MENGGUNAKAN KONTAKTOR
SYAMUEL IRMANSYAH M
13117029
2020
LEMBAR PENGESAHAN
KERJA PRAKTIK
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Program
Studi Teknik Elektro, Institut Teknologi Sumatera
MENGGUNAKAN KONTAKTOR
Oleh :
Syamuel Irmansyah M
(13117029)
1|
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat-Nya saya dan
rekan saya dapat menyelesaikan Kuliah Praktik (KP) dan Laporan ini dengan
selamat dan baik meskipun masih banyak kekurangan selama pelaksanaan Kuliah
Praktek dan pembuatan laporan di PT. WANAPOTENSI GUNA. Terimakasih
saya ucapkan juga kepada seluruh pihak-pihak dan instansi yang telah membantu
saya selama Kuliah Praktek berlangsung sehingga saya dapat menyelesaikan
laporan ini, terkhusus saya ucapkan trimakasih kepada :
Bapak Swadexi Istiqphara ST.MT selaku dosen pembimbing saya
yang mensukseskan kegiatan pembelajaran Kuliah Praktik sesuai
dengan SOP Kuliah Praktik Teknik Elektro ITERA.
Bapak Krisna Dimas Prasetyo S.T selaku Pembimbing Lapangan
selama melakukan Kuliah Praktik di PT. WANAPOTENSI
GUNA.
Bapak Manager HRD, Pak Birhot Manurung dan kepada Bapak
Manager PKS Pak Ronald S.M. Silitonga yang telah memberi izin
untuk kami dapat melakukan Kuliah Praktik di PT.
WANAPOTENSI GUNA.
Kedua Orang tua & saudara/i kandung saya yang telah memberikan
waktunya mengantarkan saya ke lokasi PT. WANAPOTENSI
GUNA.
Kuliah Praktik ini merupakan salah satu mata kuliah yang wajib ditempuh
di prodi Teknik Elektro INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA. Laporan Kuliah
Praktik ini disusun sebagai pelengkap Kuliah Praktik yang telah dilaksanakan
selama 1 bulan tepanya 39 hari di PT. WANAPOTENSI GUNA.
Saya sangat berharap apa yang ada pada laporan saya, dapat membantu
menambah wawasan serta pengetahuan tentang Sistem Kontrol pada Elektro
Motor 3 phasa menggunakan kontaktor. Sebelumnya saya meminta maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan memohon kritik serta
saran yang membangun demi kesempurnaan laporan ini.
2|
DAFTAR ISI
Lembar Persetujuan Laporan KP .............................................................. 1
Daftar Isi.................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN
BAB IV PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
3|
BAB I
PENDAHULUAN
Seperti yang kita ketahui sekarang ini Kontaktor dapat mengendalikan suatu
alat sepert halnyai mematikan dan menghidupkannya motor listrik (elektro
motor). Motor listrik sendiri merupakan suatu kebutuhan primer disuatu
perusahaan yang bergerak di bagian industry contohnya industry kelapa sawit
yang ada di PT. Wanapotensi Guna. Motor listrik digunakan sebagai penggerak
bagi alat-alat lainnya. Tentunya akan lebih efektif jika motor ini dapat bertindak
sesuai dengan keadaan yang ada. Kontaktor itu sendiri memiliki prinsip kerja
yang unik dengan memanfaatkan induksi elektromagnetik. Didalam kontaktor
terdapat bagian-bagiannya tersendiri, serta kontaktor harus sesekali dilakukan
pemeliharaan agar tetap bekerja secara optimal. Maka dari pada itu pada
4|
kesempatan ini akan dibahas lebih dalam tentang Kontaktor sebagai system
kontrol terkhusus pada motor listrik.
Motor listrik sendiri merupakan salah satu peralatan pengubah energi listrik
menjadi energi mekanis. Energi mekanis ini dalam penerapannya digunakan
sebagai mesin untuk proses produksi,seperti mesin single end,mesin rip
saw,mesin cross cut,dan masih banyak penerapannya di dunia industry.
Salah satu motor listrik yang paling banyak digunakan sebagai penggerak
adalah motor 3 fasa atau motor induksi 3 fasa, karena konstruksinya lebih
sederhana dan perputarannya relatif lebih konstan dengan perubahan beban
dibandingkan dengan motor listrik jenis lain.
Motor induksi 3 fasa yang digunakan sebagai penggerak mesin yang dicatu
oleh sumber listrik 3 fasa dalam pemasangannya harus menempatkan beberapa
peralatan proteksi untuk mengamankan motor dan rangkaian motor dari gangguan
yang akan terjadi saat motor dioperasikan.
1.2 Tujuan
Terdapat beberapa tujuan laporan dalam melakukan Kerja Praktek selama ada
di PT. Wanapotensi Guna yaitu :
5|
4. Untuk memahami masalah yang sering terjadi pada system pengendalian
elektro motor menggunakan kontaktor.
5. Untuk memahami cara mengatasi permasalahan yang sering terjadi pada
sistem pengendalian elektro motor menggunakan kontaktor.
Kami melakukan kerja praktek dimulai dari tanggal 13 July 2020 sampai
dengan 18 Agustus 2020, yang berada di perusahaan kelapa sawit PT.
Wanapotensi Guna. Berikut informasi mengenai perusahaan :
6|
A. DATA POKOK
3. Alamat operasional : Jln. H. Abdul Rozak No. 7-9, Kel. Bukit Sangkal,
Kalidoni, Palembang – 30114, Telp. 0711-7826323-
24, Fax.0711-7826118.
4. Alamat kantor pusat : Jl. Batu Tulis Raya No. 6, Kebon Kelapa, Gambir
Jakarta Pusat -10120, Telp. 021-3512409-10,3512419,
Fax. 021-3458856,
5. Akta Perusahaan :
B. PERIZINAN
7|
b. No. 07/SK-ILP/MUBA/1998 tanggal 14 Mei 1998 luas 9.500 ha,
c. No. 06/SK-ILP/MUBA/2000 tanggal 24 Juli 2000 luas 9.500 ha, dan
d. No. 312 Tahun 2002 tanggal 12 September 2002 luas 3.000 ha,
e. No. 958 Tahun 2011 tanggal 18 Agustus 2011 luas 2.029 ha.
5. SK HGU dari Kepala BPN RI Nomor : 43-HGU-BPN Tgl. 28 Juli 2008 seluas
7.352 ha dan Sertifikat HGU Nomor : 21/MUBA tanggal 12 Desember 2008.
Visi :
”Optimalisasi lahan rendahan dan bergambut melalui pembangunan perkebunan
kelapa sawit dan industri pengolahan yang efisien, berkualitas dan ramah
lingkungan”
Misi :
1. Pemanfaatan lahan non produktif untuk budidaya kelapa sawit yang ramah
lingkungan;
2. Peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat sekitar;
3. Perwujudan dalam partisipasi dalam pembangunan nasional melalui
perkebunan dan unit pengolahan kelapa sawit;
4. Penciptaan lapangan perkerjaan dan kesempatan berusaha;
8|
5. Terwujudnya perusahaan yang besar dan handal dalam produksi Tandan Buah
Segar (TBS) dan Crude Palm Oil (CPO) yang tinggi, yang didukung
manajemen yang handal, disiplin, dan berkualitas.
Tujuan :
D. RIWAYAT PERKEBUNAN
1. Pembangunan kebun inti dimulai pada tanggal 1 Juni 1997 dan penanaman
perdana kelapa sawit dilakukan pada tanggal 17 Juli 1998.
2. Proses perolehan lahan melalui berbagai cara, yaitu : pancung alas dan ganti
rugi/jual beli kepada masyarakat dan kelompok masyarakat, berdasarkan
musyawarah mufakat dan difasilitasi oleh Pemerintah setempat (desa,
kecamatan dan pemerintah kabupaten).
3. Karena sebagian areal rendahan dan bergambut, maka pada setiap blok
tanaman dibuat atau dikelilingi oleh parit. Selain mengatur fungsi agar lahan
tanaman tidak tergenang juga menjaga keseimbangan air (untuk menghindari
defisit air pada tanaman kelapa sawit).
4. Di lokasi ini mempunyai curah hujan yang tergolong tinggi dibanding areal
sekitarnya (rata-rata > 2.800 mm/tahun) sehingga sangat optimal bagi tanaman
kelapa sawit. Namun pada sisi lain menghambat proses pembangunan kebun,
karena akses jalan sering kali rusak.
5. Sejak tahun 2006 telah dilakukan pengerasan jalan dengan penimbunan pasir
dan batu (koral) sehingga saat ini jalan kebun dominan dapat dilalui sepanjang
tahun.
9|
6. Areal tanaman kelapa sawit saat ini terbagi dalam 13 divisi, dengan rata-rata
luas 550 ha. Suatu divisi dipimpin oleh seorang assisten lapangan. Saat ini
semua divisi telah dipanen dan pemeliharaan kebun untuk memperoleh
pemanenan TBS yang optimal.
Wilayah administrasi
Desa : Panai (d/h. Air Balui), Nganti, Jud II, Penggage, Ngulak
III, Beruge, Muara Punjung dan Sukadamai.
10 |
- Borongan : 105 orang
1. Unit pengolahan TBS menjadi CPO telah dibangun mulai tahun 2008 (akhir)
dan mulai dioperasikan pada tangal 5 Februari 2010 dengan kapasitas
terpasang 90 ton TB/jam (terpasang).
2. Air limbah saat ini telah dikelola dengan sistem kolam (pond) dan setelah
memenuhi BMLC dibuang ke Sungai Punjung, untuk pengembangan dalam
pengelolaan air limbah direncanakan akan dilakukan dengan aplikasi pada
lahan pertanaman kelapa sawit menghasilkan (Land Apllication), guna
memperoleh manfaat tambahan : sebagai pengganti pupuk anorganik,
meningkatkan produksi TBS dilokasi yang diaplikasi, dan air limbah tidak
membebani air sungai/air permukaan penerima air limbah.
11 |
BAB II
DASAR TEORI
Gambar. 2.1 Contoh Pemakaian Elektro Motor Pada Induct Fan Boiler
Masing-masing Elektro motor mempunyai bagian yang diam dan bagian yang
bergerak. Bagian yang bergerak dan diam terdiri dari inti besi yang dipisahkan
oleh celah udara dan membentuk rangkaian magnetic dimana fluksi dihasilkan
oleh aliran arus melalui kumparan atau belitan yang terletak didalam kedua bagian
tersebut, (wisnuwihar, p. 2016).
Bagian yang diam pada motor listrik disebut dengan stator. Sedangkan bagian
yang bergerak disebut dengan rotor. Stator yaitu suatu kumparan pada motor yang
berfungsi sebagai penerima tegangan. Tegangan yang diberikan pada stator akan
menghasilkan arus. Arus yang dihasilkan akan menimbulkan medan magnet yang
berputar. Medan magnet tersebut akan menginduksi pada rotor dan rotor berputar,
(wisnuwihar, p. 2016).
12 |
Gambar 2.2 Komponen Stator dan Rotor pada elektro motor
Mekanisme kerja untuk seluruh jenis motor secara umum sama yaitu :
a. Arus listrik dalam medan magnet akan memberikan gaya
b. Jika kawat yang membawa arus dibengkokan menjadi sebuah lingkaran
atau loop, kedua sisi loop pada sudut kanan medan magnet akan
mendapatkan gaya pada arah yang berlawanan.
c. Pasangan gaya menghasilkan tenaga putar atau torsi untuk memutar
kumparan.
Elektro motor 3 fasa atau biasa disebut dengan motor induksi 3 fasa adalah
motor yang mempunyai slip antara medan putar dengan putaran rotornya. Di
dalam motor induksi juga terdapat komponen utama yaitu rotor dan stator. Rotor
pada motor induksi terbagi menjadi dua jenis rotor yaitu :
a. Rotor kandang tupai terdiri dari batang penghantar tebal yang dilekatkan
dalam petak-petak slots parallel. Batang-batang tersebut diberi hubungan
pendek pada kedua ujungnya dengan alat cincin hubungan pendek.
b. Lingkaran rotor yang memiliki gulungan tiga fase, lapisan ganda dan
terdistribusi. Rotor tersebut dibuat melingkar sebanyak kutub stator. Tiga
fase digulungi kawat pada bagian dalamnya dan ujung yang lainnya
dihubungkan ke cicin kecil yang dipasang pada batang as dengan sikat
yang menempel.
Untuk stator yang ada di motor induksi ini dibuat dari sejumlah stampings
dengan slots untuk membawa gulungan tiga fase. Gulungan ini dilingkarkan untuk
sejumlah kutub yang tertentu. Gulungan diberi spasi geometri sebesar 120 derajat,
(wisnuwihar, p. 2016).
13 |
penggunaan di industri sangatlah kurang dan kebanyakan di industri-industri besar
itu menggunakan motor induksi tiga fasa, (wisnuwihar, p. 2016).
Motor induksi tiga fasa adalah motor listrik yang mempunyai kapasitas-
kapasitas daya yang besar. Dari alasan inilah banyak perusahaan atau industri-
industri besar memilih motor induksi tiga fasa ini sebagai mesin-mesin yang
membantu dalam proses produksi setiap harinya, (wisnuwihar, p. 2016).
Jenis-jenis motor induksi terbagi menjadi dua yaitu ada motor induksi tiga
fasa rotor sangkar dan motor induksi tiga fasa rotor lilit. Di industri motor induksi
tiga fasa yang sering kali di temui adalah motor induksi rotor sangkar,
(wisnuwihar, p. 2016).
14 |
Gambar. 2.5 Wiring Diagram Direct On Line (DOL)
Besar arus startnya dapat mencapai 5 sampai dengan 7 dari arus beban
penuhnya (bila tidak diketahui biasanya dipakai 6x arus beban penuhnya). Hal ini
terjadi karena motor pada saat diam memiliki momen inersia (motor dalam
keadaan diam), sehingga untuk mengalahkan momen inersia ini dibutuhkan arus
yang besar. Starter ini terdiri dari breaker sebagai proteksi hubung singkat,
kontaktor, over current relay dan komponen control seperti push button. Kontrol
start dan stop dilakukan dengan push button yang mengontrol tegangan pada coil
kontaktor. Sementara itu output OCR terangkai secara serrie sehingga jika OCR
trip, maka output OCR akan melepas tegangan ke coil kontaktor, (Azly, 2017).
Starter pada rangkaian ini dapat mengurangi lonjakan arus dan torsi pada saat
start. Tersusun atas 3 buah kontaktor yaitu main kontaktor, star kontaktor dan
delta kontaktor, timer untuk pengalihan dari star ke delta serta sebuah overload
relay. Pada saat start, starter terhubung secara star. Gulungan stator hanya
menerima tegangan sekitar 0,578 (seper akar tiga) dari tegangan line. Jadi arus
dan torsi yang dihasilkan akan lebih kecil dari pada DOL Starter. Setelah
mendekati speed normal starter akan berpindah menjadi terkoneksi secara Delta.
15 |
Starter ini akan bekerja dengan baik jika saat start motor tidak terbebani dengan
berat, (Azly, 2017).
2.4.3 Autotransformer
16 |
2.4.4 Soft Starter
Prinsip dasar rangkaian Soft Starter adalah mirip dengan rangkaian Auto Star-
Delta, yaitu mengurangi tegangan awal yang tinggi. Pada rangkaian soft starter,
elektro motor yang di kendalikan memiliki kemampuan/daya sedang hingga
tinggi. Penggunaan motor listrik ini pada elektro motor 3 phase dengan daya 5,5
kW hingga diatas 22 kW, (Administrator2, 2017).
Jumlah putaran elektro motor 3 fasa ketika kondisi beban kosong (tanpa
beban) berbeda dengan putaran beban penuh, hal ini di karenakan “slip”.
17 |
2. Slip (%) = (rpm beban kosong – rpm beban penuh ) (2.2)
75 X Л
N = Daya motor ( HP/KW)
P = Berat beban yang bergerak ( Kg ) N = PXV (2.4)
V = Kecepatan gerak beban ( M/det )
Л = Rendemen total mesin 102 X Л
Keterangan :
N = 1000 x V x j x h (2.4)
V = Debit zat cair( m³/det) 75 X Л
j = Berat jenis zat cair
N = 1000 x V x j x h (2.5)
h = Actual head + fiction head
= Tinggi aktual zat cair yg di pompa + 102 X Л
Tinggi semu
Л = Rendemen total mesin
18 |
Ketahanan terhadap lingkungan
2. Pengaturan instalasi
Perlindungan mekanis
Pertukaran udara
3. Pengukuhan
Setiap motor listrik terdapat plat nama yang berguna sebagai data
perhitungan kita sebelum pemasangan unit mesin.
Nama pembuat
Tegangan kerja nominal
Arus beban penuh nominal
Frekwensi nominal dan jumlah fase
Kecepatan beban penuh nominal
Suhu nominal dan kelas isolasinya
Waktu kerja nominal
Jenis lilitan
Jenis kontruksi
Gambar. 2.9 Pemasangan Motoran dengan spesifikasi 22 kW, 1500 rpm, 4 poles
19 |
Pemilihan motor listrik dan perlengkapannya
Setiap motor listrik dan perlengkapannya yang akan dipasang harus dalam
keadaan baik, serta di rancang dengan tepat untuk maksud dan keadaan di mana
elektro motor dan perlengkapannya akan di pasang.
20 |
Perlindungan mekanis
Elektro motor yang di pasang harus di lindungi dengan tepat di tempat-
tempat di mana besar kemungkinannya akan terjadi kerusakan mekanis.
Pertukaran udara
Elektro motor harus di pasang sedemikian rupa, sehingga pertukaran udara
untuk pendinginan cukup terjamin.
2.6.3 Pengukuhan
Elektro motor yang di pasang harus benar pada tempatnya, pondasi, baut-
baut dan perlengkapan lainnya benar-benar kuat.
Perawatan Harian
Perawatan harian dapat di lakukan pemeriksaan secara rutin pada terminal
motor listrik, arus/amper beban operasi, pembersihan body, tutup dan fan
motor, rangkaian penggerak, kopel motor serta baut-baut dan getaran
motor.
Perawatan Mingguan
Perawatan mingguan dapat di lakukan pada rangkaian control serta
komponennya, pelumasan bearing, carbon brush serta komponennya, baut
terminal motor, belting, pelumas gearbox, rubber coupling, ( automatic
control, limit switch, solenoid valve)
Pastikan semua hubungan/terminal listrik dalam keadaan bersih
Perawatan Bulanan
Bersihkan terminal hubungan beban/contact point serta kumparan
magnetic contactor, terminal thermal, fuse/mcb, gulungan motor serta
bersihkan bearing dan ganti pelumas bearing
Perawatan 6 Bulanan
Periksa, bersihkan dan sherlack kembali kumparan motor listrik, periksa
bearing, carbon brush, tutup motor, kopel/hubungan motor serta minyak
pelumas gearbox.
Perawatan Tahunan
Periksa terminal hubung beban/contact point magnetic contactor, tahanan
isolasi jaringan suply tegangan dan kumparan motor, sistem couple beban
21 |
motor ( belting, sprocket, dan coupling ), periksa getaran dan lakukan
pendataan yang baik untuk kegiatan perawatan dan perbaikan yang telah
dilakukan.
(Siswoyo, 2020)
22 |
BAB III
PEMBAHASAN
Ada suatu masalah yang kami temukan distasiun sortasi buah, yakni adanya
penyumbatan di conveyor loading ramp, sehingga memperlambat kecepatan
transfer buah ke stasiun selanjutnya, sehingga mengalami trip beberapa kali
dikarenakan beban yang terlalu besar.
23 |
disebut dengan reverse), dan tentu sebelum melakukan hal tersebut, mesin
di off kan terlebih dahulu dengan menekan off breaker MCB pada panel
yang bersangkutan.
Pada prinsipnya merubah arah putaran motor 3 phase hanya dengan menukar
salah satu fasa RST- UVW ke RTS – UVW atau SRT – UVW. Pada kondisi
elektro motor forward – reverse kali ini, kami tidak dapat mengubah arah putaran
motor secara langsung dikarenakan coil kontaktor ter-interlock dengan kontaktor
bantu NC 21-22 putaran lawannya (reverse), hal tersebut sebagai pengaman
(safety) proses forward untuk menjadi reverse1 ketika akan ada pertukaran salah
satu fasa supply sehingga jika kondisi forward menuju reverse bisa dilakukan
langsung tanpa interlock, maka otomatis akan ada short circuit antara fasa yang
ditukar tersebut. Oleh sebab itu adanya pengaman berupa kontaktor bantu NC 21-
22 yang dipasang serial pada masing-masing coil kontaktor putaran lawannya
yang berfungsi sebagai interlock jika salah satu putaran motor beroperasi. Jadi
saat motor kami operasikan forward, kontaktor reverse tidak akan bisa
dioperasikan.
Dari gambar diagram diatas dapat kita ketahui SF dan SR sebagai push button
start supaya motor beroperasi forward atau reverse. Saat push button SF atau SR
ditekan maka kontaktor bantu NO 13-14 dari masing-masing kontaktor yang
beroperasi yang terpasang parallel dengan push button tersebut akan segera
mengunci sehingga fungsi push button dalam hal ini adalah sebagai pemberi
24 |
tegangan sesaat sehingga jika kontak bantu NO 13-14 yang terpasang parallel
tersebut mengunci maka kondisi push button dari close menjadi open tidak
berpengaruh lagi.
Perpindahan operasi dari forward menuju reverse atau sebaliknya, hanya bisa
dilakukan dengan menekan push button stop S0 terlebih dahulu. Jadi ketika motor
berputar forward, push button SR otomatis tidak bisa difungsikan, yakni harus
ditekan push button S0 terlebih dahulu, maka push button SR bisa berfungsi,
begitu sebaliknya.
Pada masalah kali ini, seorang pekerja dibagian pengolahan control manual
hoisting crane, menemukan suatu masalah, dimana crane tersebut tidak mampu
mengangkat beban seberat massa 4 ton troli buah sawit seperti pada umumnya.
25 |
Berikut tahapan yang kami lakukan dalam pengidentifikasian masalah dan
solusinya :
50
TEMPERATUR (⁰C)
40
30
1 3 5 7 9 11131517192123252729
TIME (S)
Temperature Fasa R
Tempperature fasa T
26 |
GRAFIK TEMPERATUR PENGUJIAN STATOR SHORT TURN
20% TANPA BEBAN
80.0
60.0
TEMPERATUR (⁰C)
40.0
20.0
0.0
1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31
TIME (S)
Temperature Fasa R
Tempperature fasa T
100
TEMPERATUR (⁰C)
50
1 3 5 7 9 111315171921232527293133
TIME (S)
Temperature Fasa R
Tempperature fasa T
Dari data diatas dapat kita pahami bahwasanya setiap waktu (s) diperoleh
data temperature R dan T setiap pemberian beban dan tanpa beban. Skala yang
dimaksud pemberian beban 20% - 25 %, adalah skala ketika alat beroperasi
mengolah beban tambahan 4 – 10 ton bahkan dua kali nya.
27 |
Berikut analisis data pengambilan data dan data perhitungan yang diperoleh :
In = (3.1)
√
In = ( )( )(
(3.2)
)
In = 7,24 A. (3.3)
Dapat kita pahami arus nominal sebenarnya mendekati nilai arus nominal
actual pada name plate elektro motor.
leq lb T Es P RPM V
7,32 A 7,29 A 15 menit 115% 4 kW 1450 rpm 380 V
( )
(3.4) Keterangan :
( )
t = Time Trip (menit)
( ) T = Time Constant
(3.5)
( ) ln = Natural Logarithm
leq = Current Equivalent
t = 2,68 menit (3.6)
lb = Current Set Motor
Es = Heat Rise Time Constant
28 |
jadi, apabila motor menyerap arus 7,29 A, waktu operasinya adalah 2,68 menit,
cukup lama responnya, oleh karena itu dapat di pahami overload relay harus
diganti dikarenakan hal lama dalam respon trip otomatis, jika tidak dapat terjadi
kebakaran atau rusak dibagian elektro motor atau pada gearbox.
Lalu tahap yang selanjutnya yakni penentuan setting overload relay nya
sesuai spesifikasi yang telah kita proleh dari name plate motor dan pengukuran
arus nominal, dan berikut perhitungan matematisnya :
= 8,67 A (3.9)
Setelah sudah diperoleh data yang cukup, hal berikutnya adalah mengganti
overload sesuai data spesifikasi diatas dengan tetap memperhatikan spesifikasi
yang ada pada name plate elektro motor tersebut. Overload yang baru
dipasangkan ke kontaktor motor hoisting crane pada panel, lalu kami setting trip
menggunakan obeng/testpen sesuai hitungan dan data pengukuran menggunakan
instrument. Selanjutnya ketika dilakukan pengoperasian, hoisting crane pun sudah
dapat kembali bekerja dengan baik, baik tanpa beban maupun dengan tambahan
beban senilai 4 ton dan dapat diperkirakan hositing crane dapat mengangkut lebih
dari sekedar 4 ton.
29 |
3.3 Pengecekan dalam Perhitungan Konsumsi Beban Listrik Elektro Motor
Pada Kapstan Lori TBS
Daya = 5,5 kW
Pole = 2 poles
Tegangan = 380 V
Putaran = 2850 rpm
Cos φ = 0,85
Freq = 50 Hz
Beban utama listrik pada pabrik kelapa sawit merupakan jenis arus listrik 3 phase,
untuk menghitung beban listrik yang dikonsumsi digunakan perhitungan berikut :
a) Capstan
P=√ (3.10)
30 |
Cosφ = 0,85
I= (3.11)
√
I= (3.12)
√
I = 10,458 A (3.13)
Konsumsi pemakaian solar dibatasi untuk genset sebesar 500 kVA, 425 kW
adalah 28 liter/jam dengan waktu operasional genset selama 4,5 jam. Maka
dibutuhkan konsumsi solar sebanyak :
= 126 liter
(3.17)
31 |
BAB IV
32 |
- Pada proses pengendalian sistem kontrol elektro motor menggunakan
kontaktor sering ditemukan masalah kerusakan alat atau komponen
pendukung selama proses pengendalian,salah satu masalah yang sering
ditemukan adalah Mechanical Failure (kerusakan mekanis) dikarenakan
kurangnya pelumasan, vibrasi yang tidak seimbang, kemudian kerusakan
dikarenakan Over Current (penggunaan listrik berlebih) dimana pada
kondisi ini terjadi ketika sedang beroperasi yang mengakibatkan motor
menggunakan arus yang lebih besar dari pada Rated Capacitynya
(kemampuannya). Lalu ada kerusakan dikarenakan Low Insulation
Resistance yakni tahanan isolasi dari lilitan motor mengalami penurunan
peforma seperti Degradasi seiring berjalannya waktu, kemudia terjadinya
kerusakan seperti yang telah dijelaskan di pembahasan, yakni trip pada
relay overload yang sudah rusak..
4.2 Saran
Setelah ± 30 hari menjalani kuliah praktik di pabrik kelapa sawit PT. Wanapotensi
Guna, kami memiliki beberapa saran untuk pabrik kelapa sawit ini supaya lebih
baik kedepannya, berikut saran yang kami dapat paparkan :
- Menurut saya ada beberapa kontrol system kendali yang seharusnya sudah
dapat menggunakan system kendali otomatis, seperti pada boiler dan
penangkal petir yang masih belum menggunakan system PLC, yang
sebagian besar industry pabrik kelapa sawit telah pakai, untuk mengurangi
pembiayaan (cost) seperti pada karyawan, karena dengan system otomatis
diperlukan hanya sedikit karyawan saja untuk mengoperasikan mesin
tersebut. Jadi, saran saya, ada beberapa system pada mesin yang harus di
modifikasi ke otomatis kedepannya ketika perusahaan sudah mampu baik
dalam segi SDM maupun penanaman modal (keuangan).
33 |
secara berkala, baik secara harian, mingguan, bulanan, dan tahunan. Cara
ini bisa dilakukan seperti servis alat, kontrol alat apakah masih layak atau
tidak, kebersihan alat untuk mengurangi tingkat toleransi dan
meningkatkan akurasi pengukuran menggunakan instrument, dll.
34 |
Daftar Pustaka
[1] Boldea, I., & Nasar, Sayed N., 2010, The Induction Machine Design
Handbook,Second Edition, Tailor and Francis Group, London.
[3] Guru, Bhag S., 2001, Electric Machinery and Transformers, Third
Edition, Oxford University Press, Inc, New York.
[4] Gonen, T., 2012 Electrical Machines with Matlab, Second Edition, Tailor
and Francis Group, London
[5] Zuhal, 2000, Dasar Teknik Tenaga Listrik dan Elektronika Daya, Penerbit
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
35 |