S1 TEKNIK ELEKTRO
NIP : 14800035
Dengan ini menyatakan pelaksanaan Revisi Modul Rangkaian Listrik untuk Prodi S1 Teknik
Elektro, telah dilaksanakan dengan penjelasan sebagai berikut:
NIP : 14800031
Menerangkan dengan sesungguhnya bahwa modul praktikum ini telah direview dan akan
digunakan untuk pelaksanaan praktikum di Semester 3 Tahun Akademik 2021/2022 di
Laboratorium Rangkaian Listrik Fakultas Teknik Elektro Universitas Telkom.
Muh. Zakiyullah Romdlony, S.T., M.T., Dr. Eng. Willy Anugrah Cahyadi, S.T., M.T.
Ph.D. NIP. 19850009
NIP.13860037
Koordinator Asisten
Kevin Dwiki Wijaya
Bendahara Sekretaris
Yasarah Labibah Elsa Febrianti
Sania Bahrullah Vionalisa Oktavia Kusuma N
Admin Praktikum
Andre Septian Dwi Rizki Yulianti
Azizah Aulira Rahman Jones Tangke
Salwa Salsabila Luthfi Nur’Adli
Erni Yanthy Pardede Ivana Meiska
Nur Sulistia Wijaya Adib Muflih Rabbani
Rakhmad Hidayat Risma Amalia Putri
VISI :
MISI :
Setiap Mahasiswa Fakultas Teknik Elektro yang akan menggunakan Fasilitas Laboratorium,
WAJIB mematuhi Aturan sebagai berikut :
1. Menggunakan seragam resmi Telkom University, dan Membawa Kartu Tanda Mahasiswa
(KTM) yang masih berlaku.
3. Dilarang merokok dan makan minum didalam ruangan, dan membuang sampah pada
tempatnya.
6. Jam Kerja Laboratorium dan Ruang Riset adalah 06.30 WIB sampai 22.00 WIB.
7. Mahasiswa yang akan menggunakan Laboratorium dan atau ruang riset diluar jam kerja,
harus mengajukan ijin kepada Fakultas.
0.1 Tujuan
Setelah mengikuti Running Modul mahasiswa diharapkan dapat:
1. Memahami peraturan kegiatan praktikum.
2. Memahami Hak dan Kewajiban praktikan dalam kegiatan praktikum.
3. Memhami komponen penilaian kegiatan praktikum.
1. Komponen Nilai Praktikum terdiri dari : Tugas Pendahuluan, Tes Awal, Keaktifan
Praktikum, dan Jurnal/Tugas Besar.
2. Seluruh komponen penilaian praktikum beserta bobot nilai ditentukan oleh dosen
Mata Kuliah Praktikum Rangkaian Listrik.
3. Penilaian permodul dilakukan oleh asisten praktikum, sedangkan nilai seluruh
modul diserahkan kepada Dosen Mata Praktikum Rangkaian Listrik.
4. Baik praktikan maupun asisten tidak diperkenankan meminta atau memberikan tugas
tambahan untuk perbaikan nilai.
1.1 Tujuan
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat:
1. Mengenal dan mengetahui software untuk menganalisa rangkaian listrik.
2. Praktikan mampu menganalisa rangkaian sederhana dengan menggunakan
LTspice.
1.2 Alat & Bahan
1. Personal Computer (PC)
2. Software LTSpice XVII
1.3 Dasar Teori
1.3.1 Pengertian LTSpice
LTspice merupakan salah satu program SPICE (Simulation Program with
Integrated Circuit Emphasis) yang digunakan untuk simulasi rangkaian
elektronik analog/digital dari komponen pasif dan aktif. Perangkat lunak ini juga
memungkinkan untuk membuat sub-sirkuit dan sirkuit Hirarkis dari berbagai
ukuran, bahkan dari sumber pihak ketiga untuk menambahkan komponen yang
saat ini tidak tersedia di perpustakaan.
1.3.2 Panduan LTSpice
1. Type Of Sweep
Terdapat beberapa pilihan tipe yaitu Linear,
Octave, Decade, dan List
2. Number Of Points
Untuk mengatur kerapatan grafik dari hasil
analisis yang akan menentukan ideal grafik
3. Start Frequency
Rentang frekuensi awal yang akan diatur
4. Stop Frequency
Figure 1.3 Analisis AC Rentang frekuensi akhir yang akan diatur
C. Analisis DC (.DC)
Menghitung kurva transfer DC, pada analisa DC, baik sumber tegangan
maupun sumber arus yang digunakan mempunyai nilai yang tetap
(konstan). Analisa DC berguna antara lain untuk mengetahui titik operasi
rangkaian dalam keadaan tanpa sinyal. Contoh: misalkan dengan sirkuit
yang sama, kami ingin tahu mengubah tegangan output, jika inputnya
berubah. Ada parameter penting untuk analisis DC, yaitu:
Klik tombol Run ( ) dan simulasi telah dijalankan, dapat dilanjutkan pada
pengukuran
B. Grafik
Pada LTSpice terdapat sebuah grafik yang menampilkan hasil pengukuran pada
suatu komponen dengan syarat simulasi sudah dijalankan menampilkan pembacaan.
C. Mengukur Tegangan
Untuk mengukur tegangan dapat dilakukan dengan melakukan drag cursor
diantara komponen yang akan diukur hingga muncul gambar probe seperti berikut
Jika berhasil hasil pengukuran akan muncul pada grafik seperti berikut
Seperti sebelumnya hasil pengukuran akan muncul pada grafik seperti berikut
E. Mengukur Resistansi
Untuk mengukur resistansi, LTSpice tidak memberikan tool secara eksplisit
untuk mengukur resistansi, tetapi dapat dilakukan pengolahan data pada grafik
dengan mengubah ekspresi pada satuan.
1. Pada kasus ini akan dicari sebuah hambatan total pada rangkaian seperti gambar
di bawah ini.
4. Klik ok dan hapus label untuk nilai arus dengan tombol “Delete this trace”,
sehingga grafik akan berubah seperti berikut.
2.1 Tujuan
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat:
1. Mengetahui cara mengukur arus, tegangan serta resistansi menggunakan
multimeter.
2. Dapat menggunakan osiloskop untuk mengukur tegangan, frekuensi dan beda fasa
dari berbagai bentuk gelombang.
3. Dapat mengukur serta menghitung arus dan tegangan pada suatu beban dalam
rangkaian yang bersifat linier dengan menerapkan teorema superposisi dan
substitusi.
Keterangan:
• Ketika
0.05 𝑣𝑜𝑙𝑡
Nilai Puncak = 𝑥2,5 𝐷𝐼𝑉 = 0,125 𝑉𝑃𝑃
𝐷𝐼𝑉
𝑉𝑝𝑝 0.25
• Harga efektif = = = 0,0883 𝑉𝑜𝑙𝑡
2√2 2√2
T [detik] dan dihubungkan dengan osiloskop dual trace yaitu dengan cara
sinyal yang akan diukur dihubungkan ke CH1, generator dengan frekuensi
yang diketahui ke CH2. Frekuensi generator diubah sampai periode sinyal
yang diukur sama dengan periode sinyal generator. Pada saat ini frekuensi
generator sama dengan frekuensi yang diukur.
C. Function Generator
Function Generator adalah alat ukur elektronik yang menghasilkan, atau
membangkitkan gelombang berbentuk sinus, segitiga, ramp, segi empat, dan
bentuk gelombang pulsa. Pada umumnya untuk melihat gelombang yang
dihasilkan dari function generator ditampilkan pada osiloskop menggunakan
probe.
Nilai atau besar hambatan pada resistor berbeda-beda, nilai tersebut dapat
diketahui melalui gelang-gelang kode warna pada resistor. Salah satu cara untuk
mengetahui harga resistansi suatu resistor adalah dengan membaca kode
warnanya.
Hitam - 0 1 -
Coklat 1 1 101 1%
Merah 2 2 102 2%
Jingga 3 3 103 -
Kuning 4 4 104 4%
Hijau 5 5 105 -
Biru 6 6 106 -
Abu-Abu 8 8 - -
Putih 9 9 - -
Emas - - 10-1 5%
Tanpa - - - 20%
Warna
Dari kode warna suatu resistor dengan resistansi R ohm dan toleransi 10%
akan berarti bahwa resistor tersebut mempunyai resistansi antara (R - 10% x R)
sampai (R + 10% x R). Selain itu, resistor juga ada yang mempunyai 3, 5 dan 6
gelang warna.
Nilai resistor tergantung dari hambatan jenis bahan resistor itu sendiri
(tergantung dari bahan pembuatnya), panjang dari resistor itu sendiri dan luas
penampang dari resistor itu sendiri. Secara matematis nilai resistansi dapat
diketahui dengan:
𝑽 𝒍
𝑹= atau 𝑹 = 𝝆 𝑨
𝑰
dimana:
• R : Nilai Resistor
• ρ : Hambatan Jenis
• V : Tegangan
• l : Panjang Resistor
• I : Arus
• A : Luas Penampang
𝐾𝑉𝐿: ∑ 𝑉 = 0 𝐾𝐶𝐿: ∑ 𝑖 = 0
𝑉1 + 𝑉2 + 𝑉3 − 𝑉𝑒𝑘 = 0 𝑖𝑒𝑘 − 𝑖1 − 𝑖2 − 𝑖3 = 0
𝑉𝑒𝑘 = 𝑉1 + 𝑉2 + 𝑉3 𝑖𝑒𝑘 = 𝑖1 − 𝑖2 − 𝑖3
𝐼. 𝑅𝑒𝑘 = 𝐼. 𝑅1 + 𝐼. 𝑅2 + 𝐼. 𝑅3 𝑉 𝑉 𝑉 𝑉
= + +
𝑅𝑒𝑘 = 𝑅1 + 𝑅2 + 𝑅3 𝑅𝑒𝑘 𝑅1 𝑅2 𝑅3
1 1 1 1
= + +
𝑅𝑒𝑘 𝑅1 𝑅2 𝑅3
B. Induktor
Induktor merupakan komponen yang terbentuk dari lilitan kawat atau
tembaga yang dapat menyimpan energi listrik berupa medan magnet. Arus yang
mengalir pada induktor akan menghasilkan fluks magnetik (φ) yang membentuk
loop yang melingkupi kumparan. Jika ada N lilitan, maka total fluks adalah:
𝜆 𝑑𝜆 𝑑𝐼
𝜆 = 𝐿. 𝐼𝐿 = ;𝑉 = = 𝐿 = 𝑑𝑡
𝐼 𝑑𝑡
𝐾𝑉𝐿: ∑ 𝑉 = 0 𝐾𝐶𝐿: ∑ 𝑖 = 0
𝑉1 + 𝑉2 + 𝑉3 − 𝑉 = 0 𝑖 − 𝑖1 − 𝑖2 − 𝑖3 = 0
𝑑𝑖 𝑑𝑖 𝑑𝑖 𝑖 = 𝑖1 + 𝑖2 + 𝑖3
𝑉 = 𝐿1 + 𝐿2 + 𝐿3
𝑑𝑡 𝑑𝑡 𝑑𝑡 1 1 1 1
𝑑𝑖 𝑑𝑖 𝑑𝑖 𝑑𝑖 ∫ 𝑉𝑑 = ∫ 𝑉𝑑𝑡 + ∫ 𝑉𝑑𝑡 + ∫ 𝑉𝑑𝑡
𝐿𝑒𝑘 = 𝐿1 + 𝐿2 + 𝐿3 𝐿𝑒𝑘 𝐿1 𝐿2 𝐿3
𝑑𝑡 𝑑𝑡 𝑑𝑡 𝑑𝑡 1 1 1 1
𝐿𝑒𝑘 = 𝐿1 + 𝐿2 + 𝐿3 = + +
𝐿𝑒𝑘 𝐿1 𝐿2 𝐿3
• ε : permitivitas bahan
• A : luas penampang bahan
• d : jarak dua kepingan
𝐾𝑉𝐿: ∑ 𝑉 = 0 𝐾𝐶𝐿: ∑ 𝑖 = 0
𝑉1 + 𝑉2 + 𝑉3 − 𝑉 = 0 𝑖 − 𝑖1 − 𝑖2 − 𝑖3 = 0
𝑉 = 𝑉1 + 𝑉2 + 𝑉3 𝑖 = 𝑖1 + 𝑖2 + 𝑖3
1 1 1 𝑑𝑉 𝑑𝑉 𝑑𝑉 𝑑𝑉
𝑉= ∫ 𝑖𝑑𝑡 + ∫ 𝑖𝑑𝑡 + ∫ 𝑖𝑑𝑡 𝐶𝑒𝑘 = 𝐶1 + 𝐶2 + 𝐶3
𝐶1 𝐶2 𝐶3 𝑑𝑡 𝑑𝑡 𝑑𝑡 𝑑𝑡
1 1 1 1 𝐶𝑒𝑘 = 𝐶1 + 𝐶2 + 𝐶3
= + +
𝐶𝑒𝑘 𝐶1 𝐶2 𝐶3
A. Rangkaian Linier
Rangkaian linier adalah rangkaian yang terbentuk oleh sumber-sumber
linier dan persamaan arus atau dan tegangan dari rangkaian tersebut memenuhi
persamaan linier. Suatu persamaan dikatakan linier apabila memenuhi sifat
superposisi, yaitu , dimana k adalah suatu konstanta.
B. Rangkaian Superposisi
Suatu respon total/tegangan pada setiap titik dalam rangkaian linier yang
memiliki banyak sumber bebas dapat dipandang sebagai jumlah respon yang
disebabkan oleh masing-masing sumber secara independent dan sumber lain
diganti dengan resistansi dalamnya. Berikut ilustrasinya.
2. Saat sumber arus aktif dan sumber tegangan nonaktif (Short Circuit).
C. Rangkaian Substitusi
Suatu komponen pasif yang dilalui oleh arus I dapat diganti dengan
sumber tegangan , dengan resistansi dalamnya sama dengan nol.
I
I
DC
• Pengukuran Resistansi
1. Gunakan multimeter cari resistor dengan nilai resistansi 2,2KΩ dan 1KΩ.
2. Catat hasil pengukuran.
3. Bandingkan hasilnya dengan nilai sebenarnya.
• Pengukuran Tegangan DC
• Theorema Superposisi
• Teorema Substitusi
❖ Langkah pertama
a. R
b. R
10. Untuk mengetahui nilai arus klik pada resistor 1K, lihat nilai di grafik dengan
mengklik , ukur arus pada resistor 1K catat hasil pengukuran.
11. Lalu ubah nilai resistor dari 1K ke 2K2 kemudian catat hasil pengukurannya.
• Pengukuran Tegangan AC
.
3. Pasang ground caranya tekan “G” pada keyboard atau ikon ground pada
toolbar menu.
4. Pasang komponen resistor dan klik component atau menekan tombol
F2 pada keyboard untuk mencari sumber tegangan.
5. Beri tegangan input sumber AC, dengan cara klik kanan untuk memasukan
nilainya, atur function menjadi SINE pada frekuensi 50 Hz, amplitudo: 2
Vrms dan 3 Vrms secara bergantian dan masukan nilai resistor seperti pada
gambar di atas.
6. Untuk memindahkan komponen dapat dilakukan dengan mengklik ikon
“Move” pada toolbar.
3. Pasang ground caranya tekan “G” pada keyboard atau ikon ground pada
menu toolbar.
• Teorema Superposisi
Move
pada toolbar.
6. Untuk menghubungkan komponen dapat dilakukan dengan mengklik ikon
12. Untuk mengatahui nilai tegangan, klik dan nilainya bisa dilihat
di grafik ukur tegangannya. Kemudian catat data tersebut.
❖ ON ON (I2) & (I4)
1. Buka aplikasi LTSpice, lalu klik New Schematic.
2. Buatlah rangkaian seperti gambar di bawah ini.
simulasi. Tekan tombol “G” pada keyboard atau mengklik ikon Ground
pada menu toolbar.
7. Lalu klik Simulate >> Run.
8. Pada menu Transient, isi kolom Stop time dengan 1ms dan kolom Time to
start saving data dengan 0.
9. Ukur arus yang mengalir pada I2 (4K7) dengan mengklik pada resistor 4K7.
10. Untuk mengetahui nilai arus, klik pada komponen dan lihat nilainya di grafik
3.1 Tujuan
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat:
1. Membuktikan Teorema Thevenin dan Norton dengan percobaan.
2. Menentukan rangkaian pengganti Thevenin dan Norton dari suatu rangkaian
melalui suatu percobaan.
3. Merangkai rangkaian pengganti Thevenin dan Norton.
4. menentukan tegangan maupun arus pada suatu beban melalui rangkaian pengganti
Thevenin dan Norton.
5. Membuktikan Teorema Transfer Daya Maksimum melalui suatu percobaan.
3.2 Alat & Bahan
1. Power Supply DC
2. Multimeter
3. Kit Rangkaian Listrik
4. Kabel Jumper
3.3 Dasar Teori
3.3.1 Teorema Thevenin
(Resistor beban)
Rab
ISC
ISC =Iab=ISC
Titik terminal a-b di Short Circuit
Figure 3.2 Teorema Norton
Penurunan Rumus :
𝑃𝐿 = 𝑉𝐿 . 𝑖 = (𝑖. 𝑅𝐿 ). 𝑖 = 𝑖 2 . 𝑅𝐿
𝑉𝑆
dimana: 𝑖 =
𝑅𝑆 +𝑅𝐿
𝑉𝑆 2
sehingga: 𝑃𝐿 = (𝑅 ) . 𝑅𝐿
𝑆 +𝑅𝐿
Dengan asumsi VS dan RS tetap, dan PL merupakan fungsi RL, maka untuk
mencari nilai maksimum PL adalah :
2
𝑉𝑆 𝑉𝑆2
𝑃𝐿 = ( ) . 𝑅𝐿 = .𝑅
𝑅𝑆 + 𝑅𝐿 (𝑅𝑆 + 𝑅𝐿 )2 𝐿
𝑑𝑃𝐿
= 𝑉𝑆2 [(𝑅𝑆 + 𝑅𝐿 )−2 − 2(𝑅𝑆 + 𝑅𝐿 )−3 𝑅𝐿 ]
𝑑𝑅𝐿
1 2𝑅𝐿
0 = 𝑉𝑆2 [ 2
− ]
(𝑅𝑆 + 𝑅𝐿 ) (𝑅𝑆 + 𝑅𝐿 )3
𝑅𝑆 − 𝑅𝐿
0 = 𝑉𝑆2 [ ]
(𝑅𝑆 + 𝑅𝑆 )3
Sehingga : 𝑹𝑺 = 𝑹𝑳
dimana
Rth
❖ Mencari IN
1. Hubungkan ujung positif sumber tegangan DC 5 V pada port nomor 4
dan ujung negatif ke port nomor 9.
2. Hubungkan amperemeter (+) ke port nomor 2 dan (-) ke port nomor 11.
3. Catat nilai IN pada jurnal.
❖ Mencari RN:
(Nilai RN = Rth)
1. Short Circuit kan tegangan DC 5V dengan cara melepaskannya terlebih
dahulu dari port nomor 4 dan 9.
2. Kemudian hubungkan port nomor 4 dan 9 dengan menggunakan jumper.
3. Ukur resistansi menggunakan multimeter dengan menghubungkannya
ke port nomor 2 (+) dan 11 (-), maka didapatkan RN.
1. Buatlah rangkaian seperti diatas, dengan variasi nilai R yang dapat diubah-
ubah.
2. R4 untuk contoh gambaran seperti gambar di atas. Nantinya R4 dapat
diubah nilainya menjadi R5 dan R6.
3. Hitung arus dan tegangan di R4 tersebut.
4. Ulangi dengan mengubah nilai R4 sesuai variasi yang diberikan.
R5 = 2k2 Ω I5= … V5= …
R6 = 470 Ω I5= … V5= …
3. Pilih Simulate > Run, maka akan muncul seperti pada gambar di bawah
ini, lalu masukkan Stop Time sebesar 1m pada menu Transient lalu klik
Ok.
❖ Mencari Rth
1. Buatlah rangkaian pada LTSpice seperti pada gambar dibawah ini.
5. Pilih Simulate > Run, maka akan muncul seperti pada gambar di bawah
ini, lalu masukkan Stop Time sebesar 1m pada menu Transient lalu klik
Oke.
7. Karena arus benilai negatif, ubah menjadi positif dengan cara klik
kanan pada icon I(V1), lalu beri nilai negatif pada I(V1) seperti pada
gambar.
8. Untuk memunculkan nilai V pada titik E-F, tahan kursor pada kedua
ujung titik E dan F.
10. Lalu untuk melihat detail nilai RTh klik kiri pada icon V(e)/-I(V1).
11. Amati kemudian catat nilai RTh yang tertera dalam jurnal.
3. Klik kursor pada RL seperti gambar di bawah ini, lalu akan muncul
jendela simulasi, untuk melihat detail nilai arus pada beban klik I(R2).
4. Amati dan kemudian catat arus yang terukur, ulangi untuk RL yang
bervariasi seperti yang ada pada jurnal.
Teorema Norton
❖ Mencari IN
2. Short Circuit kan RL, lalu gunakan resistansi dummy (alat bantu
untuk mendapatkan IN) dengan nilai mendekati 0 (misal: 1 nano).
3. Pilih Simulate > Run, maka akan muncul seperti pada gambar di bawah
ini, lalu masukkan Stop Time sebesar 1m pada menu Transient lalu klik
Ok.
5. Untuk melihat nilai IN lebih detail klik pada I(R4) akan memunculkan
rincian nilai grafik.
❖ Mencari RN
Nilai RN = RTh (Rangkain Pengganti Norton)
1. Buat rangkain pengganti Norton seperti pada gambar di bawah ini.
3. Pasang Voltage Dummy pada titik E dan F dan beri nilai 1v, agar nilai
RN dapat dicari.
4. Pada menu bar, pilih Simulate > Run, pada menu Transient ketik 1m
di kolom Stop time lalu tekan Ok.
6. Karena arus berinlai negatif, ubah menjadi positif dengan cara klik
kanan pada ikon I(V1), lalu beri nilai negative pada I(V1) seperti pada
gambar.
7. Untuk memunculkan nilai V pada titik E-F, tahan kursor pada kedua
ujung titik E dan F.
3. Tahan kursor pada titik C-D seperti gambar dibawah ini, lalu akan
muncul jendela simulasi.
2. Pilih .op > SPICE directive lalu akan muncul tampilan seperti gambar di
bawah ini.
3. Ketik .dc param R 70 280 70 pada kolom seperti gambar di bawah ini.
4. Pada menu bar, pilih Simulate > Run untuk menampilkan hasil simulasi
rangkaian.
7. Klik kanan I(R4) pada layar hasil simulasi, lalu akan muncul tampilan seperti
gambar di bawah ini.
10. Tentukan RL pada R4 untuk RL < RTH, RL = RTH dan RL > RTH untuk
mencari nilai daya maksimum yang didapat.
4.1 Tujuan
1. Osiloskop
2. Kit RangkaianListrik
3. Function Generator
4. Multimeter Digital
5. Kabel Jumper
4.3 Dasar Teori
4.3.1 Impedansi
Pada analisis sebuah rangkaian AC, istilah impedansi sering kita jumpai.
Impedansi pada dasarnya adalah total hambatan dari suatu rangkaian apabila diberi
sinyal input AC dan mempunya satuan Ohm. Cara menghitung impedansi sama
seperti menghitung resistansi, hanya saja komponen kapasitor dan induktor diganti
bentuk tahanannya menjadi:
𝟏
• Kapasitor : 𝒔𝑪
• Induktor : 𝒔𝑳
• Resistor :R
Keterangan:
X = Reaktansi
XC = Reaktansi Kapasitif
XL = Raktansi Induktif
4.3.2 Fungsi Transfer
Dari respon frekuensi dapat diketahui jenis filter suatu rangkaian. Hal yang
paling menentukan jenis filter tersebut adalah frekuensi cut-off. Frekuensi cut-off
1
adalah frekuensi yang mengakibatkan magnitude fungsi |𝐻(𝑗𝜔)| bernilai . Nilai
√2
frekuensi cut-off dapat menjadi acuan parameter range frekuensi mana yang akan
diredam dan frekuensi mana yang akan dilewatkan.
A. Rangkaian RL
• Komponen R sebagai output tegangan.
𝑽𝒐𝒖𝒕 (𝑺) 𝑹 𝟏⁄ 𝟏
𝑹
➢ Fungsi transfer dalam domain S : 𝑯(𝒔) = = 𝑹+𝒔𝑳 * 𝟏⁄ = 𝟏+ 𝒔𝑳⁄
𝑽𝒊𝒏 (𝑺) 𝑹 𝑹
𝟏
➢ Fungsi transfer jika domain jω : S = jω → 𝑯(𝒋𝝎) = 𝒋𝝎𝑳⁄
𝟏+ 𝑹
𝟏
➢ Sehingga respon frekuensi : |𝑯(𝒋𝝎) | =
√𝟏+( 𝝎𝑳⁄𝑹)𝟐
𝟏 𝟏
➢ Fungsi transfer jika domain jω : s = jω → 𝑯(𝒋𝝎) = =
𝟏+ 𝑹⁄𝒋𝝎𝑳 𝟏−
𝒋𝑹⁄
𝝎𝑳
𝟏
➢ Sehingga respon frekuensi :|𝑯(𝒋𝝎) | =
√𝟏+( 𝑹⁄𝝎𝑳)𝟐
B. Rangkaian RC
• Jika komponen R sebagai output tegangan.
𝑽𝒐𝒖𝒕 (𝑺) 𝑹 𝟏⁄ 𝟏
𝑹
➢ Fungsi transfer dalam domain s : 𝑯(𝒔) = = * =
𝑽𝒊𝒏 (𝑺) 𝑹+𝟏⁄𝒔𝑪 𝟏⁄
𝑹 𝟏+ 𝟏⁄𝒔𝑪𝑹
𝟏 𝟏
➢ Fungsi transfer jika domain jω : s = jω → 𝑯(𝒋𝝎) = 𝟏 = 𝒋
𝟏+ ⁄𝒋𝝎𝑪𝑹 𝟏− ⁄
𝝎𝑪𝑹
𝟏
➢ Sehingga respon frekuensi : |𝑯(𝒋𝝎) | =
√𝟏+( 𝟏⁄𝝎𝑪𝑹)𝟐
𝟏
➢ Fungsi transfer jika domain jω : s = jω → 𝑯(𝒋𝝎) = 𝟏+𝒋𝝎𝑪𝑹
𝟏
➢ Sehingga respon frekuensi : |𝑯(𝒋𝝎) | =
√𝟏+( 𝝎𝑪𝑹)𝟐
4.3.4 Filter
➔ Frekuensi cut-off
Figure 4. 6 Low Pass Filter Rangkaian RL
➔ Frekuensi cut-off
➔ Frekuensi cut-off
Figure 4. 8 High Pass Filter Rangkaian RL ➔
➔ Frekuensi cut-off
Figure 4. 9 High Pass Filter Rangkaian RC
Figure 4. 10 Rangkaian RC
Jenis sinyal
Differensiator
Integrator
B. Rangkaian RL
Menurut hukum kirchoff II (KVL), dapat di tulis:
Vi = VR + VL
di
Vi = R I + L
dt
Penurunan rumus integrator dan differensiator pada rangkaian RL :
1. Differensiator
𝑑𝑖
Saat 𝑉𝑜 = 𝑉𝐿 = L 𝑑𝑡 , L dibuat sekecil mungkin 𝑉𝑅 ≫ 𝑉𝐿
𝑉𝑖
Maka didapat 𝑉𝑖 = 𝑉𝑅 = I.R, dimana I = 𝑅
𝐿 𝑑𝑉𝑖
Sehingga 𝑉𝑜 = 𝑉𝑅 = 𝑅 𝑑𝑡
Jenis sinyal
Differensiator
Integrator
Gelombang Persegi
Gelombang Sinusoidal
1. Function Generator
2. Kit Rangkaian Listrik
3. Kabel Jumper
5.3 Dasar Teori
Resonansi merupakan kondisi di mana nilai Respon Magnitude telah mencapai nilai
maksimum atau minimum. Respon Magnitude |H(j𝜔)| merupakan hubungan atau relasi
frekuensi tak bebas pada kedua besaran magnitude dan fasa di antara input sinusoidal
|𝑌(𝑗𝜔)|
steady state dan output sinusoidal steady state, dimana|𝐻(𝑗𝜔)| = |𝑋(𝑗𝜔)|. Respon
Magnitude ini digunakan untuk mendapatkan filter pada rangkaian. Suatu rangkaian
dikatakan beresonansi ketika tegangan terpasang V dan arus yang dihasilkan I berada
dalam kondisi satu phasa. Resonansi terjadi pada rangkaian arus AC yang memiliki
komponen pasif (resistor, induktor, dan kapasitor) yang disebabkan oleh frekuensi
resonansi (fr).
• Resonansi Seri
• Resonansi Paralel
• Resonansi Seri-Paralel
Salah satu aplikasi dari efek resonansi adalah pada tuning radio analog yang
memanfaatkan rangkaian filter yang memiliki frekuensi resonansi sama dengan frekuensi
Rumus Faktor Kualitas (Q) pada rangkaian dapat dicari dengan membagi
frekuensi resonansi dengan bandwidth-nya :
𝑓𝑟 𝑓𝑟 √𝑓1.𝑓2
Q= = =
𝐵𝑊 𝑓2−𝑓1 𝑓2−𝑓1
𝑓𝑟
BW = 𝑄 atau BW = f2 - f1
fr = √𝑓1. 𝑓2
keterangan :
• Q = Faktor kualitas
• f1 = cut off bawah
• fr = frekuensi resonansi
• f2 = cut off atas
• BW = bandwidth
Filter adalah sebuah rangkaian gabungan antara kapasitor, induktor, dan resistor
yang dirancang agar melewatkan sinyal dengan rentang frekuensi tertentu dan
menghilangkan atau memperlemah sinyal dengan frekuensi diluar frekuensi tersebut.
Jadi filter berfungsi sebagai pemilih frekuensi yang diinginkan. Pada modul kali ini
hanya membahas Band Pass Filter dan Band Stop Filter.
Resonansi Seri
𝑋𝐿 𝑋𝑐
● Faktor kualitas pada rangkaian seri: Q = =
𝑅 𝑅
dimana:
➢ XL (reaktansi induktif) = 𝜔. 𝐿
1
➢ Xc (reaktansi kapasitif) =𝜔𝐶
➢ 𝜔 = 2𝜋f
➢ R = Hambatan
𝑓𝑟
: √𝑅 2 + (𝑋𝐿 − 𝑋𝑐)2
➢ 𝜔 = 2𝜋 f
● Jika output berada pada L dan C (titik B-C), maka rangkaian akan berfungsi sebagai
Band Stop Filter (BSF).
Konduktansi
Admitansi Suseptansi
𝑓𝑟
• Resonansi yang terjadi pada rangkaian RLC yang merupakan kombinasi antara
hubungan seri dan paralel.
𝑓𝑟 𝑓𝑟 √𝑓1.𝑓2
Q = 𝐵𝑊 = =
𝑓2−𝑓1 𝑓2−𝑓1
𝑓𝑟 𝑓𝑟 √𝑓1.𝑓2
Q = 𝐵𝑊 = =
𝑓2−𝑓1 𝑓2−𝑓1
8. Ubah format grafik dari bode ke cartesian, dengan cara klik kanan di sumbu
dB (sumbu y pada LTspice) dan hapus komponen imajiner.
8. Ubah format grafik dari bode ke cartesian, dengan cara klik kanan di sumbu
dB (y) dan hapus komponen imajiner.
6.1 Tujuan
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat:
1. Dapat menghitung parameter-parameter kutub empat.
2. Dapat mengukur parameter-parameter dari suatu kutub empat yang tidak diketahui
isi rangkaiannya.
3. Dapat menentukan sifat-sifat kutub empat berdasarkan parameternya.
4. Dapat menentukan parameter admitansi dan impedansi dari suatu rangkaian kutub
empat
6.2 Alat & Bahan
1. Multimeter
2. Sumber tegangan DC
3. Kabel Jumper
4. Kit Rangkaian Listrik
6.3 Dasar Teori
6.3.1 Teorema Kutub Empat
Pada rangkaian kutub empat ini diperlukan hubungan antara V1, V2 , I1 dan
I2 yang saling independent, dimana berbagai macam hubungan antara tegangan dan
arus disebut sebagai parameter.
𝑉1 𝑉2
𝑍11 = | 𝑍21 = |
𝐼1 𝐼1
𝐼2=0 𝐼2=0
𝑉1 𝑉2
𝑍12 = | 𝑍22 = |
𝐼2 𝐼2
𝐼1=0 𝐼1=0
Keterangan :
• Z11 = impedansi port primer ketika port sekunder open circuit (OC)
• Z22 = impedansi port sekunder ketika port primer open circuit (OC)
• Z12 = Z21 = impedansi transfer dimana perbandingan tegangan di satu
portdibandingkan arus di port lain.
𝐼1 𝐼2
𝑌11 = | 𝑌21 = |
𝑉1 𝑉1
𝑉2=0 𝑉2=0
𝐼1 𝐼2
𝑌12 = | 𝑌22 = |
𝑉2 𝑉2
𝑉1=0 𝑉1=0
Rumus parameter h:
𝑉1 = ℎ11 𝐼1 + ℎ12 𝑉2
𝐼2 = ℎ21 𝐼1 + ℎ22 𝑉2
𝑉1
• ℎ11 = 𝑉2 = 0
𝐼1
𝐼
• ℎ21 = 𝐼2 𝑉2 = 0
1
𝑉
• ℎ12 = 𝑉1 𝐼1 = 0
2
𝐼2
• ℎ22 = 𝑉 𝐼1 = 0
2
Rumus Parameter g:
𝐼1 = 𝑔11 𝑉1 + 𝑔22 𝐼2
𝑉2 = 𝑔21 𝑉1 + 𝑔22 𝐼2
Dimana:
𝐼
• 𝑔11 = 𝑉1 𝐼2 = 0
1
𝑉2
• 𝑔21 = 𝑉 𝐼2 = 0
1
𝐼1
• 𝑔12 = 𝐼 𝑉1 = 0
2
𝑉2
• 𝑔22 = 𝑉1 = 0
𝐼2
Parameter ini penting untuk teknik transmisi, sebab disisi primer (pengirim)
terdiri dari variable V1 dan I1. Sedangkan (penerima) terdiri dari variable V2 dan I2
(negative I2 karena arus masuk ke beban penerima).
𝑉1 𝑉1
A = 𝑉2 I2 = 0 B = −𝐼2 V2 = 0
𝐼1 𝐼1
C = 𝑉2 I2 = 0 D = −𝑉2 V2 = 0
❖ Kondisi 1
Berikan tegangan V2 = 5 volt dan biarkan V1 terbuka (Open Circuit).
I1 = 0
Menghitung I2:
Menghitung V1:
❖ Kondisi 2
Berikan tegangan V1= 5 volt dan biarkan V2 terbuka (Open Circuit).
I2 = 0
Menghitung V2:
❖ Kondisi 1
Berikan tegangan V1= 5 volt dan biarkan V2 tertutup (Short Circuit).
V2 = 0
Menghitung I1
R1
220Ω
V1 R2 R3
5V 100Ω 4.7kΩ
R1
220Ω
V1 R2 R3
5V 100Ω 4.7 kΩ
❖ Kondisi 2
Berikan tegangan V2 = 5 volt dan biarkan V1 tertutup (Short Circuit).
V1 = 0
Menghitung I2:
z y
𝒚𝟐𝟐 𝒚𝟏𝟐
𝒛𝟏𝟏 𝒛𝟏𝟐 −
∆𝒚 ∆𝒚
z 𝒚𝟐𝟏 𝒚𝟏𝟏
𝒁𝟐𝟏 𝒛𝟐𝟐 −
∆𝒚 ∆𝒚
𝒛𝟐𝟐 𝒛𝟏𝟐
− 𝒚𝟏𝟏 𝒚𝟏𝟐
y ∆𝒛 ∆𝒛
𝒛𝟐𝟏 𝒛𝟏𝟏 𝒚𝟐𝟏 𝒚𝟐𝟐
−
∆𝒛 ∆𝒛
Table 6.1 Transformasi ZY
❖ Kondisi 1
Berikan tegangan V2 = 5 volt dan biarkan V1 terbuka (Open Circuit).
❖ Kondisi 2
Berikan tegangan V1 = 5 Volt dan biarkan V2=0 Terbuka (Open Circuit)