Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN JOB 1

MULTIVIBRATOR RANGKAP ASTABEL (IC 556)

DISUSUN OLEH :

Nama : Deya Lestari

NIM : 062030320998

Kelas : 4EB

Dosen Pembimbing : Niksen Alfarizal, S.T., M.Kom.

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRONIKA

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

2022/2023

1
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas laporan tentang ‘Mengenal “MULTIVIBRATOR
RANGKAP ASTABEL” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas dari bapak
Niksen Alfarizal, S.T., M.Kom. pada mata kuliah Praktikum Perancangan Sistem Elektronika.
Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang rangkaian terintegrasi
(integrad circuits-ic) bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak selaku dosen pembimbing mata kuliah
Praktikum Perancangan Sistem Elektronika yang telah memberikan tugas laporan, ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Saya
juga menyadari, laporan yang ditulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun, sangat saya harapkan demi kesempurnaan laporan ini.

Palembang, 4 April 2022

2
DAFTAR ISI

BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang………………………………………………………………………4
2. Tujuan………………………………………………………………………………..4
BAB II
LANDASAN TEORI……………………………………………………………………………5
BAB III
PEMBAHASAN………………………………………………………………………………..7
1. Alat dan Bahan …………………………………………………………………….7
2. Gamabar Rangkaian………………………………………………………………7
3. Cara Pemasang komponen ……………………………………………………….8
4. Percobaan dan hasil Percobaan…………………………………………………..9
5. Percobaan Dengan Menggunakan Osiloscop………………………………...…10
6. Perhitungan Hasil Percobaan …………...………………………………………12
BAB IV
PENUTUP
Analisa…………………………………………………………………………………13
Kesimpulan……………………………………………………………………………13

3
Bab I
PENDAHULUAN

I. Latar Belakang
Multivibrator Astabil atau Astable Multivibrator adalah jenis Multivibrator yang
tidak memiliki status stabil atau disebut juga Kuasi Stabil (Quasi Stable) karena beralih
terus-menerus diantara dua kondisi setelah jangka waktu tertentu yang ditentukan oleh
konstanta waktu RC (Resistor Kapasitor). Multivibrator Astabil ini sering disebut juga
dengan Free Running Multivibrator atau Multivibrator Berjalan Bebas karena
menghasilkan gelombang persegi sebagai outputnya tanpa memerlukan Input tambahan
atau bantuan eksternal yang berupa pulsa pemicu untuk berosilasi.
Rangkaian sakelar regeneratif atau Regenerative switching seperti Multivibrator
Astabil adalah jenis osilator relaksasi yang paling umum digunakan karena memiliki
keunggulan seperti lebih sederhana, andal dan lebih mudah untuk dibuat serta
menghasilkan output yang berbentuk gelombang persegi yang konstan.
Dengan kata lain, Astable Multivibrator ini pada dasarnya adalah rangkaian sakelar
yang terdiri dari transistor gabungan bersilang yang tidak memiliki status keluaran stabil
karena dapat berubah dari satu keadaan ke keadaan lainnya sepanjang waktu yang
ditentukan. Sirkuit Multivibrator Astabil terdiri dari dua transistor switching, jaringan
umpan balik yang digabungkan silang dan dua kapasitor penundaan waktu yang
memungkinkan osilasi antara dua keadaan tanpa pemicu eksternal untuk menghasilkan
perubahan status atau keadaan.

II. Tujuan Percobaan


1. Memahami pengertian dasar Multivibrator Astabel IC 556.
2. Mampu membuat rangkaian Multivibrator Astabel dari IC 556.
3. Mampu menjelaskan cara kerja rangkaian Astabel IC 556.

4
Bab II
LANDASAN TEORI

Multivibrator adalah sebuah sirkuit elektronik yang digunakan untuk bermacam –


macam sistem dua keadaan seperti osilator, pewaktu, dan register. Ini bercirikan dua
peranti penguat ( transistor, tabung hampa, op-amp, dll ) yang dikopel-silang oleh jaringan
resistor dan kondensator. Bentuk umum adalah tipe takstabil yang menghasilkan
gelombang persegi. Multivibrator mendapatkan namanya karena isyarat kekuasannya kaya
akan harmonik. Multivibrator berasal dari istilah yang digunakan oleh William Eccles dan
F.W. Jordan pada tahun 1919 untuk sirkuit tabung hampa yang dibuatnya.
Multivibrator jenis ini mempunyai output dengan dua keadaan; keadaan "tinggi"
(bila tegangan output sama dengan tegangan batere, 9 volt), dan keadaan "rendah” (bila
tegangan output sama dengan 0 volt). Multivibrator astabel atau "free running" tidak stabil
dalam kedua keadaan (karena itu disebut astabel, yang berarti "tidak stabil") melainkan
berubah-ubah dari keadaan yang satu ke keadaan yang lain secara bergantian dan
memberikan output gelombang siku. Jadi alat ini merupakan osilator gelombang siku.
Disebut juga clock (jam), pulsa atau frekuensi dan banyak digunakan pada bagian-bagian
komputer.

Multivibrator Astabel Tidak memiliki kondisi yang “mantap” jadi akan selalu berguling dari satu
kondisi ke kondisi yang lain. Disebut sebagai multivibrator astable apabila kedua tingkat tegangan keluaran
yang dihasilkan oleh rangkaian multivibrator tersebut adalah quasistable. Disebut quasistable apabila
rangkaian multivibrator membentuk suatu pulsa tegangan keluaran sebelum terjadi peralihan tingkat
tegangan keluaran ke tingkat lainnya tanpa satupun pemicu dari luar.

Pulsa tegangan itu terjadi selama 1 periode (T1), yang lamanya ditentukan oleh komponen-
komponen penyusun rangkaian multivibrator tersebut. Rangkaian tersebut hanya mengubah keadaan
tingkat tegangan keluarannya di antara 2 keadaan, masing – masing keadaan memiliki periode yang tetap.
Jika sirkuit dihubungkan (pin 2 dan 6 dihubungkan). Itu akan memicu dirinya sendiri dan bergerak bebas

5
sebagai multivibrator, rangkaian multivibrator tersebut akan bekerja secara bebas dan tidak lagi
memerlukan pemicu.

Multivibrator adalah suatu rangkaian elektronika yang pada waktu tertentu hanya mempunyai satu
dari dua tingkat tegangan keluaran, kecuali selama masa transisi. Multivibrator astabil merupakan
rangkaian penghasil gelombang kotak yang tidak memiliki keadaan yang mantap dan selalu berguling dari
kondisi satu ke kondisi yang lain (free runing).

Dua hambatan luar R1 dan R2 serta kapasitor C1 diperlukan untuk memperoleh getaran (frekuensi)
yang diinginkan dengan perhitungan :

R1 dan R2 dalam satuan ohm dan C1 dalam satuan farad. Bila R2 jauh lebih besar dari R1 seperti pada
contoh ini maka :

6
Bab III

PEMBAHASAN

1. Alat dan Bahan

- IC 556 1 buah
- LED 1 buah
- Resistor 10KΩ 1 buah
- Resitor 1MΩ 1 buah
- Resistor 680Ω 1 buah
- Kapasitor 1 μF 1 buah
- Kapasitor 0,01 μF 1 buah
- Switch 1 buah
- Batere 9 Volt 1 buah
- Socket Batere 1 buah
- Papan Rangkaian 1 buah
- Kabel Penghubung Secukupnya

2. Gambar Rangkaian

7
3. Cara Pemasangan Komponen

 Temukan kaki 1 dari IC, dengan tanda bulatan atau takik pada salah satu ujung wadahnya.
Tempatkan IC dengan teliti pada papan rangkaian dengan posisi seperti pada gambar; tekan
dengan hati-hati, jangan sampai ada kaki yang bengkok.

 Sisipkan kawat penghubung dari IC ke jalur positif dan jalur negatif, serta antara soket-
soket lain pada papan rangkaian, sesuai dengan gambar rangkaian.

 Sisipkan R1, R2, R3, C1 dan C2. Usahakan, agar pemasangan kapasitor C1 tidak keliru;
biasanya dekat kutub + terdapat lekukan, sedang dekat kutub - ada gelang hitam.

 Sisipkan LED. Jangan lupa, kaki katoda adalah yang terdapat dekat potongan rata pada alas
kotaknya (atau kaki katoda c biasanya lebih pendek dari kaki anoda 'a).

 PERIKSALAH RANGKAIAN DENGAN TELITI.

 Hubungkan batere dengan memperhatikan kutub-kutubnya. Kawat penghubung SI


bertindak sebagai sakelar hidup/mati (on/off). Bila sakelar SI dalam keadaan on, maka,
LED akan menyala kira-kira satu kali setiap detik (menunjukkan bahwa astabel bekerja).
Apabila tidak demikian, mungkin terdapat sambungan yang salah.

8
4. Percobaan dan Gambar Hasil Percobaan

Gambar 1

Gambar A

9
Gambar B

Gambar C

5. Percobaan dengan Menggunakan Osiloskop


Gambar Rangkaian 1

10
Gambar Rangkaian A

Gambar Rangkaian B

Gambar Rangkaian C

11
6. Perhitungan Hasil Percobaan

 Rangkaian 1
3 x 500 ms = 1500ms —> 1500 : 1000 = 1,5s
Jadi T = 1,5s

f = 1/T
f = 1/1,5s
f = 0,67 Hz

Jadi, pada rangkaian 1 didapatkan hasil


T = 1,5s
f = 0,67 Hz
V = 4v

 Rangkaian A
3,2 x 100 ms = 320ms —> 320 : 1000 = 0,32s
Jadi T = 0,32s

f = 1/T
f = 1/0,32s
f = 3,125 Hz

Jadi, pada rangkaian A didapatkan hasil


T = 0,32s
f = 3,125 Hz
V = 7v

 Rangkaian B
1,5 x 50 ms = 75ms —> 75 : 1000 = 0,075s
Jadi T = 0,075s

f = 1/T
f = 1/0,075s
f = 13,3 Hz

Jadi, pada rangkaian B didapatkan hasil


T = 0,075s
f = 13,3 Hz
V = 7v

12
 Rangkaian C
1 x 10 ms = 10ms —> 10 : 1000 = 0,01s
Jadi T = 0,01s

f = 1/T
f = 1/0,01s
f = 100 Hz

Jadi, pada rangkaian C didapatkan hasil


T = 0,01s
f = 100 Hz
V = 4v

13
BAB IV

PENUTUP

Analisa

Pada percobaan modul yaitu rangkaian astabil IC Timer 556 praktikan melakukan
beberapa jenis percobaan yang berbeda beda. Pada percobaan ini kita dituntut tuntuk mengukur
periodedengan menggunakan osiloscop.
Pertamapraktikan merangkai rangkaian astable sesuai dengan contoh rangkaian. Didalam
percobaan ini praktikan mendapatkan output berupa frekuensi, periode dan lebar bandwidth
sehingga nilai D tidak dapat secara langsung dihitung. Dengan mengkombinasikan nilai R1 dan
R2 serta capasitor didapat hasil data yang berbeda pula di setiap rangkaiannya.
Pada percobaan rangkaian astabil, komponen yang digunakan adalah IC 556, Resistor,
Kapasitor, LED, dan sumber tegangan menggunakan batre 9 V, nilai R1 adalah 10KΩ, R2 adalah
1MΩ, R3 adalah 680 Ω yang terhubung pada LED. C1 adalah 1 μF dan C2 adalah 0,01 μF.
Komponen harus terpasang dan tersambung dengan benar. R1 akan terhubung ke pin 1 dan 14
(VCC0 IC 556, R2 akan terhubung ke pin 1 dan 2 IC 556, C1 akan terhubung ke pin 2 dan 7 (GND),
C2 akan terhubung pada pin 3 dan pin 7 (GND). Pin 2 dan pin 6 harus terhubung, gunakan kabel
jumper untuk menyambungnya. Lalu anoda LED akan terhubung pada pin 5 IC 556 sedangkan
katodanya akan terhubung dengan resistor dan terhubung ke GND.
Setelah itu jangan lupa untuk menyambungkan pin 7 pada ground (negatif) dan pin
14 pada Vcc (positif). Setelah semua sudah terhubung dengan benar, lalu sambungkan batere positif
pada pin 7 dan Negatif pada pin 14. Perhatikan nyala LED. LED akan menyala sekitar satu kali
setiap detik.

Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang bisa kita tarik dar percobaan ini adalah sebagai berikut:

1. IC LM 556 berfungsi sebagai Astable Multivibrator tergantung pada resistansinya terhadap


kapasitor yang digunakan, lebih besar resistansi yang digunakan, lebih lama pengisian
dan pengosongannya

2. Hasil pengujian menunjukkan bahwa keluaran multivibrator astabil masih mengalami


penyimpangan dari spesifikasi yang telah ditentukan dalam perancangan. Penyim-pangan
tersebut disebabkan karena nilai resistansi resistor film tebal yang dihasilkan tidak tepat
dengan perancangan

3. Perubahan nilai pada R1, R2 dan C1 akan menyebabkan perubahan waktu nyala LED (t1).

14
4. Lama waktu mati LED (t2) hanya dipengaruhi oleh nilai R2 dan C1.

5. Semakin besar nilai R1, R2 dan C1 maka akan semakin lama waktu nyala LED (t1).

6. Semakin besar nilai R2 dan C1 maka akan semakin lama waktu mati LED (t2).

15
16

Anda mungkin juga menyukai