Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PROJECT ELEKTRONIKA DAYA

DC-DC BUCK CONVERTER

KELOMPOK 8
GILANG ARINSYA PRIMA ( 2022310065 )
NOFRIYAN DONI SAPUTRA ( 2022310066 )

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


INSTITUT TEKNOLOGI PADANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan
rahmat-Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa ada halangan
yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada bapak Andi M. Nur Putra,M.T. sebagai
dosen pengampu mata kuliah Elektronika Daya yang telah membantu memberikan arahan
dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan
karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran
untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi
semua pihak yang membutuhkan.

Padang, 10 Januari 2023

Kelompok 8
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

DC-DC buck converter merupakan sebuah rangkaian listrik yang berfungsi

menurunkan tegangan masukan supaya menjadi lebih kecil. Pada dasarnya, penurunan

tegangan keluaran dikendalikan melalui lamanya waktu penghubungan antara sisi

keluaran dan sisi masukan pada rangkaian yang sama. Komponen yang digunakan

untuk menjalankan fungsi penghubung tersebut adalah switch (solid state electronic

switch) seperti Thyristor, MOSFET, IGBT, GTO.

Pada dasarnya, buck konverter menggambarkan salah satu tipe dari topologi

switching power supply yang terdiri atas 2 bagian, yaitu bagian power dan bagian

pengontrolan. Bagian power berguna untuk mengubah tegangan, yang tergolong

komponen-komponen di dalamnya adalah switch dan filter output. Bagian pengontrolan

berperan untuk mengontrol state ON-OFF dari switch yang ditemukan di dalam

rangkaian. Buck konverter adalah konverter DC-DC yang dipakai untuk menurunkan

tegangan DC. Prinsip kerja rangkaian ini adalah dengan kendali pensaklaran. Nilai

tegangan keluaran buck konverter dapat diatur dengan mengatur besar lebar pulsa (duty

cycle) dari PWM (Pulse Width Modulation).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana cara merancang dan mensimusilasikan sebuah Buck Converter dari

110v menjadi 24v ?


1.3 Tujuan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuannya adalah sebagai berikut :

1. Merancang dan Mensimulasikan sebuah converter DC-DC tipe Buck dengan input

110 v dan outpu 24 v dengan menampilkan gelombang Outputnya.


BAB II

METODOLOGI

2.1 Konverter DC – DC

Konverter DC-DC digunakan untuk mengubah sumber tegangan DC menjadi

sumber tegangan DC yang bersifat variabel. Menurut ada empat jenis Konverter DC-

DC, yaitu:

a. Buck Konverter, menghasilkan tegangan keluaran lebih kecil dibandingkan tegangan

masukan.

b. Boost Konverter, menghasilkan tegangan keluaran lebih besar dibandingkan

tegangan masukan.

c. Buck-Boost Konverter, menghasilkan tegangan keluaran yang lebih kecil atau lebih

besar dibandingkan tegangan masukan. Regulator ini juga disebut regulator pembalik.

d. Cuk Konverter, menghasilkan tegangan keluaran yang lebih kecil atau lebih besar

dibandingkan tegangan masukan, tetapi polaritas tegangan keluaran berlawanan

dengan polaritas tegangan masukan.

2.2 Buck Konverter


Topologi Buck Konverter merupakan jenis converter yang paling banyak digunakan
pada aplikasi manajemen daya dan mikroprosesor regulator tegangan. Aplikasi ini
memerlukan frekuensi tinggi dan respon transien pada rentang arus beban yang lebar.
Mereka dapat mengkonversi tegangan tinggi ke tegangan rendah. Buck Konverter
dapat kita gunakan di computer atau dimanapun kita memerlukan untuk menurunkan
tegangan.
Gambar 2.1 Rangkaian Buck Konverter

Buck konverter dapat dioperasikan dalam 2 keadaan, yaitu keadaan saklar tertutup

(state ON) dan keadaan saklar terbuka (state OFF).

a. Keadaan Saklar Tertutup (State ON)

Gambar 2.2 Saklar Keadaan Tertutup

Gambar 2.2 posisi saat keadaan ON yang merupakan rangkaian buck

konverter saat saklar tertutup. Dimulai saat transistor q1 dihidupkan pada saat t=0.

Arus input yang bertambah mengalir melalui filter induktor L, filter kapasitor C,

dan beban resistor R.

b. Keadaan Saklar Terbuka ( State Off )

Gambar 2.3 Saklar Keadaan Terbuka


Gambar 2.3 posisi saat keadaan (State OFF) yang merupakan rangkaian

buck konverter saat saklar terbuka. Dimulai saat transistor q dimatikan pada t=t 1.

Diode freewheeling D m terhubung sebab energi yang terkandung pada induktor

dan arus induktor tetap mengalir melalui L, C, beban dan diode D. Arus induktor

mengalir menuju transistor q1 dihidupkan kembali pada siklus berikutnya.

Saklar yang digunakan berupa sebuah MOSFET yang dikendalikan dengan sinyal

PWM (Pulse Width Modulation). Saklar bekerja menghantar on dan off untuk

mengatur nilai tegangan pada induktor. Tegangan pada inductor mempunyai bentuk

gelombang kotak yang kemudian di-filter dengan kombinasi LC untuk menghasilkan

sebuah quasi-continuous voltage pada keluarannnya. Nilai rata-rata dari gelombang

kotak dapat diatur untuk mengendalikan Panjang dari konduksi dan cut-off states pada

saklar. Waktu ON dari saklar dihubungkan dengan periode waktu, dengan D adalah

duty cycle. Dalam kondisi ON, arus mengalir dari generator melalui induktor yang

menyebabkan induktor mengisi energi. Dioda berada dalam keadaan bias mundur dan

tidak ada arus yang melewatinya. Kondisi OFF menyatakan waktu off diberikan Toff =

(1-D)T dan arus dalam induktor menyebabkan dioda menjadi bias maju. Dioda

menyala aktif dan menyediakan jalan untuk mempertahankan kontinyuitas arus

melewati induktor. Bentuk gelombang pulsa DC-DC buck converter ditunjukkan pada

Gambar 2.4.
Gambar 2.4 Gelombang DC-DC Buck Konverter
Duty cycle dapat diatur supaya tegangan keluaran dari konverter berada pada nilai

yang diinginkan. Untuk sebuah konverter DC – DC ideal, duty cycle adalah

perbandingan antara tegangan keluaran dan tegangan masukan. Konverter DC-DC

digunakan sebagai sumber daya DC, dengan tegangan masukan bervariasi, tapi

tegangan keluaran dijaga pada nilai yang diinginkan. Duty cycle dijaga nilainya

melalui sinyal PWM digunakan untuk mengendalikan kondisi on dan off dari sebuah

MOSFET.

Nilai duty cycle pada rangkaian DC-DC buck converter merupakan perbandingan

antara tegangan keluaran dengan tegangan masukan. Nilai duty cycle mempunyai nilai

maksimal satu, dikarenakan DC-DC buck converter merupakan rangkaian yang

berfungsi menurunkan tegangan dengan tegangan keluaran lebih kecil dari tegangan

masukan. Persamaan duty cycle secara matemaika ditampilkan pada persamaan

berikut:

Vo
D= ………… ( 2.1 )
Vi

Rangkaian DC-DC buck converter terdiri dari sebuah dioda, sebuah MOSFET,

sebuah induktor, sebuah kapasitor, dan sebuah resistor. Nilai induktansi pada induktor
dihitung melalui persamaan 2.2, nilai kapasitansi pada kapasitor dihitung melalui

persamaan 2.3, dan nilai resistansi pada resistor dihitung melalui persamaan 2.4

V o (V i −V o )
L= ……….. ( 2.2 )
f ×V i × ∆ I

V o ( V i−V o )
C= …… ( 2.3 )
8 ×l× f 2 ×V i

Vo
R= ……… ( 2.4 )
I

Daya merupakan salah satu besaran yang dihasilkan oleh rangkaian DC-DC buck

converter. Nilai daya masukan pada kenyataannya tidaklah sama dengan daya

keluaran, sehingga DC-DC buck converter memiliki nilai efisiensi. Persaman daya

masukan, daya keluaran, dan efisiensi dari DC-DC buck converter ditampilkan secara

berurutan pada persamaan 2.5, persamaan 2.6, dan persamaan 2.7.

Pi=V i × I i ………. ( 2.5 )

Po =V o × I o ………. ( 2.6 )

VoIo
¿ × 100 % ……… ( 2.7 )
Vi Ii

Keterangan :

Vi : Tegangan masukan DC-DC buck converter (Volt)

Vo : Tegangan keluaran DC-DC buck converter (Volt)

I : Arus masukan DC-DC buck converter (Ampere)

ΔI : Riak arus (Ampere)

L : Induktansi pada induktor (Henry)

C : Kapasitansi pada kapasitor (Farad)


R : Resistansi pada resistor (Ohm)

f : Frekuensi switching (Hz)

Pi : Daya masukan (Watt)

Po : Daya keluaran (Watt)

η : Efisiensi (Persen)

Sistem DC-DC buck converter dapat dimodelkan secara matematis dengan

menggunkan hukum tegangan dan arus Kirchhoff untuk masing-masing keadaan

operasi. Keadaan operasi yang dimaksud adalah saat conduction mode (on) dan saat

keadaan cut-off mode (off). Hasil pemodelan DC-DC buck converter berupa fungsi

alih sistem ditampilkan pada persamaan 2.8 dengan penurunan persamaan.

Vi
Vo LC
= ……… ( 2.8 )
D 2 1 1
S+ +
RC LC

2.3 PWM ( Pulse Widht Modulation )

PWM (Modulasi Lebari Pulsa) adalah suatu cara merubah lebar sinyal atau

tegangan yang dinyatakan dengan gelombang ipulsa idalam suatui perioda. PWM

merupakan sinyal digital berupa gelobang petak dimana duty cycle dari gelombang

dapat diatur untuk menghasilkan keluaran sesuai dengan kebutuhan. Semakin besar

lebar pulsa maka akan semakin besar pula keluarannya. Sinyal PWM beroperasi pada

frekuensi 500Hz. Setiap siklus nilainya mulai dari 0 sampai 255. Bentuk dari siyal

PWM ditunjukan pada Gambar 2.5.


Gambar 2.5 Sinyal PWM

Waktu ketika tegangan output ada ipada posisii highi disebut Ton, sedangkan waktu

ketika tegangan output ada pada posisi low disebut Toff. Jumlah waktu satu siklus

ketika Ton dan Toff disebut Ttotal.

2.4 Rangkaian Konverter yang dirancang

Perancangan software pada konverter ini dilakukan pada software PSIM, yang

bertujuan untuk mensimulaikan rangkaian konverter agar lebih mudah dalam

pembuatan hardware tersebut. Pada simulasi PSIM yang telah dibuat yaitu dengan

konsep rangkaian konverter ini diubah dari DC menjadi DC lalu tegangan yang

dihasilkan di turunkan dari 110V to 24V.

Gambar 2.6 Rancangan Rangkaian.


Pada rangkaian diaatas dijelaskana rankaian ini dirancang dengan menggunakan

mosfet dengan input tegangan nya sebesar 110 v dan diharapkan mendapatkan output

sebesar 24 v. Untuk inductor, kapasitor dan tahanan nya setelah di cari menggunakan

rumus yang didapat :

I = 390 μH

C = 2.53 μF

R = 10 ohm

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

Anda mungkin juga menyukai