S1 TEKNIK TELEKOMUNIKASI
NIP : 10860003
Dengan ini menyatakan pelaksanaan Revisi Modul Rangkaian Listrik untuk Prodi S1 Teknik
Telekomunikasi, telah dilaksanakan dengan penjelasan sebagai berikut:
NIP : 10860003
Menerangkan dengan sesungguhnya bahwa modul praktikum ini telah direview dan akan
digunakan untuk pelaksanaan praktikum di Semester 3 Tahun Akademik 2018/2019 di
Laboratorium Rangkaian Listrik Fakultas Teknik Elektro Universitas Telkom
Admin : Praktikum :
VISI:
Menjadi fakultas unggul berkelas dunia yang berperan aktif pada pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi elektro serta fisika, berbasis teknologi informasi dan komunikasi.
MISI:
VISI:
MISI:
Setiap Mahasiswa Fakultas Teknik Elektro yang akan menggunakan Fasilitas Laboratorium,
WAJIB mematuhi Aturan sebagai berikut :
1. Menggunakan seragam resmi Telkom University, dan Membawa Kartu Tanda Mahasiswa
(KTM) yang masih berlaku.
3. Dilarang merokok dan makan minum didalam ruangan, dan membuang sampah pada
tempatnya
6. Jam Kerja Laboratorium dan Ruang Riset adalah 06.30 WIB sampai 22.00 WIB
7. Mahasiswa yang akan menggunakan Laboratorium dan atau ruang riset diluar jam kerja,
harus mengajukan izin kepada Fakultas
DAFTAR PENYUSUN…………………………………………………………….………….1
LEMBAR REVISI………………………………………………………………….…………2
LEMBAR PERNYATAAN………………………………………………………….………..3
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………..8
DAFTAR GAMBAR……………...………………………………………………..………..10
DAFTAR TABEL…………..……………………………………………………………......11
Modul 0 : Running Modul……………………………………………………………………12
1.1 Tujuan……...……………………………………………………………........12
1.2 Peraturan Praktikum………………………………………………………….12
1.3 Penilaian Praktikum……...………………………………………...………...13
Modul 4 : RESONANSI…………………………………………….………………………..57
1.1 Tujuan………………………………………………….……………………..47
1.2 Alat & Bahan………………………………………….…………….………..47
1.3 Dasar Teori…………………………………………….……...………….…..47
1.3.1 Resonansi Seri……………………………………………...…………….48
1.3.2 Resonansi Paralel……………………………………………….………..49
1.3.3 Resonansi Seri-Paralel RLC……………………………….………..……49
1.4 Prosedur Praktikum…………………………………………………………..49
0.1 Tujuan
Setelah mengikuti Running Modul mahasiswa diharapkan dapat:
1. Memahami peraturan kegiatan praktikum.
2. Memahami Hak dan Kewajiban praktikan dalam kegiatan praktikum.
3. Memahami komponen penilaian kegiatan praktikum.
9. Setiap praktikan dapat mengikuti praktikum susulan maksimal 1 modul untuk satu
praktikum.
Praktikan yang dapat mengikuti praktikum susulan hanyalah praktikan yang
memenuhi syarat sesuai ketentuan Institusi, yaitu rawat inap di Rumah Sakit
(menunjukkan bukti rawat inap dan resep obat dari RS), tugas dari Institusi
(menunjukkan surat dinas dari Institusi), atau mendapat musibah
(menunjukkan surat keterangan dari orangtua/ wali mahasiswa).
Persyaratan untuk praktikum susulan diserahkan sesegera mungkin ke Laboran
Fakultas Teknik Elektro untuk keperluan administrasi.
10. Pelanggaran terhadap peraturan praktikum ini akan ditindak secara tegas secara
berjenjang di lingkup Kelas, Laboratorium, Program Studi, Fakultas, hingga Institusi.
1. Multimeter.
2. Osiloskop.
3. Sumber tegangan DC.
4. Function Generator.
5. Kit Rangkaian Listrik.
6. Kabel Jumper.
7. Probe.
A. Multimeter
1) Voltmeter
Merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur tegangan dari terminal
atau ujung dari suatu rangkaian dan di tempatkan secara pararel terhadap
rangkaian yang hendak diketahui tegangannya. Sesuai sifat dari rangkaian pararel,
B. Osiloskop
Merupakan alat yang berfungsi untuk menampilkan bentuk gelombang listrik
setelah di tentukan nilai ukurnya. Gelombang akan tergambar pada layar Cathode
Ray Tube (CRT) berupa grafik amplitudo dalam domain waktu. Terdapat dua jenis
osiloskop yakni analog dan digital. Pada osiloskop analog, gelombang yang akan
di tampilkan bersifat real time sedangkan pada osiloskop digital, gelombang yang
akan di tampilkan di sampling atau di cuplik terlebih dahulu kemudian
didigitalkan. Beberapa bentuk pengukuran pada osiloskop.
dengan osiloskop dual trace yaitu dengan cara sinyal yang akan di ukur di
hubungkan ke CH1, generator dengan freakuensi yang diketahui ke CH2.
Pengukuran beda fasa dapat juga di ukur dengan menggunakan osiloskop dual
trace yaitu dengan sinyal pertama di hubungkan dengan CH 1. Sinyal kedua di
hubungkan dengan CH 2. Pada osiloskop akan terlihat bentuk tegangan kedua
sinyal tersebut, dimana beda fasa dapat diketahui.
C. Function Generator
Function Generator merupakan alat ukur elektronik yang menghasilkan, atau
membangkitkan gelombang berbentuk sinus, cosinus, segitiga, ramp, segiempat,
dan bentuk gelombang pulsa. Pada umumnya untuk melihat gelombang yang di
hasilkan dari function generator di tampilkan pada Osiloskop di hubungkan
dengan probe.
1.3.2 komponen
A. Resistor
Nilai atau besar hambatan pada resistor berbeda-beda, nilai tersebut dapat di
ketahui melalui gelang-gelang kode warna pada resistor. Salah satu cara
mengetahui nilai resistansi suatu resistor adalah dengan membaca pita warna yang
menempel pada resistor.
Dari kode warna suatu resistor dengan resistansi R ohm dan toleransi
10% menyatakan bahwa resistor tersebur mempunyai resistansi antara (R –
𝑉 𝐼
𝑅= 𝐼
atau R 𝜌𝐴
Keterangan :
B. Induktor
C. Kapasitor
P
a
d
a
k
Pada kapasitor yang berukuran besar, nilai kapasitansi umumnya di tulis
dengan angka yang jelas, lengkap dengan nilai tegangan maksimum dan
Kapasitor Elektrostatik
Kapasitor elektrostatik adalah kelompok kapasitor yang di buat dari
bahan dielektrik. Seperti keramik, film dan mika. Keramik dan mika adalah
bahan yang popular serta murah untuk membuat kapasitor yang kapasitansinya
kecil (dalam besaran pK – uF ), yang biasanya di aplikasikan pada rangkaian
yang berkenaan dengan frekuensi tinggi.
Termasuk kelompok bahan dielektrik film adalah bahan-
bahan material seperti polyester(polyethylene terephthalane atau dikenal
dengan sebutan mylar ), polystyrene. Polyprophyrene, polycarbonate
metalized paper dan lainnya. Mylar, MKM, MKT adalah beberapa contoh
sebutan merek dagang untuk kapasitor dengan bahan-bahan di elektrik film.
Umumnya kapasitor kelompok ini adalah non-polar.
A. Rangkaian linier
B. Rangkaian superposisi
1. Saat sumber tegangan aktif dan sumber arus non (Open Circuit)
2. Saat sumber arus aktif dan sumber tegangan nonaktif (short circuit)
C. Rangkaian substitusi
Merupakan suatu komponen pasif yang di lalui oleh arus I dapat diganti dengan
sumber tegangan VS = I.RS dengan resistansi sama dengan nol.
Pengukuran Resistansi
1. Gunakan multimeter gunakan mode resistor dengan resistansi 2,2 KΩ dan 1KΩ
2. Catat hasil pengukuran
3. Bandingkan hasilnya dengan nilai sebenarnya.
Pengukuran Tegangan DC
Kalibrasi probe
Teorema Superposisi
1. Hubungkan port nomor 7 ke kutub positif DC Power Supply dan port nomor 8 ke
kutub negatif Power Supply
2. Beri tegangan DC pada V2 sebesar 6 Volt
1. Hubungkan port nomor 4 ke kutub positif DC Power Supply dan port nomor 6 ke
kutub negatif DC Power Supply
2. Hubungkan port nomor 7 ke kutub positif DC Power
Supply dan port nomor 8 ke kutub
negatif DC Power Supply
3. Beri tegangan DC pada V1 sebesar 12 V
4. Beri tegangan DC pada V2 sebesar 6 V
5. Ukurlah arus I3 pada port nomor 3-5 menggunakan
multimeter
6. Amati kemudian catat hasil pengukuran
7. Hubung singkatkan terlebih dahulu port 3 dan 5 untuk menukur tegangan 1KΩ.
8. Ukur tegangan pada resistor 2K2 menggunakan multimeter pada port 5 (+), port 9 (-)
9. Amati kemudian catat hasil pengukuran.
Teorema Substitusi
Langkah Pertama
6. Ukurlah nilai tegangan V4 pada port nomor 5-8 dengan multimeter, pastikan port 3-5
Langkah Kedua
1. Hubungkan kutub positif DC Power Supply ke port nomor 4 dan kutub negatif DC
Power Supply ke port nomor 6.
2. Hubungkan port nomor 7 dengan port nomor 9 dengan menggunakan jumper.
3. Hubungkan kutub positif DC Power supply ke port nomor 3 dan kutub negatif DC
Power Supply ke port nomor 10.
4. Beri tegangan DC pada port nomor 4-6 sebesar 12 Volt.
5. Tegangan DC padaa port nomor 3-10 sebesar 2 Volt.
6. Ukurlah besar nilai I2 dengan menggunakan multimeter pada port 7 dan 9.
7. Amati kemudian catat hasil pengukuran.
Penurunan rumus:
Dengan asumsi VS dan RS tetap, dan PL merupakan fungsi RL, maka untuk mencari
nilai maksimum PL adalah:
Sehingga : RS = RL
Teorema Thevenin
1. Mencari VTH
Hubungkan ujung positif sumber tegangan DC 5 Volt ke port nomor
3 dan ujung negatif ke port nomor 5.
Hubungkan multimeter kutub positif ke port nomor 2 dan kutub
negatif ke port nomor 6.
Amati kemudian catat nilai VTH dalam jurnal
2. Mencari RTH
Teorema Norton
1. Mencari IN :
Hubungkan ujung positif sumber tegangan
DC 5 Volt ke port nomor 4 dan ujung
negatif ke port nomor 9
Hubungkan amperemeter kutub positif ke
port nomor 2 dan kutub negatif ke port
nomor 11
Amati kemudian catat IN pada jurnal
2. Mencari RN :
Short Circuitkan tegangan DC 5 Volt dengan melepaskan terlebih dahulu dari port 4
dan 9. Kemudian hubungkan port nomor 4 dan 9 dengan menggunakan jumper
Ukur resistansi menggunakan multimeter dengan menghubungkannya ke port nomor
2 (+) dan 11 (-), maka didapatkan RN
3. Pengukuran I pada rangkaian dengan menggunakan rangkaian pengganti Norton
1. Osiloskop
2. Kit Rangkaian Listrik
3. Function Generator
4. Multimeter Digital
5. Kabel Jumper
1
- Kapasitor : 𝑠𝐶
- Induktor : sL
- Resistor : R
1
Z = R + Jx, dimana X dapat berupa XL= ataupun Xc = 𝜔𝐶
Keterangan :
X = Reaktansi
Xc = Reaktansi Kapasitif
XL= Reaktansi Induktif
3.3.1 Fungsi Transfer
Fungsi transfer merupakan perbandingan antara besaran output dan
input, Bisa tegangan dengan tegangan, arus dengan arus, tegangan dengan
arus dan sebaliknya. Mamfaat mengetahui fungsi transfer adalah untuk
mencari penguatan tegangan, penguatan arus, impedansi input dan output.
Bentuk umum fungsi transfer adalah :
𝒃𝒆𝒔𝒂𝒓𝒂𝒏𝒐𝒖𝒕𝒑𝒖𝒕(𝒔)
𝑯 (𝒔 ) =
𝒃𝒆𝒔𝒂𝒓𝒂𝒏𝒊𝒏𝒑𝒖𝒕(𝒔)
Dari respon frekuensi dapat diketahui jenis filter suatu rangkaian. Hal
yang paling menentukan jenis filter tersebut adalah frekuensi cut-off.
Frekuensi cut-off adalah frekuensi yang mengakibatkan magnitude fungsi
1
│H(jω)│bernilai . Nilai frekuensi cut off dapat menjadi acuan parameter
√2
range frekuensi sama yang akan di redam dan frekuensi sama akan di
lewatkan.
A. Rangkaian RL
Komponen R sebagai output tegangan
B. Rangkaian RC
1
Fungsi transfer jika domain : 𝑠 = 𝑗𝜔 → 𝐻(𝑗𝜔) = 1+𝑗𝜔𝐶𝑅
1
Sehingga respon frekuensi : │𝐻(𝑗𝜔)│ =
√1+(𝜔𝐶𝑅)2
3.3.3 Filter
frekuensi cut-off
frekuensi cut-off
Gambar 3.6 Low Pass Filter
frekuensi cut-off
A. Rangkaian RC
2. Integrator
2. Integrator
Saat Vo = VR = I.R, R dibuat sekecil mungkin VR >> VL
𝑑𝑖 𝑉 𝑅
Maka di dapat Vi = VL = L𝑑𝑡dimana I =∫ 𝐿 dt sehingga Vo = VR = 𝐿 ∫ 𝑉𝑖𝑑𝑡
1. Hubungkan CH 1 function generator pada port nomor 5 (+) ke nomor 7(-). Atur
Vin = 6 Vpp bentuk menjadi gelombang sinus dengan frekuensi 15 Khz.
2. Hubungkan channel 1 osiloskop Vin, yaitu pada port nomor 1 (+) dan 2 (-), lalu
perhatikan tegangan yang terukur pada osiloskop kemudian masukkan pada table
jurnal.
3. Pasang channel 2 osiloskop pada komponen C, yaitu port nomor 7 (+) dan 8(-).
4. Ukur beda fasa antara Vin = Vc menggunakan osiloskop. Untuk masing-masing
nilai R dan C yang berbeda, nilai komponen R = 4K7Ω dan R =10K Ω (di pasang
secara bergantian), dengan nilai C =22 nF.
5. Amati kemudian masukkan hasil pengamatan ke dalam tabel.
2. Resonansi adalah kondisi dimana nilai │H (jω)│telah mencapai nilai maksimum dan
minimum.
3. Suatu rangkaian dikatakan beresonansi ketika tegangan terpasang V dan arus yang
dihasilkan I berada dalam kondisi satu fasa.
4. Resonansi terjadi pada rangkaian berarus AC yang memiliki komponen pasif (resistor,
induktor, kapasitor).
5. Frekuensi yang menyebabkan kondisi tersebut terjadi disebut dengan frekuensi
resonansi (jω).
6. Salah satu aplikasi dari efek resonansi ini adalah pada turning radio analog yang
memamfaatkan rangkaian filter yang memiliki frekuensi resonansi sama dengan
frekuensi yang diinginkan. Frekuensi yang menyebabkan kondisi tersebut disebut
dengan frekuensi resonansi di terima.
7. Ciri umum resonansi:
𝑓0 𝑓0 √𝑓1𝑓2
𝑄= = =
𝐵𝑊 𝑓2 − 𝑓1 𝑓2 − 𝑓1
1. Atur Vs sehingga didapat nilai tegangan sekitar 4 Vpp lalu dihubungkan dengan jumper
ke port nomor 1 (+) dan 10 (-).
2. Pasang kanal 1 osiloskop pada Vs (port nomor 1(+) dan port nomor 10 (-)).
3. Pasang kanal 2 osiloskop pada R = 100K (port nomor 4(+) dan port nomor 5(-)).
4. Cari kondisi resonansi dengan mengatur frekuensi function generator sampai didapatkan
nilai amplitude sinyal tertinggi pada kanal 2 osiloskop.
6. Amati kemudian cari lebar bandwidth dengan mencari frekuensi cut-off nya.
3. Pasang kanal 2 osiloskop pada R=10K (port nomor 8(+) dan nomor 9(-).
1. Multimeter
2. Sumber Tegangan DC
3. Kabel Jumper
4. Kit Rangkaian Listrik
5.3 Dasar Teori
Rangkaian kutub empat (K-4) adalah suatu rangkaian yang memiliki
sepanjang terminal pada sisi input dan sepasang terminal pada sisi output (transistor,
op amp, transformator, dan lainnya). Adapun teori rangkaian kutub empat banyak
digunakan pada jaringan (network) yang digunakan dalam sistem komunikasi, sistem
control, sistem daya (power system) dan rangkaian elektronik (model-model
transistor).
Adapun hubungan tegangan dalam parameter impedansi ‘Z’ ini (gambar 5.3)
adalah:
V1 = Z11 I1 + Z12 I2
V1 = Z12 I1 + Z22 I2
Untuk menentukan harga-harga dari parameter ‘Z’ ini dapat dilakukan dengan
mengkondisikan port nomor 1 open circuit (I1 = 0) dan mengkondisikan port nomor 2
open circuit (I2 = 0) secara bergantian.
Ket :
Z11 = impedansi port primer ketika port sekunder open circuit (OC).
Z22 = impedansi port primer ketika port primer open circuit (OC).
Z12=Z21=impedansi transfer dimana perbandingan tegangan di satu port di
bandingkan dengan arus port yang lain.
Admitansi yang di hasilkan merupakan admitansi short circuit (SC) atau parameter ‘Y’.
Pengukuran parameter Z
3. Hubungkan ujung negatif multimeter ke port nomor 7 dan hubungkan positif multimeter
ke port nomor 9.
6. Ukur arus I2 dan tulis nilai arus yang di dapatkan pada tabel data.
LANJUTAN….
1. Hubungkan ujung positif DC Power Supply ke
positif multimeter dan ujung negatif DC
Power Supply ke port nomor 3. Berikan
1. Komponen Virtual
Komponen virtual yang di sediakan oleh multisim imi mempunyai nilai yang
dapat diatur sesuai dengan kebutuhan dan dianggap mempunyai nilai yang ideal,
misal : function generator, osiloskop, DC power supply, dll).
2. Komponen Real / Non Virtual
Komponen real yang disediakan oleh multisim ini mempunyai nilai yang
tidak dapat diubah dan memiliki sifat praktis seperti yang dimiliki oleh komponen
elektronika yang digunakan pada dunia nyata. (misalnya : resistor, kapasitor,
induktor, dll)
dengan cara memilih pallete di sebelah kanan, atau pilih tab Simulate pilih
Instrument > Oscilloscope.
3. Hubungkan osiloskop tersebut ke titik ukur seperti ketika praktikum sebenarnya,
kemudian klik tombol play atau pilih tab Simulate pilih Run, atau
dengan menekan F5 pada keyboard.
4. Kemudian klik ganda pada icon oscilloscope, maka akan muncul tampilan grafis
oscilloskop beserta pengaturannya yang dapat di sesuaikan dengan kebutuhan.
5. Hasil simulasi juga bisa ditampilkan dengan bantuan Analysis yaitu dengan cara
memilih tab Simulate > Analysis > DC Sweep (contoh). Kemudian isikan data-data
yang diperlukan sesuai kebutuhan. Klik Simulate. Maka akan muncul gambar
grafik rangkaian yang diinginkan.
5. Klik ikon run, maka akan tampil hasil pengukuran seperti dibawah ini.
6. Coba dengan cara yang sama namun untuk menghitung IR2, namun
pemasangan probe multimeter harus di rangkaian secara seri dengan R2
dan pada dialog box aktifkan icon A (amperemeter).
7. Lanjutkan pengukuran tegangan dan arus untuk R1.
B. Grafik
Buat rangkaian berikut pada lembar kerja skematik
1. Dari tab simulate, pilih Analyses, pilih DC Sweep. Akan muncul kotak
dialog DC Sweep Analysis. Pada tab Analysis, Parameter isikan Source
dengan V1 (sumber tegangan dalam rangkaian disesuaikan dengan label
komponen yang digunakan dalam rangkaian). Isikan Start value dengan -1,
stop value dengan 1. Dan Increament dengan 0.5 (di seusaikan dengan
kebutuhan analisis).
2. Untuk mengetahui nilai arus yang mengalir pada setiap komponen atau
sumber, nilai tegangan pada setiap node, dan daya disipasi pada setiap
3. Jika variabel yang di inginkan tidak tersedia, misalnya I dan R1, pilih Add
device/ Model Parameter. Akan muncul kotak dialog :
Langkah- langkah :
1. Klik ganda pada sumber AC untuk mengubah property dari sumber. Set AC
Analysis Magnitude = 1 Volt dan AC Analysis Phase = 0.
2. Tambahkan Spectrum Analyzer. Hubungkan node dengan A dengan IN pada
spectrum analyzer dan ujung T dengan titik ground.
3. Pilih Run dan menu multisim.
4. Jika skematik benar, maka akan muncul probe window seperti berikut ketika
di klik ganda pada Spectrum Analyzer.
a. Untuk sumber, dari menu Multisim pilih Place untuk menampilkan kotak dialog
Select a Component. Pada Group pilih Sources. Pada Family pilih
SIGNAL_VOLTAGE_SOURCE. Kemudian pada Component pilih
EXPONENTIAL_VOLTAGE.
b. Klik ganda pada sumber untuk menampilkan kotak dialog
EKSPONENTIAL_VOLTAGE. Pada value, isi Rise Delay Time dengan 10 usec
dan Fall Delay Time dengan 10 msec.
c. Dari menu multisim, pilih Simulate > Analyse Type > Transient Analysis untuk
memunculkan kotak dialog Transient Analysis. Pada analysis Parameters, isi Start
Time dengan 0 sec, dan End time dengan 0.01 sec. Pada Output masukkan
variabel yang di analisis klik I (R1) pada Variabel in Circuit, kemudian klik Add.
Klik Simulate.
d. Add Trace untuk V(1)
B. Rangkaian RC
Cari respon untuk I (R1) dan V(1) – V(2) untuk nilai komponen di atas.