Ahsan Adyany
2A-D3TE
02 / 2131110090
2023
BAB I
Pendahuluan
Isi
Buckboost konverter berfungsi untuk mengubah level tegangan DC, baik ke level
yang lebih tinggi maupun ke level yang lebih rendah. Namun buckboost konverter
mengubah polaritas dari tegangan output terhadap tegangan input. Rangkaian dasar
buckboost konverter yang terdiri dari power MOSFET sebagai switching komponen,
induktor (L), dioda, kapasitor filter (C) dan resistor sebagai beban (RL).
Induktor digunakan sebagai filter untuk mengurangi ripple arus. Sedangkan kapasitor
digunakan sebagai filter untuk mengurangi ripple tegangan. Dioda digunakan sebagai
komponen switching yang bekerja pada keadaan switch open, sehingga arus tetap
mengalir ke induktor.
Buckboost converter dapat dioperasikan dengan dua mode yaitu continuous current
mode (CCM) dan discontinuous current mode (DCM). Continuous current mode ditandai
oleh arus yang mengalir secara terus-menerus pada induktor selama switching cycle-nya
pada keadaan mantap (steady state). Sehingga pada CCM, tegangan output dapat diatur
dengan mengubah duty cycle pada range 0-0.65. Selain itu, mode CCM tidak tergantung
dari nilai induktor dan kapasitor. Sedangkan discontinuous current mode ditandai dengan
arus induktor menjadi nol pada setiap switching cycle-nya. Untuk mode DCM, tegangan
output tergantung pada nilai induktor dan besarnya duty cycle. Pada pembahasan ini,
penulis menggunakan mode CCM. Bentuk sinyal IL pada mode CCM dan DCM dapat
dilihat pada Gambar 2 dan 3.
Pada rangkaian buckboost ini, MOSFET power yang digunakan bertipe p- chanel
dengan (-VDS) dan VGS(ON) untuk men-drive MOSFET sesuai dengan duty cycle pada
PWM. Keuntungan penggunaan MOSFET tipe p-chanel adalah mudah dalam
perancangan driver-nya karena tidak dibutuhkan keadaan floating. Selain itu, pemilihan
jenis MOSFET sebagai komponen utama switching juga penting. Parameter yang harus
diperhatikan dalam pemilihan MOSFET adalah VDS, ID, RDS(ON) dan ferkuensi kerja
maksimumnya yang harus memenuhi dari spesifkasi yang kita butuhkan. Sehingga kerja
dari rangakaian buckboost dapat maksimal. Untuk MOSFET tipe p-chanel usahakan
RDS(ON) sekecil mungkin, hal ini untuk mengurangi daya yang hilang pada Q.
Gambar 4. Siklus kerja buckboost konverter baik pada saat switch ON dan OFF
Saat switch on, induktor mendapat tegangan dari input dan mengakibatkan adanya
arus yang melewati induktor berdasarkan waktu dan dalam waktu yang sama kapasitor
dalam kondisi membuang (discharge) dan menjadi sumber tegangan dan arus pada
beban.
Saat switch off, tegangan input terputus menyebabkan mulainya penurunanarus dan
menyebabkan ujung dioda bernilai negatif dan induktor mensuplai kapasitor (charge) dan
beban. Jadi pada saat switch on arus beban disuplai oleh kapasitor, namun pada saat
switch off disuplai oleh induktor.
Besar dan kecilnya nilai tegangan output diatur berdasarkan duty cycle (D)PWM
pada switch. Bila D > 0,5 maka output akan lebih besar dari input. Sedangkan bila D <
0,5 maka output akan lebih kecil dari input dan Vin = Vout saat D = 0,5.
Arduino merupakan salah satu mikrokontroler. Arduino memiliki pin digital sebagai
input/output ( diantaranya dapat dipergunakan sebagai output PWM), input analog,
UARTs (hardware serial ports), sebuah osilator kristal, sebuah koneksi USB, sebuah
power jack, sebuah ICSP header, dan sebuat tombol reset. Pada setiap pin digital Arduino
yang dapat digunakan sebagai input dan output, menggunakan fungsi pinMode(),
digitalWrite() dan digitalRead(). Fungsi-fungsi tersebut bekerja pada tegangan 5 Volt, 40
mA dan memiliki sebuah resistor pull-up (terputus secara default) 20-50 kOhm.
2.1.3 PCF8574
Gambar 5. PCF8574
Fungsi utama dari PCF8574 ialah mengekspansi port I/O pada berbagai macam jenis
mikrokontroler melalui 2 jalur bidirectional 12C Bus. Pada PCF8574 terdapat 8-Bit quasi-
bidirectional Port den 12C Bus Interface PCF8574 mengkonsumsi daya yang rendah dan
mempunyai latched output dengan kemampuan menggerakkan arus yang besar. PCF8574
juga memiliki jalur Interupsi (INT) yang dapat dihubungkan dengan interrupt logic dari
mikrokontroler. Dengan mengirimkan sinyal interupsi, PCF8574 dapat
menginformasikan mikrokontroler bahwa ada data yang datang tanpa menggunakan jalur
IC Bus.
2.1.4 PWM
PWM singkatan dari Pulse Width Modulation. Pada mikrokontroler, sinyal PWM
beroperasi pada frekuensi rendah 500Hz – 2KHz. Pada board arduino, pin yang bias
dimanfaatkan untuk PWM adalah pin yang diberitanda tilde (~), yaitu pin 3, 5, 6, 9, 10,
dan pin 11. Pin-pin tersebut merupakan pin yang bisa difungsikan untuk menghasilkan
sinyal PWM.
Hasil
Keypad
3.1.4 Program
#include "Wire.h"
#include "LiquidCrystal_I2C.h"
#include "Keypad_I2C.h"
#include "Keypad.h"
#include "config.h"
#include "PWM.h"
float voltageIn;
float voltageOut;
int numsIndex = 0;
char nums[20] = "0";
void setup() {
Serial.begin(9600);
Wire.begin();
customKeypad.begin();
lcd.init();
lcd.backlight();
pinMode(VOLTAGE_IN_PIN, INPUT);
pinMode(VOLTAGE_OUT_PIN, INPUT);
InitTimersSafe();
bool success = SetPinFrequencySafe(PWM_PIN, PWM_FREQUENCY);
if (!success) Serial.println("PWM Init Failed");
else Serial.println("PWM Init Success");
}
void loop() {
char upDisplay[20], lowDisplay[20];
dtostrf(voltageIn, 4, 2, strVoltageIn);
dtostrf(voltageOut, 4, 2, strVoltageOut);
Rangkaian buck-boost converter adalah jenis konverter DC-DC yang digunakan untuk
mengubah tegangan DC menjadi tegangan yang lebih rendah atau lebih tinggi, tergantung pada
kebutuhan aplikasi. Rangkaian ini sering digunakan dalam sistem daya, pengisian baterai,
lampu LED, dan aplikasi lain yang memerlukan konversi tegangan yang efisien.
Adapun prinsip kerja dari rangkaian ini yaitu ketika saklar (transistor) pada rangkaian
buck-boost dinyalakan, energi dialirkan ke induktor dari sumber tegangan. Selama saklar pada
keadaan tertutup, arus mengalir melalui induktor dan membangun fluks magnetik di dalamnya.
Ketika saklar dimatikan, arus yang mengalir melalui induktor berhenti, dan fluks magnetik di
dalamnya mulai berkurang. Perubahan fluks magnetik ini menyebabkan tegangan induktor
berubah, dan diode yang terhubung sejajar dengan sumber tegangan mengarahkan arus ke
beban. Dalam mode buck, tegangan keluaran lebih rendah dari tegangan input, sedangkan
dalam mode boost, tegangan keluaran lebih tinggi dari tegangan input.
Komponen Utama:
- Induktor: Komponen ini menyimpan energi saat saklar dinyalakan dan membangun fluks
magnetik. Saat saklar dimatikan, energi disalurkan ke beban melalui induktor.
- Saklar (Transistor): Saklar yang terdiri dari transistor (misalnya MOSFET) mengatur aliran
energi ke induktor.
- Diode: Diode terhubung sejajar dengan sumber tegangan dan mengarahkan arus dari
induktor ke beban saat saklar dimatikan.
3.4 Kesimpulan
Arduino Uno berperan sebagai pengontrol nilai PWM dan duty cycle yang diberikan pada
MOSFET. Melalui pin PWM Arduino Uno, nilai duty cycle dapat diatur dari 0% hingga 100%
serta mengontrol tegangan keluaran Buck-Boost Converter.
Pemrograman pada Arduino juga menjadi faktor penting dalam mengambil input dari
keypad, mengendalikan buck-boost converter dengan teknik PWM, dan menampilkan
informasi di LCD. Selain itu, pemilihan komponen juga mempengaruhi kinerja rangakaian.
DAFTAR PUSTAKA
Chaidir, Mu'ammar. 2018. “Rancang Bangun Konvertes Buck Boost Dengan Sistem
Monitoring Berbasis Labview”. Yogyakarta : Universitas Islam Indonesia
Mochamad, Suryo. 2010. “Rancang Bangun Buck Boost Konverter”. Depok : Universitas
Indonesia