: Luqman Hakim
Kelas
: LT-2D
No. Absen
: 12
kondisi off, maka tidak ada Arus yang mengalir .Kondisi menyebakan tegangan pada
keluaran/output sama dengan 0/tidak ada.
2. Saat titik A mendapatkan tegangan negatif (-) dan B positif (+),Dioda D2 dalam
kondisi bias maju karena kaki anoda mendapat tegangan Positif dan D2 dalam
kondisi bias maju (On). Karena diode D2 dalam kondisi On, maka Arus akan
mengalir dari titik B D2 R dan kembali ketitik CT. Karena arus mengalir
melewati R, maka pada R akan timbul tegangan sebesar Vin x 0.636. Tegangan yang
timbul pada R merupakan tegangan output (Vout).
3. Saat titik A mendapatkan tegangan positif (+) dan B negatif (-), Dioda D1 dalam
kondisi bias maju karena kaki anoda mendapat tegangan positif dan D2 dalam kondisi
bias mundur (off). Karena diode D1 dalam kondisi On, maka Arus akan mengalir dari
titik A D1 R dan kembali ketitik CT. Karena arus mengalir melewati R, maka
pada R akan timbul tegangan sebesar Vin x 0.636. Tegangan yang timbul pada R
merupakan tegangan output (Vout).
4. Saat titik A mendapatkan tegangan negatif (-) dan B positif (+),Dioda D2 dalam
kondisi bias mundur karena kaki anoda mendapat tegangan negatif (off) dan D2
dalam kondisi bias maju (On). Karena diode D2 dalam kondisi On, maka Arus akan
mengalir dari titik B D2 R dan kembali ketitik CT. Karena arus mengalir
melewati R, maka pada R akan timbul tegangan sebesar Vin x 0.636. Tegangan yang
timbul pada R merupakan tegangan output (Vout).
Prinsip kerja penyearah dengan 4 buah diode sama dengan penyearah gelombang
penuh menggunakan 2 buah dioda, hanya pada penyearah system bridge ini transformator
yang digunakan tidak harus CT. Dioda akan bekerja secara berpasangan, jika D1 & D3
On, D2 & D3 off, begitu juga sebaliknya.
1. Saat titik A mendapatkan tegangan positif (+) dan B negatif (-), Dioda D1 & D3
dalam kondisi bias maju karena kaki anoda mendapat tegangan positif dan D2 &D3
dalam kondisi bias mundur (off). Karena diode D1 & D3 dalam kondisi On, maka
Arus akan mengalir dari titik A D1 R- D3 dan kembali ketitik B-. Karena arus
mengalir melewati R, maka pada R akan timbul tegangan sebesar Vin x 0.636.
Tegangan yang timbul pada R merupakan tegangan output (Vout).
2. Saat titik A mendapatkan tegangan negatif (-) dan B positif (+), Dioda D2 & D4
dalam kondisi bias maju karena kaki anoda mendapat tegangan positif (On) dan D1 &
D3 dalam kondisi bias mundur (Off). Karena diode D2 & D$ dalam kondisi On,
maka Arus akan mengalir dari titik B D2 R- D4 dan kembali ketitik A-. Karena
arus mengalir melewati R, maka pada R akan timbul tegangan sebesar Vin x 0.636.
Tegangan yang timbul pada R merupakan tegangan output (Vout).
Sumber:
https://kibogowonto.wordpress.com/2010/10/14/dioda-sebagai-penyearah-
rectifier-dioda/
Nilai VDC pada rangkaian penyearah gelombang penuh:
Dalam setiap kasus penyearah, baik itu penyearah satu fasa (single phase)
ataupun lebih (polyphase), jumlah tegangan AC yang bercampur dengan tegangan DC
output penyearah disebut sebagai riak tegangan. Tegangan riak ini tidak diinginkan
karena dalam kebanyakan kasus tujuan dari menyearahkan tegangan AC adalah untuk
mendapatkan tegangan DC yang murni. Pada tingkat daya yang tidak terlalu besar,
tegangan riak ini dapat dikurangi dengan penyaringan atau filter. Dan filter yang
digunakan pada umumnya adalah filter pasif L C.
Nilai tegangan keluaran:
atau
Sumber:
http://trikueni-desain-sistem.blogspot.com/2013/10/Rangkaian-Dioda-
Penyearah.html
aliran arus pengosongan kapasitor tersebut. Akibatnya, tegangan pada RL akan tetap
terjaga pada harga yang relatif tinggi.
Proses
pengosongan
terus
berlanjut
sepanjang
periode
negatif.
Menjelang akhir setengah periode negatif terjadi penurunan keluaran dengan harga
VRL terendah sebelum akhirnya periode positif berikutnya datang. Kemudian diode
akan berpanjar maju lagi dan C mengalami proses pengisian lagi. Dalam proses
pengisian ini diperlukan arus diode (Id ) yang lebih rendah. proses di atas akan terus
berulang pada periode positif dan negatif berikutnya.
Efektivitas kapasitor sebagai tapis tergantung pada beberapa faktor,
diantaranya
adalah:
1. Kapasitas/ukuran kapasitor
2. Nilai beban RL yang dipasang
3. Waktu
Ketiga faktor tersebut mempunyai hubungan:
T=R*C
Dimana T adalah waktu dalam detik, R adalah hambatan dalam ohm dan C
adalah kapasitansi dalam farad. Perkalian RC disebut sebagai konstanta waktu
merupakan ukuran seberapa cepat tegangan dan arus tapis (kapasitor) merespon
perubahan pada masukan. Kapasitor akan terisi sampai sekitar 62,2% dari tegangan
yang dikenakan selama satu konstanta waktu. Demikian saat dikosongkan selama satu
konstanta waktu, maka tegangan kapasitor akan turun sebanyak 62,2%. Untuk
mengisi kapasitor sampai penuh diperlukan waktu sekitar 5 kali konstanta waktu.
Tapis kapasitor seperti pada gambar diatas akan terisi dengan cepat selama
periode positif pertama. Namun kecepatan pengosongan C akan sangat tergantung
pada harga RL . Jika Rl berharga rendah proses pengosongan akan berlangsung
dengan cepat, sebaliknya jika RL berharga besar proses pengosongan akan
berlangsung lebih lambat.
Tapis yang baik adalah jika proses pengosongan berlangsung lambat sehingga
VRL mengalami sedikit perubahan. Tapis-C akan bekerja dengan baik jika RL
berharga relatif tinggi. Jika RL berharga rendah, yaitu jika penyearah mengalami
pembebanan yang terlalu berat, maka tegangan riak (ripple) akan lebih nampak
pada keluarannya.
Sumber:
http://sharesuka.blogspot.com/2012/08/penyearah-setengah-gelombang-
dengan.html
Pada setiap rangkaian penyearah satu fasa maupun tiga fasa, setengah
gelombang maupun gelombang penuh, apabila di dalam rangkaian diberi tapis berupa
kapasitor maka akan mendapatkan gelombang keluaran yang lebih halus (nilai ripple
kecil). Sehingga nilai tegangan keluarannya mendekati nilai tegangan maksimum dari
tegangan masukan.