Oleh :
WARDATUS SHOLIHAH
061940351958
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh :
WARDATUS SHOLIHAH
061940351958
Menyetujui,
Palembang, Januari 2023
Koordinator Program Studi Dosen Pembimbing
Sarjana Terapan
Teknik Telekomunikasi
Megetahui,
Ketua Jurusan Teknik Elektro
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat dan rahmat-
Nya penulis dapat melaksanakan dan menyelesaikan Praktek Kerja Lapangan di LRT
Sumatera Selatan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divre III Palembang dengan
mengangkat judul “Perawatan Perangkat Sistem Switching Telepon LRT
Sumatera Selatan” dengan tepat waktu.
Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu mata kuliah pada Pendidikan
Sarjana Terapan Jurusan Teknik Elektro Program Studi Teknik Telekomunikasi
Politeknik Negeri Sriwijaya. Dalam penyusunan laporan kerja praktek ini, penulis
telah banyak memperoleh bantuan, bimbingan dan saran baik moril maupun materil
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada :
1. Orang tua serta anggota keluarga lain yang telah memberikan dorongan moral
maupun material selama menempuh kegiatan Praktikum Kerja Lapangan.
2. Bapak Dr. Ing. Ahmad Taqwa, M.T. selaku Direktur Politeknik Negeri Sriwijaya.
3. Bapak Ir, Iskandar Lutfi, M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro Politeknik
Negeri Sriwijaya.
4. Ibu Lindawati, S.T., M.T.I. selaku Koordinator Prodi DIV Teknik
Telekomunikasi Politeknik Negeri Sriwijaya.
5. Ibu Ade Silvia Handayani, S.T., M.T. selaku Dosen Pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam penyusunan dan
pengerjaan Laporan Kerja Praktik Lapangan ini.
6. Ibu Voni Katrina selaku Sub Unit Head Signalling and Communication
Workshop & OCC serta pembimbing Kerja Praktek mahasiswa di LRT Sumsel
Divre III.
7. Bapak Rasi Saputra selaku Sub Unit Head Signalling and Communication Field
Service 1 LRT Sumsel Divre III Palembang.
iii
8. Bapak Esra Ferdinandus Sihite selaku Sub Unit Head Signalling and
Communication Field Service 2 LRT Sumsel Divre III Palembang.
9. Seluruh Pegawai Negative Check (PNC) Unit Signalling and Communication
Workshop & OCC (Pak Adi), Field Service 1 (Kak Panji, Kak Firman, Kak
Reddo, Kak Ryan, Kak Akbar, Kak Hermawan, Kak Oktar, dan Kak Arief), Field
Service 2 (Kak Andik, Pak Rahmat, Kak Eko, dkk) selaku pembimbing kedua
yang telah membantu dakam memberi arahan, penjelasan dan membantu dalam
pembuatan serta pengambilan data laporan selama Kerja Praktik Lapangan
berlangsung.
10. Segenap dosen dan seluruh staf karyawan Politeknik Negeri Sriwijaya.
11. Rekan-rekan satu tim magang Unit Signal and Communication LRT Sumsel
(Nadia Oktavia dan Sherina Humairoh). Serta semua pihak yang telah membantu
dalam penyelesaian penulisan Laporan Kerja Praktik Lapangan ini yang tidak bisa
penulis sebutkan satu persatu.
Dalam penyusunan Laporan Kerja Praktik Lapangan ini penulis menyadari
masih terdapat banyak kekurangan dalam penyajian tulisan, untuk itu saran dan kritik
pembaca yang bersifat membangun dan membantu menyempurnakan sangat
diharapkan.
Akhir kata penulis berharap semoga Laporan Kerja Praktik Lapangan ini
dapat bermanfaat, menambah wawasan bagi para pembaca, serta menjadi sebuah
referensi bagi penelitian selanjutnya.
Wardatus Sholihah
iv
DAFTAR ISI
v
2.6 Struktur Organisasi Unit Signalling and Communication LRT Sumatera
Selatan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional III Palembang .......... 13
2.7 Peta Layout Light Rail Transit Sumsel ........................................................ 14
BAB III TINJAUAN PUSTATA ............................................................................. 15
3.1 Jaringan Telekomunikasi .............................................................................. 15
3.2 Jaringan Telepon .......................................................................................... 16
3.3 Sistem Switching .......................................................................................... 17
3.4 Perangkat Sistem Switching Telepon LRT Sumsel ..................................... 20
3.4.1 IP PABX ............................................................................................... 20
3.4.2 Ethernet Switch ..................................................................................... 23
3.4.3 Gigabit Network Switch (GNS) ............................................................ 25
3.4.4 Network Management System (NMS) .................................................. 25
3.4.5 Server Perekam Suara ........................................................................... 26
3.4.6 Kabel UTP RJ 45 .................................................................................. 27
3.4.7 IP Phone ................................................................................................ 28
3.5 Lapisan Jaringan Telekomunikasi Global .................................................... 29
3.6 Backbone ...................................................................................................... 30
3.7 SOP Pemeriksaan dan Perawatan Signalling and Communication LRT
Sumsel ..................................................................................................................... 31
3.7.1. Ruang Lingkup ...................................................................................... 31
BAB IV PEMBAHASAN.......................................................................................... 33
4.1 Cara Kerja Sistem Switching Telepon LRT Sumsel .................................... 33
4.2 Perawatan Perangkat Sistem Switching Telepon LRT Sumsel .................... 37
4.2.1 Dasar Hukum ........................................................................................ 37
4.2.2 Tujuan Perawatan .................................................................................. 37
4.2.3 Tempat................................................................................................... 37
4.2.4 Alat Kerja dan APADA ........................................................................ 37
4.2.5 SDM Pelaksana ..................................................................................... 37
4.2.6 Cara Perawatan Perangkat Sistem Switching Telepon LRT Sumsel .... 38
vi
4.2.7 Pelaksanaan Perawatan Perangkat Sistem Switching Telepon LRT
Sumsel 41
4.3 Gangguan Perangkat Sistem Switching Telepon LRT Sumsel ................... 44
4.3.1. Jumlah Gangguan Perangkat Sistem Switching Telepon LRT Sumsel 45
4.3.2. Penanganan Gangguan Berdasarkan Tipe Gangguan ........................... 46
BAB V PENUTUP ..................................................................................................... 49
5.1 Kesimpulan ................................................................................................... 49
5.2 Saran ............................................................................................................. 49
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 50
LAMPIRAN ............................................................................................................... 51
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Zona Layanan Unit Signalling and Communication LRT Sumsel........ 14
Tabel 4.1 Cara Perawatan dan Referensi Standar Perawatan ................................ 38
Tabel 4.2 Hasil Pelaksanaan Perawatan ................................................................ 41
Tabel 4.3 Rekap Gangguan Telepon IP LRT Sumsel .......................................... 45
Tabel 4.4 Tipe Gangguan Telepon Sistem Switching LRT Sumsel ...................... 46
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB 1
PENDAHULUAN
1
Communication LRT Sumsel berdasar Peraturan Direksi Nomor
KEP.U/KD.100/IX/1/KA-2016 tentang Pedoman Tata naskah Dinas. Penanganan
gangguan sistem dilakukan dengan identifikasi sumber masalah, perbaikan, dan
tes perangkat kembali. Pada sistem peralihan telepon LRT Sumsel, item
perangkat yang dirawat adalah IP Phone, Voice Recorder atau Perekam Suara,
dan IP PABX.
Dilakukannya perawatan perangkat sistem untuk mengetahui kualitas
komunikasi suara telepon baik antar stasiun maupun inter stasiun serta melakukan
perbaikan jika terdapat perangkat yang bermasalah. Jika terdapat perangkat mati
atau kabel koneksi ada yang terputus maka akan mengakibatkan gangguan pada
komunikasi yang akan mengganggu kegiatan administrasi dan operasional LRT
Sumsel. Maka dari itu diperlukan perawatan perangkat sistem pengalihan telepon
agar terciptanya kenyamanan dalam kegiatan administrasi dan operasional LRT
Sumsel dan potensi kecelakaan pada LRT Sumsel.
Berdasarkan uraian di atas penulis bermaksud membahas tentang
perawatan perangkat sistem peralihan/switching telepon yang dapat menghasilkan
informasi, melakukan sendiri perawatan tersebut, serta dijadikan sebuah laporan
Kerja Praktek yang berjudul “PERAWATAN PERANGKAT SISTEM
SWITCHING TELEPON LRT SUMATERA SELATAN”
2
1.3. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari pembahasan yang terlalu luas penulis hanya membatasi
pada penjelasan tentang :
1. Parameter perawatan perangkat meliputi kondisi kebersihan, percobaan
fungsi, dan percobaan koneksi.
2. Pedoman teknis pelaksanaan perawatan menggunakan SOP Pemeriksaan dan
Perawatan Signalling and Communication LRT Sumsel.
3. Penanganan gangguan sistem switching telepon sebatas pada perangkat keras.
3
1.5. Pelaksanaan Kerja Praktek
Sesuai dengan surat persetujuan pihak instansi, maka Kerja Praktek
dilaksanakan pada waktu dan tempat sebagai berikut :
Nama Perusahaan : PT KAI (Persero) Divre III LRT Sumatera Selatan
Alamat Perusahaan : Kantor Depo LRT Sumatera Selatan dan Kantor Field
Service 1 Sigcom LRT Sumatera Selatan
Lama Kerja Praktek : 6 Bulan
Mulai Tanggal : 15 Agustus 2022
Selesai Tanggal : 15 Februari 2023
4
Melakukan pengamatan secara langsung di lapangan dan mencatat hal hal
yang berhubungan dengan permasalahan secara lengkap dan sistematis.
BAB IV PEMBAHASAN
Membahas tentang prinsip kerja komunikasi, pelaksanaan kegiatan perawatan,
serta penanganan gangguan sistem switching telepon.
5
Merupakan bagian akhir dari laporan yang berisi tentang kesimpulan dari analisa
yang telah diuraikan dan pada akhir penulisan dikemukan saran-saran yang
berhubungan dengan permasalahan yang telah dibahas.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
6
BAB II
TINJAUAN UMUM
7
Perusahaan Jawatan, saat itu Perusahaan beroperasi melayani masyarakat dengan
dana subsidi dari Pemerintah.
Pengelolaan perkeretaapian kembali memulai babak baru ketika PJKA
berubah menjadi Perusahaan Umum Kereta Api (Perumka) berdasarkan Peraturan
Pemerintah No. 57 Tahun 1990. Sebagai perusahaan umum, Perumka
memberikan pelayanan kepada masyarakat sekaligus meraih keuntungan dari
produk dan jasa yang disediakan. Untuk jasa layanan penumpang, Perumka
menawarkan tiga kelas layanan, yaitu kelas eksekutif, bisnis, dan ekonomi.
Pada tanggal 31 Juli 1995, Perumka meluncurkan layanan kereta api
penumpang kelas eksekutif dengan merek Kereta Api Argo Bromo JS-950 dan
dikembangkan menjadi Kereta Api (KA) Argo Bromo Anggrek yang
dioperasikan sejak tanggal 24 September 1997. Pengoperasian KA Argo Bromo
Anggrek mengawali pengembangan KA merek Argo lainnya, seperti KA Argo
Lawu, KA Argo Mulia, dan KA Argo Parahyangan.
Untuk mendorong Perumka menjadi perusahaan bisnis jasa, pada tanggal
3 Februari 1998 Pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun
1998 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum (Perum) Kereta Api Menjadi
Perusahaan Perseroan (Persero). Dengan demikian, namanya berubah menjadi
Perusahaan Perseroan (Persero) PT Kereta Api, disingkat PT Kereta Api (Persero)
atau PT KA. Dengan status barunya, Perusahaan beroperasi sebagai lembaga
bisnis yang berorientasi laba. Untuk tetap menjalankan sebagian misinya sebagai
organisasi pelayanan publik, Pemerintah menyediakan dana Public Service
Obligation (PSO).
Berdasarkan surat persetujuan Menteri Hukum dan HAM RI No. AHU-
AH.01-16788 tanggal 5 Oktober 2009, Direksi PT Kereta Api (Persero)
mengeluarkan Instruksi Direksi No. 16/ OT.203/ KA-2010 mengenai perubahan
nama PT Kereta Api (Persero) menjadi PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau
KAI terhitung tanggal 11 Mei 2010.
8
2.2 Sejarah LRT (Light Rail Transit) Sumsel
Menyikapi polemik yang terjadi beberapa waktu terakhir terkait
pembangunan infrastruktur yang berdaya guna bagi masyarakat, Pemerintah
melalui Kementrian Perhubungan memilih untuk fokus pada pengembangan
moda transfortasi kereta api. Pilihan terhadap pengembangan moda kereta api ini
bukanlah tanpa sebab, moda transportasi kereta api memiliki banyak keunggulan
apabila dibandingkan moda transportasi yang berbasis jalan raya.
Pada tahun 2015 Presiden Joko Widodo kemudian menandatangani
Perpres Nomor 116 Tahun 2015 tentang percepatan penyelenggaraan kereta api
ringan di Sumatra Selatan tanggal 20 Oktober 2015. Menurut Perpres, pemerintah
menugaskan kepada PT. Waskita Karya Tbk untuk membangun prasana LRT
meliputi jalur termasuk konstruksi jalur layang, stasiun dan fasilitas operasi.
LRT Sumsel dibangun dengan tujuan untuk membantu pelayanan sarana
transportasi bagi Atlet serta Official dalam rangka Asian Games 2018. LRT
Sumsel juga menjadi salah satu faktor penentu kesuksesan Asian Games 2018.
LRT berhasil menjadi tumpuan utama dalam memobilisasi atlet, official, tenaga
medis, relawan, serta media lokal maupun internasional dari 45 negara yang
berkompetisi dalam Asian Games 2018.
Pembangunan prasana LRT Sumsel selesai pada Februari 2018.
Serangkaian uji coba dilaksanakan sejak Mei hingga Juli 2018, termasuk uji coba
terbatas dengan penumpang pada 23-31 Juli 2018. LRT Palembang mulai
beroperasi pada 1 Agustus 2018, dengan 6 stasiun prioritas dibuka untuk
melayani penumpang dari dan menuju tempat pertandingan Asian Games 2018.
Setelah Asian Games 2018 berakhir, LRT Sumsel kini dapat digunakan sebagai
transportasi umum oleh masyarakat Palembang dan sekitarnya. Hingga saat ini
penumpang LRT telah mencapai lebih dari 1 juta orang (sumber: dephub.go.id,
2019).
9
2.3 Logo Perusahaan PT. Kereta Api Indonesia (Persero)
10
2.4 Visi Misi
Visi
Menjadi solusi ekosistem trasportasi terbaik untuk Indonesia.
Misi
1. Untuk menyediakan sistem transportasi yang aman, efisien, berbasis digital
dan berkembang pesat untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
2. Untuk mengembangkan solusi transportasi massal yang terintegrasi melalui
investasi dalam sumber daya manusia, infrastruktur, dan teknologi.
3. Untuk memajukan pembangunan nasional melalui kemitraan dengan para
pemangku kepentingan, termasuk memprakarsai dan melaksanakan
pengembangan insfrastruktur-insfrastruktur penting terkait transportasi.
11
Adaptif
Terus berinovasi dan antusias dalam menggerakkan ataupun menghadapi
perubahan
Kolaboratif
Membangun kerjasama yang sinergis
12
2.6 Struktur Organisasi Unit Signalling and Communication LRT Sumatera
Selatan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional III Palembang
HEAD OF MAINTENANCE
AGENG MULYA
NIPP. 50612
MOHAMMAD ANNAHAL
NIPP. 64521
Gambar 2.3 Struktur Organisasi LRT Sumatera Selatan Unit Signal and
Communication PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional III
Palembang
13
2.7 Peta Layout Light Rail Transit Sumsel
Tabel 2.1 Zona Layanan Unit Signalling and Communication LRT Sumsel
Sistem Signalling and Communication
Zona 1 Zona 2
(BANDARA-DEMANG) (DEMANG-DEPO)
KM. 0+000 S.D 11+720 KM. 11+720 S.D 23+400
14
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
15
Pensinyalan adalah mekanisme yang memungkinkan entitas-entitas jaringan
untuk membangun, memelihara, dan mengakhiri suatu session/koneksi
dalam jaringan. Dengan kata lain, pensinyalan dapat diartikan sebagai
bahasa komunikasi antarperalatan telekomunikasi. Contoh pensinyalan pada
jaringan telepon adalah dialing, yaitu pengiriman sinyal (digit-digit) tertentu
oleh pelanggan pemanggil kepada sentral yang berisi informasi nomor
telepon tujuan panggilan.
16
Jaringan telepon di Indonesia pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua
bagian, yaitu jaringan tetap dan jaringan bergerak. Jaringan tetap dapat dinikmati
melalui telepon rumah atau kantor yang biasanya menggunakan kabel. Jaringan
tetap di Indonesia meliputi jaringan telepon lokal dan tertutup. Sedangkan
jaringan bergerak meliputi satelit, telepon seluler, dan radio trunking. Kedua
jaringan ini yang dipergunakan di seluruh dunia untuk membantu
proses komunikasi[7].
Secara teknis, nomor telepon merupakan identitas dari subscriber
line/socket. Nomor telepon harus bersifat unik (satu-satunya) baik di tingkat
lokal, area (wilayah), nasional, maupun internasional. Sambungan telepon
internasional dari telepon manapun ke telepon lainnya akan dimungkinkan bila
adanya identifikasi yang unik dari masing-masing soket pelanggan di dunia.
Penomoran bersifat hirarkis, dan memiliki kode negara yang distandarisasi secara
internasional pada tingkat tertinggi. Sehingga skema penomoran nasional menjadi
independen satu sama lain[3]
Untuk membangun koneksi yang diminta dari satu pelanggan ke pelanggan
yang lain, jaringan membutuhkan peralatan switching yang akan memilih
sambungan yang diperlukan. Sistem switching ini disebut sentral (exchange)[3].
17
dikirim. Perpindahan telepon biasanya mengacu pada peralihan saluran suara.
Pengenalan sistem switching mengurangi kerumitan pengkabelan dan membuat
telepon bebas gangguan.
Switching dapat diartikan sebagai mekanisme penyambungan saluran input
ke saluran output sehingga informasi dapat dialirkan dari pengirim ke penerima.
Perangkat switching pada jaringan telepon berupa sentral (exchange). Pada
komunikasi data, perangkat switching berupa switch atau router[3].
Dalam teleponi, switch adalah pertukaran telepon yang menghubungkan
dua atau lebih sirkuit suara digital berdasarkan nomor yang dihubungi atau
kriteria lainnya. Ada berbagai jenis switch termasuk PSTN Exchanges (Public
Switched Telephone Network Exchanges), PABX (Private Automatic Branch
Exchanges) dan Key Systems. PABX digunakan di perusahaan besar atau
lingkungan perusahaan untuk mengalihkan panggilan internal dan mengaktifkan
akses ke PSTN, sedangkan Sistem Kunci digunakan untuk tujuan yang sama di
organisasi yang lebih kecil[8].
Ada dua jenis sistem pertukaran telepon yaitu publik dan pribadi. Secara
konseptual, keduanya melakukan hal yang sama. Satu-satunya perbedaan adalah
sistem sentral telepon umum hanya melayani komunikasi eksternal, sedangkan
sistem sentral telepon pribadi melayani komunikasi internal dan eksternal.
Untuk penggunaan perusahaan atau perusahaan, pertukaran telepon pribadi
sering disebut sebagai PABX, ketika memiliki koneksi ke jaringan telepon
umum . PABX dipasang di fasilitas perusahaan, biasanya di dekat ruang kantor
besar atau di dalam kampus organisasi untuk melayani telepon organisasi dan
sirkuit jalur sewa pribadi. Instalasi yang lebih kecil mungkin menerapkan PABX
atau sistem telepon kunci di kantor resepsionis.
18
Gambar 3.1 Arsitektur Jaringan IP PABX[4]
19
Gambar 3.2 Topologi Jaringan Sistem Switching Telepon
20
PABX merupakan sebuah sentral kecil yang digunakan di dalam suatu
lingkungan terbatas, yang merupakan pusat dari suatu jaringan peripheral
peralatan komunikasi. Saat ini pemanfaatan teknologi PABX sudah sangat
umum digunakan khususnya pada gedung perkantoran, hotel, rumah sakit
atau pabrik-pabrik yang memang sangat mengandalkan telepon sebagai
sarana komunikasi untuk hubungan antar ruangannya. Keunggulan PABX
adalah jumlah sambungan (extension) yang dapat dikelola tergantung dari
kapasitas PABX itu sendiri. Sedangkan untuk menghubungkan extension
dengan pelanggan yang berada di luar PABX, maka pada PABX dilengkapi
dengan perangkat yang disebut trunk.
PABX mengatur panggilan masuk serta meneruskan panggilan ke
nomor tujuan. Sehingga pengguna dapat dengan mudah melakukan
panggilan ke nomor tujuan yaitu dengan menekan nomor tujuannya (nomor
extension).
IP PABX merupakan kombinasi dari Switch/Router dengan PABX yang
menangani VoIP. IP PABX dapat digunakan untuk membypass jaringan
telepon circuitswitched dengan menggunakan jaringan data, untuk
berhubungan dengan jaringan data lainnya. Dengan menggunakan converged
network yang membawa trafik suara (suara yang telah dipaketisasi) dan trafik
data secara bersamaan, IP PABX memungkinkan pengembangan layanan
baru, yang belum tersedia pada jaringan tradisional. Misalnya penggunaan one
central directory melewati berbagai lokasi tujuan, serta unified messaging. IP
PABX yang mengantikan PABX konvensional, bisa digunakan dengan:
a. IP phone yang dilengkapi dengan DSP (Digital Signal Processing) chips yang
berfungsi untuk mengkonvensi sinyal suara menjadi paketpaket data (IP) dan
begitu sebaliknya.
b. Soft phone, merupakan software aplikasi yang dijalankan di dalam komputer
pengguna. Berfungsi untuk mengkonversi sinyal suara menjadi sinyal paket-
paket data, dan begitu sebaliknya dengan menggunakan handset atau headset.
21
c. Terminal telepon analog yang dihubungkan dengan sebuah adapter. Alamat IP
secara otomatis diberikan ke terminal telepon saat terminal telepon tersebut
terhubung ke sistem.
22
g. Bagian control utama dan control tambahan dapat diperbesar tanpa
penambahan CPU untuk keperluan masa depan
h. Switchboard menyediakan berbagai layanan yang dapat
mengintegrasikan suara, video, dan data komunikasi dalam satu
sistem
i. Sistem switching dapat menunjang lebih dari 100 ekstension IP
dalam satu stasiun untuk kebutuhan yang akan datang. Trunk yang
disediakan adalah 20 kanal setiap PABX untuk mencegah
komunikasi ter-block.
j. Memiliki menu dalam bahasa Indonesia dan mengadopsi protocol
LAN TCP/IP dan akan dibangun di lingkungan GUI berbasis
Windows
k. Gambar mesin switching dapat dilihat berwarna dari monitor PC
untuk pemeliharaan yang terhubung ke LAN. Status operasi dari rak
sistem dan Card dapat diperiksa dengan mata telanjang dan lampu
yang indikator pada Card dapat menyala ketika diduduki.
l. Sistem switching memiliki MTBF yang tinggi sehingga tahan lama
m. General Specification:
- AC Voltage Input : 220 VAC
- AC Current Input : 1 A
- Operating Temperature : 0⁰ to 40⁰C
- Humidity : 0-80% (non condensing)
n. Menyediakan port hubrid, ekstensi VoIP, dan trunk analog (untuk
PSTN)
o. Mendukung protocol SIP
p. Dapat digunakan untuk conference
23
Gambar 3.4 Ethernet Switch
24
3.4.3 Gigabit Network Switch (GNS)
25
a) Setiap sub-sistem harus dikendalikan, dimonitor, dan dikelola oleh
Network Management Sistem (NMS) di OCC.
1. Setiap kesalahan yang terjadi dalam sistem NMS tidak akan
menghambat traffic sistem transmisi.
2. CPU dikonfigurasi secara ganda/redundan untuk meningkatkan
keandalan server NMS.
3. NMS dapat diakses melalui ethernet.
4. Setiap data penting secara otomatis didukung/backed up secara
berkala dan juga mampu recovery dengan cepat ketika diperlukan.
b) Gangguan pada NMS tidak mempengaruhi traffic layanan antara OCC
dengan stasiun. Jika kesalahan pada NMS mempengaruhi jalur transmisi,
NMS dikonfigurasi dalam mode redundan.
26
b. Perekam suara merekam suara dengan sniffing jaringan yaitu dengan cara
terhubung ke dalam port mirroring pada Ethernet switch
c. Suara yang terekam berupa identitas pemanggil, identitas yang dipanggil,
waktu percakapan, dan durasi percakapan
d. Suara yang terekam dapat dipindahkan melalui hard disk atau USB
Spesifikasi Umum :
a. Industrial PC with high performance and rugged architecture
b. Recording channel : minimum 32 channel
c. Protocol : SIP
d. RAID Sistem : 2 x 1 Terabyte
e. Port : USB, DVD writer, 2 LAN ethernet
f. Security Sistem for authorized
Kabel UTP adalah singkatan dari “Unshielded Twisted Pair” yaitu jenis kabel
ini terbuat dari bahan penghantar tembaga, mempunyai isolasi dari plastik &
terbungkus oleh bahan isolasi yang dapat melindungi dari api dan juga
kerusakan fisik, kabel UTP sendiri terdiri dari 4 pasang inti kabel yang saling
berbelit dimana masing-masing pasang mempunyai kode warna berbeda.
Fungsi kabel UTP yaitu dapat digunakan sebagai kabel untuk jaringan Local
27
Area Network (LAN) pada sistem network/jaringan komputer. Untuk
koneksinya kabel jenis ini memakai konektor RJ-45 atau RJ-11. RJ45 adalah
konektor kabel ethernet yang kebanyakan memiliki fungsi sebagai konektor
pada topologi jaringan komputer LAN (Local Area Network) dan topologi
jaringan lainnya. Konektor RJ45 memiliki 8 buah pin.
3.4.7 IP Phone
Spesifikasi Umum :
1. Protokol : SIP
2. Port : 2 Ethernet ports, PoE-Flexible button : minimum 8
3. LCD Display : minimum 1 line
28
3.5 Lapisan Jaringan Telekomunikasi Global
Jaringn telekomunikasi global dibagi dalam tiga lapisan berdasarkan
cakupan wilayah[3] :
1. Local-Access Network
Local-access network menyediakan koneksi antara telepon pelanggan dan
sentral lokal. Pelanggan telepon biasa dan ISDN menggunakan kabel dua
kawat (sepasang) sebagai subscriber loop. Namun, untuk pelanggan bisnis
dapat saja menggunakan serat optik atau gelombang radio (microwave)
yang berkapasitas lebih tinggi.
Ditinjau berdasarkan medium transmisinya, jaringan akses lokal di
Indonesia biasanya dibedakan menjadi:
a. Jaringan Lokal Akses Tembaga (Jarlokat)
b. Jaringan Lokal Akses Radio (Jarlokar)
c. Jaringan Lokal Akses Fiber Optik (Jarlokaf)
2. Trunk/Transport/Transmission Network
Interkoneksi antartrunk exchange merupakan jalur transmisi high-
capacity, biasanya menggunakan sistem optical line dgn kapasitas up to
10 Gbps. Transport/transmission network menggunakan ruterute alternatif
fault protected. Sedangkan koneksi antara local exhange dan trunk
exchange tdk fault protected. Trunk exchange biasanya berada di kota-
kota besar. Untuk signaling antar-exchange, menggunakan common
channel signaling standard SS7.
3. International Network
Setiap negara memiliki sedikitnya satu sentral switching internasional.
Koneksi antarjaringan negara/benua dapat berupa: – Kabel bawah laut
(kabel coaxial dan kabel optik) – Gelombang radio (microwave) – Satelit
Kabel bawah laut pertama, melintasi lautan Atlantik utara dipasang pada
thn 1956, dgn kapasitas 36 kanal suara. Adapun kabel optik bawah laut
29
modern (saat ini) dapat berkapasitas ratusan ribu kanal suara. Selain suara,
sistem kabel bawah laut juga membawa trafik Internet. Sistem satelit
terkadang digunakan sbg sistem backup.
3.6 Backbone
Backbone jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia adalah tulang
punggung. Dalam dunia jaringan, backbone ini merupakan tulang punggung suatu
jaringan yang menjadi saluran pusat untuk melakukan transfer data dalam suatu
jaringan. Backbone dalam jaringan biasanya dipakai untuk menghubungkan
jaringan lokal seperti LAN agar dapat menjangkau wilayah yang lebih luas
sehingga membentuk suatu WAN[9]. Backbone dalam jaringan memiliki
kecepatan tinggi mencapai 10 Gbps karena didesain dengan media transmisi
layaknya fiber optic, satelit dan juga microwave. Dengan kata
lain backbone dalam jaringan merupakan alat yang bisa digunakan untuk
mempercepat jaringan dan memudahkan Anda dalam melakukan transfer data.
Backbone dalam jaringan terdiri dari dua komponen yaitu router jaringan
dan switch yang terhubung dengan kabel serat optik. Setiap link pada kabel serat
optik memiliki kapasitas bandwidth sebesar 10 Gbps. Dalam hal ini, Internet
Service Provider (ISP) atau penyedia layanan internet adalah pihak yang
terhubung langsung dengan backbone jaringan. Sedangkan komputer yang Anda
gunakan secara tidak langsung terhubung dengan backbone jaringan tadi melalui
penyedia layanan internet[9].
Jaringan backbone banyak digunakan karena memiliki kemampuan yang
sangat baik dalam mencegah terjadinya bottleneck yang biasanya menyerang
server pusat. Kabel yang digunakan merupakan jenis fiber optic dengan kabel
RG-58/8. Konektor yang digunakan pun adalah jenis ST untuk fiber optic, BNC
pada kabel RG-58 dan AUI pada kabel RG-8[9].
30
3.7 SOP Pemeriksaan dan Perawatan Signalling and Communication LRT
Sumsel
PT Kereta Api Indonesia (Persero) adalah selaku penyelenggara Prasarana
Kereta Api Ringan/ Light Rail Transit Sumatera Selatan berdasarkan Peraturan
Presiden Nomor 55 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden
Nomor 116 Tahun 2015 tentang Percepatan Penyelenggaraan Kereta Api Ringan/
Light Rail Transit di Provinsi Sumatera Selatan, yang salah satu tugasnya adalah
melakukan Perawatan Prasarana.
Untuk mendukung pelaksanaan perawatan prasarana sebagaimana
dimaksud perlu didukung dengan prosedur pemeriksaan dan perawatan yang
dapat dijadikan pedoman bahwa berdasarkan Peraturan Direksi Nomor
KEP.U/KD.100/IX/1/KA-2016 tentang Pedoman Tata naskah Dinas untuk
penatapan Standar Operasional Prosedur (SOP) di daerah tertentu dapat
ditandangani oleh Kepala Daerah. Maka ditetapkan Peraturan Kepala Divisi
Regional tentang Standar Operasional Prosedur Pemeriksaan dan Perawatan
Signalling And Communication, Power System, Permanent Way and Etu Kereta
Api Ringan/ Light Rail Transit Di Provinsi Sumatera Selatan.
31
10. Perawatan Peralatan Radio Kabin LRT Sumsel 3 (Tiga) Bulanan;
11. Perawatan Peralatan Radio Kabin LRT Sumsel 1 (Satu) Tahunan
12. Perawatan Peralatan Radio Waystation 3 (Tiga) Bulanan;
13. Perawatan Peralatan Radio Waystation 1 (Satu) Tahunan;
14. Perawatan Peralatan Radio Base Station 6 ( Enam) Bulanan
15. Perawatan Peralatan Telekomunikasi.
32
BAB IV
PEMBAHASAN
Gambar 4.1 diatas merupakan skema cara kerja sistem telepon dengan
sistem switching dengan dua tipe jaringan telekomunikasi berdasarkan cakupan
wilayah yaitu Local Access Network (LAN) dan Trunk Network.
Pada koneksi LAN menyediakan komunikasi dalam satu wilayah yaitu
antar ruangan dalam 1 stasiun atau 1 kantor depo OCC. Saat IP Phone
melakukan panggilan lokal (ke ruangan lain), data panggilan dalam bentuk data
digital dikirmkan ke IP PABX dan akan diarahkan ke nomor tujuan. Perangkat
IP PABX akan membandingkan digit nomor telepon ekstensi tujuan yang
33
ditekan dengan pola alamat yang dikonfigurasikan pada IP PABX berupa alamat
IP. Setelah itu, paket data akan masuk ke perangkat Ethernet switch. Dari
perangkat ini, data akan diteruskan ke pada perangkat tujuan.
Saat panggilan diterima dan mulai berkomunikasi, sinyal analog berupa
suara akan dikonversi menjadi sinyal digital berupa paket data. Pengkonversian
terjadi pada perangkat IP Phone yang dilengkapi chip DSP (Digital Signal
Processing) sebagai konverternya baik dari data analog ke digital maupun
sebaliknya. Paket data berupa trafik suara yang dipaketisasi yang dibawa menuju
perangkat IP PABX lalu dilanjutkan ke perangkat ethernet switch yang
mengarahkan ke perangkat tujuan. Paket data akan kembali dikonversi menjadi
sinyal analog atau suara sehingga kedua pihak dapat berkomunikasi.
Pada koneksi trunk network menyediakan komunikasi antar LAN
sehingga dapat membangun komunikasi antar stasiun dan ke Pusat Kendali (PK)
dengan bantuan sistem backbone. Sistem backbone digunakan untuk komunikasi
antar PABX berbasis ethernet yaitu dengan menggunakan Gigabit Network
Switch (GNS).
Pada saat IP Phone melakukan panggilan ke luar stasiun baik stasiun lain
maupun ke gedung pusat kendali (PK), paket data panggilan akan dikirim ke IP
PABX stasiun tersebut. Perangkat IP PABX akan membandingkan digit nomor
telepon ekstensi tujuan yang ditekan dengan pola alamat yang dikonfigurasikan
pada IP PABX berupa alamat IP. Setelah itu paket panggilan akan diarahkan ke
perangkat tujuan melalui Ethernet Switch dan diteruskan ke perangkat Gigabit
Ethernet atau Gigabit Network Switch (GNS). Penggunaan perangkat GNS ini
dikarenakan pengalihan komunikasi dengan kecepatan daya transfer 1000 Mbps
sehingga panggilan antar stasiun dapat terlaksana. Setelah itu, paket data dari
GNS akan masuk ke wilayah komunikasi LAN melalui switch Ethernet dan
diteruskan ke perangkat IP PABX lokal tujuan. Dan IP PABX tujuan akan
meneruskan paket panggilan ke telepon tujuan.
34
Pada saat panggilan diterima dan berkomunikasi, telepon akan
mengkonversi suara ke bentuk digital berupa paket data dengan bantuan chip
DSP (Digital Signal Processing) yang dimiliki perangkat IP Phone. Paket data
berupa trafik suara yang dipaketisasi yang dibawa menuju perangkat IP PABX
lalu dilanjutkan ke perangkat ethernet switch. Lalu paket data dilanjutkan ke
perangkat GNS untuk menghubungkan komunikasi antar LAN. Setelah itu, paket
data dari GNS akan masuk ke wilayah komunikasi LAN melalui switch Ethernet
dan diteruskan ke perangkat IP PABX lokal tujuan. Dan IP PABX tujuan akan
meneruskan paket panggilan ke IP Phone tujuan. Saat sampai di perangkat IP
Phone, paket data dikonversi kembali ke sinyal analog berupa suara sehingga
kedua pihak dapat berkomunikasi.
35
Gambar 4.2 Nomor Telepon Ekstensi LRT Sumsel
36
4.2 Perawatan Perangkat Sistem Switching Telepon LRT Sumsel
4.2.1 Dasar Hukum
Pelaksanaan perawatan prasarana didukung dengan prosedur
pemeriksaan dan perawatan yang dapat dijadikan pedoman bahwa berdasarkan
Peraturan Direksi Nomor KEP.U/KD.100/IX/1/KA-2016 tentang Pedoman Tata
naskah Dinas untuk penatapan Standar Operasional Prosedur (SOP) di daerah
tertentu dapat ditandangani oleh Kepala Daerah. Maka ditetapkan Peraturan
Kepala Divisi Regional tentang Standar Operasional Prosedur Pemeriksaan dan
Perawatan Signalling And Communication Kereta Api Ringan/ Light Rail
Transit Di Provinsi Sumatera Selatan.
4.2.3 Tempat
Perawatan dilaksanakan di ruang PPKA.
37
4.2.6 Cara Perawatan Perangkat Sistem Switching Telepon LRT Sumsel
Item perangkat, parameter perawatan, dan referensi standar ini diatur dalam
SOP Pemeriksaan dan Perawatan Pensinyalan dan Komunikasi LRT Sumatera
Selatan yang dimuat dalam lembar pemeriksaan meliputi :
38
menu pada layar ada yang tidak
LCD IP Phone sesuai.
c. Percobaan hubungan a. Angkat gagang “Baik” jika
telepon panggilan
b. Ketikkan nomor terhubung dan
tujuan suara jernih
“Tidak Baik”
jika panggilan
tidak
terhubung atau
suara putus-
putus.
2. Server Perekam Suara
a. Kondisi kebersihan a. Periksa debu pada “Baik” jika
telepon. perangkat
b. Jika ada debu, bersih dan bisa
bersihkan dengan dibersihkan
kuas untuk area “Tidak Baik”
permukaan yang kecil jika debu tidak
dan kemoceng untuk bisa
area yang luas. dibersihkan
b. Led status indikator Periksa hidup/mati led “Baik” jika led
status indikator perangkat hidup
server berwarna hijau
“Tidak Baik”
jika led mati
3. IP PABX
a. Kondisi kebersihan a. Periksa debu pada “Baik” jika
39
telepon. perangkat
b. Jika ada debu, bersih dan bisa
bersihkan dengan dibersihkan
kuas untuk area “Tidak Baik”
permukaan yang kecil jika debu tidak
dan kemoceng untuk bisa
area yang luas. dibersihkan
b. Led status indikator Periksa hidup/mati led “Baik” jika led
status indikator perangkat hidup
berwarna hijau
“Tidak Baik”
jika led mati
c. Fan Periksa suhu secara manual “Baik” jika fan
pada perangkat hidup dan
perangkat
tidak panas
“Tidak Baik”
jika fan mati
dan perangkat
panas
40
LRT, hal ini dilakukan karena menghindari kemungkinan terjadinya kerusakan
pada perangkat. Apabila debu menumpuk dan tidak pernah dibersihkan pada
perangkat maka debu akan memblok serta menghalangi udara lepas dari
komponen perangkat yang berpotensi overheating karena pelepasan panas yang
menjadi tidak optimal. Apabila overheating terus-menerus terjadi, akan terjadi
kerusakan pada perangkat.
Status hidup perangkat dapat dilihat dari layar LCD yang hidup atau mati
dan hidup-tidaknya led pada perangkat. Jika perangkat mati, maka sistem akan
mengalami gangguan karena tidak bisa mengerjakan tugasnya.
41
(a) (b)
(c)
Gambar 4.3 Proses Pelaksanaan Perawatan Perangkat IP Phone
42
(a) (b)
Gambar 4.4 Proses Pelaksanaan Perawatan Perangkat
Server Perekam Suara
Gambar 4.4(a) merupakan pengecekan led status indikator perangkat sever
perekam suara dengan hasil led menyala. Ini artinya perangkat dapat berfungsi
sebagaimana mestinya. Gambar 4.4(b) merupakan proses pembersihan debu
perangkat sserver menggunakan kemoceng.
(a) (b)
Gambar 4.5 Proses Pelaksanaan Perawatan Perangkat IP PABX
43
Gambar 4.5(a) merupakan proses pembersihan debu pada perangkat IP
PABX dan 4.5(b) merupakan pengecekan led status indikator dan led fan
dengan hasil menyala. Ini menandakan perangkat berada dalam kondisi “Baik”
(a) (b)
Gambar 4.6 Indikasi Sistem Switching Telepon Mengalami Gangguan
pada IP Phone
Pada gambar 4.6 diatas, merupakan kondisi saat sistem switching telepon
mengalami gangguan. Pada gambar 4.6(a) menunjukkan indikasi “Out of Service”
dimana mengindikasikan perangkat yang dituju tidak tersedia atau IP Phone mati.
Pada gambar 4.6(b) menunjukkan perangkat IP Phone mati. Penyebab dari kedua
hal ini bermacam-macam.
44
4.3.1. Jumlah Gangguan Perangkat Sistem Switching Telepon LRT Sumsel
Sesuai dengan tujuan utama dibuatnya prosedur pemeriksaan dan
perawatan dilanjuntukan dengan pelaksanaanya yaitu agar menghindari gangguan
pada sistem, namun hal tersebut tidak menutup kemungkinan akan terjadinya
gangguan pada fasilitas telekomunikasi LRT Sumsel khusunya sistem switching
telepon. Hal tersebut benar adanya dibuktikan dengan data gangguan telepon IP
atau IP Phone berikut :
Tabel 4.3 Rekap Gangguan Telepon IP LRT Sumsel
2018 2019 2020 2021 2022 Total
Telepon PABX 20 29 12 10 7 78
Pada tabel 4.3 diatas menunjukkan jumlah gangguan yang terjadi selama 5
tahun terakhir pada telepon dengan macam-macam sumber penyebab dan akibat.
Telepon PABX
100
78
80
60
40 Telepon PABX
29
20
20 12 10 7
0
2018 2019 2020 2021 2022 Total
45
4.3.2. Penanganan Gangguan Berdasarkan Tipe Gangguan
Gangguan pada sistem switching telepon LRT Sumsel dapat terbagi
menjadi tiga tipe berdasarkan komponen penyusunnya, yaitu :
46
Pada tipe gangguan kabel, komponen penyusun media transmisi kabel seperti
konektor dan port dapat mempengaruhi koneksi IP Phone. Seperti pada gambar
skema jaringan telepon di atas, dimana IP Phone membutuhkan kabel UTP dengan
konektor RJ45 untuk membangun interkoneksi perangkat pada jaringan LAN seperti
IP PABX, IP Phone, dan VoIP Recording. Jaringan LAN dibangun agar dapat
memuat komunikasi antar riangan pada suatu stasiun. Penanganan dalam masalah ini
sebatas penggantian dan pengencangan konektor kabel serta menukar port.
Pada tipe gangguan perangkat, MCB dapat mempengaruhi kinerja IP Phone.
Hal ini dikarenakan MCB merupakan pengaman arus dan tegangan agar jika ada arus
atau tegangan berlebih maka MCB akan memutusnya sebelum ke perangkat atau bisa
disebut MCB sedang trip/jatuh. Hal ini membantu mencegah terjadinya kerusakan
pada perangkat. Apabila MCB trip/jatuh/mati, maka MCB tidak dapat menyediakan
tegangan dan arus untuk perangkat yang mengakibatkan perangkat mati dan otomatis
tidak dapat bekerja/IP Phone menjadi tidak bisa dihubungi. Penanganan dalam
masalah ini sebatas menaikkan kembali MCB perangkat.
Pada tipe gangguan backbone, saluran fiber optik dapat mempengaruhi
komunikasi IP Phone ke OCC (Communication Center) sering terputus karena fiber
optik merupakan media transmisi pada jaringan backbone. Dimana jaringan backbone
sendiri merupakan penghubung jaringan lokal (perangkat PABX lokal) seperti stasiun
ke wilayah yang lebih luas jangkauannya seperti komunikasi antarstasiun atau ke PK
(Pusat Kendali) atau OCC. Jadi apabila kabel fiber optik bermasalah maka akan
mempengaruhi performansi kinerja jaringan telepon sistem switching ke luar stasiun.
Penanganan masalah ini terkait dengan perangkat backbone seperti MPLS, Distribusi
Switch, dan kabel optik.
47
Gambar 4.8 Kabel UTP Terlepas dari Perangkat IP Phone
Gambar 4.8 diatas merupakan contoh dari gangguan tipe kabel dimana kabel
UTP terlepas dari perangkat IP Phone yang berakibat IP Phone mati dan tidak bisa
melakukan koneksi panggilan.
48
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Item perawatan dari segi perangkat yaitu IP phone, server perekam suara, dan
IP PABX dengan parameter kondisi kebersihan, kondisi fisik dan fungsi
tombol, tes koneksi perangkat, led status indikator perangkat, dan led status
fan .
2. Teknis pelaksanaan perawatan sistem switching telepon LRT dilakukan
berdasarkan Sumsel Standar Operasional Prosedur Pemeriksaan dan
Perawatan Signalling And Communication Kereta Api Ringan/ Light Rail
Transit Di Provinsi Sumatera Selatan dan sudah sesuai.
3. Penanganan gangguan dari sistem switching telepon LRT Sumsel dibedakan
berdasar tipe gangguan komponen penyusunnya yaitu kabel, perangkat, dan
backbone.
5.2 Saran
1. Menambah item perangkat yang berpotensi menyebabkan gangguan seperti
kabel patchcore, MPLS, dan MCB.
2. Pengadaan database lembar hasil pemeriksaan perawatan berbasis cloud
memudahkan analisa lanjutan jika ditemukan kelainan atau gangguan pada
alat serta memudahkan pelacakan kesalahannya.
49
DAFTAR PUSTAKA
50
LAMPIRAN
51