Oleh :
2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Boost-converter adalah konverter penaik tegangan DC ke level yang lebih tinggi.
Ia merupakan bentuk power-supply yang diperlukan ketika tegangan yang dibutuhkan
oleh suatu perangkat atau rangkaian elektronik lebih tinggi dari tegangan suplai yang
tersedia. Sebagaimana buck-converter, boost-converter juga menerapkan sistem SMPS,
maka ia adalah bagian dari jenis power-supply SMPS juga. Efisiensinya tinggi.
Menaikkan tegangan DC ke level yang lebih tinggi tidak dapat dilakukan oleh power-
supply sistem linier, itulah sebabnya istilah “DC-DC up-converter” (penaik tegangan DC)
hanya identik dengan boost-converter yang menerapkan sistem SMPS ini.
Boost-converter memanfaatkan sifat induktor terhadap guncangan listrik berfrekwensi
tinggi dan bekerja dengan adanya denyut-denyut tegangan.
Pada pembahasan kali ini, kami mebuat rangkaian boost-converter dengan
memakai arduino sebagai sumber pwmnya.
1.2 Permasalahan
Berdasarkan latar belakang di atas, maka disusun rumusan masalah sebagai berikut
:
1. Bagaimana perhitungan untuk membuat rangkaian boost-converter?
2. Berapa besar hasil keluaran tegangan?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan rangkaian boost-converter adalah sebagai berikut:
a. Memahami prinsip kerja dari rangkaian Boost Converter.
b. Merancang dan membuat rangkaian Boost Converter.
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Arduino UNO
Arduino UNO (Gambar 2.1) adalah board mikrokontroler berbasis ATmega328 (datasheet).
Memiliki 14 pin input dari output digital dimana 6 pin input tersebut dapat digunakan sebagai
output PWM dan 6 pin input analog, 16 MHz osilator kristal, koneksi USB, jack power, ICSP
header, dan tombol reset.
4
2.4 Dioda 1N404
Dioda (Gambar 2.4) adalah komponen aktif semikonduktor yang terdiri dari persambungan
(junction) P-N.Sifat dioda yaitu dapat menghantarkan arus pada tegangan maju dan
menghambat arus pada tegangan balik. Dioda berasal dari pendekatan kata dua elektroda yaitu
anoda dan katoda.
.
Gambar 2.5 Toroid
2.6 Tembaga
Tembaga (Gambar 2.5) merupakan konduktor panas dan listrik yang baik. Selain itu unsur
ini memiliki korosi yang cepat sekali. Tembaga murni sifatnya halus dan lunak, dengan
permukaan berwarna jingga kemerahan. Tembaga dicampurkan dengan timah untuk
membuat perunggu.
5
BAB III METODE PELAKSANAAN
3.1 Diagram Alur Pelaksanaan Program
3.3 Perencanaan
Sebelum membuat alat, terlebih dahulu membuat perencanaan yaitu dengan
mendesain rangkaian boost converter di PSIM sebagai berikut :
6
Gambar 3.3 Rangkaian Boost Converter
Vout = 1
Vin 1-D
15 = 1
15 1-D
15-5D = 15
15-5 = 5D
10 = 5D
D=2
Io = 2A
Ripple 5%
ΔVo = 5% x 15 = 0.75 Volt
ΔIo = 5% x 2 = ± 0.1 A
f = 50kHz
2. Induktor
I = (Vo – Vin)
Δio x f
I= (15-5)
0.1 x 50000
7
= 0.002 H
3. kapasitor
C = Vo – D
ΔVo x f x I
C= 15x2
0.75 x 7.5 x 50000
= 0.000139 F
= 0.139 mF
8
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2 Pembahasan
Boost konverter menghasilkan tegangan output yang lebih besar dari tegangan masukan.
Cara kejanya adalah :
9
Filosofi dari konverter ini adalah menyimpan atau menampung energi listrik pada induktor
(tandon energi listrik) sehingga dapat dihasilkan variasi tegangan output dengan mengatur
dutycycle.
Contoh aplikasi dari Boost Konverter untuk menaikan tegangan baterai guna mencatu motor
listrik
10
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
a. Rangkaian boost converter merupakan rangkaian DC to DC converter yang
hasil keluarannya (tegangan keluaran) lebih besar dari masukannya (tegangan masukan).
b. Besar nilai induktor pada rangkaian boost converter sangat mempengaruhi daripada faktor
induktor ripple yang terjadi pada rangkaian, karena apabila besar nilai inductor lebih kecil
dari nilai induktor yang ditetapkan, maka nilai I min akan negatif.
5.2 Saran
a. Sangat sulit untuk menentukan nilai yang pas untuk inductornya agar tegangan muncul,
sebaiknya digunakan inductor yang sudah jadi dan tinggal dihitung komponen yang lain
agar sesuai dengan tegangan output yang diinginkan
11
DAFTAR PUSTAKA
12