Nim : 202071038
Kelas :B
Judul : Konverter DC ke DC
NIM : 2020-71-038
Kelas :B
Menyetujui
Dosen Pembimbing
ii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan merealasasikan sebuah alat yang
dapat memudahkan pemakainya dalam memenuhi kebutuhan tegangan beban Alat ini
berguna untuk menaikkan tegangan yang dibutuhkan beban saat tegangan masukan
tetap (kurang dari yang dibutuhkan beban). Pada alat ini terdapat mikrokontroler
ATMega328 yang berfungsi untuk mengatur seluruh komponen agar dapat bekerja
sesuai program yang sudah diatur. Pada alat tersebut terdapat PWM yang digunakan
untuk memperbesar tegangan dengan mengatur siklus kerja gelombang menggunakan
saklar. Pada alat ini terdapat LCD yang berfungsi untuk menampilkan tegangan yang
dapat diubah oleh PWM, dan terdapat juga LED yang berfungsi untuk lampu tanda
bahwa alat siap dijalankan.
ABSTRACT
This research aims to design and realize a tool that can facilitate the user in the needs
of the load voltage. This tool is useful to raise the required load voltage when the insert
voltage is fixed (less than the load required). On this tool there is ATMega328
microcontroller that serves to manage all components in order to work according to a
program that is set. In the tool there is a PWM used to magnify the voltage by
regulating the wave cycle of work using a switch. In this tool there is a LCD that serves
to display the voltage that can be changed by PWM , and there is also a LED light for
the sign that the tool is ready to run.
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur tetap tercurah limpahkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-
Nya saya dapat menyelesaikan paper yang berjudul “Konverter DC ke DC 1” ini. Tak lupa
sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada nabi kita, Nabi Muhammad
SAW yang telah mengajarkan kepada kita agama islam yang sempurna sebagai anugarah
terbesar bagi seluruh umat manusia di dunia ini.
Penulis sangat bersyukur sekali karena dapat menyelesaikan paper yang menjadi tugas
elektronika daya yang dibimbing oleh dosen pak Albert Gifson H., ST., MT dengan judul
“Konverter DC ke DC”. Disamping itu, penulis juga mengucapkan banyak terimakasih
kepada semua pihak yang telah membantu penulis terealisasikanlah paper ini.
Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga makalah ini dapat menjadi manfaat bagi
para pembacanya. Penulis juga mengharapkan kritik dan saran dari pembaca terhadap
makalah ini agar kedepannya dapat di perbaiki. Karena Penulis sadar, makalah ini masih
terdapat banyak kekurangannya.
iv
DAFTAR ISI
v
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
BAB I PENDAHULUAN
1.2 Permasalahan
Pada awal perencanaan, dc-dc konverter yang telah dirancang, harus mampu
mengeluarkan tegangan keluaran yang variabel dengan arus keluaran yang besar.
tegangan keluaran tersebut dapat diatur lebih tinggi dari tegangan masukkan boost
konverter. dimana tengangan keluaran ini digunakan sebagai catu daya elektrolisis.
jadi hasil perancangan, didapatkan arus keluaran yang dihasilkan tidak mencukupi
untuk kontrol elektrolisis dan efisiensi dari bosst juga rendah. jadi, dengan adanya
8
laporan proyek ini dapat diketahui tingkat efisiensi dari kegunaan boost konverter
sebagai salah satu regulator dc tipe pensaklaran dengan mengatur lewat pulsa PWM
sari 0% hingga 65% dalam beberapa besar beban.
9
switching frekuensi dari mospet. Untuk mngontrol besar nilai tegangan
keluaran dari nilai regulator ini maka perlu dilakukan pengendalian
terhadap besar kecilnya nilai duty cycle, dimana dalam perencanaan
duty cycle tersebut dibangkitkan oleh PWM dari mikrokontroler. Besar
kecilnya nilai duty cycle dapat menentukan waktu yang dibutuhkan
mosfet saat mengalami kondisi on maupun off. Perubahan waktu
tersebut kemudian mempengaruhi perubahan siklus dari boost sehingga
tegangan keluaran boost dapat berubah.
BAB V KESIMPULAN
Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil pengujian.
10
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 DC DC Konverter
Tegangan searah (DC) pada system tenaga listrik saat ini sangat dibutuhkan.
Hal ini dapat kita ditemui pada berbagai macam peralatan rumah tangga disekitar kita.
Salah satu aplikasi yang berhubungan dengan tegangan searah (DC) tersebut adalah
converter DC-DC. Converter DC-DC merupakan salah satu jenis rangkaian
elektronika daya yang berfungsi untuk mengkonversi tegangan masukkan searah
konstan menjadi tegangan keluaran searah yang dapat divariasikan berdasarkan
perubahan duty cycle rangkaian kontrolnya. Sumber tegangan dc dari converter DC-
DC dapat diperoleh dari batrei, atau dengan menyearahkan sumber tegangan ac yang
kemudian dihaluskan dengan filter kapasitor untuk menguragi riak (ripple). Pengubah
daya DC-DC (DC-DC converter) tipe peralihan atau dikenal juga dengan sebutan DC
Chopper dimanfaatkan terutama untuk penyediaan tegangan keluaran DC yang
bervariasi besarannya sesuai dengan permintaan beban.
Secara umum, konverter DC-DC berfungsi untuk mengkonversikan daya
listrik searah (DC) ke bentuk daya listrik DC lainnya yang terkontrol arus, atau
tegangan, atau dua-duanya. Konverter DC-DC berlaku seperti halnya
trafo/transformer yang mengubah tegangan AC tertentu ke tegangan AC yang lebih
tinggi atau lebih rendah. Tidak ada peningkatan ataupun pengurangan daya masukan
selama pengkonversian bentuk energi listriknya. Konverter DC-DC dapat dibagi
menjadi 2 kategori besar, yaitu yang terisolasi dan yang tak terisolasi. Kata ’isolasi’
disini secara sederhana bermakna adanya penggunaan trafo (isolasi galvanis) antara
tegangan masukan dan tegangan keluaran konverter DC-DC. Beberapa sumber
menyebutkan bahwa konverter DC-DC yang tak terisolasi dengan istilah direct
converter, dan konverter yang terisolasi dengan istilah indirect converter.
Power supply atau dalam Bahasa Indonesia lebih dikenal dengan istilah catu
daya berfungsi untuk menkonversikan satu bentuk sumber listrik ke beberapa beberapa
bentuk tegangan dan arus yang dibutuhkan oleh satu atau lebih beban listrik. Sistem
catu-daya modern saat ini bekerja dalam mode pensaklaran, switching, dan
mempunyai efisiensi yang jauh lebih tinggi
11
dibandingkan dengan sistem catu-daya linier. Salah satu komponen utama dari sistem
catu daya mode pensaklaran adalah konverter DC-DC sebagai berikut :
12
Gambar 2.3. Penyearah Dengan Faktor Daya Satu
Skema konverter jenis ini dimana komponen utamanya terdiri atas MOSFET,
dioda, induktor, dan kapasitor. Jika saklar MOSFET pada kondisi tertutup, arus akan
mengalir ke induktor sehingga menyebabkan energi yang tersimpan di induktor naik.
Saat saklar MOSFET terbuka, arus induktor ini akan mengalir menuju beban melewati
dioda sehingga energi yang tersimpan di induktor akan turun. Rasio antara tegangan
keluaran dan tegangan masukan konverter sebanding dengan rasio antara periode
penyaklaran dan waktu pembukaan saklar. Keunggulan dari konverter boost adalah
mampu menghasilkan arus masukan yang kontiniu.
13
Karena arus masukan konverter dapat dijaga kontinu, pada saat konverter ini
diserikan dengan penyearah dioda, konverter ini tidak menimbulkan harmonisa pada
arus sumber penyearah dioda. Atau dengan kata lain, arus sumber mempunyai bentuk
gelombang mendekati sinusoidal dengan faktor daya sama dengan satu.
Gambar 2.5. Rangkaian konverter DC-DC tipe boost + penyearah dioda (faktor
daya
satu)
LCD adalah lapisan dari campuran organik antara lapisan kaca bening dengan
elektroda transparan indium oksida dalam bentuk tampilan segment-segment dan
lapisan elektroda pada kaca belakang. Pada dasarnya LCD bekerja dari tegangan
rendah (biasanya 3 sampai 5 Vrms), frekuensi rendah (25 sampai 60 Hz) sinyal AC,
dan memakai arus listrik yang sangat kecil. LCD seringkali ditata sebagai tampilan 7
segment untuk menampilkan angka. Tegangan AC diperlukan untuk menghidupkan
segment yang digunakan antara segment dan backplane, yang sama untuk semua
segment. Segment dan backplane membentuk kapasitor yang membutuhkan arus
listrik yang sangat kecil selama frekuensi AC dipertahankan low. Biasanya tidak lebih
rendah dari 25 Hz karena akan menghasilkan penglihatan yang bergetar. LCD
membutuhkan arus listrik yang lebih sedikit daripada tampilan LED dan digunakan
secara luas pada alat-alat yang digunakan batrai seperti kalkulator, dan arlogi. LCD
tidak mengeluarkan cahaya seperti LED, sehingga membutuhkan sumber cahaya dari
luar.
14
Dalam modul LCD (Liquid Cristal Display) terdapat microcontroller yang
berfungsi sebagai pengendali tampilan karakter LCD (Liquid Cristal Display).
Microntroller pada suatu LCD (Liquid Cristal Display) dilengkapi dengan memori dan
register. Memori yang digunakan microcontroler internal LCD adalah :
• DDRAM (Display Data Random Access Memory) merupakan memori tempat
karakter yang akan ditampilkan berada.
• CGRAM (Character Generator Random Access Memory) merupakan memori
untuk menggambarkan pola sebuah karakter dimana bentuk dari karakter dapat
diubah-ubah sesuai dengan keinginan.
• CGROM (Character Generator Read Only Memory) merupakan memori untuk
menggambarkan pola sebuah karakter dimana pola tersebut merupakan karakter
dasar yang sudah ditentukan secara permanen oleh pabrikan pembuat LCD
(Liquid Cristal Display) tersebut sehingga pengguna tinggal mangambilnya
sesuai alamat memorinya dan tidak dapat merubah karakter dasar yang ada dalam
CGROM.
Register control yang terdapat dalam suatu LCD diantaranya adalah.
15
• Pin R/W (Read Write) berfungsi sebagai instruksi pada modul jika low tulis
data, sedangkan high baca data.
• Pin E (Enable) digunakan untuk memegang data baik masuk atau keluar.
• Pin VLCD berfungsi mengatur kecerahan tampilan (kontras) dimana pin ini
dihubungkan dengan trimpot 5 Kohm, jika tidak digunakan dihubungkan ke
ground, sedangkan tegangan catu daya ke LCD sebesar 5 Volt.
Pengertian Pulse Width Modulation (PWM) secara umum adalah sebuah cara
memanipulasi lebar sinyal yang dinyatakan dengan pulsa dalam suatu perioda, untuk
mendapatkan tegangan rata-rata yang berbeda.
16
2.3.1 Prinsip Dasar PWM
Modulasi lebar pulsa (PWM) dicapai/diperoleh dengan bantuan sebuah
gelombang kotak yang mana siklus kerja (duty cycle) gelombang dapat diubah-ubah
untuk mendapatkan sebuah tegangan keluaran yang bervariasi yang merupakan nilai
rata-rata dari gelombang tersebut.
Ton adalah waktu dimana tegangan keluaran berada pada posisi tinggi (baca : high
atau 1)
Toff adalah waktu dimana tegangan keluaran berada pada posisi rendah (baca : low
atau 0)
anggap Ttotal adalah waktu satu siklus atau penjumlahan antara Ton dengan Toff,
biasa dikenal dengan istilah “periode satu gelombang”.
Ttotal = Ton+Toff
siklus kerja atau duty cycle sebuah gelombang didefenisikan sebagai,
17
Tegangan keluaran dapat bervariasi dengan duty-cycle dan dapat dirumuskan sebagai
berikut,
sehingga :
Dari rumus diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa tegangan keluaran dapat diubah-
ubah secara langsung dengan mengubah nilai Ton.
Apabila Ton adalah 0, Vout juga akan 0.
Apabila Ton adalah Ttotal maka Vout adalah Vin atau katakanlah nilai
maksimumnya.
Grafik di bawah ini menggambarkan beberapa PWM dalam Dutycycle yang berbeda,
Pada grafik PWM teratas terlihat bahwa sinyal high per periodenya sangat
kecil (hanya 10%).
Pada grafik PWM ditengah terlihat sinyal high-nya hampir sama dengan
sinyal low (50%). dan pada grafik paling bawah terlihat bahwa sinyal high-nya lebih
besar dari sinyal low-nya (90%).
Maka jika dimisalkan tegangan input yang melalui rangkaian tersebut sebesar
10 V, maka jika digunakan PWM teratas, nilai tegangan output rata-ratanya sebesar 1
V (10% dari Vsource), jika digunakan PWM yang tengah, maka tegangan output
rata-ratanya sebesar 5V (50%). Begitu pula jika menggunakan PWM yang paling
bawah, maka tegangan output rata-ratanya sebesar 9 V (90%).
18
Untuk mendapatkan sinyal PWM dari input berupa sinyal analog, dapat
dilakukan dengan membentuk gelombang gigi gergaji atau sinyal segitiga yang
diteruskan ke komparator bersama sinyal aslinya. (Namun berbahagialah bagi para
pengguna mikrokontroler, sebab pada beberapa tipe mikrokontroler telah tersedia
fasilitas pembangkit PWM. Jadi tidak perlu bingung-bingung lagi)
Jika digambarkan dalam bentuk sinyal, maka terlihat seperti dibawah ini :
19
2.4 Mikrokontroler ATmega 328
Sebuah mikrokontroler memiliki minimal tiga blok penting, yaitu prosesor,
memori (ROM dan RAM) dan jalur I/O. Untuk dapat membedakan mikrokontroler
dengan komputer atau PC yaitu mikrokontroler berinteraksi dengan perangkat keras
secara langsung sedangkan pemograman PC menggunakan BIOS sebagai sarana
pemograman, sedangkan mikroprosesor dan mikrokontroler memiliki beberapa
perbedaan yaitu mikroprosesor tidak memiliki I/O sehingga mikroprosesor ingin
berhubungan dengan peranti diluarnya diperlukan I/O interface, sedangkan
mikrokontroler telah memiliki semuanya.
Dalam penelitian ini mikrokontroler yang digunakan adalah Mkrokontroler
Atmega328 karena Atmega328 memiliki 32 byte download dable flash memory, 1
kByte Electrically Erasable Programmable Read-Only Memory (EERPOM), 2 kByte
iternal Static Random-Acess Memory (SRAM), 2 Timer/Counter 8 bit dan 1
Timer/Counter 16 bit, 6 kanal PWM, serial USART yang dapat diprogram dan
frekuensi kerja dapat mencapai 20 MHz.
ATmega328 memiliki fungsi masing-masing pin yang dapat dilihat pada gambar:
20
ATmega328 memiliki 3 buah PORT utama yatu PORTB, PORTC, dan PORTD,
dan PORTD dengan total pin input/output sebanyak 23 pin. PORT tersebut dapat
difungsikan sebagai input/output digital atau difungsikan sebagai periperal lainnya.
1. Port B
Port B merupakan jalur 8 bit yang dapat difungsikan sebagai input/output. Selain itu
PORT B juga dapat memiliki fungsi alternatif seperti di bawah ini:
a. ICPI (PB0), berfungsi sebagai Timer Counter 1 input capture pin.
b. OC1A (PB1), OC1B (PB2) DAN OC2 (PB3) dapat difungsikan sebagai
keluaran PWM (Pulse Width Modulation).
c. MOSI (PB3), MISO (PB4), SCK (PB5), SS (PB2) merupakan jalur komunikasi
SPI.
d. Selain itu pin juga berfungsi sebagai jalur pemograman serial (ISIP).
e. TOSCI (PB6) dan XTAL2 (PB7) merupakan sumber clock utama
mikrokontroler.
2. Port C
Port C merupakan jalur data 7 bit yang dapat difungsikan sebagai nput/output digital.
Fungsi alternatif PORT C antara lain sebagai berikut:
a. ADC6 chanel (PC0,PC1,PC2,PC3,PC4,PC5) dengan resolusi sebesar 10 bit.
ADC dapat kita gunakan untuk mengubah input yang berupa tegangan analog
menjadi data digital.
b. 12C (SDA dan SDL) merupakan salah satu fitur yang terdapat pada PORTC.
12C diguanakan untuk komunikasi dengan sensor atau device lain yang
memiliki komunikasi data tipe 12C seperti sensor kompas, accelerometer
nunchuck.
3. Port D
Port D merupakan jalur 8 bit yang masing-masing pin-nya juga dapat
difungsikan sebagai input/output. Sama seperti port B dan Port C, Port D juga
memiliki fungsi alternatif dibawah ini.
a. USART (TXD dan RXD) merupakan jalur data komunikais serial dengan
level sinyal TTL. Pin TXD berfungsi untuk mengirimkan data serial,
sedangkan RXD kebalikannya yaitu sebagai pin yang berfungsi untuk
menerima data serial.
21
b. Interrupt (INT0 dan INTI) merupakan pin dengan fungsi khusus sebagai
interupsi hardware. Interupsi biasanya digunakan sebagai sebagai selaan
dari program, misalkan sat program berjalan kemudian terjadi interupsi
hardware/software maka program utama akan berhebti dan akan
menjalankan program iterupsi.
c. XCK dapat difungsikan sebagai sumber clock external untuk USART,
namun kita juga dapat memanfaatkan clock dari CPU, sehingga tidak perlu
membutuhkan external clock.
d. T0 dan TI berfungsi sebagai masukkan counter external untuk timer 1 da
timer 0.
e. AIN0 dan AIN1 keduanya merupakan masukkan input untuk analog
komputer.
Dari ketiga timer tersebut, hanya 0 yang dilengkapi dengan ISR (Interrupt
Service Rountine) sehingga untuk keperluan PWM (Pulse Width Modulation)
menggunakan timer 1 yang akan mengatur pin 9 dan 10 dan sedangakan timer 2 untuk
mengatur pin 3 dan 11.
22
Hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan timer adalah sebagai berikut:
1. Inisialisa
Inisialisa dilakukan untuk pertama kali untuk menentukan periode timer karena
secara default bernilai satu detik.
2. Pengatur Periode
Mikrokontroler memiliki periode minimal 1 microdetik atau 1 MHz dan
periode maksimal 8388480 mikrodetil atau 8,3 detik. Pengaturan periode akan
merubah interrupt dan frekuensi kedua output PWM.
3. PWM
Pin output untuk timer 1 adalah pin 9 dan 10 sedangkan timer 2 memiliki output
pin 3 dan 11. Duty cycle yang memiliki adalah 10 bit sehingga dapat diatur
mulai dari 0 sampai 1023.
4. Fungsi Interrupt
Pemanggilna fungsi interrupt dalam mikrodetik perlu diperhatikan dalam
penggunaan fungsi interrupt karena akan berjalan pada frekuensi tinggi atau
CPU tidak akan masuk program akan terkunci di fungsi interrupt.
5. Mematikan pin PWM
Dengan mematikan PWM maka pin tersebut dapat digunakan untuk fungsi
yang lain.
Pada pemanfaatan sebagai counter, sinyal input yang dimasukkan dapat berupa
low level atau falling edge trigger. Counter akan mencacah setiap masukkan yang ada
sesuai inisialisasi harga awal dari counter pada nilai hitungan untuk tiap sampling.
Inisialisali harga awal ini berupa nilai preset negatif counter yang diatur sebelum
counter dijalankan. Demikian halnya dengan pemanfaatan timer yang memerlukan
inisialisasi awal berupa konstanta waktu yang menentukan sampai berapa lama akan
terjadi roll over. Penentuan harga preset ini berhubungan dengan penggunaan
frekuensi clock dari sistem penentu waktu samping dari counter untuk mencacah suatu
pulsa masukan dari luar dengan memanfaatkan kontrol interupsi yang ada serta
pengaturan program.
23
BAB 3 BAHAN DAN METODE PENELITIAN
IFC
SOFC DC – DC boost
Model converter Load
Vdc
Mikrokontroler +
ATmega328
24
3.1.1 Fungsi Tiap Blok
Digital Converter )
25
3.1.2 Rangkaian Boost Konverter
DC Chopper Tipe Boost merupakan salah satu jenis dari DC Chopper. Rangkaian
elektronika daya ini dapat mengubah tegangan DC pada nilai tertentu menjadi
tegangan DC yang lebih tinggi. Untuk mendapatkan tegangan yang lebih tinggi dari
pada masukkan nya, DC Chopper Tipe Boost menggunakan komponen switching
untuk mengatur duty cycle-nya.
26
1. Ketika MOSFET on (tertutup) dan diode off, arus mengalir searah
jarum jam dari sumber menuju ke induktor (terjadi pengisian arus pada
induktor). Polaritas induktor pada sisi kiri lebih positif dibandingkan
sisi kanannya.
2. Ketika MOSFET off (terbuka dan diode on arus yang disimpan di
induktor akan berkurang karena impedansi yang lebih tinggi.
Berkurangnya arus pada induktor menyebabkan induktor tersebut
melawannya dengan membalik polaritasnya (lebih negative pada sisi
kiri). Sehingga arus yang mengalir pada diode dan pada beban adalah
penjumlahan antara arus pada sumber dan arus pada induktor (seri).
Disaat yang bersamaan kapasitor juga akan melakukan penyimpanan
energy dalam bentuk tegangan. Itulah sebabnya DC Chopper Tipe
Boost memiliki keluaran yang lebih tinggi dibandingkan dengan
masukkannya.
27
Gambar 3.3. Rangkaian Load Cell
Prinsip Kerja Rangkaian :
Cara kerja mirip dengan sensor tekanan yaitu mengubah gaya menjadi perpindahan
.Menggunakan rangkaian jembatan untuk pembacaan, kalibrasi dan kompensasi
temperatur Alternatif lain menggunakan kristal piezoelektrik untuk mengukur
perubahan gaya.Aplikasi sensor loadcell pada timbangan paket pos digital, aplikasi
untuk Timbangan, Weigher, Weighing, Weighing System, Scale, dan Weigh
Sebuah sel bahan bakar oksida padat (SOFC) adalah sebuah konversi perangkat
elektrokimia yang menghasilkan listrik langsung dari oksidasi bahan bakar. Sel bahan
bakar yang ditandai dengan bahan elektrolit mereka; SOFC memiliki oksida padat atau
keramik, elektrolit. Keuntungan dari kelas ini sel bahan bakar termasuk efisiensi
tinggi, stabilitas jangka panjang, fleksibilitas bahan bakar, emisi rendah, dan biaya
yang relatif rendah. Kerugian terbesar adalah temperatur operasi yang tinggi yang
menghasilkan lagi start-up kali dan masalah kompabilitas mekanik dan kimia, sel
bahan bakar oksida padat adalah sel bahan bakar kelas ditandai dengan penggunaan
bahan oksida padat sebagai elektrolit. Berbeda dengan sel bahan bakar membran
penukar proton (PEMFCs), yang melakukan ion hidrogen positif (proton) melalui
elektrolit polimer dari anoda ke katoda, yang SOFCs menggunakan elektrolit oksida
yang kuat untuk melakukan ion oksigen negatif dari katoda ke anoda.
28
Oksidasi elektrokimia dari ion hidrogen atau oksigen dengan karbon monoksida
dengan demikian terjadi di sisi anoda.
29
Gambar 3.5. Rangkaian Mikrokontroler Atmega328
ISR
Status = 1
VAN0>Vref
Status = 0
Matikan pulsa
kembali
/*******************************************************
http://www.hpinfotech.com
Project :
Version :
Date : 5/16/2017
31
Author :
Company :
Comments:
*******************************************************/
#include <mega328p.h>
#include <stdio.h>
#include <delay.h>
#include <alcd.h>
32
// External Interrupt 0 service routine
ADMUX=adc_input | ADC_VREF_TYPE;
delay_us(10);
33
// Start the AD conversion
ADCSRA|=(1<<ADSC);
ADCSRA|=(1<<ADIF);
return ADCW;
vin = 0;
return vin;
34
int vin, cnt;
vin = 0;
return vin;
void main(void)
#pragma optsize-
CLKPR=(1<<CLKPCE);
#ifdef _OPTIMIZE_SIZE_
#pragma optsize+
35
#endif
// Port B initialization
// Port C initialization
// Port D initialization
36
PORTD=(0<<PORTD7) | (0<<PORTD6) | (0<<PORTD5) | (0<<PORTD4) |
(0<<PORTD3) | (0<<PORTD2) | (0<<PORTD1) | (0<<PORTD0);
// Timer/Counter 0 initialization
TCNT0=0x00;
OCR0A=0x00;
OCR0B=0x00;
// Timer/Counter 1 initialization
37
// Input Capture on Falling Edge
TCNT1H=0x00;
TCNT1L=0x00;
ICR1H=0x00;
ICR1L=0x00;
OCR1AH=0x00;
OCR1AL=0x00;
OCR1BH=0x00;
OCR1BL=0x00;
// Timer/Counter 2 initialization
38
// OC2B output: Disconnected
ASSR=(0<<EXCLK) | (0<<AS2);
TCNT2=0x00;
OCR2A=0x00;
OCR2B=0x00;
// INT0: On
// INT1: On
39
// INT1 Mode: Falling Edge
EIMSK=(1<<INT1) | (1<<INT0);
EIFR=(1<<INTF1) | (1<<INTF0);
// USART initialization
// USART disabled
40
DIDR1=(0<<AIN0D) | (0<<AIN1D);
// ADC initialization
// Digital input buffers on ADC0: On, ADC1: On, ADC2: On, ADC3: On
ADMUX=ADC_VREF_TYPE;
// SPI initialization
// SPI disabled
// TWI initialization
// TWI disabled
41
// Alphanumeric LCD initialization
// RS - PORTD Bit 0
// RD - PORTD Bit 1
// EN - PORTB Bit 6
// D4 - PORTD Bit 4
// D5 - PORTD Bit 5
// D6 - PORTD Bit 6
// D7 - PORTD Bit 7
// Characters/line: 16
lcd_init(16);
#asm("sei")
lcd_gotoxy(0,0);
lcd_putsf("Volt DC-to-DC");
while (1)
42
teg2 = (( b_volt2() * 13) / 12);
lcd_gotoxy(0,1);
lcd_puts(buf);
delay_ms(50);
43
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil pengujian ini meliputi cara kerja sistem rangkaian, hasil pengukuran rangkaian,
dan analisa.
44
dilakukan pengujian rangkaian. Pengujian dilakukan dngan cara merangkai rangkaian
seperti pengujian rangkaian. Pengujian dengan cara merangkai rangkaian seperti
terlihat pada gambar dan kemudian menginputkan program pada mikrokontroler
tersebut. Berikut merupakan program sederhana yang diinputkan untuk menguji
rangkaian ini :
void setup () {
pinMode(13, OUTPUT);
}
void setup () {
digitalWrite(13, HIGH)
delay(1000)
digitalWrite(13, LOW);
delay(1000);
}
1 0% 7
2 10% 7,1
3 20% 7,1
4 30% 7,2
5 40% 11,9
6 50% 19,8
7 60% 19,9
45
8 70% 19,9
9 80% 19,9
10 90% 19,9
11 100% 20,1
Chart Title
25
20
15
10
0
0% 20% 40% 60% 80% 100% 120%
Analisa Data
Pada tabel diatas dapat dilihat perubahan tegangan yang diubah menggunakan
potensiometer dari putaran 0%-100%. Data yang terdapat pada tabel dijadikan grafik,
pada grafik terlihat tegangan yang dinaikkan berubah-ubah. Pada awalnya tegangan
(V) sumber=9V, kemudian tegangan (V) keluaran dapat dinaikkan hingga 20,1 V. Dari
grafik dapat dilihat bahwa semakin besar putaran yang kita naikkan maka semakin
besar pula tegangan yang kita peroleh, dengan semakin besarnya tegangan yang kita
peroleh maka semakin terang cahaya yang dihasilkan pada lampu tanda yang terdapat
pada alat tersebut, hal ini dikarenakan bahwa semakin besar tegangan yang diberikan
maka semakin besar pula arus yang dihasilkan.
V = I.R
46
keterangan : V = tegangan
I = arus
R = resistor (ohm)
47
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
48
5.2 Saran
49
DAFTAR PUSTAKA
Putra Eko Putra, 2010. Tip dan Trik Mikrokontroler TA89 dan AVR Tingkat Pemula
Hingga Lanjut. Yogyakarta. Gava Media.
https://www.slideshare.net/sidexabdullah/pulse-width-modulation-38956540
http://robotic-electric.blogspot.co.id/2012/11/pulse-width-modulation-pwm.html
https://budihasian.wordpress.com/2013/10/18/pengenalan-pwm-pulse-width-
modulation/
http://jendeladenngabei.blogspot.co.id/2012/11/dc-chopper-konverter-dc-dc.html
https://indone5ia.wordpress.com/2011/09/02/sekilas-mengenai-konverter-dc-dc/
https://globalenergizer.wordpress.com/2014/01/15/tegangan-dc-step/
50