DISUSUN OLEH :
NIM : 062030320998
Kelas : 4EB
2022/2023
1
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas laporan tentang ‘Mengenal “MULTIVIBRATOR
RANGKAP ASTABEL” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas dari bapak
Niksen Alfarizal, S.T., M.Kom. pada mata kuliah Praktikum Perancangan Sistem Elektronika.
Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang rangkaian terintegrasi
(integrad circuits-ic) bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak selaku dosen pembimbing mata kuliah
Praktikum Perancangan Sistem Elektronika yang telah memberikan tugas laporan, ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Saya
juga menyadari, laporan yang ditulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun, sangat saya harapkan demi kesempurnaan laporan ini.
2
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang………………………………………………………………………4
2. Tujuan………………………………………………………………………………..4
BAB II
LANDASAN TEORI……………………………………………………………………………5
BAB III
PEMBAHASAN………………………………………………………………………………..7
1. Alat dan Bahan …………………………………………………………………….7
2. Gamabar Rangkaian………………………………………………………………7
3. Cara Pemasang komponen ……………………………………………………….8
4. Percobaan dan hasil Percobaan…………………………………………………..9
5. Percobaan Dengan Menggunakan Osiloscop………………………………...…10
6. Perhitungan Hasil Percobaan …………...………………………………………12
BAB IV
PENUTUP
Analisa…………………………………………………………………………………13
Kesimpulan……………………………………………………………………………13
3
Bab I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Multivibrator Astabil atau Astable Multivibrator adalah jenis Multivibrator yang
tidak memiliki status stabil atau disebut juga Kuasi Stabil (Quasi Stable) karena beralih
terus-menerus diantara dua kondisi setelah jangka waktu tertentu yang ditentukan oleh
konstanta waktu RC (Resistor Kapasitor). Multivibrator Astabil ini sering disebut juga
dengan Free Running Multivibrator atau Multivibrator Berjalan Bebas karena
menghasilkan gelombang persegi sebagai outputnya tanpa memerlukan Input tambahan
atau bantuan eksternal yang berupa pulsa pemicu untuk berosilasi.
Rangkaian sakelar regeneratif atau Regenerative switching seperti Multivibrator
Astabil adalah jenis osilator relaksasi yang paling umum digunakan karena memiliki
keunggulan seperti lebih sederhana, andal dan lebih mudah untuk dibuat serta
menghasilkan output yang berbentuk gelombang persegi yang konstan.
Dengan kata lain, Astable Multivibrator ini pada dasarnya adalah rangkaian sakelar
yang terdiri dari transistor gabungan bersilang yang tidak memiliki status keluaran stabil
karena dapat berubah dari satu keadaan ke keadaan lainnya sepanjang waktu yang
ditentukan. Sirkuit Multivibrator Astabil terdiri dari dua transistor switching, jaringan
umpan balik yang digabungkan silang dan dua kapasitor penundaan waktu yang
memungkinkan osilasi antara dua keadaan tanpa pemicu eksternal untuk menghasilkan
perubahan status atau keadaan.
4
Bab II
LANDASAN TEORI
Multivibrator Astabel Tidak memiliki kondisi yang “mantap” jadi akan selalu berguling dari satu
kondisi ke kondisi yang lain. Disebut sebagai multivibrator astable apabila kedua tingkat tegangan keluaran
yang dihasilkan oleh rangkaian multivibrator tersebut adalah quasistable. Disebut quasistable apabila
rangkaian multivibrator membentuk suatu pulsa tegangan keluaran sebelum terjadi peralihan tingkat
tegangan keluaran ke tingkat lainnya tanpa satupun pemicu dari luar.
Pulsa tegangan itu terjadi selama 1 periode (T1), yang lamanya ditentukan oleh komponen-
komponen penyusun rangkaian multivibrator tersebut. Rangkaian tersebut hanya mengubah keadaan
tingkat tegangan keluarannya di antara 2 keadaan, masing – masing keadaan memiliki periode yang tetap.
Jika sirkuit dihubungkan (pin 2 dan 6 dihubungkan). Itu akan memicu dirinya sendiri dan bergerak bebas
5
sebagai multivibrator, rangkaian multivibrator tersebut akan bekerja secara bebas dan tidak lagi
memerlukan pemicu.
Multivibrator adalah suatu rangkaian elektronika yang pada waktu tertentu hanya mempunyai satu
dari dua tingkat tegangan keluaran, kecuali selama masa transisi. Multivibrator astabil merupakan
rangkaian penghasil gelombang kotak yang tidak memiliki keadaan yang mantap dan selalu berguling dari
kondisi satu ke kondisi yang lain (free runing).
Dua hambatan luar R1 dan R2 serta kapasitor C1 diperlukan untuk memperoleh getaran (frekuensi)
yang diinginkan dengan perhitungan :
R1 dan R2 dalam satuan ohm dan C1 dalam satuan farad. Bila R2 jauh lebih besar dari R1 seperti pada
contoh ini maka :
6
Bab III
PEMBAHASAN
- IC 556 1 buah
- LED 1 buah
- Resistor 10KΩ 1 buah
- Resitor 1MΩ 1 buah
- Resistor 680Ω 1 buah
- Kapasitor 1 μF 1 buah
- Kapasitor 0,01 μF 1 buah
- Switch 1 buah
- Batere 9 Volt 1 buah
- Socket Batere 1 buah
- Papan Rangkaian 1 buah
- Kabel Penghubung Secukupnya
2. Gambar Rangkaian
7
3. Cara Pemasangan Komponen
Temukan kaki 1 dari IC, dengan tanda bulatan atau takik pada salah satu ujung wadahnya.
Tempatkan IC dengan teliti pada papan rangkaian dengan posisi seperti pada gambar; tekan
dengan hati-hati, jangan sampai ada kaki yang bengkok.
Sisipkan kawat penghubung dari IC ke jalur positif dan jalur negatif, serta antara soket-
soket lain pada papan rangkaian, sesuai dengan gambar rangkaian.
Sisipkan R1, R2, R3, C1 dan C2. Usahakan, agar pemasangan kapasitor C1 tidak keliru;
biasanya dekat kutub + terdapat lekukan, sedang dekat kutub - ada gelang hitam.
Sisipkan LED. Jangan lupa, kaki katoda adalah yang terdapat dekat potongan rata pada alas
kotaknya (atau kaki katoda c biasanya lebih pendek dari kaki anoda 'a).
8
4. Percobaan dan Gambar Hasil Percobaan
Gambar 1
Gambar A
9
Gambar B
Gambar C
10
Gambar Rangkaian A
Gambar Rangkaian B
Gambar Rangkaian C
11
6. Perhitungan Hasil Percobaan
Rangkaian 1
3 x 500 ms = 1500ms —> 1500 : 1000 = 1,5s
Jadi T = 1,5s
f = 1/T
f = 1/1,5s
f = 0,67 Hz
Rangkaian A
3,2 x 100 ms = 320ms —> 320 : 1000 = 0,32s
Jadi T = 0,32s
f = 1/T
f = 1/0,32s
f = 3,125 Hz
Rangkaian B
1,5 x 50 ms = 75ms —> 75 : 1000 = 0,075s
Jadi T = 0,075s
f = 1/T
f = 1/0,075s
f = 13,3 Hz
12
Rangkaian C
1 x 10 ms = 10ms —> 10 : 1000 = 0,01s
Jadi T = 0,01s
f = 1/T
f = 1/0,01s
f = 100 Hz
13
BAB IV
PENUTUP
Analisa
Pada percobaan modul yaitu rangkaian astabil IC Timer 556 praktikan melakukan
beberapa jenis percobaan yang berbeda beda. Pada percobaan ini kita dituntut tuntuk mengukur
periodedengan menggunakan osiloscop.
Pertamapraktikan merangkai rangkaian astable sesuai dengan contoh rangkaian. Didalam
percobaan ini praktikan mendapatkan output berupa frekuensi, periode dan lebar bandwidth
sehingga nilai D tidak dapat secara langsung dihitung. Dengan mengkombinasikan nilai R1 dan
R2 serta capasitor didapat hasil data yang berbeda pula di setiap rangkaiannya.
Pada percobaan rangkaian astabil, komponen yang digunakan adalah IC 556, Resistor,
Kapasitor, LED, dan sumber tegangan menggunakan batre 9 V, nilai R1 adalah 10KΩ, R2 adalah
1MΩ, R3 adalah 680 Ω yang terhubung pada LED. C1 adalah 1 μF dan C2 adalah 0,01 μF.
Komponen harus terpasang dan tersambung dengan benar. R1 akan terhubung ke pin 1 dan 14
(VCC0 IC 556, R2 akan terhubung ke pin 1 dan 2 IC 556, C1 akan terhubung ke pin 2 dan 7 (GND),
C2 akan terhubung pada pin 3 dan pin 7 (GND). Pin 2 dan pin 6 harus terhubung, gunakan kabel
jumper untuk menyambungnya. Lalu anoda LED akan terhubung pada pin 5 IC 556 sedangkan
katodanya akan terhubung dengan resistor dan terhubung ke GND.
Setelah itu jangan lupa untuk menyambungkan pin 7 pada ground (negatif) dan pin
14 pada Vcc (positif). Setelah semua sudah terhubung dengan benar, lalu sambungkan batere positif
pada pin 7 dan Negatif pada pin 14. Perhatikan nyala LED. LED akan menyala sekitar satu kali
setiap detik.
Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang bisa kita tarik dar percobaan ini adalah sebagai berikut:
3. Perubahan nilai pada R1, R2 dan C1 akan menyebabkan perubahan waktu nyala LED (t1).
14
4. Lama waktu mati LED (t2) hanya dipengaruhi oleh nilai R2 dan C1.
5. Semakin besar nilai R1, R2 dan C1 maka akan semakin lama waktu nyala LED (t1).
6. Semakin besar nilai R2 dan C1 maka akan semakin lama waktu mati LED (t2).
15
16