Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN

BENGKEL ELEKTRONIKA II
“TOUCH SWITCH”
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bengkel Elektronika II

Disusun oleh :
Miftakhul Amin
EK-1B
3.32.19.1.17

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRONIKA


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan dalam dunia elektronika sangat cepat, selain dalam bidang
industri dan keperluan rumah tangga, bisa dikatakan elektronika telah menyentuh
semua bidang kehidupan manusia.
Komponen elektronika yang semakin canggih tetapi lebih sederhana dan
dengan biaya yang terjangkau memicu perkembangan pesat tersebut. Komponen
- komponen elektronika dengan fungsi dan kemampuan yang berbeda satu sama
lain jika dirangkai menjadi suatu rangkaian yang kemudian dapat berguna untuk
kehidupan. Salah satunya adalah saklar sentuh ‘touch switch’.
Media yang digunakan sebagai saklar sentuh dalam rangkaian ini adalah potongan
pcb atau plat logam konduktor lainnya. Dalam rangkain ini terdapat beberapa
komponen antara lain, resistor, transistor, dioda, IC 7474. Pengaplikasian rangkaian
ini biasanya terdapat pada kunci pengaman tambahan pada sepeda motor, switch
on/off sekaligus, dan bisa digunakan sebagai switch lainnya.

1.2 Tujuan
1) Mengetahui bagaimana karakter, fungsi, dan cara kerja setiap komponen dalam
rangkaian “Touch Switch”.
2) Membaca dan mengerti gambar skema rangkaian.
3) Mengatur tata letak setiap komponen sehingga tertata rapi.
4) Membuat jalur pada PCB dengan benar.
5) Mengetahui kesalahan pada rangkaian bila alat tidak bekerja dengan normal.
6) Menganalisa data setiap komponen saat sistem bekerja.

1.3 Manfaat
1) Kunci pengaman tambahan pada sepeda motor.
2) Tombol on / off.
BAB II
DASAR TEORI

2.1 IC 7474
Perangkat Elektronika ini berisi dual positive edge-triggered D flip-flops, informasi
pada input D diterima oleh flip-flop disisi positif dari pulsa clock. Pemicuan terjadi pada
level tegangan dan tidak secara langsung terkait dengan waktu transisi tepi naik clock.
Data pada input D dapat diubah saat clock LOW atau HIGH tanpa mempengaruhi
output selama pengaturan data dan waktu penahan tidak dilanggar. Level logika rendah
pada input preset atau clear akan mengatur atau mereset output terlepas dari level logika
input lainnya.

Gambar 2.1.1 Pin-Out IC7474

Gambar 2.1.2 Tabel Kebenaran


Gambar 2.1.3 Diagram logika dan fungsi

Untuk membuat D-FF menjadi fungsi toggle, Output inverting (Q not) harus
dihubungkan / diumpan balikan ke Input Data (D), seperti gambar 2.1.4

Gambar 2.1.4 D-Flip Flop dengan Funsi Toggle

Dengan fungsi toogle, maka Output (Q) selalu berubah keadaan (dari tinggi ke
rendah atau rendah ke tinggi) setiap kali ada pulsa masuk ke pin Clock (CLK), seperti
pada gambar 2.1.5. perubahan Output (Q) terjadi pada saat pulsa clock berubah dari
kondisi rendah ke tinggi (transisi tinggi), hal ini sesuai dengan Tabel Kebenaran IC7474
(Dual D-FF) baris 4 dan 5 gambar 2.1.2. Pulsa toggle D-FF dari Output (Q) menjadi
masukan pada transistor yang berfungsi sebagai switch.

Gambar 2.1.5 Bentuk f0 / pulsa output (Q) terhadap fin / pulsa CLK
2.2 Sensor Touch Switch
Setiap kali sensor switch permukaan atas disentuh atau didekati dengan jari
telunjuk, pada pin Output akan menghasilkan pulsa, dengan lebar pulsa yang acak
(random) tergantung dari lamanya jari telunjuk mendekati sensor. Karena sensor ini
bersifat kapasitif, jika permukaan atas sensor disentuhkan atau hanya didekati dengan
benda bersifat logam, maka pada pin Outputnya selalu menghasilkan pulsa.
Sensor touch switch type TTP 223 ini sangan sensitive terhadap sentuhan, tidak
hanya pada permukakan atas sensor saja dapat disentuh. Pada permukaan bagian bawahpun
jika disentuh atau didekati dengan telunjuk atau benda yang bersifat logam, maka pin
Outputnya tetap membangkitkan pulsa. Pulsa-pulsa yang dibangkitkan dari sensor sentuh
menjadi masukan (input) bagi D- Flip Flop (IC 7474) pada pin Cp (Clock pulse).

Gambar 2.2.1 Sensor Touch

2.3 Transistor
Transistor sebagai switch dirangkai dari sebuah transistor NPN (BD 139)
dengan konfigurasi kolektor terbuka (open colektor), sebuah resistor pada basis
digunakan sebagai pembatas arus basis. Sebuah Dioda penyearah dipasang pada
colektor bagian anodanya dan terhubung ke +Vcc bagian katodanya berfungsi
sebagai proteksi transisitor terhadap tegangan balik jika beban transistornya bersifat
induktif yang bisa menimbulkan tegangan balik saat terjadi switching.
Pin Q D-FF yang membangkitkan pulsa out-put dihubungkan dengan basis
transistor melalui resistor basis (R), emitor terhubung dengan catu 0 (GND),
kolektor terbuka terhadap catu daya positif (+Vcc) sebagai Vout-putnya. Transistor
akan bersifat seperti switch terbuka (Open/Off) jika Vb berhubungan dengan pulsa
berlogika rendah atau sama dengan 0 dan akan bersifat seperti switcth tertutup
(Close/On) jika Vb berhubugan dengan pulsa yang berlogika tinggi atau sama
dengan +Vcc. On dan Off-nya transistor akan mempengaruhi beban dalam
rangkaian ini adalah SSR yang terpasang pada colektornya. SSR yang dibebani
lampu memjadi menyala jika transistor ON dan lampu menjadi padam jika transistor
Off.
Kerja transistor sebagai switch terlihat pada tabel dibawah :
No. Vin Basis Transistor Keterangan
1 Pulsa rendah (0) OFF Lampu Padam
2 Pulsa tinggi (+Vcc) ON Lampu Menyala

2.4 Dioda
Dioda pengaman digunakan pada rangkaian apa pun yang memungkinkan aliran
arus dalam arah maju, karena arus tidak akan mengalir dalam arah sebaliknya. Ini
melindungi komponen yang responsif terhadap aliran arus melalui mereka yang ke arah
salah. Dioda pengaman yang digunakan dalam suatu rangkaian dibuat untuk melindungi
rangkaian.

Aliran arus tidak akan ke puncak tegangan balik dioda. Tegangan ini adalah
tegangan maksimum yang dapat ditahan oleh dioda proteksi ke terminal katoda.
Tegangan yang jauh dari ini akan menyebabkan dioda rusak & mengalirkan arus.

Misalnya, dengan dioda 1N4001, tegangan balik puncak dapat bertahan adalah
50V. Dengan demikian, jika tegangan melampaui 50V ke katoda fatal, itu akan rusak
dan arus akan mengalir. Ini adalah kontrol desain rangkaian dioda pengaman pertama.
Tetapi, dengan desain kedua, tidak ada kontrol, karena dioda pengaman bias maju
dengan arus terbalik.
2.5 Resistor
Resistor merupakan salah satu komponen yang paling sering ditemukan dalam
Rangkaian Elektronika. Hampir setiap peralatan Elektronika menggunakannya. Pada
dasarnya Resistor adalah komponen Elektronika Pasif yang memiliki nilai resistansi
atau hambatan tertentu yang berfungsi untuk membatasi dan mengatur arus listrik dalam
suatu rangkaian Elektronika. Resistor atau dalam bahasa Indonesia sering disebut
dengan Hambatan atau Tahanan dan biasanya disingkat dengan Huruf “R”. Satuan
Hambatan atau Resistansi Resistor adalah OHM (Ω). Sebutan “OHM” ini diambil dari
nama penemunya yaitu Georg Simon Ohm yang juga merupakan seorang Fisikawan
Jerman.

2.6 Perhitungan (Logic Out)

No. CLK D Q Q’ Colector - Emitor Keterangan


1. 0 0 Memori Memori Memori Memori
2. 0 1 Memori Memori Memori Memori
3. 1 0 0 1 Terputus Lampu Mati
4. 1 1 1 0 Terhubung Lampu
Nyala

Keterangan :
1. Logic 1 :3–5 Volt
2. Logic 0 :0 Volt
3. Terputus :3–5 Volt
4. Terhubung :0 Volt
BAB III
PERANCANGAN DAN ASSEMBLY

3.1 Gambar Rangkaian (Schematic)

Gambar 3.1 Rangkaian Schematic

3.2 Daftar Komponen

No. Nama Komponen Ukuran Bahan Jumlah


1. Resistor 2K2Ω ±5% Karbon 1
2. Dioda IN 4002 Silikon 1
3. Transistor BD 139 Silikon 1
4. IC D-FF 7474 - 1
5. Sensor Touch Switch TTP 223 - 1
3.3 Daftar Alat dan Bahan
Alat dan Bahan
PCB Power Supply 12 Volt DC
Solder Baskom
Tynol Autan
Mika Mesin Bor dan Mata Bor
Tang Potong Kabel Penghubung (Jumper)
Atractor Multimeter
Fericlorit Modul Buzzer / Modul Lampu
Uang Koin Kertas HVS

3.4 Pembuatan Layout PCB


Pembuatan layout PCB menggunakan aplikasi bernama PROTEUS. Langkah awal
pembuatan layout yaitu dengan membuat schematic. Kemudian membuat PCB
Layout, lalu jalur yang telah dibuat di PCB Layout tersebut di print di kertas HVS
menggunakan print laser.

Gambar 3.4.1 Tata letak komponen Gambar 3.4.2 Layout PCB

3.5 Pemindahan Film ke PCB


1. Amplas PCB hingga bersih.

Gambar 3.5.1 PCB yang telah diamplas


2. Tempelkan kertas film layout ke PCB, oleskan autan di kertas film secukupnya,
setelah itu lapisi dengan mika, lalu gosok menggunakan uang koin hingga layout
menempel di PCB.
3. Setelah layout menempel lepas kertas film layout lalu tunggu hingga layout yang
menempel di PCB mengering.

Gambar 3.5.2 Layout yang sudah menempel di PCB

3.6 Pelarutan PCB


1. Siapkan baskom, lalu isi dengan air dan Fericlorit (FeCl).
2. Masukkan PCB ke baskom tersebut.

Gambar 3.6.1 Proses pelarutan PCB


3. Goyang-goyang beberapa menit sampai PCB larut.
4. Setelah PCB larut, ambil PCB lalu cuci dengan air dan amplas agar film yang masih
menempel hilang.

Gambar 3.6.2 PCB yang sudah dilarutkan dan dibersihkan


5. Siapkan bor, lalu bor sesuai lubang yang sudah dibuat.

Gambar 3.6.3 Proses pengeboran PCB


6. Panaskan solder, selanjutnya pasang semua komponen sesuai tata letaknya.

3.7 Assembly

Gambar 3.7.1 PCB Tampak Atas

Gambar 3.7.2 PCB Tampak Bawah


BAB IV
UJI COBA RANGKAIAN

4.1 Langkah Kerja Uji Coba


Berikut adalah langkah langkah dalam melakukan uji coba rangkaian :

1. Periksa kembali rangkaian PCB


2. Pasang IC 7474 pada soket
3. Sambungkan output pada modul lampu
4. Sambungkan Vs dengan tegangan 5 Volt (lampu mati)
5. Sentuh sensor Touch Switch (lampu menyala)
6. Sentuh lagi sensor Touch Switch (lampu mati)
7. Mencatat Hasil Percobaan

4.2 Hasil Uji Coba

Gambar 4.2.1 Saat lampu mati Gambar 4.2 Saat lampu hidup

No. D (V) Q (V) Q’ (V) C (V) Keterangan


1. 4,75 0 3,15 3,75 Lampu Mati
2. 0 4,1 0 0 Lampu Nyala

Tabel Hasil Pengukuran


BAB V
ANALISA
5.1 Cara Kerja Rangkaian
Kondisi Lampu Mati terlebih dahulu :
1. Q mendapat logic 0 (VQ = 0 V). Maka Q’ = D = logic 1 (VQ’ = VD = 3-5 V).
2. Touch Switch disentuh. Maka CLK = logic 1 (VCLK = 3-5 V).
3. Karena D = 1 dan CLK = 1, maka Q = logic 1 (VQ = 3-5 V) dan Q’ = D = logic
0 (VQ’ = VD = 0 V). Sehingga transistor switch on dan mengalirkan arus dari
kolektor menuju emitor. Sehingga beban (lampu) MENYALA.
4. Saat Touch Switch dilepas. Maka CLK = logic 0 (VCLK = 0 V).
5. Karena D = 0 dan CLK = 0, maka output akan dalam kondisi memori. Karena
sebelumnya Q = logic 1 (VQ = 3-5 V). Maka transistor tetap switch on dan
mengalirkan arus dari kolektor menuju emitor. Sehingga beban (lampu) tetap
MENYALA.
6. Touch Switch disentuh. Maka CLK = logic 1 (VCLK = 3-5 V).
7. Karena D = 0 dan CLK = 1, maka Q = logic 0 (VQ = 0 V) dan Q’ = D = logic
1 (VQ’ = VD = 3-5 V). Sehingga transistor tidak bisa switch on untuk
mengalirkan arus dari kolektor menuju emitor. Sehingga beban (lampu) MATI.
8. Saat Touch Switch dilepas. Maka CLK = logic 0 (VCLK = 0 V).
9. Karena D = 1 dan CLK = 0, maka output akan dalam kondisi memori. Karena
sebelumnya Q = logic 0 (VQ = 0 V). Maka transistor tidak bisa switch on untuk
mengalirkan arus dari kolektor menuju emitor. Sehingga beban (lampu) tetap
MATI.
Kondisi Lampu Menyala terlebih dahulu :
1. Q mendapat logic 1 (VQ = 3-5 V). Maka Q’ = D = logic 0 (VQ’ = VD = 0 V).
2. Touch Switch disentuh. Maka CLK = logic 1 (VCLK = 3-5 V).
3. Karena D = 0 dan CLK = 1, maka Q = logic 0 (VQ = 0 V) dan Q’ = D =
logic 1 (VQ’ = VD = 3-5 V). Sehingga transistor tidak bisa switch on untuk
mengalirkan arus dari kolektor menuju emitor. Sehingga beban
(lampu) MATI.
4. Saat Touch Switch dilepas. Maka CLK = logic 0 (VCLK = 0 V).
5. Karena D = 1 dan CLK = 0, maka output akan dalam kondisi memori.
Karena sebelumnya Q = logic 0 (VQ = 0 V). Maka transistor tidak bisa
switch on untuk mengalirkan arus dari kolektor menuju emitor.
Sehingga beban (lampu) tetap MATI.
6. Touch Switch disentuh. Maka CLK = logic 1 (VCLK = 3-5 V).
7. Karena D = 1 dan CLK = 1, maka Q = logic 1 (VQ = 3-5 V) dan Q’ = D = logic
0 (VQ’ = VD = 0 V). Sehingga transistor switch on dan mengalirkan arus dari
kolektor menuju emitor. Sehingga beban (lampu) MENYALA.
8. Saat Touch Switch dilepas. Maka CLK = logic 0 (VCLK = 0 V).
9. Karena D = 1 dan CLK = 0, maka output akan dalam kondisi memori. Karena
sebelumnya Q = logic 1 (VQ = 3-5 V). Maka transistor tetap switch on dan
mengalirkan arus dari kolektor menuju emitor. Sehingga beban (lampu) tetap
MENYALA.

5.2 Pembuktian Logika dan Tegangan

Logika

No. CLK D Q Q’ Colector - Emitor Keterangan


1. 0 0 1 0 Terhubung Lampu Nyala
2. 0 1 0 1 Terputus Lampu Mati
(Memori)
(Memori)
Tegangan (Volt)

No. D Q Q’ Colector - Emitor Keterangan


1. 4,75 0 3,15 3,75 Lampu Mati
2. 0 4,1 0 0 Lampu Nyala
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan

Lampu / output akan on apabila sensor mendapat sentuhan, (I/O akan berlogic 1)
yang kemudian akan diteruskan ke IC dan kemudian diproses hingga mampu
mengaktifkan transistor. Apabila perangkat sudah tidak mendeteksi adanya sentuhan,
lampu / output tetap akan menyala (Memori). Lampu / output akan mati jika
mendeteksi adanya sentuhan lagi. Dan begitu pula seterusnya. Rangkaian ini
memanfaatkan sistem kerja D flip flop, dimana terdapat logic 1, 0, dan CLK sebagai
pengatur ON dan OFF nya output yang diatur sedemikian rupa sehingga bisa
mengeluarkan output logic 1 dan 0 yang kemudian mampu mengatur sistem kerja
transistor yang digunakan sebagai saklar elektronik.

Secara sederhana prinsip D Flip-Flop adalah meneruskan data pada D menuju Q


jika clock aktif.

6.2 Saran

1. Pahami skematic rangkaian dengan benar.

2. Buat layout komponen sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan.

3. Saat proses penyolderan harus hati-hati, solder jangan terlalu panas, dapat
merusak komponen.
4. Pada proses penyolderan mulailah menyolder komponen pasif terlebih
dahulu sebelum komponen aktif.
5. Sebelum melakukan pengujian, periksa kembali tata letak input dan output
supaya tidak terjadi kesalahan.
6. Hati-hati saat memasang IC, pastikan IC terpasang dengan benar, karena IC
sangat mudah sekali rusak
DAFTAR PUSTAKA

http://elkasebelas.blogspot.com/2014/04/ic-555-monostable-multivibrator.html?m=1

https://teknikelektronika.com/simbol-fungsi-kapasitor-beserta-jenis-jenis-kapasitor/

http://blog.unnes.ac.id/antosupri/pengertian-cara-kerja-dan-fungsi-transistor/

http://zonaelektro.net/resistor-karakteristik-nilai-dan-fungsinya/

https://www.onsemi.com/pub/Collateral/BD139-D.PDF

https://www.google.com/search?biw=1366&bih=608&tbm=isch&sa=1&ei=U1DrXILKG
uzSz7sP552-0Ag&q=ilustrasi+karakteristik+cut-
off+transistor&oq=ilustrasi+karakteristik+cut-
off+transistor&gs_l=img.3...52063.55031..56358...0.0..1.858.1800.2j0j1j5-
1j1......0....1..gws-wiz-img.PoBVtpr6DPE#imgrc=8y4aYYyASxsv1M:

https://www.google.com/search?q=ic+555+monostable+multivibrator&source=lnms&tb
m=isch&sa=X&ved=0ahUKEwiX6-mX2LriAhWVX3wKHTu-
CzkQ_AUIDygB&biw=1366&bih=608#imgrc=Lk2ynk0epVF1nM:

https://www.google.com/search?biw=1366&bih=608&tbm=isch&sa=1&ei=9lDrXPHjIfr
Yz7sPxLyksAc&q=ilustrasi+karakteristi+saturation+area&oq=ilustrasi+karakteristi+sat
uration+area&gs_l=img.3...971546.981695..981906...1.0..0.309.3099.34j3j1j1......0....1..g
ws-wiz-
img.......0i67j0j0i19j0i30i19j0i5i30i19j0i5i30j0i8i30.rHYGUMpFl8w#imgrc=Gni7kLauU2
NFJM:

https://www.elektronikaspot.com/2014/11/mengenal-dioda-penyearah.html

https://www.google.com/search?q=dioda+1n4002&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved
=0ahUKEwjgg4SD47riAhU0heYKHeSvDlQQ_AUIDygB&biw=1366&bih=608#imgrc=J-
ouOslFeX646M:
LAMPIRAN

 Gambar Schematic Rangkaian


 Gambar Layout Rangkaian
 Datasheet IC 74747
No Nama Ukuran Model Jumlah Keterangan
1 Resistor 2K2 Ω - 1 -
2 Dioda - 1N4002 1 -
3 Transistor - BD 139 1 -
4 IC - 74 LS 74 1 -
5 Pinheader - - 5 -
6 Pcb - - 1 65 X 50 mm
Jml Nama Komponen Posisi Bahan Ukuran Keterangan
Perubahan Di Gbr Mifta 3/11/20
Di Prk Suryono
TOUCH SWITCH Skala
1:1
No. Hal: Jml Hal :

POLITEKNIK SMG EK DRA


NEGERI SEMARANG 20 02-17 01
Jml Nama Komponen Posisi Bahan Ukuran Keterangan
Perubahan Di Gbr Mifta 03/11/20
TATA LETAK Skala
Di Prk Suryono

KOMPONEN 1:1
No. Hal: Jml Hal :

POLITEKNIK SMG EK DRA


NEGERI SEMARANG 20 02-17 02

Anda mungkin juga menyukai