Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH RANGKAIAN LISTRIK

(Gambar Parameter)

DISUSUN OLEH :
Mohammad Febriansyah Arthur Qhadafi (1084221019)

PROGRAM STUDI D4 ELEKTROMEDIK


SEMESTER I
UNIVERSITAS M.H THAMRIN
2022/2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya kepada kami (penulis) yang mempu menyelesaikan Makalah Rangkaian
Listrik dengan judul Parameter Sumber Sinusoida.
Makalah sederhana ini pada dasarnya disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Rangkaia Listrik sekaligus diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat dalam
berperilaku di kehidupan sehari-hari.Sebagai manusia kita tidak pernah lepas dari yang
namanya kekurangan, seperti pepatah mengatakan “Tidak ada gading yang tak retak”.
Maka dari itu kami mengharapkan saran dari pembaca untuk laporan penelitian ini
kedepannya agar menjadi lebih baik.

Jakarta, Desember 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................................................i
1.3 Tujuan Penulisan...............................................................................................................................1
BAB II...........................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................2
2.1 Bahan dan Metode......................................................................................................................2
2.2 Rumus Gelombang.......................................................................................................................4
BAB III..........................................................................................................................................................9
PENUTUP.....................................................................................................................................................9
3.1 Saran..................................................................................................................................................9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembangkit tegangan tinggi arus bolak-balik atau HVAC (High Voltage
Alternating Current) banyak digunakan sistem tenaga listrik untuk saluran transmisi,
juga pada bidang industri, medis, laboratorium, dan lainlain. Sebagai contoh, pada
sistem tenaga listrik, tegangan tinggi digunakan untuk transmisi tegangan tinggi
(SUTT) dan tegangan ekstra tinggi (SUTET).
Sementara untuk bidang industri dan medik, tegangan tinggi AC sangat penting
digunakan untuk proses reduksi kontaminan pada gas, water treatment, sanitation,
disinfection pada mikroorganisme dengan mengaplikasikannya pada reaktor berupa
dua buah elektroda sebagai bahan dielektriknya sehingga terjadi proses ionisasi,
ozonisasi, plasma dan lecutan korona (corona discharge) (Prasetya, Warsito & Syakur,
2012; Elserougi, Ahmed, & Massoud , 2016; Pratiwi, Syakur & Karnoto, 2018).
Metode pembangkitan tegangan tinggi AC saat ini ada beberapa, antara lain
menggunakan belitanFortescue, Trafo Susunan Kaskade, Rangkian Resonan dan
Kumparan Tesla (Prasetya, Warsito & Syakur; Elserougi, Ahmed, & Massoud, 2016.
Metode tersebutmasih berupa sistem yang besar, statis, belum portable dan kurang
ekonomis sehingga tidak efisien diterapkan pada perangkat yang compact, portable,
mobile serta low cost. Alternatif solusinya adalah dengan menggunakan komponen
Elektronika Daya (Power Electronics) serta kendali digital pada bidang teknik
tegangan tinggi.
Hal ini memberikan kajian keilmuan baru untuk perkembangan teknik tegangan
tinggi kedepannya. Pembangkit tegangan tinggi AC yang dibahas pada paper ini
meliputi perancangan High Precission Closed Loop Full Bride Bipolar Inverter
menggunakan kumparan Tesla sehingga dihasilkan suatu pembangkitan tegangan
tinggi AC yang dapat dioperasikan pada frekuensi rendah maupun tinggi, amplituda
yang dapat diatur sesuai dengan nilai setting yang diinginkan serta keluaran yang
stabil pada berbagai variasi pembebanan. Pada makalah ini juga akan dibahas
mengenai analisis pengaturan parameter SPWM (Sinusoidal Pulse Width Modulation)
dan perubahannya pada sistem.

1.2 Tujuan Penulisan


Makalah ini mencoba untuk menyajikan apa yang sebenarnya tentang Parameter
Sumber Sinusoida

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Bahan dan Metode

Diagram blok sistem pembangkit tegangan tinggi AC pada paper ini di tunjukan
pada gambar dibawah ini :

Bagian bagian dari blok pembangkit tegangan tinggi tersebut, meliputi bagian
utama yaitu :
a. Sumber Tegangan Suplai
Sumber tegangan suplai pada sistem dapat berupa tegangan DC (Batere,
Accumulator, Fuel Cell, Sistem Photovoltaic) maupun tegangan AC grid satu fasa
dengan nilai Vrms 220 V dan frekuensi 50 Hz. Jika sumber menggunakan tegangan
AC maka dibutuhkan konverter berupa penyearah jembatan penuh / Full Bridge
Rectifier yang digunakan untuk menyearahkan tegangan AC menjadi tegangan DC.

2
b. VSI (Voltage Source Inverter)
Voltage Source Inverter (VSI) merupakan rangkaian konverter dengan sumber
masukan berupa sumber tegangan DC dan keluaran berupa tegangan AC. Dalam
implementasi sumber masukan dapat direalisasikan dengan menggunakan batere, fuel-
cell, penyearah dioda atau kapasitor. Saklar yang digunakan pada konverter VSI
umumnya memiliki kemampuan menghantarkan arus dalam dua arah (bidirectional)
dan mampu menahan tegangan dalam satu polaritas (unidirectional) (Riyadi, 2012).
Dalam aplikasi saklar ini diimplementasikan dengan IGBT (Insulated Gate Bipolar
Transistor) dan anti-paralel dioda. Driver dari saklar statik ini menggunakan
optocoupler TLP250 atau HCPL 2531 yang dihubungkan dengan IC H-Bridge Driver
IR2132 sebagai sistem proteksi proses pensaklaran yang menghasilkan sinyal dead
time untuk menghindari dua buah saklar pada sisi atas dan bawah yang aktif secara
bersamaan sehingga terjadi kondisi short circuits. Voltage Source Inverter yang
diaplikasikan pada penelitian ini menggunakan metode pensaklaran bipolar dengan
topologi full bridge inverter.
Untuk memahami prinsip kerja suatu VSI ini maka perlu diperhatikan cara kerja
dan mode operasinya. Pada setengah siklus positif (Gambar 2a), untuk
menghubungkan sumber tegangan pada sisi DC-link ke sisi AC dilakukan dengan
menutup saklar T1p dan T2n. Kondisi ini membuat arus inductor pada sisi AC akan
naik. Persamaan 1 berlaku pada kondisi ini.

Gambar 2. Aliran arus pada VSI saat setengah siklus positif tegangan AC keluaran dengan tegangan a-
b
metode bipolar (a) saat mode-1 (b) saat mode2 (Riyadi, 2013)

3
Gambar 3. Aliran arus pada VSI saat setengah siklus negatif tegangan AC keluaran dengan tegangan a-
b metode bipolar (a) saat mode-1 (b) saat mode-2 (Riyadi, 2013)

Sedangkan untuk membuang energi yang tersimpan dalam induktor adalah dengan
membuka semua saklar atau menutup saklar T2p dan T2n (Gambar 2b). Hal ini
mengakibatkan energi yang tersimpan pada induktor dibuang ke sisi sumber tegangan
masukan. Persamaan pada kondisi ini adalah Persamaan 2.
vab  0
(2)
L
EV
dt
diL    o
Untuk mode operasi setengah siklus tegangan keluaran AC negatif ditunjukan pada
Gambar 3a dan Gambar 3b, mempunyai persamaan dan analisis kondisi yang mirip
dengan setengah siklus positif. Pada setengah siklus negatif untuk menghubungkan
sumber
tegangan pada sisi DC-link ke sisi AC dilakukan dengan menutup saklar T1n dan
T2p dengan arah arus pada induktor yang berlawanan (Riyadi & Haroen, 2015). Pada
Gambar 3(a) kondisi ini saklar statik IGBT T2p dan T1n kondisi tertutup.
Sehingga aliran arus mengalir dari E-T2p-Load-L-T1n-E, hal ini berarti terjadi
pengisian muatan energi pada Induktor L. Pada Gambar 3(b) kondisi ini Saklar statik
IGBT T1p dan T2n kondisitertutup. Sehingga aliran arus mengalir dari beban-L-T1p-
E-T2n-beban, hal ini berarti terjadi pengosongan/pembuangan muatan energi pada
Induktor L.
Proses pengisian dan pengosongan muatan pada induktor inilah yang akan
membuat tegangan tinggi AC keluaran/sinyal aktual akan selalu tracking dengan
sinyal referensi/set point yang diberikan dalam bentuk sinyal sinusoidal Proses
pengisian dan pembuangan energi tersimpan pada induktor pada implementasinya
diatur menggunakan suatu modulasi lebar pulsa yang disebut SPWM (Sinusoidal
Pulse Width Modulation). Gambar 1 menunjukkan skema rangkaian VSI satu fasa
dengan kendali closed loop berbasis kendali tegangan. Diinginkan tegangan keluaran
dari VSI mampu melakukan tracking pada nilai tegangan referensi. Sinyal error
diperoleh dengan membandingkan nilai referensi dan niai aktual melalui deteksi

4
tegangan keluaran VSI. Hasil amplituda tegangan AC keluaran VSI ditentukan dengan
nilai indeks modulasi SPWM (Wibisono dan Riyadi, 2013), dengan Persamaan 3.

2.2 Rumus Gelombang

a. Periode Gelombang

Keterangan :
T → Periode (s)
t → Waktu (t)
n → Banyaknya Getaran

5
b. Frekuensi Gelombang

Keterangan :
f → Frekuensi (Hz)
t → Waktu (t)
n → Banyaknya Getaran

c. Cepat Rambat Gelombang

Keterangan :
v → Cepat Rambat Gelombang (m/s)
λ → Panjang Gelombang (m)
T → Periode (s)
2.3 Pengertian Gelombang
Gelombang merupakan getaran yang merambat dan menghasilkan energi.
Gelombang yang merambat pada suatu medium/benda yang disebut dengan
gelombang mekanik misalnya gelombang tali dan bunyi. Sedangkan gelombang yang
merambat tanpa medium/benda disebut dengan gelombang elektromagnetik misalnya

6
gelombang cahaya dan gelombang radio. Ada dua gelombang yang bedakan
berdasarkan arah rambatnya yaitu gelombang transversal dan gelombang longitudinal.

a. Gelombang Transversal
Gelombang Transversal merupakan getaran yang perambatan gelombangnya dan
arah rambatannya saling tegak lurus. Lebih jelasnya perhatikan gambar di bawah ini.

Contoh Gelombang Transversal


1) Gelombang Cahaya, Senter salah satu contoh yang mempunyai sinar cahaya yang
searah terhadap arah rambatan gelombang. Silaunya cahaya ke mata kita sebagai
bukti arah rambatan yang searah dengan cahaya senter
2) Gelombang Tali, seperti saat anak-anak bermain lompat tali.
3) Gelombangg Air, termasuk gelombang transversal dapat dilihat pada saat batu atau
benda keras dan berat jatuh ke air maka kita dapat melihat adanya tonjolan dan
cekungan pada air.

b. Gelombang Longitudinal
Gelombang Longitudinal merupakan getaran yang perambatan gelombangnya dan
arah rambatannya searah sehingga searah pula dengan perambatan energinya. Seperti
saat kita menggerakkan pegas maka akan terbentuk rapatan dan renggangan pada
pegas tersebut. Lebih jelasnya perhatikan gambar di bawah ini.

7
Contoh Gelombang Longitudinal
1) Gelombang Bunyi, kemampuan gelombang bunyi dalam mengubah kerapatan
udara kemudian mampu menggetarkan gendang telinga sehingga suara terdengar
oleh kita. Inilah yang membuat gelombang bunyi termasuk salah satu contoh
gelombang longitudinal.
2) Gelombang Seismik, kemampuan mengubah kerapatan tanah sehingga sering
disebut juga gelombang gempa.
3) Gelombang Pegas, kemampuan membentuk rapatan ketika diberi gaya tekan dan
renggangan ketika gaya tekan dilepas. Inilah yang membuat gelombang pegas
termasuk gelombang longitudinal.
Rumusan masalah
Contoh Soal Gelombang :
Perhatikan gambar di bawah ini. Hitunglah cepat rambat gelombang dari A ke B
jika waktu yang dibutuhkan untuk sampai di B adalah 10 s !

Diketahui :
t A→B = 10 s
n=2
½ λ = 20 m
λ = 20/(1/2) = 40 m

Ditanya :
Nilai V ?

Jawab :
T = t/n
T = 10/2= 5s

v = λ/T
v = 40/5
v = 8 m/s

Jawaban :

8
Nilai V atau cepat rambat gelombang dalam waktu 10 s dari A ke B adalah 8 m/s

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Saran

Demikian makalah ini kami buat dengan sesungguhnya, untuk memenuhi tugas
mata kuliah “Rangkaian Listrik” tentang, Parameter Sumber Sinusoida. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dalam mengalisis. Saya menyadari
masih terdapat banyak kekurangan pada makalah ini baik dari segi penulisan makalah,
kelengapan isi, data yang disajikan, dan lainnya. Kritik dan saran yang membangun
diharapkan dari para pembaca untuk menulis makalah yang lebih baik lagi
kedepannya.

10

Anda mungkin juga menyukai