Anda di halaman 1dari 20

PROPOSAL TUGAS AKHIR

PERENCANAAN INSTALASI LISTRIK GEDUNG D


UNIVERSITAS INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN DAN
SAINS (ITKES) WIYATA HUSADA SAMARINDA (WHS)

Oleh:

RAHMADANI YUSUF
NIM 216121006

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN


TEKNOLOGI
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
PROGRAM STUDI DIII TEKNIK LISTRIK
SAMARINDA
2023
PROPOSAL TUGAS AKHIR

PERENCANAAN INSTALASI LISTRIK GEDUNG D


UNIVERSITAS INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN DAN
SAINS (ITKES) WIYATA HUSADA SAMARINDA (WHS)

Oleh:

RAHMADANI YUSUF
NIM 216121006

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN


TEKNOLOGI
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
PROGRAM STUDI DIII TEKNIK LISTRIK
SAMARINDA
2023
HALAMAN PENILAIAN PROPOSAL
PERNYATAAN ORISINALITAS

PROPOSAL TUGAS AKHIR

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : Rahmadani Yusuf
NIM : 216121006
Jurusan : Teknik Elektro
Program Studi : Teknik Listrik
Jenjang : Diploma III

Judul Proposal Tugas Akhir : Perencanaan instalasi listrik gedung D Universitas


Institut Teknologi Kesehatan dan Sains (ITKES) Wiyata Husada Samarinda
(WHS)

Dengan ini saya menyatakan bahwa Proposal Tugas Akhir ini adalah hasil karya
sendiri dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan
dengan benar.

Jika dikemudian hari terbukti ditemukan unsur plagiarism dalam Proposal Tugas
Akhir ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai perundang – undangan
yang berlaku.

Samarinda, 20 November
2023

Rahmadani Yusuf
NIM 216121006
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul
“PERENCANAAN INSTALASI LISTRIK GEDUNG D UNIVERSITAS
INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN DAN SAINS (ITKES) WIYATA
HUSADA SAMARINDA (WHS)”.
Proposal tugas akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
mengerjakan tugas akhir pada program studi D3 di Jurusan Teknik Elektro,
Politeknik Negeri Samarinda.
Penulis ucapakan terima kasih banyak kepada banyak pihak yang telah
memberikan dukungan dalam penyusunan tugas akhir ini baik dukungan moral
maupun materil. Ucapan Terima kasih ini penulis tujukan kepada:
1. Kedua orang tua dan keluarga yang telah memberikan doa serta
dukungannya kepada penulis.
2. Bapak Khairuddin Karim, S.T., M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik
Elektro, Politeknik Negeri Samarinda.
3. Ibu Hj. Verra Aulia, S.T., M.T. selaku Kepala Program Studi D3 Jurusan
Teknik Elektro, Politeknik Negeri Samarinda.
4. Bapak Ir. H. M. Syahrir Djalil, M.T. selaku pembimbing I yang telah
banyak membantu dan memberikan dukungan, semangat, dan saran-saran
yang sangat bermanfaat bagi penulis sehingga penulisan proposal ini dapat
diselesaikan.
5. Kepada staf Dosen, staf Teknisi, dan staf Administrasi Jurusan Teknik
Elektro.
6. Serta teman – teman Elektrogen yang selalu membantu dalam proses
penulisan proposal, yang tidak dapat disebutkan penulis satu persatu.
Dalam penulisan proposal Tugas Akhir ini penulis menyadari masih banyak
kekurangan dan jauh dari kata kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran
yang bersifat membangun guna memperbaiki proposal Tugas Akhir ini.
Akhir kata penulis, semoga proposal Tugas Akhir dapat bermanfaat bagi
penulis dan juga pembaca, serta menambah wawasan ilmu pengetahuan dan wawasan
untuk kita semua.

Samarinda, 20 November
2023

Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perancangan instalasi listrik membutuhkan prosedur dan langkah-langkah
yang telah ditentukan agar mendapatkan hasil yang maksimum. Mengingat sangat
pentingnya keamanan dan keselamatan kerja, maka rancangan sistem proteksi
harus baik, benar dan sesuai dengan kebutuhan di samping menghemat biaya.
Selain itu juga harus standar SNI yang diatur dalan PUIL 2011.
Kabel merupakan eleman penting dalam menghantarkan listrik. Oleh karena
itu, diperlukan pengetahuan yang cukup dalam memilih kabel yang sesuai untuk
digunakan. Dalam penyaluran tenaga listrik, kabel merupakan media untuk
menghantarkan atau menyalurkan tenaga listrik. Dalam perkembangannya ada
banyak jenis dan macam kabel yang dapat ditemukan. Kabel-kabel ini
diklasifikasikan berdasarkan jenis penghantar dan isolasi yang digunakan. Jadi,
pemilihan kabel untuk instalasi listrik sangat penting untuk dilakukan. Dalam
pemilihan kabel listrik, banyak sekali faktor-faktor yang perlu diperhatikan agar
tepat dalam memilih. Kabel yang digunakan juga harus benar-benar sesuai dengan
SNI agar tidak terjadi gangguan yang dapat menyebabkan suatu hal yang tidak
diinginkan.
Instalasi penerangan sebuah bangunan merupakan sebuah hal yang
membutuhkan akurasi yang tepat, hal tersebut diperlukan bukan hanya untuk
mendapatkan efektifitas kinerja dari jaringan yang akan dirancang, bukan pula
demi mendapatkan efesiensi ekonomis yang serendah-rendahnya. Namun
perencenaan isntalasi sebuah bangunan juga harus mempertimbangkan fungsi
utama dari bangunan tersebut. Sehingga instalasi penerangan tersebut dapat
disesuaikan dengan kebutuhannya.
Universitas Institut Teknologi Kesehatan dan Sains (ITKES) Wiyata Husada
Samarinda (WHS) adalah perguruan tinggi Swasta yang menyelenggaraan
program pendidikan akademik, vokasi, dan program pendidikan profesi di bidang
kesehatan. Saat ini Universitas ITKES sedang tahap penambahan banguanan yang
berlantai 5 yang akan di gunakan sebagai ruang kelas, labolatorium, dan praktek.
Untuk menunjang kegiatan terbesut diperlukan sistem instalasi listrik yang sesuai
dengan ketetuan dan peraturan yang berlaku di bidang ketenaga listrikan.

1.2 Rumusan Masalah


Permasalahan yang akan timbul dalam pembuatan tugas akhir ini, antara
lain sebagai berikut :
1. Bagaimana menentukan jumlah titik lampu pada ruangan?
2. Bagaimana menentukan besar pengaman di setiap grup?
3. Bagaimana menentukan jenis penghantar dan luas penampang yang di
butuhkan?
4. Bagaimana membuat diagram satu garis pembagian beban?
5. Bagaimana membuat rencana anggaran biaya (RAB)?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah :
1. Mengetahui jumlah titik lampu pada setiap ruangan digedung D Universitas
Intitut Teknologi Kesehatan dan Sains (ITKES) Wiyata Husada Samarinda
(WHS)?
2. Mengetahui jenis penghantar dan luas penampang yang akan digunakan?
3. Menghitung rencana anggaran biaya yang diperlukan dalam pemasangan
instalasi tersebut?

1.4 Batasan Masalah


Batasan masalah diberikan untuk menghindari meluasnya pembahasan dan
agar lebih ter arahnya pembahasan dari tugas akhir ini. Adapun batasan masalah
yang akan di bahas adalah sebagai berikut:
1. Menentukan jumlah titik lampu yang akan digunakan.
2. Menentukan besar pengaman dan penampang penghantar serta jenis
penghantar yang digunaka.
3. Menentukan jumlah pembagian beban.
1.5 Sistematika Penulisan
Dalam penuliasan tugas akhir ini, adapun untuk sistematika penulisannya,
yaitu sebagai berikut :
1. BAB I PENDAHULUAN
Bab ini membahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan,
batasan masalah, dan sistematika penulisan
2. BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini berisi penjelasan landasan teori yang digunakan sebagai dasar atau
acuan pembahasan materi yang melengkapi latar belakang tugas akhir ini.
3. BAB III METODE DAN JADWAL
Bab ini membahas tentang metode yang akan digunakan oleh penulis
untuk menyelesaikan tugas akhir ini , bahan, alat, perancangan dan
perencanaan yang akan dilakukan.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Landasan Teori
Dalam aspek kehidupan penerangan menempati porsi yang sangat penting,
karena itu penerangan merupakan suatu hal yang tak terpisahkan dari kehidupan
kita sekarang ini. Penerangan buatan adalah penerangan yang berasal dari karya
manusia berupa lampu yang dapat menyinari ruangan sebagai pengganti cahaya
matahari ataupun bulan. Dengan penerangan yang baik kita dapat meningkatkan
aktifitas dalam bekerja. Perkembangan pencahayaan sendiri di mulai dari obor,
lampu minyak tanah, lilin, lampu gas hingga lampu listrik (S. F, Teknik Instalasi
Listrik Penerangan, Rineka Cipta.)
Seperti kita ketahui bersama bahwa tujuan pokok penerangan listrik adalah:
1. Menciptakan lingkungan yang memungkinkan penghuni dapat melihat
detail dari tugas maupun kegiatan yang bersifat visual secara mudah dan
tepat.
2. Memungkinkan orang yang berada di lokasi penerangan tersebut dapat
lebih mudah bergerak dan aman.
3. Membentuk lingkungan visual yang nyaman dan berpengaruh baik pada
kegiatan bisnis.
2.2 Prinsip Dasar Instalasi
Perencana instalasi penerangan harus memenuhi ketentuan yang ada pada
PUIL 2011. Selain itu instalasi yang di pasang dapat digunakan secara optimal
harus memenuhi hal-hal mendasar yaitu sebagai berikut:
a. Keandalan adalah instalasi dapat dikatakan andal baik secara mekanik
maupun elektrik, apabila dapat berkerja pada nilai nominalnya.
b. Keamanan ditujukan untuk keselamatan manusia, peralatan dan harta
benda. Pemeriksaan dan inpeksi dari instalasi sebelum digunakan atau
disambung, dan setiap perubahan yang penting perlu diberi tanda atau
kode untuk keamanan dalam pekerjaan selanjutnya.
c. Ketersediaan adalah kesiapan suatu instalasi melayani kebutuhan, baik
daya, pengaman maupun untuk perluasan.
d. Ketercapaian adalah suatu instalasi dalam usaha mencapai kemudahan
dalam hal, pemasangan, pengawasan, pemeriksaan, dan pemeliharaan
serta pada saat perbaikan.
e. Keindahan adalah kerapian dalam pemasangan peralatan dan mengacu
pada jenis serta bentuk peralatan yang berlaku.
f. Ekonomis adalah kesiapan dalam pembiayaan yang di keluarkan untuk
instalasi penerangan tersebut haruslah sehemat dan seefisien mungkin
2.3 Instalasi Penerangan
Cahaya adalah suatu gejala fisis, suatu sumber cahaya memancarkan energi.
Sebagai dari energi ini di ubah menjadi cahaya nampak. Perambatan cahaya di
ruangan bebas dilakukan oleh gelombang-gelombang elektromagnetik. Jadi
cahaya itu suatu gejala getaran. Instalasi penerangan dalam suatu ruangan sangat
dipengaruhi oleh intensitas cahaya, flux, intensitas penerangan dan luminasi. (S. F,
Teknik Instalasi Listrik Penerangan, Rineka Cipta.)
2.3.1 Satuan-Satuan Dalam Instalasi Listrik Penerangan
Adapun satuan-satuan yang terpenting dan digunakan dalam teknik
penerangan yaitu :
1. Satuan untuk intensitas cahaya : kandela (cd)
2. Satuan untuk flux cahaya : lumen (lm)
3. Satuan untuk intensitas penerangan atau iluminasi : luxs (lx)
2.3.2 Istilah-Istilah Umum dalam Penerangan
Keuntungan dari penerangan yang baik beberapa di antaranya, dapat
menciptakan dan meningkatkan kinerja suatu kegiatan atau pekerjaan yang
meliputi
(S. F, Teknik Instalasi Listrik Penerangan, Rineka Cipta.)

1. Produktivitas semakin tinggi.


2. Kecermatan menjadi lebih baik.
3. Menciptakan suasana yang lebih nyaman.
4. Dapat mencegah kecelakaan kerja.
Penerangan dalam ruangan dapat dibedakan menjadi tiga (3) yaitu :
2.4 Intensitas Cahaya
Intensitas cahaya adalah arus cahaya yang dipancarkan oleh sumber cahaya
dalam satu kerucut (cone) cahaya. Satuan untuk intensitas cahaya sesuai Standar
Internasional (SI) adalah Candela (Cd) (P. d. E. S. Van Harten, Instalasi Listrik
Arus Kuat 1, Bandung: Binacipta, 1981.)
Φ = 𝐼 × ω...........................................................................................................(2.1)
I = Φ/𝜔 𝜔 = 4π................................................................................................(2.2)
Keterangan:
I = Intensitas Cahaya (Cd)
Φ = Fluks Cahaya (Lumen)
ω = Sudut ruangan (Steradian)
2.5 Flux Cahaya
Flux cahaya (Lumen) yang dipancarkan oleh sumber cahaya ialah seluruh
sumber cahaya yang dipancarkan dalam satuan detik. Kalau sumber cahayanya,
misalkan sebuah lampu pijar ditempatkan dalam reflektor, maka cahayanya akan
diarahkan tetapi jumlah atau flux cahayanya tetap (P. d. E. S. Van Harten,
Instalasi Listrik Arus Kuat 1, Bandung: Binacipta, 1981)
E× A
Φ= (lm).................................................................................................(2.3)
n
Keterangan:
Φ = Flux Cahaya yang diperoleh oleh sumber cahaya (lm)
E = Intensitas penerangan yang diperlukan oleh bidang kerja (lux)
A = Luas bidang kerja (m2)
𝑛 = Efesiensi
2.6 Intensitas Penerangan
Flux cahaya yang mengenai bidang yang diterangi seluas m² disebut dengan
intensitas penerangan (E) dalam satuan lux, jadi 1 lux = 1 lumen per m². Bila suatu
bidang dengan luas A m² diterangi dengan flux cahaya, maka rata-rata intensitas
penerangan itu sama dengan:

Erata −rata = lux......................................................................................
A
Keterangan:
Erata −rata = Intensitas Cahaya
∅ = Flux Cahaya Dalam Lumen
A = Luas Bidang Terkena Cahaya
Flux cahaya yang dipancarkan lampu-lampu tidak semuanya mencapai
bidang kerja yang diinginkan. Sebagian dari flux cahaya itu akan dipancarkan
kedinding dan langit-langit
(W. B. E, Light Photometry and Iluminating Enginnerg, New York: Mc
Graw Hill Book Company, 1951)
Φg
𝑛= ..............................................................................................................
Φo
Keterangan:
𝑛 = Efesiensi
Φg = Flux cahaya yang mencapai bidang kerja, langsung atau tak langsung
setelah dipantulkan oleh dinding dan langit-langit.
Φo = Flux cahaya yang dipancarkan oleh semua sumber cahaya yang ada
dalam ruangan
Untuk menetukan intensitas penerangan yang dibutuhkan adalah seperti Tabel 2.1

Tabel 2.1 Intensitas Penerangan


Temperatur warna
Tingkat Kelompok
Fungsi Ruangan pencahayaan renderasi Warm Cool white
(Lux) warna white Daylight

Rumah tinggal :
Teras 60 1 atau 2 • •
Ruang tamu 120 ̴ 150 1 atau 2 •
Ruang makan 120 ̴ 250 1 atau 2 •
Ruang kerja 120 ̴ 250 1 • •
Kamar tidur 120 ̴ 250 1 atau 2 • •
Kamar mandi 250 1 atau 2 • •
Dapur 250 1 atau 2 • •
Garasi 60 3 atau 4 • •

Perkantoran :
Ruang Direktur 350 1 atau 2 • •
Ruang kerja 350 1 atau 2 • •
Ruang komputer 350 1 atau 2 • •
Ruang rapat 300 1 • •
Ruang gambar 750 1 atau 2 • •
Gudang arsip 150 1 atau 2 • •
Ruang arsip aktif 300 1 atau 2 • •

Tingkat Kelompok Temperature


Fungsi Ruangan Pencahayaan renderasi warna
(Lux) warna
Warm Cool Daylight
Withe Withe

Lembaga
Pendidikan :
Ruang kelas 250 1 atau 2 • •
Perpustakaan 300 1 atau 2 • •
Laboratorium 500 1 • •
Ruang gambar 750 1 • •
Kantin 200 1 • •

Hotel dan
Restauran :
Lobi, koridor 100 1 • •
Ruang serba guna 200 1 • •
Ruang makan 250 1 • •
Kafetaria 200 1 • •
Kamar tidur 150 1 atau 2 •
Dapur 300 1 • •

Rumah sakit :
Ruang rawat inap 250 1 atau 2 • •
Ruang operasi, • •
ruang bersalin 300 1
Laboratorium 500 1 atau 2 • •
Ruang rekreasi dan • •
rehabilitasi 250 1

2.6.1 Efesiensi Penerangan


Efesiensi Penerangan dengan nilai-nilai indeks ruangan (k),factor refleksi
dinding (rw), factor refleksi langit-langit (rp), dan factor refleksi lantai (rm) dapat
ditentukan pada tabel efesiensi penerangan.
E× A
Φo = lm ...................................................................................................
n
Keterangan:
Φo = Flux refleksi cahaya yang dipancarkan oleh sumber cahaya yang ada
di dalam ruangan.
E = Intensitas penerangan yang diperlukan dibidang kerja (lux)
A = Luas bidang kerja (m²)
𝑛 = Efesiensi
Untuk mengetahui efesiensi penerangan pada suatu ruangan dapat dilihat
pada Tabel 2.2
Tabel 2.2 Efesiensi Penerangan

2.6.2

2.7

Anda mungkin juga menyukai