Anda di halaman 1dari 43

KWH METER EXIM

SMKN 1 DENPASAR

KOMPETENSI KEAHLIAN : TITL

OLEH :

NAMA : SI GEDE PUTU WAHYU PUTRAWAN


NIS : 27675
KELAS : XI TITL

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI 1


DENPASAR
2020-2021
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN
PRAKTIK KERJA LAPANGAN

SMKN 1 DENPASAR

Hari : …………………………………………..
Tanggal : …………………………………………..

PENGESAHAN

Sekolah/Wali Kelas Dunia Usaha/Industri

I Wayan Muliarsana, S. Pd I Gusti Komang Indra Wiguna,S.T


NIP

Koordinator Praktik Kerja Industri Ketua Kompetensi Keahlian

Drs. I Wayan Candra, M.Pd I Gede Cana Astawa, S.Pd


NIP. 19630827 198803 1 015 NIP. 19631231 198803 1 251

ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa dipanjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi
Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis
diberikan kelancaran dalam penyusunan laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL)
dengan judul “Kwh Meter EXIM”.

Tujuan dibuatnya laporan magang ini yaitu untuk melaporkan segala


sesuatu yang ada kaitannya dengan dunia kerja di PT. Adi Putra. Dalam
penyusunan laporan magang ini, tentu tak lepas dari pengarahan dan bimbingan
dari berbagai pihak. Maka penulis ucapkan rasa hormat dan terima kasih kepada:

1. Bapak I Ketut Suparsa,ST.,MT. Sebagai Kepala SMK Negeri 1 Denpasar.


2. Bapak Drs. I Wayan Candra, M.Pd sebagai Koordinator Praktik Kerja
Lapangan.
3. Bapak / Ibu I Gede Cana Astawa S.Pd selaku Ketua Kompetensi Keahlian.
4. Bapak / Ibu Drs. I Gusti Ketut Sukarba ST,MM selaku Direktur PT. Adi.
Putra
5. Bapak / Ibu I Gusti Komang Indra Wiguna,S.T selaku Pembimbing di
Industri.
6. Bapak / Ibu Gede Setiadarma, S.Pd selaku Pembimbing di Sekolah.
7. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan support baik moral,
spiritual, dan material selama proses pengerjaan laporan.
8. Serta pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.
Di dalam menyusun dan merancang laporan ini, penulis menyadari sepenuhnya
bahwa laporan ini memiliki banyak kekurangan. Oleh karenanya, berbagai bentuk
kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan. Semoga laporan ini
bermanfaat khususnya bagi para pembaca.
Denpasar, 23 Maret 2021

Si Gede Putu Wahyu Putrawan

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN ............................................................. ii


PRAKTIK KERJA LAPANGAN ....................................................................... ii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Tujuan Pembuatan Laporan ..................................................................... 2
1.3 Ruang Lingkup ............................................................................................. 3
BAB II KAJIAN TEORI..................................................................................... 4
2.1 Tinjauan Umum ............................................................................................ 4
2.2 Jenis-jenis...................................................................................................... 5
2.3 Bagian Utama dan Fungsi dari Kwh Meter .................................................. 9
2.4 Cara Kerja dan Prinsip Meteran EXIM ...................................................... 16
2.5 Gangguan-gangguan ................................................................................... 17
2.6 Keselamatan Kerja ...................................................................................... 19
BAB III PELAPORAN ..................................................................................... 32
3.1 Pemeriksaan ................................................................................................ 32
3.2 Pengukuran ................................................................................................. 33
3.3 Kesimpulan Gangguan ................................................................................ 34
3.4 Memasang dan Menyetel ............................................................................ 34
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 37
4.1 Kesimpulan ................................................................................................. 37
4.2 Saran ........................................................................................................... 37

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dengan semakin berkembangnya teknologi dalam era globalisasi yang pesat
ini memberikan manfaat dalam kemajuan di berbagai aspek sosial. Penggunaan
teknologi dalam era sekarang ini dapat membantu dan mempermudah manusia
dalam menyelesaikan tugas maupun pekerjaannya. Manusia sebagai pengguna
teknologi harus mampu memanfaatkan teknologi yang ada saat ini, maupun
perkembangan teknologi selanjutnya. Adaptasi manusia dengan teknologi baru
yang telah berkembang bisa saja melalui bidang pendidikan. Oleh karena itu peran
siswa dalam mengadaptasikan teknologi sangat perlu dilakukan seperti dengan
mempelajari teori, praktek, maupun belajar langsung ke lapangan atau dunia
industri.

Saat ini seluruh peralatan berteknologi tidak bisa dilepaskan dari yang
namanya listrik. Ketersediaan listrik merupakan salah satu kebutuhan masyarakat
yang sangat penting dan sebagai sumber daya ekonomis yang paling utama yang
dibutuhkan dalam suatu kegiatan usaha. Dalam waktu yang akan datang kebutuhan
listrik akan meningkat seiring dengan adanya peningkatan dan perkembangan baik
dari jumlah penduduk, jumlah investasi yang semakin meningkat akan
memunculkan berbagai industri-industri baru. Dimana, hal ini akan menimbulkan
sumber persediaan bahan bakar yang digunakan untuk membangkitakan energi
listrik menipis. Sehingga penemuan sumber daya alternatif baru sebagai bahan
bakar sangat diperlukan. Diketahui bahwa panas matahari dapat dimanfaatkan
sebagai salah satu sumberdaya alam yang masih sangat melimpah di muka bumi
ini dan dapat dimanfaatkan sebagai sumber tenaga baru. Oleh sebab itu, PT PLN
sebagai salah satu perusahaan listrik milik Negara berusaha mencari dan mengkaji
pemanfaatan sumber energi baru, yang sifatnya terbarukan, murah, ramah
lingkungan serta jumlahnya tidak terbatas. Penemuan penemuan baru tentang

1
sumber energi alternatif yang tidak saja efisien tetapi juga bernuansa ramah
lingkungan, salah satu pilihannya adalah sel surya.

Sel surya dapat dimanfaatkan sebagai energi listrik melalui panel surya atau
solar panel. Panel surya atau solar panel ini adalah peralatan elektronik yang dapat
mengkonversikan sinar matahari menjadi energi listrik. Sistem pembangkit dengan
panel surya ini disebut dengan PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya), adalah
suatu teknologi pembangkit yang mengkonversikan energi foton dari surya
menjadi energi listrik. Konversi ini terjadi pada panel surya yang terdiri dari sel-
sel Photovoltaik. Sel-sel ini merupakan lapisan-lapisan tipis dari silicon (Si) murni
dan bahan semikondukator lainnya. PLTS memanfaatkan cahaya matahari untuk
menghasilkan listrik DC (direct current), yang dapat diubah menjadi listrik AC
(Alternating current) apabila diperlukan. PLTS pada dasarnya adalah pecatu daya
dan dapat dirancang untuk mencatu kebutuhan listrik yang kecil sampai dengan
besar, baik secara mandiri, maupun hibrid.

Belakangan ini sudah banyak yang menggunakan PLTS atap dengan meteran
EXIM. Sistem panel surya atap dengan meteran EXIM merupakan salah satu solusi
hemat biaya listrik yang memanfaatkan atap rumah. Jika ruang atap selama ini
hanya berfungsi untuk melindungi penghuni rumah dari sinar matahari, selanjutnya
dapat memproduksi listrik mandiri. Dengan pemasangan panel surya, sinar
matahari yang ditangkap akan diubah menjadi energi listrik untuk dapat digunakan
kembali oleh penghuni rumah melalui koneksi dengan jaringan PLN.

1.2 Tujuan Pembuatan Laporan


1. Meningkatkan Kompetensi siswa dalam pembuatan laporan.
2. Menuangkan keterampilan dan pengalaman ke dalam pengetahuan.
3. Memperoleh pengalaman belajar dalam karya tulis.
4. Memperoleh pengalaman kerja sesuai standar industri.
5. Meningkatkan etos kerja.
6. Menumbuhkan dan melatih dalam karya menulis.
7. Menyiapkan diri menjadi manusia produktif.

2
8. Bukti secara tertulis telah melaksanakan praktik di Industri.
9. Untuk mendapatkan nilai praktik kerja lapangan.

1.3 Ruang Lingkup


Dengan adanya penggunaan solar panel pada rumah digunakan yang
namanya meteran EXIM untuk mencatat pengeluaran dan pemsukan listruk
pelanggan. Agar laporan ini dapat lebih jelas dan terarah penulis merasa ruang
lingkup laporan ini perlu dibatasi, laporan ini hanya akan membahas secara umum
mengenai pengertian, jenis-jenis, dan bagian dari Kwh meter, serta membahas
secara lebih detail instalasi Kwh meter EXIM.

3
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Tinjauan Umum

Gambar 2.1
Kwh meter EXIM

KWh Meter adalah alat penghitung pemakaian energi listrik. Alat ini
bekerja menggunakan mode induksi medan magnet dimana medan magnet
tersebut menggerakkan piringan yang terbuat dari aluminium. Pengukur Watt
atau Kwatt, yang pada umumnya disebut Watt-meter/Kwatt meter disusun
sedemikian rupa, sehingga kumparan tegangan dapat berputar dengan bebasnya,
dengan jalan demikian tenaga listrik dapat diukur, baik dalam satuan WH (watt
hour) atau dalam kwh (kilo watt hour).

PLTS Atap adalah proses pembangkitan tenaga listrik yang menggunakan


modul fotovoltaik yang diletakkan di atap, dinding atau bangunan lain dari
bangunan milik pelanggan PLN. Sistem PLTS Atap meliputi panel surya, inverter,
sambungan listrik pelanggan, sistem pengaman, dan meter kWh Ekspor-Impor
dengan kapasitas 100% daya tersambung konsumen (Watt). Pelaksanaan sistem
pemanfaatan PLTS Atap diatur dalam Permen ESDM Nomor 49 Tahun 2018 jo.
Permen ESDM Nomor 13 Tahun 2019 jo. Peraturan Menteri ESDM Nomor 16
Tahun 2019.

4
Dalam PLTS atap ini ada yang dimaksud dengan Net Metering yaitu
mekanisme penagihan listrik yang memungkinkan konsumen untuk menghasilkan
bagian atau seluruh listrik mereka sendiri, diamana jika ada kelebihan
produksidapat disuplai ke jaringan utilitas dan mendapatkan kompensasi sesuai
kebijakan yang berlaku. Net metering ini juga memerlukan alat penghitung energi
listrik yaitu Meteran EXIM (ekspor-impor), yang dimana fungsinya yaitu mencatat
besaran produksi (ekspor) dan konsumsi (impor) pelanggan.

2.2 Jenis-jenis
1. KWH Meter Pascabayar (analog )

Gambar 2.2
Kwh meter pascabayar atau analog

KWH meter yang dikenal secara luas di masyarakat adalah KWH meter
nonprabayar yang mempunyai fitur terbatas. KWH meter jenis ini disebut sebagai
KWH meter analog. Jenis ini masih cukup mampu untuk membaca jumlah
pemakaian daya aktif dengan baik, tapi kurang mampu untuk membaca daya
reaktif dengan baik. Pada alat ini dipasangsebuah piringan yang terbuat aluminum
yang dapat berputar yang telah diberi sebuah kutub magnit listrik. kWH meter ini
juga sebagai pembatas daya yang dikontrak oleh konsumencontoh 450 watt,900
watt,1300 watt dan lain lain.

Alat ini bekerja menggunakan metode induksi medan magnet dimana medan
magnet tersebut menggerakkan cakram yang terbuat dari alumunium. Pada cakram

5
alumunium itu terdapat poros yang mana poros tersebut akan menggerakkan
counterdigit sebagai tampilan jumlah KWH nya. KWH meter memiliki dua
kumparan yaitu kumparan tegangan dengan koil yang diameternya tipis dengan
kumparan lebih banyak dari pada kumparan arus dan kumparan arus dengan koil
yang diameternya tebal dengan kumparan lebih sedikit.

Gambar 2.2a Gambar 2.2b


Gambaran medan magnet memutarkan koneksi kwh meter
Piringan alumunium

Gambar 2.2 a menggambarkan kepada kita bagaimana medan magnet


memutarkan piringan alumunium. Arus listrik yang melalui kumparan arus
mengalir sesuai dengan perubahan arus terhadap waktu. Hal ini menimbulkan
adanya medan di permukaan medan di permukaan kawat tembaga pada koil
kumparan arus. Kumparan tegangan membantu mengarahkan medan magnet agar
menerpa permukaan alumunium sehingga terjadi gesekan antara piringan
alumunium dengan medan magnet di sekelilingnya. Dengan demikian maka
piringan tersebut mulai berputar dan kecepatan putarnya dipengaruhi oleh besar
kecilnya arus listrik yang melalui kumparan arus.

6
Gambar 2.2 b merupakan koneksi KWH meter dimana ada empat buah terminal
yang terdiri dari dua buah terminal masukan dari jala jala listrik PLN dan dua
terminal lainnya merupakan terminal keluaran yang akan menyuplai listrik ke
rumah.

Gambar 2.3

dua terminal masukan dihubungkan ke kumparan tegangan secara parallel dan


antara terminal masukan dan keluaran dihubungkan ke kumparan arus.

2. KWH meter prabayar ( digital )

Gambar 2.4
Kwh meter prabayar atau digital

KWh meter prabayar ini dirancang dengan menggunakan KWh meter digital
yang baru. Sistem pembayaran atau pengisian rekening listrik adalah dengan
menggunakan aplikasi chip card (Pulsa). Aplikasi ini sangat memudahkan
masyarakat dan PLN dalam hal proses pengisian rekening listrik yang efektif. Chip
card adalah suatu jenis kartu alat. pembayaran yang semakin populer seiring
dengan kemajuan teknologi mikroelektronika serta semakin meningkatnya

7
tuntutan masyarakat terhadap alat pembayaran yang praktis. Kehadiran chip card
tidak dapat dihindari dimana penggunaannya semakin luas baik volume maupun
lingkup aplikasinya. Salah satu kemungkinan aplikasi chip card adalah sebagai alat
bayar konsumsi energi listrik.

Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh oleh Penyedia Layanan


dari penggunaan KWh meter pra-bayar di antaranya adalah:

1 Mendapatkan uang kas lebih awal sebelum listrik diproduksi dan digunakan,
sehingga dapat menambah likuiditas penyedia layanan ini.
2 Pengendalian transaksi lebih mudah sehingga mengurangi kemungkinan
tagihan yang tidak terbayar dan pencurian listrik. Pemasaran listrik prabayar
ini dapat juga diserahkan pada pihak ketiga.
3 Pengurangan overhead atau biaya yang diperlukan untuk pengecekan
konsumsi listrik ke rumah-rumah atau konsumen lainnya.

Sedangkan bagi konsumen, sistem ini juga dapat menguntungkan yaitu :

1 Pengendalian penggunaan listrik dapat lebih baik, karena pembayaran yang


dilakukan diawal dapat digunakan untuk membatasi konsumsi.
2 Perbaikan sistem pengukuran karena perangkat elektronik yang digunakan
adalah elektronis dengan ketelitian dan keamanan yang lebih tinggi.
3 Mengurangi kesalahan penagihan yang disebabkan human error.

KWH meter digital diawali dengan mendeteksi arus melalui sensor dan tegangan
yang berasaldari jala-jala listrik, selanjutnya sinyal keluaran dari sensor arus dan
tegangan tersebut akan dikondisikan sehingga membentuk beda phasa melalui
rangkaian, kemudiansinyal inputan tersebut akan berubah menjadi tegangan
DC,dilanjutkan masuk ke ADC untuk dikonversi menjadi sinyal digital. Sinyal
digital tersebut lalu diproses dan ditampilkan ke LCD berupa total daya energi
listrik beserta nilai konversinya dalam rupiah.

8
2.3 Bagian Utama dan Fungsi dari Kwh Meter
A. Relay

Gambar 2.4
Relay

Relay merupakan bentuk hambatan terdiri atas titik-titik kontak bawah dengan
gulungan spoolnya tidak bergerak dan titik kontak bagian atas yang bergerak.
Prinsip kerja hambatan adalah menghubungkan titik-titik kontak bagian awah
dengan titik bagian atas yaitu terletak gulungan spool dialiri arus listrik yang timbul
elektromagnet.

Gambar 2.4a
Bagian dalam relay

Bagian titik kontak dibagi menjadi 2 bagian yaitu bagian kontak utama dan kontak
bantu yaitu :
1. Bagian kontak utama gunanya untuk menghubungkan dan memutuskan arus
listrik bagian yang menuju beban/pemakai.

9
2. Bagian kontak bantu gunanya untuk menghubungkan dan memutuskan arus
listrik ke bagian yang menuju bagian pengendali. Kontak Bantu mempunyai 2
kontak yaitu kontak hubung (NC) dan kontak putus (NO) menandakan
masing-masing kontak dan gulungan spool.

Relay merupakan sebuah saklar magnet yang dapat memutuskan dan menutup
sirkuit dari jarak jauh. Adapun jenisnya Relay ada 2 yaitu :
1. Relay yang bekerja dari arus bolak balik.
2. Relay yang bekerja dari arus Searah.
Relay sangat berguna dalam dunia industri dengan prinsip elektromagnetic, coil
relay akan menjadi magnet bila dikenai polaritas arus pada kutub-kutubnya. Gaya
magnet akan menarik kontak relay dan memberikan fungsi normal open dan
normal close. Relay sangat luas penggunaanya khususnya dalam mengoutputkan
sinyal.

B. Mikrokontroler

Gambar 2.5
mikrokontroler

Mikrokontroler adalah suatu alat elektronika digital yang mempunyai masukan


dan keluaran serta kendali dengan program yang bisa ditulis dan dihapus dengan
cara khusus, cara kerja mikrokontroler sebenarnya membaca dan menulis data.
Mikrokontroler merupakan komputer didalam chip yang digunakan untuk
mengontrol peralatan elektronik, yang menekankan efisiensi dan efektifitas biaya.
Secara konyolnya bisa disebut "pengendali kecil" dimana sebuah sistem elektronik

10
yang sebelumnya banyak memerlukan komponen-komponen pendukung seperti
IC, TTL dan CMOS dapat direduksi/diperkecil dan akhirnya terpusat serta
dikendalikan oleh mikrokontroler ini.
Dengan penggunaan mikrokontroler ini maka:
1. Sistem elektronik akan menjadi lebih ringkas.
2. Rancang bangun sistem elektronik akan lebih cepat karena sebagian besar
dari sistem adalah perangkat lunak yang mudah dimodifikasi.
3. Pencarian gangguan lebih mudah ditelusuri karena sistemnya yang Compact
(Terintegrasi).
Namun demikian tidak sepenuhnya mikrokontroler bisa mereduksikomponen
IC, TTL dan CMOS yang seringkali masih diperlukan untuk aplikasi kecepatan
tinggi atau sekedar menambah jumlah saluran masukan dan keluaran (I/O). Dengan
kata lain, mikrokontroler adalah versi mini atau mikro dari sebuah komputer karena
mikrokontroler sudah mengandung beberapa periferal yang langsung bisa
dimanfaatkan, misalnya port paralel, port serial, komparator, konversi digital ke
analog (DAC), konversi analog ke digital dan sebagainya hanya menggunakan
sistem minimum yang tidak rumit atau sederhana.
Pada saat awal di mana unit yang tersimpan di memory masih nol,
mikrokontroler menunggu adanya penekanan tombol isi ulang. Bila tombol
tersebut ditekan, maka unit yang ada di „Kartu Chip‟ atau PULSA dipindahkan
ke memory (sekaligus mereset kartu) agar Pulsa tersebut tidak dapat di gunakan
kembali dan relay-pun diaktifkan. Sistem siap untuk mendeteksi jumlah frekuensi
LED KWh Meter. Untuk sejumlah Kedipan tertentu maka unit yang ada di memory
akan dikurangi satu unit, hingga habis. Isi darimemory ini dapat ditambah dengan
melakukan proses isi ulang. Kondisi unit nominal yang masih ada dapat dilihat
melalui LED indikator. Jika unit nominal pada memory telah habis, maka
mikrokontroler akan mematikan relay sehingga aliran listrik terputus.Relayakan
aktif kembali jika memory tersebut telah di isi ulang.

11
C. Sensor Optocoupler

Gambar 2.6 gambar 2.6a


Sensor optocoupler simbol optocoupler

Optocoupler adalah suatu piranti yang terdiri dari 2 bagian yaitu transmitter dan
receiver, yaitu antara bagian cahaya dengan bagian deteksi sumber cahaya terpisah.
Biasanya optocoupler digunakan sebagai saklar elektrik, yang bekerja secara
otomatis. Optocoupler atau optoisolator merupakan komponen penggandeng
(coupling) antara rangkaian input dengan rangkaian output yang menggunakan
media cahaya (opto) sebagai penghubung. Dengan kata lain, tidak ada bagian yang
konduktif antara kedua rangkaian tersebut. Optocoupler sendiri terdiri dari 2
bagian, yaitu transmitter (pengirim) dan receiver(penerima).

Jika dilihat dari penggunaannya, optocoupler biasa digunakan untuk


mengisolasi common rangkaian input dengan common rangkaian output. sehingga
supply tegangan untuk masing-masing rangkaian tidak saling terbebani dan juga
untuk mencegah kerusakan pada rangkaian kontrol (rangkaian input).

Prinsip kerja dari rangkaian Optocoupler adalah sebagai berikut :

12
1. Jika antara phototransistor dan LED terhalang maka phototransistor tersebut
akan off sehingga output dari kolektor akan berlogika high.
2. Sebaliknya jika antara phototransistor dan LED tidak terhalang maka
phototransistor dan LED tidak terhalang maka phototransistor tersebut akan
on sehingga output-nya akan berlogika low.

D. LCD (Liquid Crystal Display)

Layar dari LCD dan menggunakan latar cahaya (back-light ) atau menggunakan
sistem lain yang lebih baik dan effisien , seperti LED atau teknologi lain yang lebih
maju. Layar tampilan didukung oleh memori tak terhapus ( non volatile), minimum
4 kbyte, dilengkapi super kapasitor untuk pemberi catu daya jika listrik padam.
super kapasitor harus mempunyai kemampuan mencatu daya layar tampilan
minimum 48 jam menyala terus menerus. Layar tampilan mempunyai dua baris
informasi :
1. Baris pertama untuk Simbol dan Kode, dengan tinggi karakter minimum 4,5
mm
2. Baris kedua untuk Teks dalam Bahasa Indonesia, dengan ukuran karakter
minimum: lebar 4 mm dan tinggi 8 mm.

Gambar 2.7
Informasi pada layar tampilan

Kode pada baris pertama menampilkan informasi mengenai:


1. Nomor kode singkat (short-code).
2. Jumlah digit dari token yang sudah dimasukkan pada Teks baris kedua

13
Teks pada baris kedua, mempunyai sekurang -kurangnya 8 digit dalam satu
kesatuan. waktu dan berjalan dari kanan ke kiri, menampilkan:
1. Angka token yang telah dimasukkan melalui papan tombol Sebagai contoh
adalah Gambar 4, yang memperlihatkan tampilan setelah token 2341-
24532318-1346-6750 tel ah berhasil dimasukkan. 346 -6750 adalah 7 angka
terakhir yang ditampilkan pada layar. Jumlah dari digit yang dimasukkan
ditampilkan pada Kode yaitu 20.
CATATAN : Proses Enter dalam pengisian token setelah 20 digit token dimasukan,
dapat menggunakan metode delay waktu persetujuan, atau menekan tombol.

2. Informasi mengenai respon pemasukkan token, seperti tercantum pada Tabel


Jika token diterima akan ditampilkan nilai kWh beli dan kemudian jumlah
total sisa kWh. Perubahan tampilan nilai kWh beli dan total kWh berselang.

1 detik dengan nyala tampilan informasi 2 detik , diikuti dengan simbol ‟kWh‟.
Contoh: 12345678901234567890 (nomer token yang dimasukkan) – benar
(informasi dari meter) – 156 (nilai kWh beli) – 245 (nilai total kWh)
1. Informasi nilai dari parameter yang diukur.
2. Informasi dari kode singkat yang tampil pada Kode baris pertama.
3. Indikasi dan peringatan beban lebih.
4. Informasi terkait penyalahgunaan.
5. Informasi lain yang terkait dengan operasi meter, seperti tercantum pada Tabel
tabel 2.1
informasi terkait dengan operasi meter

14
E. Papan tombol

Gambar 2.8
Papan tombol

Papan tombol (keypad) terbuat dari bahan polimer dengan tombol angka 5 ada
tanda timbul (noktah) dan harus terlindung dari kemungkinan tirisan cairan.
Masing masing tombol harus dapat beroperasi minimum 20.000 kali.Konstruksi
papan tombol dapat menjadi satu dengan meter atau terpisah (remote). Jika terpisah
papan tombol harus dilengkapi layar tampilan berbentuk electronic
display. Konfigurasi angka mengikuti standar telefoni 12 digit (3 kolom – 4
baris) seperti pada gambar.

15
F. Terminal

Gambar 2.9
Terminal

Terminal harus dari jenis press screw system (baut pengencang konduktor kabel
dilengkapi dengan pelat penekan) dan mampu menerima kabel masukan ukuran 6
s/d 16 mm² dari jenis aluminium atau tembaga.Terminal pembumian harus
tersambung secara listrik dengan terminal netral dan bagian meter berbadan logam
yang dapat diakses. Konfigurasi dan susunan terminal dapat dilihat pada gambar
H. LED Indikator

Meter harus dilengkapi minimal tiga buah lampu LED indikator menyala
terang dengan ketentuan warna dan fungsi sebagai berikut :
1. Merah : Imp/kWh (keluaran pulsa)
2. Kuning: penyalahgunaan ( tamper)
3 . Hijau : catu daya dan informasi kredit rendah.Untuk kredit rendah warna
berubah menjadi merah dan berkedip

2.4 Cara Kerja dan Prinsip Meteran EXIM


Net Metering atau meteran EXIM adalah sebuah mekanisme layanan,
dimana listrik yang dihasilkan oleh sistem panel surya atap dapat diekspor ke
jaringan distribusi PLN, dan bisa digunakan kembali untuk konsumsi rumah tangga
tersebut. PLN memasang kWh meter khusus yang disebut kWh ekspor-impor atau
meteran EXIM pada sistem PLTS atap. Meteran EXIM berfungsi untuk mencatat

16
berapa besar kapasitas daya yang diekspor pemilik rumah kepada PLN dan berapa
besar kapasitas daya yang dikonsumsi oleh pemilik rumah dari PLN. Selisih
kelebihan listrik panel surya dan daya konsumsi akan dicatat dan dihitung PLN.

Gambar 2.10
Cara kerja net metering meteran EXIM
Secara sederhana cara kerjanya adalah panel surya akan memproduksi daya
pada siang hari dengan kondisi cuaca cerah. Hasil produksi panel surya akan
dikonsumsi oleh pelanggan, jika ada kelebihan daya maka listrik tersebut akan
dikirim ke jaringan distribusi PLN sebagai tabungan listrik. Pada malam atau hari
dengan kondisi cuaca berawan atau hujan, pelanggan akan mengkonsumsi listrik
PLN, dengan mengurangi kelebihan listrik yang dikirim ke jaringan distribusi.

2.5 Gangguan-gangguan

1.Kemungkinan kwh meter padam sendiri

Kemungkinan kwh meter (meteran listrik) padam padam sendiri padahal dan
sekring tidak terputus. malahan yang mati di KWH meter. tiba-tiba lampu indikator
padam selang beberapa menit kemudian kwh meter hidup kembali:

1. Karena beban yang anda pakai terlalu over.


2. Karena sekering yang kurang kress.
3. Karena instalasi yang konslet.

17
ketiga permaslahan diatas sering terjadi kwh meter (meteran listrik) prabayar
sering mati atau pada sendiri karena dalam listrik prabyar sudah terpasang switch
otomatis untuk mengantisipasi terjadi beban untuk penggunaan yang berlaebihan
dari kapasitas listrik yang diminta oleh pelanggan, untuk solusi ketiga poin diatas
ini uraianya.

1. Karena beban yang anda pakai terlalu over. yang dimaksut beban yang over
disini penggunaan daya yang berlebihan sehingga terjadi beban yang kuat di
dalam fusebox atau MCB. solusinya silahkan cek sekering pada fusebox,
silahakn kresskan sampai kuat, pastikan kalau sekring benar-benar tertancap
dengan kuat. saran yang di anjurkan kalau memungkinkan silahkan anda
ganti dengan Box Automatic Circuit Breaker. karena dengan mengguna
automatic circuit breaker jarang sekali mengalami kondisi putus kalau tidak
benar-benar listrik lagi konsleting.

2. Karena sekring yang kurang kres. yang di maksud disini adalah sekreig pada
fusebox dengan tepat, solusinya masih sama dengan solusi diatas yaitu ganti
dengan automatic circuit breaker, biasa dinamakan box wi atau presto. dan
tak kalah pentingnya. jika memakai sekring otomatis pastikan jika sekring
yang terpasang harus memenuhi SNI.

3. Karena instalasi yang konslet. kalau kwh meter terus-terusan mati silahkan
cek saluran yang berada di luar instalasi pasangan PLN, yang dimaksut
disini. silahkan cek instalasi tambahan yang mungkin di pasang sendiri oleh
pelanggan, biasanya sering terjadi konsleting karena ada penambahan-
penambahan instalasi diluar ketentuan PLN. alangkah baiknya putuskan dulu
saluran-saluran yang anda tambah, kemudian cek apakah kwh masih padam
atau sudah bisa beroperasi dengan sebagai mana mestinya.

2.Fasa tidak mengalir pada instalasi rumah

18
Pada suatu kemungkinan saat pemasangan pada rumah pelanggan yang
menggunakan PLTS atap, meteran EXIM tidak dapat mengalirkan fasa ke instalasi
rumah.

3. Gangguan Baut Patah

Untuk gangguan meter prabayar dikarenakan baut patah banyak


disebabkan oleh faktor kesalahan saat proses pemasangan, seperti diketahui bahwa
meter prabayar sangat rentan terhadap benturan, goncangan dan tekanan yang
melebihi batas. Jika sudah patah maka meter prabayar tidak akan normal lagi untuk
digunakan karena casing meter akan tidak rapat lagi dan dapat menyebabkan meter
tidak sempurna beroperasi. Di araea bangka walaupun prosentasenya kecil dari
jenis kerusakan yaitu 1500 unit atau 5% tetapi dampaknya menyebabkan kerugian
bagi pln dan pelanggan

2.6 Keselamatan Kerja

Gambar 2.11
Keselamatan & Kesehatan Kerja

2.6.1 Pengertian K3

1. PengertiansecaraFilosofis

K3 merupakan suatu pemikiran atau upaya untuk menjamin keutuhan dan


kesempurnaan baik jasmani maupun rohani, tenagakerja pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya terhadap hasilkarya dan budaya menuju
masyarakat adil dan makmur.

19
2. Pengertian secara Keilmuan

Dalami lmupengetahuan dan penerapannya, K3 adalah usaha mencegah


kemungkinan terjad inyakecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, kebakaran,
peledakan dan pencemaran lingkungan.

3. Pengertian secara OHSAS 18001:2007 (Occupational Health and Safety


Assessment Series)

K3 adalah semua kondisi dan faktor yang dapat berdampak pada keselamatan
dan kesehatan kerja dari tenaga kerja maupun orang lain (kontraktor, pemasok,
pengunjung dan tamu) di tempatkerja.

2.6.2 Tujuan K3

K3 bertujuan untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari
pencemaran lingkungan dengan memelihara dan melindungi kesehatan, keamanan
dan keselamatan tenaga kerja sehingga dapat mencegah atau mengurangi
terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja, dan pada akhirnya dapat
meningkatkan system efisiensi dan produktivitas kerja.

2.6.3 Sasaran K3

1. Menjamin keselamatan pekerja dan orang lain


2. Menjamin keamanan peralatan yang digunakan
3. Menjamin proses produksi yang aman dan lancar

2.6.4 Norma K3

Norma yang harusdipahamidalam K3:

1. Aturan berkaitan dengan keselamtan dan kesehatan kerja


2. Diterapkan untuk melindungi tenagakerja
3. Resiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja

2.6.5 Dasar Hukum K3

20
K3 ditentukan berdasarkanUndang-Undang dan Peraturan Menteri Tenaga Kerja:

1. UU No.1 tahun 1970


2. UU No.21 tahun 2003
3. UU No.13 tahun 2003
4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.PER-5/MEN/1996

2.6.6 JenisBahayaDalam K3

- BahayaJenis Kimia

Bahaya akibat terhirupnya atau terjadinya kontak antara manusia dengan


bahan kimia berbahaya. Contoh jenis kimia: abusisa pembakaran bahan kimia,
uapbahankimia dan gas bahankimia.

- Bahaya Jenis Fisika

1. Bahaya akibat suatu temperature udara yang terlalu panas maupun


terlalu dingin serta keadaan udara yang tidak normal yang
menyebabkan terjadinya perubahan atau mengalami suhu tubuh yang
tidak normal.

2. Bahaya akibat keadaan yang sangat bising yang menyebabkan terjadi


kerusakan pendengaran.

- Bahaya Jenis Proyek/Pekerjaan

1. Bahaya akibat pencahayaan atau penerangan yang kurang


menyebabkan kerusakan penglihatan.

21
2. Bahaya dari pengangkutan barang serta penggunaan peralatan yang
kurang lengkap dan aman yang mengakibatkan cedera pada pekerja
dan orang lain.

2.6.7 Istilah Bahaya dalam Lingkungan Kerja

1. Hazard adalah suatu keadaan yang memungkinkan / dapat menimbulkan


kecelakaan, penyakit, kerusakan atau menghambat kemampuan pekerja yang
ada
2. Danger adalah tingkat bahaya akan suatu kondisi yang sudah menunjukkan
peluang bahaya sehingga mengakibatkan suatu tindakan pencegahan.
3. Risk adalah prediksi tingkat keparahan bila terjadi bahaya dalam siklu
stertentu.
4. Incident adalah munculnya keja di anbahaya yang dapat atau telah
mengadakan kontak dengan sumber energi yang melebihi ambang batas
normal.
5. Accident adalah keja dian bahaya yang disertai adanya korban dan/atau
kerugian baik manusian maupun benda.

2.6.8 Standar Keselamatan Kerja

Standar keselamatan kerja merupakan pengamanan sebagai tindakan keselamatan


kerja seperti:

1. Perlindungan badan yang meliputiseluruh badan


2. Perlindungan mesin
3. Pengamanan listrik yang harus di cek secara berkala
4. Pengamanan ruangan, meliputi sistem alarm, alat pemadam kebakaran,
penerangan yang cukup, ventilasi yang baik dan jalur evakuasi khusus yang
memadai

2.6.9 Alat Pelindung Diri( APD )

22
Alat Pelindung Diri ( APD ) adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja
sesuai bahaya dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan
orang di sekelilingnya. Kewajiban tersebut sudah di sepakati oleh pemerintah
melalui Departement Tenaga Kerja Republik Indonesia. Hal ini tertulis di
peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per.08/Men/VII/2010
tentang pelindung diri. Alat Pelindung Diri ( APD ) dapat dibagi 3 yaitu :

1. Alat pelindung kepala

2. Alat pelindung badan

3. Alat pelindung anggota tubuh

1. Alat Pelindung Kepala

A. Safety helmet

Gambar 2.12
Safety Helmet

Helmet atau Topi Pelindung di gunakan untuk melindungi Kepaa dari paparan
bahaya seperti kejatuhan benda atau pun paparan bahaya aliran listrik. Pemakaian
Topi Pelindung (Safety Helmet) harus sesuai dengan lingkar kepala sehingga
nyaman dan efektif melindungi pemakainya.

Terdapat 3 Jenis Helmet berdasarkanperlindungannyaterhadaplistrik, yaitu:

23
1. Helmet Tipe General (G) yang dapat melindungi kepala dari terbentur dan
kejatuhan benda serta mengurangipaparanbahayaaliranlistrik yang
berteganganrendahhingga 2.200 Volt
2. Helmet Tipe Electrical (E) yang dapatmelindungikepaladariterbentur dan
kejatuhanbendasertamengurangipaparanbahayaaliranlistrik yang
bertegangantinggihingga 22.000 Volt
3. Helmet Tipe Conductive (C) yang hanyadapatmelindungikepaladariterbentur
dan
kejatuhanbendatetapitidakmelindungikepaladaripaparanbahayaaliranlistrik.

B. Safety Google's

Kaca mata Pelindung adalah alat yang digunakan untuk melindungi mata dari bahaya
loncatan bendatajam, debu, partikel-partikel kecil, mengurangi sinar yang menyilaukan
serta percikan bahan kimia. Kacamata Pelindung terdiri dari 2 Jenis yaitu :

1. Safety Spectacles

Gambar 2.13
Safety Spectacles

24
Berbentuk Kaca mata biasa dan hanya dapat melindungi mata dari bahaya loncatan
benda tajam, debu, partikel-partikel kecil dan mengurangi sinar yang menyilaukan.
Biasanya dipakai pada Proses menyolder dan Proses pemotongan Kaki Komponen.

2. Safety Goggles

Gambar 2.14
Safety Goggles

Kaca mata yang bentuknya menempel tepat pada muka. Dengan Safety Goggles,
mata dapat terlindung dari bahaya percikan bahan kimia, asap, uap, debu dan
loncatan benda tajam. Biasanya dipakai oleh Teknisi Mesin Produksi.

C. Hearing protection

Hearing Protection atau penutup telinga untuk melindungi dari kebisingan atau pun
tekanan.Ada 2 jenis penutup telinga :

1. Penyumbat Telinga (Ear Plug)

Gambar 2.15
Penyumbat telinga ( ear plug )

25
Penyumbat Telinga atau Ear Plug digunakan untuk melindungi alat pendengaran
yaitu telinga dari Intensitas Suara yang tinggi. Dengan menggunakan Ear Plug,
Intensitas Suara dapat dikurangi hingga 10 ~ 15 dB. Ear Plug biasanya digunakan
oleh Pekerja yang bekerja di daerah produksi yang memiliki suara mesin tinggi
seperti SMT (Surface Mount Technology) ataupun Mesin Produksilainnya.

2. PenutupTelinga (Ear Muff)

Gambar 2.16
Penutup telinga (Ear Muff )

Penutup Telinga atau Ear Muff adalah alat yang digunakan untuk melindungi alat
pendengaran dari Intensitas Suara yang tinggi. Ear Muff dapat mengurangi
intensitas suara hingga 20 ~ 30dB. Ear Muff terdiri dari Head Band dan Ear Cup
yang terbuat dari bantal anbusa sehingga dapat melindungi bagian luartelinga
(dauntelinga). Ear Muff sering digunakan oleh Teknisi Mesin dan Generator
(Genset).

D. Safety mask (masker)

Gambar 2.17

26
Safety mask atau masker

Masker adalah alat yang digunakan untuk melindungi alat-alat pernafasan seperti
Hidung dan Mulut dari resiko bahaya seperti asap solder, debu dan bau bahan kimia
yang ringan. Masker biasanya terbuat dari Kain atau Kertas. Masker umumnya
dipakai di proses menyolder.

E. Respirator

Gambar 2.18
Respirator

Respirator adalahalat yang digunakan untuk melindungi alat-alat pernafasan


seperti Hidung dan Mulut dari resiko bahaya seperti asap solder, bau bahan kimia,
debu, Uap, Gas serta Partikel Mist dan Partikel Fume. Respirator sering dipakai
oleh Teknisi Mesin Solder, Operator Pengecatan (Painting) dan Proses bahan
Kimia lainnya

G. Face shield (pelindung wajah)

Gambar 2.19
Face shield ( pelindung wajah )

27
Face Shield atau pelindung wajah untuk melindung iwajah dari paparan bahan
kimia, percikan benda kecil, benda panas ataupun uap panas, benturan atau pukulan
benda keras dan tajam

2. Alat Pelindung Badan

A. Apron (celemek)

Gambar 2.20
Apron atau celemek

Apron atau sering disebut dengan Celemeka dalah alat pelindung tubuh dari
percikan bahan kimia dan suhupanas. Apron atau Celemek sering digunakan dalam
proses persiapan bahan-bahan kimia dalam produksi seperti Grease, Oli, Minyak
dan Adhesive (perekat).

B. Safety vest (rompi)

Gambar 2.21
Safety vest (rompi)

Rompi safety adalah salah satu Alat Pelindung Diri (APD), yang terbuat dari bahan
polyester yang dirancang khusus serta dilengkapi dengan reflector atau pemantul
cahaya. Biasanya digunakan oleh para pekerja seperti polisi, pekerja tambang,

28
operator kendaraan, pekerja operasi gudang, pekerja pemeliharaan jalan, pekerja
parker dll. Rompi safety dapat digunakan pada siangatau pun malam hari.

Fungsi Rompi Safety

- Untuk mencega hterjadinya kontak kecelakaan pada pekerja.


- Mengurangi resiko kecelakaan kerja.
- Agar terlihat oleh pekerja lain saat bekerja dimalam hari

C. Safety clothing (wearpeck)

Gambar 2.22
Safety clothing (wearpeck )

Wearpack adalah pakaian yang terbuat dari bahan khusus untuk melindungi
penggunanya dari aktivitas yang kotor atau berbahaya. Biasanya wearpack juga di
design khusus dengan kesesuaian perusahaan sehingga bisa menjadi
cirikhas.Terdapat dua jenis wearpack yang bereda di pasaran saat ini, yaitu
wearpack terpisah bagian atas dan bawah, atau wearpack coverall yang menyatu
antara bagian celana dan atasan. Hal ini tergantung dari kebutuhan penggunaan
dari wearpack tersebut.

3. Alat Pelindung Anggota Tubuh

A. Safety hand gloves ( sarung Tangan )

29
Gambar 2.23
Safety hand gloves ( sarung tangan )

Sarung Tangan adalah perlengkapan yang digunkan untuk melindungi tangan dari
kontak bahan kimia, tergores atau lukanya tangan akibat sentuhan dengan benda
runcing dan tajam. Sarung Tangan biasanya dipakai pada proses persiapan bahan
kimia, pemasangan komponen yang agak tajam, proses pemanasan dan lain
sebagainya.

Jenis-jenis sarung tangan diantaranya adalah sebagai berikut :

1. SarungTangan Katun (Cotton Gloves), digunakan untuk melindungi tangan


dari tergores, tersayat dan luka ringan.
2. Sarung Tangan Kulit (Leather Gloves), digunakan untuk melindungi tangan
dari tergores, tersayat dan lukaringan.
3. Sarung Tangan Karet (Rubber Gloves), digunakan untuk melindungi tangan
dari kontak dengan bahan kimia seperti Oli, Minyak, Perekat dan Grease.
4. Sarung Tangan Electrical, digunakan untuk melindungi tangan dari kontak
dengan arus listrik yang bertegangan rendah sampai tegangan tinggi.

B. Safety belt (Sabuk Pengaman)

Gambar 2.24
Safety belt ( sabuk pengaman )

30
Safety Belt atau sabuk pengaman yang dipakai saat menggunakan alat
transporttasi serta untuk membatasi ruang gerak pekerja agar tidak terjatuh.

C. Safety boot / shoes (Sepatu Boot atau Sepatu Penlindung)

Gambar 2.25
Safety boot / shoes

Safety Boot/Shoes adalah sepatu boot atau sepatu pelindung untuk melindungi
kaki dari benturan, tertimpa benda berat, tertusuk benda tajam, terkena cairan panas
atau dingin, uap panas, bahan kimia berbahaya ataupun permukaan licin.

31
BAB III
PELAPORAN

3.1 Pemeriksaan
Dalam pemeriksaan untuk pemasangan Kwh meter EXIM, diperlukan hal-
hal berikut ini yang harus dilengkapi:

1. Memeriksa status dan jenis pelanggan PLN Pengajuan pemasangan PLTS atap
dapat dilakukan baik oleh calon pelanggan PLN baru maupun pelanggan PLN yang
sudah ada (eksisting). Sesuai ketentuan dalam Permen ESDM No.49/2018, jenis
pelanggan rumah tangga (R), bisnis (B), sosial (S), pemerintah (P), maupun jenis
pelanggan industri (I) dapat mengajukan pemasangan PLTS atap. Selain kelima
jenis pelanggan tersebut, PLN memiliki beberapa jenis pelanggan/penyambungan
lain, yaitu PJU (penerangan jalan umum-P3- baik sudah terpasang meter atau
belum), traksi (T), dan curah (C). Namun, untuk jenis pelanggan tersebut belum
ada pengaturan sebagai pelanggan PLTS atap oleh pemerintah.

2. Memeriksa ID pelanggan, untuk kemudian berkonsultasi kepada PLN terkait


rencana pemasangan PLTS atap Pelanggan PLN perlu menginformasikan kepada
PLN wilayah setempat terkait rencana untuk memasang PLTS atap, dengan
membawa informasi tentang ID pelanggan dan kartu identitas. Setelah informasi
rencana pemasangan PLTS atap diterima oleh PLN, PLN akan menginformasikan
persyaratan untuk penyambungan PLTS atap27, serta formulir pengajuan untuk
diisi oleh pelanggan setelah perancangan PLTS atap selesai. Secara simultan, PLN
akan melakukan pemeriksaan sistem kelistrikan, diantaranya jenis kWh meter yang
terpasang pada sambungan pelanggan. Hal ini nantinya berimplikasi pada besarnya
biaya penyambungan sebagai pelanggan PLTS atap. Penting untuk dicatat bahwa
pada tahap ini, pelanggan PLN belum melakukan pengisian formulir pengajuan.
Karena pelanggan perlu memberikan data spesifikasi komponen PLTS yang akan
digunakan, maka pengisian formulir baru dapat dilakukan setelah perencanaan dan
perancangan sistem PLTS atap selesai. Saat ini, terdapat 2 jenis sambungan PLN

32
yang berimplikasi pada kebutuhan jenis kWh meter yang berbeda, yaitu
sambungan 1 phase dan 3 phase. Implikasi kedua jenis sambungan eksisting
tersebut adalah sebagai berikut:

3. Memeriksa daya tersambung saat ini Dengan mengetahui daya tersambung saat
ini, maka pelanggan PLN dapat menentukan kapasitas maksimal sistem PLTS atap
yang dapat dipasang, yaitu sebesar 100% daya tersambung. Namun tidak menutup
kemungkinan untuk memasang sistem PLTS atap yang lebih besar, dengan catatan
pelanggan melakukan pengajuan perubahan daya. Untuk memutuskan apakah
perlu menambah daya atau tidak, dapat dibantu dengan melakukan analisa
kebutuhan beban supaya investasi PLTS atap oleh pelanggan optimal.

Terdapat dua cara untuk memeriksa ketiga hal di atas, sebagai berikut:

1. Dengan melihat kWh Meter dan MCB yang terpasang MCB atau pembatas
arus dapat dengan mudah dilihat oleh pelanggan, biasanya terpasang tepat di
bawah
kWH meter. Seperti pada gambar di bawah ini :
Cara membaca pembatas arus (MCB):
2. Dengan melihat tagihan rekening listrik Pembayaran listrik saat ini semakin
mudah dengan fasilitas pembayaran online. Pada beberapa website
pembayaran online, dengan memasukkan nomor identitas pelanggan, kita
dapat mengetahui jenis pelanggan, dan daya maksimum/daya tersambung.

3.2 Pengukuran
1. Pengukuran pertama dilakukan pada beban sanbungan dari tiang utama SR
(Saluran Rendah). Pada kondisi ini beban sambungan dan SR menuju rumah ke
rumah tidak boleh melebihi 7 sambungan. Dan apabila melebihi, maka akibbatnya
akan terjadi drop tegangan pada sambungan terakhir. Jika sudah melebihi 7
sambungan, maka pemasangan meteran harus di tunda hingga pemasangan tiang
SR baru dari pihak PLN.

2. Pengukuran panjang kabel twist yang akan melintang dari SR menuju KWh
tidak melbihi 40 meter.

33
3. Pemilihan jenis kabel yang akan dipasang yang di sesuaikan dengan beban meter
nantinya dan sambungan rumah ke-, apabila sambungan rumah ke-1 untuk semua
daya (termasuk daya rendah) maka seharusnya memakai kabel Twist NYF 2 x
16mm2. Untuk daya di atas 2200VA juga harus memakai jenis kabel 2 x 16mm2
walaupun Meter tidak terletak pada SR ke-1

4.Memeriksa dan mengukur kondisi lapangan yang akan di pasang agar sesuai
dengan stanfar dengan peralatan yang akan dipasang.

3.3 Kesimpulan Gangguan


Dalam penginstalan dari KWh meter EXIM gangguan yang pernah penulis
alam diantara lain:

- Meteran EXIM tidak mengalirkan fasa ke instalasi rumah pelanggan


- Tertulisnya tanda “PERIKSA” pada layar LCD KWH
- Baut patah saat pemasangan pada Box

3.4 Memasang dan Menyetel


3.4.1 Pemasangan

Hal pertama yang harus dilakukan sebelum memasang sebuah kwh meter
EXIM adalah memakai APD (Alat Pelindung Diri) lengkap agar keamanan tetap
terjaga. Setelah menggunakan APD langkah selanjutnya adalah memasang kwh
meter.

Proses pemasangan kwh meter EXIM diantaranya sebagai berikut :

1. Membongkar meteran yang sebelumnya terpasang pada rumah


pelanggan. Pembongkaran ini digunakan untuk menggantikan
meteran yang lama dengan meteran EXIM yang dikhusukan untuk
net metering panel surya.
2. Buka dan keluarkan Meteran EXIM dari kotaknya, kemudian
lakukan perakitan pada Box, dengan langkah sebagai berikut; buka
penutup terminal, kendorkan baut baut yang ada di terminal yang
nanti akan berfungsi sebagai soket dari instalasi pelanggan, kabel

34
power dari pln, dan MCB, pasang meteran pada box dengan
mengencangkan sekrup pada ujung atas dan tengah kiri kanan
meteran dan memasang MCB yang sudah disesuaikan dengan daya
yang diinginkan pelanggan.

Gambar 3.1 Gambar 3.2


Meteran EXIM yang sudah Box Panel
dirakit pada box
3. Pasang Box panel pada dinding rumah pelanggan menggunakan
baut dynabolt, setelah itu masukkan kabel NYY 3 x 4 mm2 atau
NYY 3 x 6 mm2 dari instalasi rumah pelanggan, serta kabel SR
(kabel jala-jala PLN) pada meteran terdahulu lalu dipasangkan ke
soket power yang ada di KWH meter dan kencangkan bersama
kabel instalasi menuju pelanggan dan kabel MCB. Hubungkan
kabel pada terminal meteran seperti gambar berikut.

Gambar 3.3
Contoh penghubungan kabel pada terminal

35
a. Setelah semua kabel terpasang dengan bagaimana mestinya, dan
meteran sudah menyala, maka selanjutnya adalah memasang
penutup dari Terminal yang tadi sudah di lepaskan, usahakan agar
memasang tutup ini dengan serapat mungkin hingga tidak ada tutup
yang keluar dan sewaktu-waktu bisa melonggarkan sensor segel
yang ada atas penutup. Setelah itu dimsukkan token Clea Tamper
yaitu sebagai tanda bahwa meteran ini telah aktif dan di pasang oleh
lembaga yang berwenang ( Legal ).

36
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Dari hal yang dibahas Kwh meter EXIM di atas penulis mengambil kesimpulan
bahwa pemasangan Kwh meter EXIM secara terstruktur mulai dari memasang plat
kwh meter sampai mengencangkan kabel sesuai tempat yang sudah ditentukan
harus benar-benar diketahui agar nantinya dapat berguna di dunia industri. Dan
juga PLTS atap dengan menggunakan sistem net metering, merupakan opsi ramah
lingkungan yang dapat diterapkan untuk menghemat listrik pada rumah.

4.2 Saran
Untuk kemajuan pihak industri dan pihak sekolah, dengan tanpa mengurangi
rasa hormat terhadap kedua belah pihak. Pada kesempatan ini saya akan
menyampaikan beberapa saran atau masukan semoga saran ini dapat
membrikan banyak manfaat. Adapun saran tersebut meliputi

1. Saran untuk sekolah


a. Diharapkan Sekolah memberikan penekanan lebih kepada masalah
budaya kerja yang berlaku pada instansi pemerinah maupun swasta.
Dengan demikian siswa cenderung lebih mudah beradaptasi dalam
dunia kerja.
b. Sekolah perlu memberikan penekanan pada penguasaan keterampilan
yang sesuai dengan kemajuan teknologi di dunia kerja saat ini. Dengan
demikian, para siswa dapat mengaplikasikan teori dan keterampilan
yang diperolehnya secara maksimal.
2. Saran untuk industri
a. Kepada pimpinan / mentor yang berada di industri, saya harapkan
agar sabar dan tidak pernah bosan untuk memberikan pengarahan
dan bimbingan kepada para siswa PKL yang akan datang.

37
b. Untuk pembimbing, saya berharap agar meperkenalkan,
menjelaskan, membimbing dan mengarahkan berbagai jenis
kegiatan dalam dunia kerja sehingga siswa PKL dapat mengetahui
dengan baik dunia kerja industri.

38
LAMPIRAN

39

Anda mungkin juga menyukai