Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTIKUM BENGKEL ELEKTRONIKA II

MONOSTABLE MULTIVIBRATOR

Disusun :
Isep Suryana
EK – 1 A
13

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRONIKA


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2016
I. JUDUL : MONOSTABLE MULTIVIBRATOR

II. PENDAHULUAN

2.1. Latar Belakang Masalah

Seiring dengan perkembangan zaman, perkembangan teknologipun terus


meningkat dari waktu ke waktu dalam berbagai bidang. Salah satunya di bidang
elektronika. Banyak penemuan – penemuan alat elektronik yang di hasilkan mulai
dari yamng sederhana hingga yang sangat canggih. Salah satu contoh pada bidang
elektrtonika yang bisa digunakan dalam kehidupan sehari – hari yaitu operasional
multivibrator. Dengan demikian, penyusun tertarik untuk melakukan praktikum
yang berjudul “Monostable Multivibrator” , dan praktikum ini juga dilakukan
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bengkel Elektronika II, yang mana
pembuatan laporan ini sebagai kriteria penilaian dalam praktikum.

Multivibrator merupakan osilator, dimana osilator adalah rangkaian


elektronika yang menghasikan perubahan pada sinyal outputnya. Pada dasarnya
multivibrator terbagi menjadi tiga jenis, yaitu multivibrator astabil, multivibrator
bistabil, dan multivibrator monostabil. Namun pada pembahasan ini hanya
menyangkut pada multivibrator monosatbil.

Multivibrator monostabil adalah suatu rangkaian elektronika yang pada waktu


tertentu hanya mempunyai satu dari duategangan keluaran, kecuali masa transisi.
Peralihan ( switching ) dan diantara kedua tingkat tegangan keluaran tersebut
terjadi secara cepat. Dua keadaan tingkat tegangan keluaran multivibrator tersebut
yaitu stabil dan tidak stabil. Disebut stabil apabila multivibrator tidak akan
mengubah tingkat tegangan keluaran ke tingkat lain jika tidak ada pemicu ( trigger
). Sedangkan dikatakan tidak stabil apabila rangkaian multivibrator membentuk
satu pulsa tegangan keluaran ke tingkat lainnya tanpa satupun pemicu dari luar.
Karena bebanyak manfaat dan kegunaan multivibrator, maka dilakukan pratikum
ini agar dapat diketahui cara kerja dari multivibrator itu sendiri.

2.2. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang masalah diatas , maka muncul permasalahan
sebagai berikut :

1. Apa pengertian dari monostabil multivibrator itu sendiri ?

2. Bagaimana cara kerja rangkaian multivibrator monostabil ?

3. Apa kegunaan dari rangkaian monostabil multivibrator ?

2.3. Manfaat

1. Mahasiswa dapat membuat rangkaian monostail multivibrator dengan


menggunakan software Express PCB.

2. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian dari monostabil multivibrator.

3. Mahasiswa dapat mengetahui cara kerja dari rangkaian multivibrator


monostabil.

4. Mahasiswa dapat menguji coba rangkaian monostabil multivibrator yang telah


dibuat.
III. LANDASAN TEORI

Monostable berasal dari kata mono yamg berarti satu dan stable berarti
stabil. Mengapa dikatakan demikian, karena sifat dari rangkaian ini IC 555
berfungsi menghasilkan satu keadan mantap (one –shot) pada outputnya. Sifat ini
dapat dimanfaatkan sebagai pewaktu tunda, pendeteksi pulsa yang hilang, saklar
tanpa riak sinyal, saklar sentuh, pembagi frekuensi,dan kapasitansi meter.

Monostable multivibrator juga merupakan salah satu pengembangan


oscliator tipe relaksasi dengan pemicu (trigerred). Multivibrator monostable
memiliki satu kondisi stabil sehingga sering juga disebut sebagai multibrator one-
shot. Saat osilator terpicu untuk berubah ke suatu kondisi pengoperasian, maka
pada waktu singkat akan kembali ke titik awal pengoperasian. Konstanta waktu
dari rangkaian tank circuit RC menentukan periode waktu perubahan keadaan.
Rangkaian memiliki dua kondisi yaitu kondisi stabil dan kondisi tak stabil.
Rangkaian akan rileks pada kondisi stabil saat tidak ada pulsa. Kondisi tak stabil
diawali dengan pulsa pemicu pada masukan. Setelah selang waktu 0,7 R2C1,
rangkaian multivibrator kembali ke kondisi stabil. Rangkaian monostable
multivibrator tidak mengalami perubahan sampai ada pulsa pemicu yang datang
pada jalur input oscilator.

Rangkain dasar monostable multivibrator


Konsep utama dari rangkaian ini adalah memanfaatkan pengisian dan
pengosongan kapasitor sebagai waktu tundanya. Untuk lamanya penundaan
dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Td = 1,1 RC

Keterangan:

Td : Time delay / waktutunda (s)

R : resistor rangkaian ( ohm)

C :kapasitorrangkaian ( farad )

Blok diagram dan skema rangkaian

Pada saat pertama kali sumber tegangan DC diberikan ke rangkaian


multivibrator monostable diatas. Awalnya tidak ada pulsa masukan pemicu, Q2
mendapatkan bias maju dari rangkaian pembagi tegangan R2, D1 dan R5. Harga
R2 dipilih agar Q2 mencapai titik jenuh. Resistor R1 dan R3 masing-masing
membuat kolektor Q1 dan Q2 mendapat bias mundur. Dengan basis Q2 mendapat
bias maju, maka transistor menjadi jenuh dengan cepat. Tegangan kolektor Q2
drop kenilai sangat rendah dan terhubung ke basis Q1 melalui R4. Namun VB
tidak cukup besar untuk membuat Q1 berkonduksi. Karenanya rangkaian akan
tetap berada pada kondisi ini selama daya masih diberikan, sehingga rangkaian
berada pada kondisi stabil sampai ada sinyal picu (triger) yang diberikan ke jalur
input rangkaian multivibrator monostabil.

Untuk mengawali suatu perubahan, pulsa pemicu harus diberikan pada


jalur input rangkaian monostable multivibrator. C2 dan R5 pada rangkaian
masukan membentuk jaringan deferensiator. Tepi kenaikan (leading edge) dari
pulsa pemicu menyebabkan terjadinya aliran arus yang besar melalui 5 R . Setelah
C2 mulai termuati arus lewat R5 mulai menurun. Saat pulsa pemicu sampai pada
tepi penurunan (trailing edge), tegangan C2 jatuh ke nol. Dengan tidak adanya
sumber tegangan yang dikenakan pada C2 , kapasitor akan terkosongkan melalui
R5. Karena pulsa dengan polaritas berkelablikan terjadi pada tepi penurunan pulsa
input. Pulsa input kemudian berubah ke positif dan suatu pulsa negatif tajam
(negative spike) muncul pada R5. D1 hanya berkonduksi selama  terjadi negative
spike dan diumpankan pada basis Q2. Ini mengawali terjadinya perubahan pada
multivibrator. Gambar berikut merupakan diagram waktu antar pulsa pemicu dan
keluaran yang dihasilkan monostable multivibrator.

Sinyal Triger Dan Output Monostable Multivibrator

Saat basis Q2 pada rangkaian multivibrator monostable menerima negative


spike, ini akan membawa transistor ke arah cutoff. Ini akan mengakibatkan
tegangan kolektor Q2 naik dengan cepat ke harga +VCC dan membuat basis Q1
menjadi positif. Saat Q1 berkonduksi, sehingga resistansi sambungan kolektor-
basis menjadi sangat rendah. Arus pengisian mengalir melewati Q1, C1 dan R2.
Kaki R2 bagian bawah menjadi negatif akibat pengisian C1 dan mengakibatkan
basis Q2 negatif. Q2 tetap berada pada keadaan cutoff. Proses ini akan tetap
berlangsung sampai C1 terisi. Arus pengisian lewat R2 kemudian akan menurun
dan bagian atas R2 menjadi positif.

Untuk pembuatan rangkaian “monostabil multivibrator” maka dibutuhkan


komponen sebagai kebutuhan pokok dalam rangkaian, komponen-komponen
tersebut adalah sebagai berikut :

1.Resistor

Resistor adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk menghambat


atau membatasi aliran listrik yang mengalir dalam suatu rangkain elektronika.
Sebagaimana fungsi resistor yang sesuai namanya bersifat resistif dan termasuk
salah satu komponen elektronika dalam kategori komponen pasif. Satuan atau
nilai resistansi suatu resistor di sebut Ohm dan dilambangkan dengan simbol
Omega (Ω). Sesuai hukum Ohm bahwa resistansi berbanding terbalik dengan
jumlah arus yang mengalir melaluinya. Selain nilai resistansinya (Ohm) resistor
juga memiliki nilai yang lain seperti nilai toleransi dan kapasitas daya yang
mampu dilewatkannya. Semua nilai yang berkaitan dengan resistor tersebut
penting untuk diketahui dalam perancangan suatu rangkaian elektronika oleh
karena itu pabrikan resistor selalu mencantumkan dalam kemasan resistor
tersebut.

Gambar 1. Resistor dan simbolnya

2. Kapasitor

Kapasitor adalah perangkat komponen elektronika yang berfungsi untuk


menyimpan muatan listrik dan terdiri dari dua konduktor yang dipisahkan oleh
bahan penyekat (dielektrik) pada tiap konduktor atau yang disebut keping.
Kapasitor biasanya disebut dengan sebutan kondensator yang merupakan
komponen listrik dibuat sedemikian rupa sehingga mampu menyimpan muatan
listrik.
Prinsip kerja kapasitor pada umunya hampir sama dengan resistor yang
juga termasuk ke dalam komponen pasif. Komponen pasif adalah jenis komponen
yang bekerja tanpa memerlukan arus panjar. Kapasitor sendiri terdiri dari dua
lempeng logam (konduktor) yang dipisahkan oleh bahan penyekat (isolator).
Penyekat atau isolator banyak disebut sebagai bahan zat dielektrik.

Gambar 2. kapasitor

3.Transistor
Transistor adalah komponen elektronika yang tersusun dari dari bahan
semi konduktor yang memiliki 3 kaki yaitu: basis (B), kolektor (C) dan emitor
(E). Transistor merupakan komponen yang sangat penting dalam dunia elektronik
modern. Dalam rangkaian analog, transistor digunakan dalam amplifier (penguat).
Rangkaian analog melingkupi pengeras suara, sumber listrik stabil (stabilisator)
dan penguat sinyal radio. Dalam rangkaian-rangkaian digital, transistor digunakan
sebagai saklar berkecepatan tinggi. Beberapa transistor juga dapat dirangkai
sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai logic gate, memori dan fungsi
rangkaian-rangkaian lainnya.

Gambar 3. Transistor

4. Dioda

Dioda merupakan suatu komponen elektronika semi konduktor yang


berfungsi untuk menahan arus listrik dan juga dapat mengarahkan arus listrik.
Pada dioda sendiri memiliki dua elektroda, yang pertama adalah anoda dan yang
kedua adalah katoda. Dioda merupakan gabungan dari dua kata elektroda, yaitu
anoda dan katoda. Sifat lain dari dioda adalah menghantarkan arus pada tegangan
maju dan menghambat arus pada aliran tegangan balik.Secara keseluruhan dioda
dapat kita contohkan sebagai katup, dimana katup tersebut akan terbuka pada saat
air mengalir dari belakang menuju ke depan. Sedangkan katup akan menutup
apabila ada dorongan aliran air dari depan katub. Simbol dioda digambarkan
dengan anak panah yang diujungnya terdapat garis yang melintang. Cara kerja
dioda dapat kita lihat dari simbolnya. Karena pada pangkal anak panah disebut
sebagai anoda (P) dan pada ujung anak panah dapat disebut sebagai katoda (N).

Gambar 4. Dioda

5. IC 555

Gambar 5. IC 555

IC 555 ( NE555) yang mempunyai 8 pin (kaki) ini merupakan salah satu komponen
elektronika yang cukup terkenal, sederhana, dan serba guna. Pada dasarnya aplikasi
utama IC NE555 ini digunakan sebagai Timer (Pewaktu) dengan operasi rangkaian
monostable dan Pulse Generator (Pembangkit Pulsa) dengan operasi rangkaian astable.
Selain itu, dapat juga digunakan sebagai Time Delay Generator dan Sequential Timing. 

 Fungsi masing-masing kaki (pin) IC NE555

Gb. 1: Simbol IC NE555

PIN KEGUNAAN
1 Ground (0V), adalah pin input dari sumber tegangan DC paling negative
Trigger, input negative dari lower komparator (komparator B) yang
2 menjaga osilasi tegangan terendah kapasitor pada 1/3 Vcc dan mengatur
RS flip-flop
Output, pin keluaran dari IC 555.
Reset, adalah pin yang berfungsi untuk me reset latch didalam IC yang
akan berpengaruh untuk me-reset kerja IC. Pin ini tersambung ke suatu
4 gate (gerbang) transistor bertipe PNP, jadi transistor akan aktif jika diberi
logika low. Biasanya pin ini langsung dihubungkan ke Vcc agar tidak
terjadi reset
Control voltage, pin ini berfungsi untuk mengatur kestabilan tegangan
referensi input negative (komparator A). pin ini bisa dibiarkan tergantung
5 (diabaikan), tetapi untuk menjamin kestabilan referensi komparator A,
biasanya dihubungkan dengan kapasitor berorde sekitar 10 nF ke pin
ground
Threshold, pin ini terhubung ke input positif (komparator A) yang akan
6
me-reset RS flip-flop ketika tegangan pada pin ini mulai melebihi 2/3 Vcc
Discharge, pin ini terhubung ke open collector transistor internal (Tr)
7 yang emitternya terhubung ke ground. Switching transistor ini berfungsi
untuk meng-clamp node yang sesuai ke ground pada timing tertentu
Vcc, pin ini untuk menerima supply DC voltage. Biasanya akan bekerja
8 optimal jika diberi 5V s/d 15V. Supply arusnya dapat dilihat di datasheet,
yaitu sekitar 10mA s/d 15mA.
IV. PERANCANGAN

4.1 Gambar Rangkaian


Gambar rangkaian monostable multivibrator lengkap

4.2. Komponen / bahan


Untuk membuat rangkaian multivibrator monostabil diperlukan komponen
dan bahan sebagai berikut :

1. PCB ukuran 4,5 x 6 cm


2. Resistor 5 buah : - Resistor 1= 47k
-Resistor 2 = 1k
- Resistor 3 = 100k
- Resistor 4 = 4k7
- Resistor 5 ( R) = 12k
3. Kapasitor 2 buah
4. Transistor 2 buah : - Transistor 1 : BC 108
- Transistor 2 : BD 139
5. Dioda 2 buah, masing – masing tipe 1N4002
6. IC 555
7. Tenol
8. Kabel 6 buah: warna merah 2 buah, warna hitam 2 buah, warna biru 2 buah
9. Larutan FeCl3 ( ferit klorit)
10. Air
11. Amplas halus
12. Kertas foto atau kertas mika bening
13. Soket IC
14. LED
15. LDR
16. Ember / aqua
17. Busa

4.3. Peralatan
Selain bahan dan komponen, diperlukan juga peralatan sebagai berikut :

1. Laptop
2. Setrika
3. Solder
4. Printer laser
5. Tang
6. Ragum
7. Mata bor
8. Mesin bor
9. Multimeter
10. Catu daya 9 volt
11. Atraktor

4.4. Langkah – Langkah


1) Membuat sistematik rangkaian sesuai dengan rangkaian monostabil
multivibrator.
2) Mendesain layout PCB menggunakan aplikasi ExpressPCB sesuai dengan
rangkaian.
3) Print layout PCB dikertas foto atau kertas mika bening.
4) Potong layout PCB sesuai dengan ukurannya.
5) Amplas PCBnya terlebih dahulu sebelum layout PCB di tempelkan.
6) Letakan layout PCBnya diatas PCB yang ada bagian tembaganya.
7) Setrika layout PCB tersebut kurang lebih 10 menit.
8) Setelah selesai biarkan terlebih dahulu agar tidak terlalu panas, kemudian
celupkan kedalam air.
9) Kelupas layout PCB dengan cara pelan – pelan.
10) Larutkan PCB kedalam larutan FeCl3 , kemudian tunggu sampai tembaga
PCB yang tidak tertutupi oleh jalur berwarna keputihan.
11) Angkat PCB dari larutan FeCl3, kemudian bersihkan sisa layout PCB
dengan cara mengamplas sambil diberi air sampai sisa layoutnya benar –
benar bersih.
12) Bor PCB tersebut sesuai jalur yang telah dibuat.
13) Pasang komponen, kemudian solder dengan rapi.
14) Setelah selesai kemudian potong kaki – kaki komponennya, selanjutnya
lakukan pengukuran.
15) Ukur tegangan disetiap pin IC dan dikolektor transistor satu sebagai uji
coba awal, kemudian catat pada tabel.
16) Uji coba rangkaian untuk mengetahui apakah rangkaian itu sudah bekerja
atau belum.
V. HASIL PERANCANGAN

5.1. Data – data Awal

Uji coba awal:

1. Periksa rangkaian
2. Kabel input ( LDR ) terbuka
3. Sambungkan catu daya 9 volt
4. Ukurlah kaki – kaki IC ( 1-8)
5. Hasilnya catat pada table
6. Ulangi langkah 2-5 dengan kabel input ( LDR ) terhubung.

Tabel pengukuran pin IC

No Kabel Terbuka Kabel Tertutup Keterangan


(v) (v)
1 0 0 Ground
2 6,74 6,76
3 0,38 0,33
4 8,38 8,38 Vcc
5 0,34 0,31
6 8,33 8,34
7 8,33 8,34
8 8,37 8,37 Vcc
9 0,01 9,00 Kolektor Tr BC 108

4.2. Uji Coba Rangkaian

1. Rangkaian telah di uji coba awal


2. Pasang IC 555 dengan soket pada soket rangkaian
3. Hubungkan output dengan modul lampu
4. Hubungkan input ( kabel biru - biru) dengan LDR
5. Hubungkan modul LED dengan catu daya 9 volt
6. Hubungkan rangkaian dengan catu daya 9 volt
7. Modul LED dengan LDR harus saling berhadapan dengan jarak 15 cm
8. Halangi cahaya LED pelan – pelan , apa yang terjadi pada lampu ?
9. Halangi LED dengan cepat, apa yang terjadi pada lampu ?
10. Pada jarak maksimal antara LED dengan LDR berapa ? lampu masih bisa
merespon ?
V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Multivibrator merupakan osilator, dimana osilator adalah rangkaian


elektronika yang menghasikan perubahan pada sinyal outputnya. Pada dasarnya
multivibrator terbagi menjadi tiga jenis, yaitu multivibrator astabil, multivibrator
bistabil, dan multivibrator monostabil.

  Monostabil multivibrator adalah suatu rangkaian yang mempunyai satu


keadaan stabil, yaitu nilai output = 0. Apabila rangkaian monostabil dipicu dari
luar maka akan mengalami keadaan tidak stabil sehingga output menjadi 1 untuk
waktu tertentu, lalu kemudian stabil kembali ke 0. Yang mentukan quasistabil
( tidak stabil ) berlangsung adalah nilai R dan C yang ada pada rangkaian itu.
Cara kerja rangkaiannya yaitu, rangkaian akan rileks pada kondisi stabil saat
tidak ada pulsa. Kondisi tidak stabil diawalid engan pulsa pemicu pada masukan. Setelah
selang waktu 210,7 ´ R C , rangkaian kembali kekondisi stabil. Rangkaian tidak
mengalami perubahan sampai ada pulsa pemicu yang datang pada masukan.
Pada multivibrator monostable, kondisi one-shoot mempunyai satu state stabil, dimana
ini terjadi jika clock berada pada negative edge trigger (tergantung jenis IC-nya). Saat
mendapat trigger, Q menjadi LOW pada panjang t tertentu (tw), selanjutnya berubah
kenilai sebaliknya (HIGH), hingga bertemu lagi dengan negative edge trigger berikutnya
dari clock. 

     Untuk mengawali suatu perubahan, pulsa pemicu harus diberikan pada jalur
input rangkaian monostable multivinrator. C2 dan R5 pada rangkaian masukan
membentuk jaringan defensiator. Kenaikan pulsa pemicu menyebabkan terjadinya
aliran arus yang besar melalui 5 R setelah C2 mulai termuati arus lewat R5 mulai
menurun, saat pulsa pemicu sampai pada tepi penurunan tegangan C2 jatuh ke
nol. Dengan tidak adanya sumber tegangan yang ada pada C2, kapasitor akan
terkosong melalui R5. Pulsa input kemudian berubah menjadi positif dan suatu
pulsa negatif muncul pada R5. D1 hanya berkonduksi selama terjadi pulsa negatif
dan diumpankan pada basis Q2. Ini mengawali terjadinya perubahan pada
multivibrator.
Kegunaan dari rangkaian multivibrator monostabil ini antara lain :
Peregangan periode waktu terhadap denyut sinyal keluaran ( pulse sterching ).
Sebagai rangkaian pendeteksi ujung jatuh pada denyut rangkaian flip – flop.
Selain itu, rangkaian monostabil yaitu untuk menerapkan variasi dari sistem dua
keadaan (two state system) yang dapat menghasilkan suatu sinyal kontinu, yang
dapat digunakan sebagai pewaktu (timer) dari rangkaian-rangkaian sekuensia.

5.2. Saran

Setelah melakukan perakitan rangkaian, melakukan percobaan, dan


mendapatkan hasil, maka penulis memberikan saran:
a. Pahamilah skema rangkaian dengan benar sebelum melakukan
praktikum,
b. Dalam mendesain layout jalur PCB perhatikan ukuran komponennya,
jangan sampai terlalu berdekatan,
c. Setelah pembuatan layout jalur pada PCB, sebelum dilarutkan,
periksalah apakah sudah sesuai dengan skema rangkaian yang ada atau
belum,
d. Penyolderan dimulai pada komponen pasif dan tahan terhadap suhu
panas terlebih dahulu, selanjutnya pada komponen aktif,
e. Cek ulang rangkaian sebelum digunakan,
f. Hati-hati saat melaksanakan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA

http://elektronika-dasar.web.id/monostable-multivibrator/
http://elkasebelas.blogspot.co.id/2014/04/ic-555-monostable-multivibrator.html
http://syahigwan.blogspot.co.id/2014/11/monostable-multivibrator.html
http://admistory.blogspot.co.id/2012/11/struktur-fungsi-aplikasi-dan-cara-
kerja.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Resistor
http://komponenelektronika.biz/pengertian-transistor.html

http://komponenelektronika.biz/pengertian-kapasitor.html

http://komponenelektronika.biz/pengertian-dioda.html

http://www.alldatasheet.com
LAMPIRAN

Gambar – gambar

Gambar 1. Hasil rancangan dari layout tata letak komponen

Gambar 2. Hasil rancangan dari layout jalur PCB


Datasheet
1. Resistor
2. Kapasitor

3. Transistor

- Transistor BC 108
- Transistor BD 139
4. Dioda
5. IC 555

Anda mungkin juga menyukai