha untuk menambah produk baru yang dapat menarik
pelanggan, meskipunproduk itu tidak mempunyai hubungan dengan
jajaran prooduk yang ada.
c. Diversifikasi Konglomerat
d. Usaha untuk menambah produk baru yang akan dijual untuk
golongan pembeli barudengan maksud untuk menjaga stabilitas
penjualan
G. Pemasaran
1. Perekonomian
2. Kebudayaan
3. Teknologi
4. Permintaan
5. Hukum
6. Persaingan
7. Bahan Baku
8. Sumber Daya Financial
9. Manajemen
10. Pemasok
11. Sasaran/ Tujuan
6. Menjadi acuan agar manajer bergerak dan berpikir ke arah yang lebih sistematis
Selain itu, rencana pemasaran juga memberikan keuntungan lain bagi bisnis,
diantaranya yaitu:
3. Menyediakan fokus dan arah. Email, media sosial, periklanan, blog tamu,
surat langsung, publisitas, dan seterusnya. Dengan begitu banyak pilihan
pemasaran, perlu sebuah rencana untuk menentukan tindakan terbaik untuk
bisnis.
Berikut ini beberapa langkah cara menyusun rencana pemasaran diantaranya yaitu:
Strategi dan program dibuat berdasarkan tujuan atau sasaran yang telah ditentukan
sebelumnya. Strategi ini merupakan tindakan jangka panjang dan dibuat sebagai
rencana jangka panjang untuk mencapai tujuan organisasi dan untuk mendukung
strategi tersebut dibuat program atau tindakan jangka pendek secara
berkesinambungan.
Canvas Rencana Pemasaran
ASPEK PRODUKSI
Perencanaan adalah fungsi manajemen yang paling pokok dan sangat luas
meliputi perkiraan dan perhitungan mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan pada
waktu yang akan datang mengikuti suatu urutan tertentu (Noviyasari, 2013).
Perencanaan merupakan salah satu sarana manajemen untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan karena itu setiap tingkat manajemen dalam organisasi sangat
membutuhkan aktivitas perencanaan.
B. Perencanaan Produksi
Sumber tulisan :
Amri, A., Trisna, T., & Harahap, E. N. (2017). Perencanaan Pengendalian Produksi Air
Minum Dalam Kemasan Menggunakan Metode Aggregate
Planning. MIEJ, 1(1).
Djamal, N., & Azizi, R. (2015). Identifikasi dan Rencana Perbaikan Penyebab Delay
Produksi Melting Proses dengan Konsep Fault Tree Analysis (FTA) di PT.
XYZ. Jurnal INTECH Teknik Industri Universitas Serang Raya, 1(1).
Aspek SDM dan Organisasi
Sumber daya manusia adalah suatu proses menangani berbagai masalah pada
ruang lingkup karyawan, pegawai, buruh, manajer dan tenaga kerja lainnya untuk dapat
menunjang aktifitas organisasi atau perusahaan demi mencapai tujuan yang telah
ditentukan. Bagian atau unit yang biasanya mengurusi sdm adalah departemen sumber
daya manusia.
Peran, fungsi, tugas dan tanggung jawab Departemen sumber daya manusia adalah:
1. Melakukan persiapan dan seleksi tenaga kerja / Preparation and selection
a. Persiapan
Dalam proses persiapan dilakukan perencanaan kebutuhan akan sumber daya
manusia dengan menentukan berbagai pekerjaan yang mungkin timbul. Yang
dapat dilakukan adalah dengan melakukan perkiraan / forecast akan pekerjaan
yang lowong, jumlahnya, waktu, dan lain sebagainya.
Ada dua faktor yang perlu diperhatikan dalam melakukan persiapan, yaitu
faktor internal seperti jumlah kebutuhan karyawan baru, struktur organisasi,
departemen yang ada, dan lain-lain. Faktor eksternal seperti hukum
ketenagakerjaan, kondisi pasa tenaga kerja, dan lain sebagainya.
Tenaga kerja yang bekerja pada organisasi atau perusahaan harus menguasai
pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggungjawabnya. Untuk itu diperlukan suatu
pembekalan agar tenaga kerja yang ada dapat lebih menguasai dan ahli di bidangnya
masing-masing serta meningkatkan kinerja yang ada. Dengan begitu proses
pengembangan dan evaluasi karyawan menjadi sangat penting mulai dari karyawan
pada tingkat rendah maupun yang tinggi.
3. Memberikan kompensasi dan proteksi pada pegawai / Compensation and
protection
Kompensasi adalah imbalan atas kontribusi kerja pegawai secara teratur dari
organisasi atau perusahaan. Kompensasi yang tepat sangat penting dan disesuaikan
dengan kondisi pasar tenaga kerja yang ada pada lingkungan eksternal. Kompensasi
yang tidak sesuai dengan kondisi yang ada dapat menyebabkan masalah ketenaga
kerjaan di kemudian hari atau pun dapat menimbulkan kerugian pada organisasi atau
perusahaan. Proteksi juga perlu diberikan kepada pekerja agar dapat melaksanakan
pekerjaannya dengan tenang sehingga kinerja dan kontribusi perkerja tersebut dapat
tetap maksimal dari waktu ke waktu
Peranan sumber daya manusia dalam berorganisasi sangatlah penting karena
sumberdaya manusia ini sebagai pengelola system, agar system ini tetap berjalan tentu
dalam pengelolaannya harus memperhatikan aspek-aspek penting seperti pelatihan,
pengembangan , dan motivasi. Dalam hal ini sumber daya manusia dijadikan
manejemen sebagai salah satu indikator penting pencapaian tujuan organisasi secara
efektif dan vital.
SDM merupakan aset organisasi yang sangat vital, karena itu peran dan fungsinya
tidak dapat digantikan oleh sumber daya lainnya. SDM dalam organisasi harus
senantiasa berorientasi terhadap visi,misi,tujuan,dan sasaran organisasi dimana dia
berada di dalamnya. Untuk mencapai visi,misi,tujuan tersebut tentu manusia harus
memiliki nilai kompetensi dan karekteristik, ada lima nilai karekter dan kompetensi
yaitu :
1. Motivasi
2. Sikap atau ciri bawaan
3. Konsep diri
4. pengetahuan
5. Skills
Dan sekurang-kurangnya SDM harus menyesuaikan diri dengan tuntutan global yang
cenderung bersifat tanpa batas.
Ada 4 peran yang harus dimiliki oleh SDM dalam menghadapi tuntutan atau tantangan
global:
1. Melakukan analisis jabatan
2. Merencanakan kebutuhan tenaga kerja dan merekrut calon tenaga kerja
3. Menyeleksi tenaga kerja
4. Memperhatikan atau menata gaji dan upah karyawan.
Dalam mencapai tujuannya tentu suatu organisasi memerlukan sumber daya
manusia sebagai pengelola sistem, agar sistem ini berjalan tentu dalam pengelolaanya
harus memperhatikan beberapa aspek penting seperti pelatihan, pengembangan,
motivasi dan aspek-aspek lainya. Hal ini akan menjadikan manajemen sumber daya
manusia sebagai salah satu indikator penting pencapaian tujuan organisasi secara
efektif dan efisien.
Sumber daya manusia merupakan asset organisasi yang sangat vital, karena itu
peran dan fungsinya tidak bisa digantikan oleh sumber daya lainnya. Betapapun
modern teknologi yang digunakan, atau seberapa banyak dana yang disiapkan, namun
tanpa sumber daya manusia yan professional semuanya menjadi tidak bermakna.
Eksistensi sumber daya manusia dalam kondisi lingkungan yang terus berubah
tidak dapat dipungkiri, oleh karena itu dituntut kemampuan beradaptasi yang tinggi
agar mereka tidak tergilas oleh perubahan itu sendiri. Sumber daya manusia dalam
organisasi harus senantiasa berorientasi terhadap visi, misi, tujuan dan sasaran
organisasi di mana dia berada di dalamnya.
Untuk mencapai visi, misi, dan tujuan tersebut tentu manusia tersebut harus
mempunyai nilai kompetensi, karakteristik kompentensi ada lima karakteristik
kompentensi yaitu:
1. Motif (motive), apa yang secara konsisten dipikirkan atau keinginan- keinginan
yang menyebabkan melakukan tindakan. Apa yang mendorong, perilaku yang
mengarah dan dipilih terhadap kegiatan atau tujuan tertentu.
2. Sifat/ciri bawaan (trait), ciri fisik dan reaksi-reaksi yang bersifat konsisten
terhadap situasi atau informasi.
3. Konsep diri (self concept), sikap, nilai dari orang-orang.
4. Pengetahuan (knowledge), yaitu suatu informasi yang dimiliki seseorang pada
bidang yang spesifik. Pengetahuan merupakan kompetensi yang kompleks.
Biasanya tes pengetahuan mengukur kemampuan untuk memilih jawaban yang
paling benar, tapi tidak bisa melihat apakah seseorang dapat melakukan
pekerjaan berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya itu.
5. Keterampilan (skill), kemampuan untuk mampu melaksanakan tugas-tugas fisik
dan mental tertentu.
Walaupun demikian agar peran sumber daya manusia tersebut dapat sinkron
dengan visi, misi, tujuan dan harapan organisasi maka manusia sebagai selah satu
sumber daya harus dapat melakukan penyesuaian terhadap perkembangan organisasi
yang semakin komppetitive. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi
dan merespon perubahan tersebut, ada empat strategi utama untuk melakukan
perubahan, yaitu dengan melakukan: