Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PRAKTIKUM

BENGKEL ELEKTRONIKA II
“LAMPU TANDA”
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bengkel Elektronika II
Dosen Pengampu Suryono, S.T., M.Eng.

Disusun Oleh :
Riska Dwi Aulia
3.32.19.3.23
EK-1D

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRONIKA


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITENIK NEGERI SEMARANG
2020
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Tingginya tingkat kecelakaan lalu lintas yang terjadi pada kawasan


padat lalu lintas seperti kawasan perindustrian, rumah sakit, pasar, dan
tempat keramaian lainya yang bersebrangan langsung dengan jalan raya,
mengakibatkan para pengendara kadang kurang mengetahui adanya pusat
pusat keramaian tersebut. Sehingga sering terjadi kecelakaan lalu lintas

Untuk mengatasi hal tersebut, maka diperlukan suatu tanda atau


rambu bagi para pengendara agar menyadari akan adanya keramaian di
kawasan tersebut. Kepolisian atau pihak terkait biasanya memasang rambu
berupa tulisan ataupun berupa lampu lalu lintas 1 warna. Warna kuning
dipilih untuk mengingatkan pengendara untuk berhati hati. Lampu ini
dipasang tepat didepan sumber ataupun pusat keramaian.

Dengan adanya lampu tanda yang digunakan sebagai penanda maka


diharapkan tingkat kecelakaan dapat diantisipasi oleh kesadaran pengendara
untuk lebih berhati hati. Pengendara juga harus paham akan makna adanya
lampu tersebut yaitu tanda berhati hati.

1.2 Tujuan
Tujuan dari dibuatnya lampu tanda ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui dan memahami skema rangkaian lampu tanda.
2. Mengetahui komponen-komponen yang digunakan dalam lampu tanda.
3. Mengetahui cara kerja rangakaian lampu tanda dengan menggunakan
IC 555
4. Membuat layout PCB sendiri dengan baik dan rapi.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 DASAR TEORI
2.1.1 IC PEWAKTU 555

Pemakaian piranti-piranti semacam osilator, pembangkit pulsa,


pembangkit tanjakan dan gelombang-persegi, multivibrator satu-tembakan,
tanda bahaya pencurian, dan monitor-monitor tegangan, semuanya
memerlukan sebuah rangkaian yang mampu menghasilkan selang-selang
penentuan waktu. Pewaktu rangkaian terpadu yang paling popular adalah
555, pertama-tama diperkenalkan oleh Signetics Corporation. Serupa
dengan op amp penggunaan-umum, 555 ini bisa diandalkan, mudah
digunakan dalam berbagai pemakaian, dan murah harganya. 555 bisa juga
beroperasi dari tegangan suplai sebesar 5 V sampai + 18 V, mengakibatkan
alat ini bisa saling dihubungkan dengan rangkaian-rangkaian TTL
(transistor-transistor logic) dan rangkaian- rangkaian op amp.

Pada dasarnya aplikasi utama IC NE555 ini digunakan sebagai


Timer (Pewaktu) dengan operasi rangkaian monostable dan Pulse Generator
(Pembangkit Pulsa) dengan operasi rangkaian astable. Selain itu, dapat juga
digunakan sebagai Time Delay Generator dan Sequential Timing.

Fungsi kaki-kaki pada IC NE555


No. Nama Kegunaan
1 GND GrouND (0V)
2 TR TRigger (penyulut), pulsa negatif pendek pada pin ini menyulut pewaktuan
3 Q Output (keluaran), Selama pewaktuan, keluaran berada pada +VCC
4 R Reset, interval pewaktuan dapat disela dengan memberikan pulsa reset 0V
5 CV Control Voltage memungkinkan untuk mengakses pembagi tegangan internal
(2/3 VCC)
6 THR THReshold menentukan akhir pewaktuan (pewaktuan berakhir Vthr < 2/3 VCC)
7 DIS DIScharge disambungkan ke kondensator, dan waktu pembuangan muatan
kondensator menentukan interval pewaktuan.
8 V+ positive supply Voltage tegangan catu positif yang harus di antara The 3 dan
15 V

2.1.2 TRANSISTOR

1. Pengertian
Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai
penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi
tegangan, modulasi sinyal atau sebagai fungsi lainnya. Transistor dapat
berfungsi semacam kran listrik, di mana berdasarkan arus inputnya (BJT)
atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat
akurat dari sirkuit sumber listriknya.

Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal, yaitu Basis (B),


Emitor (E) dan Kolektor (C). Tegangan yang di satu terminalnya misalnya
Emitor dapat dipakai untuk mengatur arus dan tegangan yang lebih besar
daripada arus input Basis, yaitu pada keluaran tegangan dan arus output
Kolektor.

Transistor merupakan komponen yang sangat penting dalam dunia


elektronik modern. Dalam rangkaian analog, transistor digunakan dalam
amplifier (penguat). Rangkaian analog melingkupi pengeras suara, sumber
listrik stabil (stabilisator) dan penguat sinyal radio. Dalam rangkaian-
rangkaian digital, transistor digunakan sebagai saklar berkecepatan tinggi.
Beberapa transistor juga dapat dirangkai sedemikian rupa sehingga
berfungsi sebagai logic gate, memori dan fungsi rangkaian-rangkaian
lainnya.
2. Cara Kerja Transistor

Dari banyak tipe-tipe transistor modern, pada awalnya ada dua tipe
dasar transistor, bipolar junction transistor (BJT atau transistor bipolar) dan
field-effect transistor (FET), yang masing-masing bekerja secara berbeda.

Disebut Transistor bipolar karena kanal konduksi utamanya


menggunakan dua polaritas pembawa muatan: elektron dan lubang, untuk
membawa arus listrik. Dalam BJT, arus listrik utama harus melewati satu
daerah/lapisan pembatas dinamakan depletion zone, dan ketebalan lapisan
ini dapat diatur dengan kecepatan tinggi dengan tujuan untuk mengatur aliran
arus utama tersebut.

FET (juga dinamakan transistor unipolar) hanya menggunakan satu


jenis pembawa muatan (elektron atau hole, tergantung dari tipe FET).
Dalam FET, arus listrik utama mengalir dalam satu kanal konduksi sempit
dengan depletion zone di kedua sisinya (dibandingkan dengan transistor
bipolar di mana daerah Basis memotong arah arus listrik utama). Dan
ketebalan dari daerah perbatasan ini dapat diubah dengan perubahan
tegangan yang diberikan, untuk mengubah ketebalan kanal konduksi
tersebut. Lihat artikel untuk masing-masing tipe untuk penjelasan yang
lebih lanjut.

3. Jenis-jenis Transistor
Secara umum, transistor dapat dibeda-bedakan berdasarkan banyak
kategori:

1. Materi semikonduktor : Germanium, Silikon, Gallium Arsenide

2. Kemasan fisik : Through Hole Metal, Through Hole


Plastic, Surface Mount, IC, dan lain- lain

3. Tipe : UJT, BJT, JFET, IGFET (MOSFET),


IGBT, HBT, MISFET, VMOSFET,
MESFE T, HEMT, SCR serta
pengembangan dari transistor yaitu IC
(Integrated Circuit) dan lain- lain.

4. Polaritas : NPN atau N-channel, PNP atau P-channel

5. Maximum kapasitas daya : Low Power, Medium Power, High Power

6. Maximum frekuensi kerja : Low, Medium, atau High Frequency, RF


transistor, Microwave, dan lain-lain

7. Aplikasi : Amplifier, Saklar, General Purpose,


Audio, Tegangan Tinggi, dan lain-lain

4. Konfigurasi Kaki Transistor BD 139

NPN

2.1.3 RESISTOR

Resistor merupakan salah satu komponen yang paling sering


ditemukan dalam Rangkaian Elektronika. Hampir setiap peralatan
Elektronika menggunakannya. Pada dasarnya Resistor adalah komponen
Elektronika Pasif yang memiliki nilai resistansi atau hambatan tertentu yang
berfungsi untuk membatasi dan mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian
Elektronika. Resistor atau dalam bahasa Indonesia sering disebut dengan
Hambatan atau Tahanan dan biasanya disingkat dengan Huruf “R”. Satuan
Hambatan atau Resistansi Resistor adalah OHM (Ω). Sebutan “OHM” ini
diambil dari nama penemunya yaitu Georg Simon Ohm yang juga
merupakan seorang Fisikawan Jerman.

Resistor digunakan sebagai bagian dari rangkaianelektronik dan


sirkuit elektronik, dan merupakan salah satu komponen yang paling sering
digunakan. Resistor dapat dibuat dari bermacam-macam komponen dan
film, bahkan kawat resistansi (kawat yang dibuat dari paduan resistivitas
tinggi seperti nikelkromium).

Karakteristik utama dari resistor adalah resistansinya dan daya listrik


yang dapat dihantarkan. Karakteristik lain termasuk koefisien suhu, derau
listrik (noise), dan induktansi.

Resistor dapat diintegrasikan kedalam sirkuit hibrida dan papan


sirkuit cetak, bahkan sirkuit terpadu. Ukuran dan letak kaki bergantung pada
desain sirkuit, kebutuhan daya resistor harus cukup dan disesuaikan dengan
kebutuhan arus rangkaian agar tidak terbakar.

Resistor aksial biasanya menggunakan pola pita warna untuk


menunjukkan resistansi. Resistor pasang-permukaan ditandas secara
numerik jika cukup besar untuk dapat ditandai, biasanya resistor ukuran
kecil yang sekarang digunakan terlalu kecil untuk dapat ditandai. Kemasan
biasanya cokelat muda, cokelat, biru, atau hijau, walaupun begitu warna lain
juga mungkin, seperti merah tua atau abu-abu.

Resistor awal abad ke-20 biasanya tidak diisolasi, dan dicelupkan ke


cat untuk menutupi seluruh badan untuk pengkodean warna. Warna kedua
diberikan pada salah satu ujung, dan sebuah titik (atau pita) warna di tengah
memberikan digit ketiga. Aturannya adalah "badan, ujung, titik"
memberikan urutan dua digit resistansi dan pengali desimal. Toleransi
dasarnya adalah ±20%. Resistor dengan toleransi yang lebih rapat
menggunakan warna perak (±10%) atau emas (±5%) pada ujung lainnya.
2.1.4 KAPASITOR

1. Pengertian

Kondensator atau sering disebut sebagai kapasitor adalah suatu


alat yang dapat menyimpan energi di dalam medan listrik, dengan cara
mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari muatan listrik.
Kondensator memiliki satuan yang disebut Farad dari nama Michael
Faraday. Kondensator juga dikenal sebagai "kapasitor", namun kata
"kondensator" masih dipakai hingga saat ini. Pertama disebut oleh
Alessandro Volta seorang ilmuwan Italia pada tahun 1782 (dari bahasa Itali
condensatore), berkenaan dengan kemampuan alat untuk menyimpan suatu
muatan listrik yang tinggi dibanding komponen lainnya. Kebanyakan
bahasa dan negara yang tidak menggunakan bahasa Inggris masih mengacu
pada perkataan bahasa Italia "condensatore", bahasa Perancis
condensateur, Indonesia dan Jerman Kondensator atau Spanyol
Condensador.
Kondensator diidentikkan mempunyai dua kaki dan dua
kutub yaitu positif dan negatif serta memiliki cairan elektrolit dan biasanya
berbentuk tabung.

Lambang kondensator (mempunyai kutub) pada skema elektronika.

Sedangkan jenis yang satunya lagi kebanyakan nilai kapasitasnya


lebih rendah, tidak mempunyai kutub positif atau negatif pada kakinya,
kebanyakan berbentuk bulat pipih berwarna coklat, merah, hijau dan
lainnya seperti tablet atau kancing baju.

Lambang kapasitor (tidak mempunyai kutub) pada skema elektronika.

Namun kebiasaan dan kondisi serta artikulasi bahasa setiap negara


tergantung pada masyarakat yang lebih sering menyebutkannya. Kini
kebiasaan orang tersebut hanya menyebutkan salah satu nama yang paling
dominan digunakan atau lebih sering didengar. Pada masa kini, kondensator
sering disebut kapasitor (capacitor) ataupun sebaliknya yang pada ilmu
elektronika disingkat dengan huruf (C).

2. Kapasitor Elektrolit

Kondensator elektrolit atau Electrolytic Condenser (sering


disingkat Elco) adalah kondensator yang biasanya berbentuk tabung,
mempunyai dua kutub kaki berpolaritas positif dan negatif, ditandai oleh
kaki yang panjang positif sedangkan yang pendek negatif atau yang dekat
tanda minus ( - ) adalah kaki negatif. Nilai kapasitasnya dari 0,47 µF
(mikroFarad) sampai ribuan mikroFarad dengan voltase kerja dari beberapa
volt hingga ribuan volt.
Berbagai macam lambang gambar untuk Kapasitor Elektrolit pada
skema elektronika :

2.1.5 TRIMPOT

1. Pengertian
Trimpot adalah sebuah resistor variabel kecil yang biasanya
digunakan pada rangkaian elektronika sebagai alat tuning atau bisa juga
sebagai re-kalibrasi. Seperti potensio juga, Trimpot juga mempunyai 3 kaki
selain kesamaan tersebut sistem kerja/cara kerjanya juga meyerupai potensio
hanya saja kalau potensio mempunyai gagang atau handle untuk memutar
atau menggeser sedangkan Trimpot tidak. Lalu bagaimana cara merubah
nilai resistansi sebuah Trimpot? jawabannya adalah dengan cara
mengetrimnya menggunakan obeng pengetriman. Dalam rangkaian
elektronika Trimpot disimbolkan dengan huruf VR

2. Fungsi Trimpot
Fungsi daripada Trimpot juga memiliki kesamaan layaknya
Potensio, namun adakalanya berbeda karena Trimpot seringnya dipasang
pada PCB langsung. Contoh penggunaan Trimpot sering kita temukan pada
rangkaian RGB sebagai tuning warna pada televisi berwarna dan sebagai
tuning subbrigth serta contras.

3. Jenis-Jenis Trimpot
Trimpot dibagi menjadi dua jenis atau tipe
yakni: Single turn Trimpot dan Multi turn Trimpot, single turn Trimpot
merupakan tipe yang sering sekali digunakan karena harganya yang murah
sedangkan Multi turn Trimpot digunakan untuk mendapatkan hasil yang lebih
akurat pada resolusi yang tinggi.
4. Nilai Satuan

Nilai resistansi pada trimpot pada umumnya tertera/tertulis langsung


pada body trimpot tersebut, nilai tersebut ada yang memakai kode angka
sama seperti pada Kapasitor/kondensator, sebagai contoh misal tertulis 472
atau barangkali 103. Cara membacanya yaitu 472 berarti 4700 ohm dan
103 berarti 10.000 ohm (10k)
BAB 3
PERANCANGAN DAN ASSEMBLY
3.1 Gambar Rangkaian

J2
1
2

26630201RP2

R1
10k

U1

8
4 3

VCC
R Q
R3 Q1
7 BD139
DC
RV1 4K7
50K 5
J1 CV
2
1

GND
2 6
TR TH
26630201RP2 1

555

R2
10k

C1
47U

Gambar 3.1 Rangkaian Skematik Lampu tanda

3.2 Komponen dan Alat & Bahan

3.2.1 Komponen
No. Nama Komponen Ukuran Bahan Jumlah
1. Resistor 10K Ohm±5% Karbon 2
2. Resistor 3K9 Ohm±5% Karbon 1
3. Kapasitor 47µF Elektrolit 1
4. Transistor BD 139 Semikonduktor 1
5. Trimpot 50K Ohm Semikonduktor 1
6. IC NE 555 Semikonduktor 1
3.2.2 Alat & Bahan
1. PCB 8. Lotion Anti Nyamuk
2. Solder 9. Mesin Bor
3. Tennol 10. Mata Bor
4. Tang Lancip 11. Kabel Penghubung
5. Tang Potong 12. Multimeter
6. Atraktok 13. Modul Lampu
7. Lotfet 14. Power Supply DC 12 V

3.3 Pembuatan Layout PCB


Dalam pembuatan layout PCB digunakan aplikasi yang bernama
PROTEUS. Dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Siapkan alat dan bahan yang sudah ditentukan.

2. Siapkan laptop atau PC. Buka aplikasi PROTEUS.

3. Membuat project baru dengan cara klik new project, beri nama project
dan ikuti langkahnya sampai finish.

4. Masuk ke halaman untuk membuat skematik selanjutnya pilih dan


masukkan komponen yang sudah disebutkan di atas. Dengan klik

tombol pada toolbar kemudian klik huruf P.

5. Mencari dan pilih masing masing komponen dengan cara langsung


menuliskan nama komponen yang akan dicari pada kotak dialog search
komponen.

6. Merangkai semua komponen sesuai dengan skematik.

7. Setelah semua komponen terangkai, masuk ke bagian PCB Layout


untuk membuat jalur PCB nya. Lalu jika sudah masuk ke bagian PCB
layout secara otomatis lambang – lambang komponen pada skematik
akan berubah menjadi gambaran komponen sesungguhnya dengan yang
saling terhubung dengan garis sesuai pada skematik.

8. Lalu, mengatur daerah yang digunakan untuk menata komponen dengan


ukuran P = 60 mm, L = 40 mm. Daerah tersebut yang nantinya menjadi film
PCB.

9. Setelah itu, menata komponen dan merangkai untuk membuat jalur sesuai
arah-arah garis panah penghubung.

10. Memastikan komponen telah tersambung dengan benar kemudian print ke


format file pdf.

11. Kemudian print film PCB tersebut menggunakan printer laser warna hitam
putih.

12. Film PCB sudah jadi dan siap untuk disablon ke papan PCB polos.

Gambar 3.2 Tata Letak Komponen Gambar 3.3 Layout PCB

3.4 Penyablonan pada PCB

Langkah-langkah dalam memindahkan layout ke PCB:

1. Membersihkan PCB dengan amplas dan air

2. Menuangkan lotion anti nyamuk secukupnya diatas wadah, beri


sedikit air agar tidak terlalu kental.
3. Mengoleskan lotion anti nyamuk pada bagian luar kertas layout yg
sudah ditempelkan pada PCB sampai merata.

4. Menutup kertas yang sudah diolesi lotion anti nyamuk dengan mika
transparan.

5. Menggosok layout yang sudah diolesi lotion anti nyamuk


menggunakan uang koin sampai merata pada mika transparan, mika
transparan berguna untuk menghindari kertas sobek saat proses
penggosokan dengan koin, gosok kira-kira sampai menempel.

6. Kemudian melepaskan kertas dari PCB dengan hati-hati, memeriksa


layout yang sudah menempel di PCB, jika ada jalur yang tipis
tebalkan menggunakan spidol permanent, membersihkan sisa kertas
di luar jalur PCB agar proses pelarutan lebih cepat.

Gambar 3.4 Jalur setelah dipindahkan di PCB

7. Kemudian PCB bisa dilarutkan dengan FeCl dan air.


8. Mencampurkan FeCl dan air dalam wadah. Cairan tidak boleh terlalu
kental maupun terlalu encer.

9. Memasukan PCB dalam larutan. Menggoyang-goyang wadah hingga


PCB larut dengan sempurna. Lalu cuci PCB dengan air hingga bersih
Gambar 3.5 Pelarutan PCB

Gambar 3.6 PCB setelah dilarutkan Gambar 3.7 PCB setelah dibersihkan

10. Selanjutnya PCB siap dibor pada titik-titik yang telah ditentukan .

Gambar 3.9 PCB setelah di bor

Gambar 3.8 Pengeboran PCB


3.5 Assembly

Assembly adalah proses pemasangan komponen dengan PCB.


Pemasangan dilakukan dengan cara diSolder. Solder yang digunakan adalah
solder 40W. Sebelum dipasang, PCB di bor sesuai ukuran kaki komponen.
Sebelum menyolder, pastikan solder benar benar panas agar tenol mencair
maksimal. Solder dengan hati-hati dan jangan terlalu lama karena panas
solder yang terlalu lama dapat merusak komponen, susun komponen sesuai
dengan jalur dan skematik yang telah dibuat.

Gambar 3.10 Komponen setelah disolder Gambar 3.11 Susunan Komponen


pada PCB
BAB 4

UJI COBA RANGKAIAN

Langkah Langkah Uji Coba

1. Periksalah kembali rangkaian PCB.


2. Hubungkan output rangkaian pada modul lampu.
3. Hubungkan catudaya 12 volt ke input rangkaian → Lampu berkedip.
4. Hidupkan catu daya.
5. Lampu akan menyala beberapa saat kemudian, dan akan mati atau
berkedip secara bergantian.
6. Putar Rv ke kiri → kedip lampu semakin cepat.
7. Putar Rv ke kanan → kedip lampu semakin lambat.

Gambar 4.1 Uji Coba Rangkaian Saat Mati dan Nyala


BAB 5

ANALISA
5.1 Analisa Cara Kerja Rangkaian

Pada saat rangkaian di beri tegangan, maka tegangan itu akan mengisi
terlebih dahulu kapasitor melewati R1, R2 dan RV. Setelah kapasitor terisi,
tegangan akan masuk ke trigger pin IC 555 atas perintah dimulainya timer Pada
saat timer on, pin output akan aktif tinggi dan membuka transistor selanjutnya
modul lampu akan aktif. Pada saat timer menghitung, maka pin 7 IC 555 yaitu
discharge untuk waktu pembuangan muatan menentukan pembuangan pewaktu.
Pembuangan pewaktu akan di hitung sesuai dengan tinggi rendah nilai resistansi
pada resistor. Cara kerja rangkaian ini akan berulang terus menerus.

Dari hasil pecobaan tersebut dapat diketahui bahwa apabila cepat


lambatnya lampu kedip dipengaruhi nilai resistansi trimpot yang dapat diubah-
ubah. Apabila trimpot diputar ke kiri maka nilai resistansinya semakin kecil
sehingga nyala lampu semakin cepat begitu pula sebaliknya.

5.2 Perhitungan

Tabel hasil pengamatan :


No Kondisi Rv Kondisi Lampu Waktu
ON 1,8 detik
1 Saat Rv Normal
OFF 1,1 detik
ON 2,4 detik
2 Saat Rv diputar ke kanan
OFF 2,3 detik
ON 0,6 detik
3 Saat Rv diputar ke kiri
OFF 0,7 detik

1. Perhitungan Data Hasil Percobaan


Keterangan :
RA = R1
RB = R2 + Rv
R1 = R2 = 10K
• Charge (Lampu menyala)
t1 = 0,7 (RA+RB) C (sekon)
• Discharge (Lampu mati
t2 = 0,7 (RB) C (sekon)

a) Saat Rv maksimum » Rv = 50 K ( diputar ke kanan)


t1 = 0,7 (RA+RB) C
= 0,7 (10000 + 10000 + 50000) 47 . 10-6
= 0,7 (70000) 47 . 10-6
= 2,303 sekon
t2 = 0,7 (RB) C
= 0,7 (10000+50000) 47 . 10-6
= 0,7 (60000) 47 . 10-6
= 1,974 sekon
T = 0,7 (RA+2RB) C
= 0,7 (10000 + 2 . 60000) 47 . 10-6
= 0,7 (130000) 47 . 10-6
= 4,277 sekon
f =1/T
= 1 / 4,277
= 0,234 Hz
Dc = ( t1 : T ) x 100%
= (2,303 : 4,277) x 100 %
= 53,85 %

b) Saat Rv minimum » Rv = 0 (diputar ke kiri)


t1 = 0,7 (RA+RB) C
= 0,7 (10000 + 10000 +0) 47 . 10-6
= 0,7 (20000) 47 . 10-6
= 0,658 sekon
t2 = 0,7 (RB) C
= 0,7 (10000+0) 47 . 10-6
= 0,329 sekon
T = 0,7 (RA+2RB) C
= 0,7 (10000 + 2 . 10000) 47 . 10-6
= 0.987 sekon
f =1/T
= 1 / 0,987
= 1,01 Hz
Dc = ( t1 : T ) x 100%
= (0,658 : 0.987) x 100 %
= 66,67 %

2. Perbandingan Hasil Perhitungan dengan Hasil Percobaan


Setelah dilakukan percobaan maka didapatkan hasil seperti pada tabel :
Kondisi Waktu
No Kondisi Rv
Lampu Percobaan Perhitungan
ON 2,4 detik 2,3 detik
1 Saat Rv maksimum
OFF 2,3 detik 1,9 detik
ON 0,6 detik 0,65 detik
2 Saat Rv minimum
OFF 0,7 detik 0,3 detik

Setelah dilakukan percobaan, ternyata terjadi perbedaan waktu dari


hasil percobaan dengan hasil perhitungan. Ada beberapa hal (kesalahan)
yang dapat menyebabkan perbedaan hasil pengukuran dengan hasil
perbedaan :
1. Adanya kesalahan pembacaan hasil percobaan
2. Adanya kesalahan pada alat ukur
3. Adanya faktor lain yang dapat menyebabkan perbedaan hasil pada
percobaan dengan hasil perhitungan
BAB 6

PENUTUP
6.1 Kesimpulan

1. IC timer 555 adalah suatu komponen elektronika aktif yang berfungsi


sebagai pewaktu karena periode yang dihasilkan stabil.
2. IC timer 555 memiliki 8 kaki yang memiliki fungsi masing –masing,
diantara ground, trigger, output, reset, control, threshold, discharge, Vcc.
3. Dalam pengaplikasianya IC 555 dapat digunakan sebagai rangkaian
lampu kedip yang berfungsi sebagai tanda untuk memberikan indikator
peringatan, hati hati dan waspada.
4. Trimpot adalah komponen yang nilai resistansinya dapat diubah ubah
sesuai dengan keinginan.
5. Trimpot digunakan salah satunya untuk mengatur pelan atau cepatnya
kedip lampu.

6.2 Saran

1. Pahamilah skematik rangkaian dengan benar sebelum melakukan


praktikum agar meminimalisir kesalahan.
2. Buatlah layout komponen sesuai dengan dimensi ukuran komponen yang
sebenarnya.
3. Penyolderan dilakukan dari komponen pasif dan tahan panas terlebih
dahulu kemudian komponen aktif.. Jangan terlalu lama dalam
penyolderan komponen aktif untuk menghindari kerusakan pada
komponen akibat terlalu lama terkena panas dari solder.
4. Sebelum melakukan pengujian rangkaian, sebaiknya periksa dulu
rangkaian baik dari input, tegangan maupun tata letak komponen pada
rangkaian.
DAFTAR PUSTAKA

https://teknikelektronika.com/pengertian-resistor-jenis-jenis-rsistor/

https://id.wikipedia.org/wiki/Kapasitor
https://id.wikipedia.org/wiki/Transistor
http://blog.unnes.ac.id/antosupri/pengertian-trimpot-dan-fungsinya/
LAMPIRAN

1. Data Sheet :
a) IC 555
b) Transistor BD 1
2. Gambar Skematik Rangkaian
3. Gambar Tata Letak Komponen
4. Gambar Layout
1. Data sheet IC 555
2. Data sheet transistor BD139
SKEMATIK LAMPU TANDA

J2
1
2

26630201RP2

R1
10k

U1

8
4 3

VCC
R Q
R3 Q1
7 BD139
DC
RV1 4K7
50K 5
J1 CV
2
1

GND
2 6
TR TH
26630201RP2

1 555

R2
10k

C1
47U

1 Transistor T1 Semikonduktor BD 139 NPN


1 Kapasitor C1 Elektrolit 47 µF Berpolar
1 Resistor Variabel RV Film Karbon 50K Ω Trimpot
1 Resistor R3 Film Karbon 4K7 Ω 0.5 Watt/5%
2 Resistor R1, R2 Film Karbon 10K Ω 0.5 Watt/5%
1 IC C Semikonduktor NE 555 Pewaktu
Jml Nama Komponen Posisi Bahan Ukuran Keterangan
PERUBAHAN Digambar Riska 06-03-2020
SKALA Diperiksa Suryono
LAMPU TANDA 1: 1
No. Hal : Jlh Hal :

POLITEKNIK NEGERI SMG EK BEK JOS


SEMARANG 20 14 23 01
GAMBAR TATA LETAK KOMPONEN

GAMBAR LAYOUT PCB

40 mm

60 mm

PERUBAHAN Digambar Riska 06-03-2020


SKALA Diperiksa Suryono
LAYOUT PCB 1: 1
No. Hal : Jlh Hal :

POLITEKNIK NEGERI SMG EK BEK LAY


SEMARANG 20 14 23 01

Anda mungkin juga menyukai