Anda di halaman 1dari 6

Nama : Dwi Windarti

Kelas : 3.EA
NIM : 0615 3032 0927

Rangkaian Multivibrator Rangkap Bistabel ( CMOS 4013 )

1. Dasar Teori
Multivibrator bistabel atau multivibrator yang dapat berubah-ubah (flip-flop)
mempunyai dua keadaan output yang stabil. Tegangan outputnya dapat tetap
tinggi atau rendah dalam jangka waktu lama. Untuk mengubah keadaannya
diperlukan input yang disebut pemicu atau (trigger). Bistabel dapat
dihubungkan menjadi alat penghitung elektronik, yang menghitung jumlah
pemicu input. IC CMOS 4013 merupakan bistabel rangkap dengan kaki-kaki
tegangan yang digunakan bersama.

2. Komponen yang Diperlukan


IC CMOS 4014 : 1 buah
Resistor 680 : 1 buah
Resistor 4K7 : 1 buah
LED : 2 buah
Saklar geser kecil 2 kutub : 1 buah
Baterai 9V : 1 buah
Kabel Jumper : secukupnya

3. Cara Memasang Komponen


1. Temukan kaki 1 IC dengan tanda bulatan atau lekukan pada salah satu
ujung wadahnya. Tusukkan IC dengan hati-hati pada protoboard dengan
posisi seperti pada gambar di bawah, hati-hati jangan sampai ada kaki
yang bengkok atau tersentuh.
2. Sisipkan kabel-kabel penghubung dari IC ke jalur positif dan jalur negatif
serta antar socket pada protoboard sesuai dengan gambar.
3. Sisipkan R1 ke sakelar S2, tempatkan tombol sakelar S2 di sebelah
kanan.
4. Sisipkan LED. Perlu diingat kaki katoda adalah kaki yang diberi tanda
dengan potongan rata (kaki katoda c lebih pendek dari kaki anoda a).
5. Periksa rangkaian dengan teliti.

Hubungkan baterai dengan memperhatikan kutub-kutubnya yang


benar. Kawat penghubung S1 merupakan sakelar penyambung
dan pemutus hubungan baterai. Pasang S1 pada on. Jilka LED
tidak menyala, memindahkan tombol S2 ke kiri, kemudian kembali
ke kanan akan membuatnya menyala. (jika LED tidak menyala
juga, mungkin terdapat hubungan yang salah pada rangkaian).
Setiap kali S2 dipindahkan dari kanan ke kiri, tegangan pada input
trigger (kaki 3) akan naik dari 0 ke 9 volt dan sisi positif (naik) ini
akan menyebabkan perubahan keadaan pada bistabel. Bila output
dalam keadaan tinggi (led menyala), akan berubah keadaan
rendah (led padam), demikian pula sebaliknya.
Dimulai dengan led padam, berikan empat trigger positif kepada
bistabel, yaitu dengan mengalihkan saklar S 2 ke kiri kemudian ke
kanan empat kali. Engkau akan melihat bahwa led hanya menyala
dua kali; artinya output Q pada bistabel menjadi tinggi hanya dua
kali. Bistabel ini menghitung setiap input trigger positif yang
kedua. Alat ini adalah rangkaian dibagi dua. Periksalah bahwa
memang demikian, untuk enam, delapan trigger positif dan
seterusnya.
4. Percobaan Biatabel kedua
1. Output Q hubungkan LED lain, seri dengan resistor pembatas arus
sebesar 4,7K antara output Q(kaki 2) dengan jalur negatif. Bila
diberikan trigger positif maka akan didapatkan :
a. Output Q dalam keadaan tinggi ketika output Q rendah dari
demikian sebaliknya output Q dan Q saling mengisi.
b. Frekuensi pulsa output Q (juga output Q) adalah setengan
frekuensi penyalaan (trigger) positif.
2. Rangkaian dibagi empat. Dengan menggunakan bistabel yang kedua
dalam IC 4013, engkau dapat membuat rangkaian yang LED-nya
menyala pada setiap trigger positif yang ke empat. Rangkaian ini
dinamakan rangkaian dibagi empat, seperti diperlihatkan seperti gambar
diatas. Buatlah hubungan dengan mengadakan perubahan-perubahan
yang perlu pada rangkaian dibagi dua.
Pada diagram diatas, baris pertama menunjukkan trigger yang diperoleh
dengan memindahkan sakelas S2 antara kutub negatif (-) dan kutub
positif (+) baterai (yaitu antara nol dan 9V). Tegangan ini dimasukkan ke
input trigger" bistabel pertama (kaki 3) dan mengubah keadaan
outputnya (dari rendah ke tinggi atau sebaliknya) pada sisi-sisi positif
seperti AB, CD, dan selanjutnya. Baris kedua memperlihatkan output Q
yang dihasilkan (pada kaki 1) bistabel pertama. Output ini (yang
dimasukkan ke input trigger ke dua, yaitu kaki 11) menyebabkan bistabel
kedua mengubah keadaan outputnya (dari rendah ke tinggi atau
sebaliknya) pada sisi-sisi positif seperti PQ, RS, dan selanjutnya. Barus
ketiga memperlihatkan output bistabel kedua (kaki 13) yang dimasukkan
ke LED serta menyalakan pada keadaan tinggi.
ANALISA

Setelah melakukan percobaan praktikum, dapat dianalisa bahwa :


Untuk bistabel dua kali yaitu rangkaiannya trigger berada di kaki 3 yang
dihubungkan dengan saklar yang menghubungkannya dengan positif
dan negatif. Output berada di kaki 1 sedangkan input data, set, reset,
input trigger kedua dihubungkan dengan ground. Hasil dari rangkaian ini
yaitu ketika kita menggeser saklar ke positif dan negatif sebanyak dua
kali maka LED akan menyala. Dan jika LED menyala kita geser kembali
saklar pada posisi yang sama sebanyak dua kali, maka LED tersebut
akan padam, artinya rangkaian ini dua kali nyala dan dua kali padam.

Untuk bistabel empat kali juga sama seperti sebelumnya, namun


rangkaiannya diubah. Trigger masih tetap di posisi kaki 3 IC namun
outputnya terletak di kaki 13, set dan reset pertama digabungkan dengan
set dan reset kedua, sedangkan output Q pertama dihubungkan ke
trigger input kedua dikaki 11. Hasil dari rangkaian ini sama seperti
rangkaian bistabel dua kali, hanya saja ketika kita menggeser saklar ke
positif dan negatif sebanyak empat kali LED akan menyala, begitu juga
sebaliknya jika kita menggeser saklar ke positif dan negatif sebanyak
empat kali pada saat LED menyala maka LED akan padam.
KESIMPULAN

Setelah melakukan percobaan, dapat disimpulkan bahwa :


1. Pada rangkaian tersebut IC yang dipakai yaitu IC 4013B yang mana
rangkaian intergrasi tersebut memiliki dua keadaan yang stabil artinya
dimana IC tersebut memiliki dua pasang ouput, dua input data, dua
trigger, dan dua reset. IC tersebut bisa juga digunakan untuk membuat
dua rangkaian sekaligus.
2. Pada bistabel dua kali jika kita menggeser saklar sebanyak dua kali,
maka LED akan menyala begitu juga sebaliknya. Rangkaian bistabel
empat kali juga sama seperti rangkaian sebelumnya, jika kita
menggeser saklar sebanyak empat kali maka LED akan menyala
begitu juga sebaliknya.
3. Tidak adanya waktu pengisian/pengosongan karena tidak memiliki
kapasitor, sehingga waktu aktif dari komponen penguat diatur oleh
pemicu (trigger) eksternal.
4. Memiliki dua keadaan set dan reset yang menyebabkan dua
keadaan awal komponen-komponen aktif menghantar.

Anda mungkin juga menyukai