Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

PERAWATAN DAN TROUBLESHOOTING

PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN MOTOR 3 FASA

NAMA : Titania Febrian Da’i Wahab Putra

NIM : 031800039

JURUSAN TEKNOFISIKA NUKLIR

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR

BADAN TENAGA NUKLIR

YOGYAKARTA

2021
A. TUJUAN
1. Memahami rangkaian dan cara kerja serta bagian-bagian dari motor 3 fasa
(motor induksi rotor sangkar) dalam rangka pemeliharaan motor 3 fasa
2. Mengetahui dan memahami cara-cara pembongkaran motor listrik 3 fasa.
3. Mengetahui jumlah alur stator, lilitan utama serta hubungan antar lilitan
dalam rangka perbaikan motor 3 fasa.
4. Melakukan pelilitan dan pemasangan ulang (rewinding) lilitan motor 3
fasa serta menguji kinerja motor yang telah dililit ulang.

B. DASAR TEORI

Motor listrik membawa pembaharuan disegala bidang dalam revolusi


industri karena tanpa energi listrik melalui motor listrik, tidak mungkin
berkembang secepat apa yang kita saksikan saat ini. Bermacam-macam motor
dibuat bisa dijalankan dengan arus DC maupun AC. Diatas segala macam
motor itu motor induksi / asyncroon paling banyak dipakai karena strukturnya
sederhana, kokoh, harganya relatif murah, mudah dirawat dan sedikit
mengalami gangguan.

Dalam praktikum ini kita akan membongkar motor induksi 3 fasa rotor
sangkar dimana secara prinsib pada statornya adalah sama dengan motor
induksi 3 fasa lainnya. Motor listrik bila dibongkar maka akan kita jumpai
banyak kawat email yang dibelitkan pada alur-alur statornya.Banyak belitan
itu disatukan menjadi kumparan, beberapa kumparan dikelompokkan menjadi
group kuimparan dari beberapa group untuk motor 3 fasa dikelompokkan lagi
menjadi fasa. Dari 3 fasa kumparan itu posisinya secara geometris bergeseran
120° listrik, dimana 180° listrik adalah jarak antara 2 kutub U dan S dari
medan magnet yang terjadi. Sehingga bila ke dalam 3 kumparan fasa itu di
suplai sumber listrik 3 fasa pula maka medan magnet yang terjadi dari ke 3
kumparan fasa itu adalah saling bergeseran 120° listrik baik secara geometris
maupun fasanya sehingga mampu memutar rotor motor tersebut.

Bentuk dan model dari kumparan motor adalah bentuk gelung dengan
model lapis ada lapis tunggal ,lapis ganda bahkan ada sampai lapis enam dan
bentuk lainnya adalah bentuk konsentris. Seperti gambar 06 adalah 1 group
kumparan gelung dan konsentris. Kemudian pada gambar 07 menunjukkan
model dari kumparan. Bentuk kumparan konsentris dengan lapis tunggal atau
campuran banyak dijumpai pada motor-motor 1 fasa sedangkan bentuk
gelung dengan lapis ganda atau lebih banyak dijumpai pada motor 3 fasa.
Pada gambar 06 menunjukkan bahwa satu group terdiri dari 3 kumparan
dengan model lapis tunggal yaitu satu alur terdapat satu sisi kumparan,
langkah / kisar kumparannya untuk yang gelung 4 dan untuk yang konsentris
5. Bila diketahui jumlah kumparan(W), jumlah kumparan per group (a) ,
jumlah group (b), jumlah kumparan per fasa (c), maka kisar kumparan (k)
bisa dicari bila putaran motor (n) , jumlah alur (G) dan lapis (l) diketahui pula
yaitu dengan menggunakan persamaan berikut.

Bila putaran (n) diketahui maka dengan rumus diatas jumlah pasang kutub
(p) pada motor bisa dicari,sehingga langkah / kisaran kumparan (k) dan lain-
lainnya bisa ditentukan pula dengan persamaan yang berikut.

Pada gambar (08.a) adalah contoh dari kumparan pada stator motor listrik
3 fasa dengan jumlah alur (G) 18, bentuk kumparan gelung lapis (l) ganda 2,
jumlah pasang kutub 1 sehingga dapat ditentukan jumlah kumparan (W)
adalah 18, jumlah kumparan per fasa (c ) 6, jumlah group (b) 6 dan jumlah
kumparan pergroup (a) 3, serta kisar kumparan (k) adalah 9. Sedangkan untuk
jumlah lilit per kumparan serta tebal kawat disamakan dengan data dari hasil
pembongkaran bila data tidak didapat maka hal itu bisa ditentukan sesuai
dengan arus / daya nominal motor dengan menengok kembali pada teori
perencanaan mesin listrik.Pada gambar (08.a) ditunjukkan bahwa fasa I terdiri
dari 2 group dengan 6 kumparan garis strip-strip, fasa II jumlah group dan
kumparan sama dengan garis titik-titik dan fasa III garis kontinyu. Kemudian
antar group kumparan cara hubungannya seperti pada gambar (08.b) dimana
ujung-ujungnya untuk fasa I U-X, fasa II V-Y dan fasa III W-Z .Dalam
keadaan hubungan masih seperti itu maka kita bisa menginstal motor itu
apakah mau sistim sambungan Υ (bintang) atau Δ (delta) tergantung
permintaan.
C. ALAT DAN BAHAN
1. Alat-alat mekanik berupa kunci-kunci pas dan ring, obeng, palu ,pahat
dingin, tang, cutter tang kombinasi ,trecker bearing dan puley dan lain-
lain.
2. Kawat email yang sesuai.
3. Kertas isolator
4. Bambu.
5. Mistar, sketmatch ataupun Mikrometer.
6. Sikat kawat, sikat rambut/kuas , kain majun dan compressor.
7. Gunting kertas dan alat-alat tulis.
8. Multi tester.
9. Megger.
10. Rotor dan stator tester
11. Variac 3 fasa bila diperlukan

D. LANGKAH KERJA
1. Pengamatan unjuk kerja motor dan mengetahui bagian-bagian dari motor 3
fasa (motor induksi rotor sangkar)
a. Siapkan motor 3 fasa, amati dan tentukan jenis motor yang akan
dilakukan pemeliharaan.
b. Periksa dan catat name plate dari motor lengkap.
c. Lepaskan hubungan antar lilitan pada motor, dan ujilah tahanan isolasi
antara lilitan dengan body motor, catat tahanan isolasinya.
d. Hubungkan kembali lilitan dan hubungan motor, kemudian hidupkan
motor, amati arus start dan arus nominal, tegangan, putaran motor 3
fasa yang akan diperbaiki

2. Menjalankan motor tanpa inventer


a. Lepas tutup kipas berikut kipasnya serta puley bila ada.
b. Tandai tutup motor kanan dan kiri agar dalam pemasangan kembali
nanti tidak tertukar sehingga tetap balans seperti semula.
c. Lepas tutup motor kanan dan kiri dengan melepas baut baut
pengikatnya.
d. Keluarkan rotor dari dalam statornya.
e. Ujilah rotor dan stator dengan tester.
f. Bersihkan stator dan rotor dengan sikat/kuas ,kain majun dan
compressor.

3. Menghitung jumlah alur stator, lilitan bantu dan lilitan utama serta
hubungan kedua lilitan dalam rangka perbaikan motor 3 fasa.
a. Periksa dan catat jumlah alur stator.
b. Periksa dan catat kisar/lilitan kumparan.
c. Periksa dan catat bentuk dan model belitan.
d. Hitung dan catat jumlah kumparan.
e. Periksa dengan teliti dan catat sistim sambungan mulai dari ujung
kumparan hingga ke terminal motor.
f. Buatlah gambar kumparan secara lengkap mulai dari bentuk, model,
kisar kumparan hingga sistim sambungannya.
g. Cari dan tentukan bagian yang rusak dari kumparan sehingga dapat
dipastikan apakah kumparan perlu dibongkar total atau cukup
sebagian.Apabila ternyata mesti harus dibongkar total maka :
 Periksa klas isolasi, bila kumparan tak terbakar maka tak dapat
segera Dibongkar maka bila klas A isolasinya panaskan
kumparan itu dengan cara mengalirkan arus listrik kedalam
kumparan itu secukupnya dengan diatur memakai variac.
Tetapi kalau isolasinya diluar klas A hal ini tidak efektif
dilaksanakan.
 Potonglah sisi kumparan tanpa sambungan pada stator dengan
gergaji besi dan kemudian gunakan besi sebesar alur untuk
mendorong/memukul keluar kumparan itu.
 Simpanlah kumparan dalam bentuk aslinya sedapat mungkin,
karena diperlukan untuk pembuatan mal/ukuran kumparan baru
untuk perbaikan.
 Bersihkan stator dengan sikat kawat bila perlu ,dengan kuas
kain majun dan compressair.
 Periksa isolasi kumparan dan isolasi alur , dari bahan apa dan
tebalnya seberapa. Periksa dan catat dengan teliti jumlah lilit
tiap kumparan serta tebal kawat email tanpa isolasi serta kalau
mungkin jenis/type kawat tersebut.Hal ini perlu dilakukan
secara cermat karena kadang kadang dalam tiap kumparan
tidak sama dalam jumlah lilit dan tebal kawat.
 Timbanglah berat seluruh kawat kumparan yang telah
terbongkar untuk estimasi pengadaan kawat untuk perbaikan.
 Periksa stator, bentuk alur bila rusak diperbaiki.

4. Melakukan pelilitan dan pemasangan ulang (rewinding) lilitan motor 3


fasa serta menguji kinerja motor yang telah dililit ulang.
a. Buat dan pasang kertas isolasi alur-alur pada stator.
b. Persiapkan/buat mal/cetakan kumparan yang sesuai ukuran kumparan
baik untuk kumparan bantu/start maupun kumparan utama.
c. Buat kumparan dengan menggunakan mal-mal diatas baik untuk
kumparan bantu ataupun kumparan start, ingat kumparan bantu
kawatnya lebih kecil dan junlah lilitnya lebih banyak dibanding
dengan kumparan utama dan tiap kumparan diikat agar tidak terurai.
d. Siapkan kertas isolasi penutup alur beserta ganjal/bajinya.
e. Masukkan kumparan-kumparan pada alur-alur stator secara hati-hati
agar tidak rusak isolasinya serta secara berurutan dengan kumparan
fasa R di dahulukan.
f. Bila model kumparan berlapis dalam alurnya maka pasang isolasi lapis
sebagai isolasi antar lapisan itu.
g. Setelah semua kumparan masuk maka pasanglah kertas isolasi penutup
h. Pasanglah baji atau pasak pengunci dengan membuat dari bahan
kayu/bambu agar kumparan terpasang kuat di stator.
i. Bentuk dan rapihkan sisi kumparan yang menonjol di sisi kanan dan
kiri stator dengan pemukul palu plastik/mica.
j. Keluarkan ujung-ujung awal dan akhir dari semua kumparan dan kerik
isolasinya guna pengukuran dan penyambungan.
k. Lakukan penyambungan antar kumparan baik dalam kumparan utama
maupun kumparan bantu.
l. Motor dirakit sebagaimana layaknya motor telah selesai diperbaiki
untuk dilakukan pengujian sambungan kumparan.
m. Lakukan uji tegangan tembus isolasi dan uji coba motor tanpa beban
dengan diamati dan dicatat data-data tegangan tembus/megaohm (Ω)
arus (A), tegangan (V) dan putaran (n) setelah selesai motor dibongkar
lagi baik normal ataupun tidak.
n. Bila motor ternyata belum normal maka dilakukan perbaikan
seperlunya dan bila sudah normal baik maka kumparan diikat kuat dan
rapaih pada statornya.
o. Pengisolasian kumparan diawali dengan pemanasan awal beberapa
menit dengan suhu dikendalikan sesuai klas isolasinya.
p. Setelah mengalami pemanasan awal maka dilakukan pengisolasian
dengan varnis/serlak isolasi diteteskan/dikuaskan pada seluruh
kumparan hingga merata dan meresap ke dalam kumparan.
q. Setelah isolasi varnis merata keseluruh kumparan maka diamkan
beberapa menit agar isolasi benar-benar meresap keseluruh kumparan.
r. Dilakukan pengeringan isolasi dengan sistim aliran arus ataupun
dengan oven pemanas atau dengan bola lampu ditaruh dalam stator
atau dengan dijemur disesuaikan dengan peralatan yang ada dengan
waktu ± 24 jam.
s. Lakukan uji tegangan tembus lagi, dalam hal ini diharapkan hasilnya
lebih bagus daripadam sebelum beri sirlak.
t. Motor dirakit kembali dan lakukan uji oprasi untuk meyakinkan
kebenaran data setelah dilakukan perbaikan.
u. Motor diserahterimakan kepada pemesan perbaikan/asisten.
v. Pembuatan laporan analisa data-data sebelum dan sesudah perbaikan
dan kesimpulan.

E. HASIL PRAKTIKUM

F. PEMBAHASAN

G. KESIMPULAN
1.

Anda mungkin juga menyukai