Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL

Rangkaian lampu flip-flop

Dosen Pengampu :
SUKARDI, M.Pd
EKO SURYANTO, M.Pd

Disusun Oleh Kelompok 3 :


RAHMANUDIN NIM : 213020210007
NIM :
NIM :
NIM :

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

2022/2023
Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang rangkaian Flip-Flop .
Makalah “Flip-Flop” ini telah kami susun dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga
makalah ini memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Palangka Raya, 22 Oktober 2022

KELOMPOK 8
II
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ...................................................................................... I


KATA PENGANTAR ....................................................................................... II
DAFTAR ISI ...................................................................................................... III

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................. 1

BAB II TUJUAN DAN KELUARAN PROYEK


2.1 Tujuan .......................................................................................... 2
2.2 Keluaran Proyek .......................................................................... 2

BAB III KAJIAN TEORI


3.1 Pengertian Rangkaian CDI AC ................................................... 3
3.2 Komponen Rangkaian CDI AC ................................................... 3
3.3 Gambar Rangkaian ...................................................................... 6
3.4 Cara Kerja Rangkaian.................................................................. 6

BAB IV PROSEDUR PENGERJAAAN


4.1 Waktu Dan Tempat...................................................................... 7
4.2 Alat Dan Bahan ........................................................................... 7
4.3 Proses Pengerjaan ........................................................................ 7

BAB V RENCANA ANGGARAN BIAYA


5.1 Personal ....................................................................................... 8
BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan .................................................................................. 9
6.2 Saran ............................................................................................ 9

III
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rangkaian lampu FLIP – FLOP merupakan sebuah produk pertama yang


dikeluarkan untuk membuat usaha dan kepentingan masyarakat oleh karena itu flip –
flop juga dapat membantu masyarakat untuk meringankan dalam pembuatan
rangkaian flip – flop dan juga efisien dan juga efisien digunakan menghemat biaya
serta kendala kendala sangat ringan,jadi dalam pembuatan pembuatan rangkaian flip –
flop ini sangat mudah dan dan efektif walaupun ada masalah yang tidak terduga tetapi
dapat di selesaikan dengan cepat dan mudah karena rangkaian ini dapat dapat dicek
dan dapat diperbaharui dengan cara mengecek salah satu komponen yang tidak
berfungsi dan juga dapat diganti dengan yang baru,karena tidak memerlukan biaya
yang sangat mahal dan sulit.
Rangkaian lampu flip – flop ini membutuhkan biaya yang ringan,serta komponennya
mudah dicari di tempat manapun di toko elektronika yang sudah terkenal

9
BAB II TUJUAN DAN KELUARAN PROYEK

2.1 Tujuan

Tujuan pembuatan rangkaian ini untuk mengetahui cara membuat


rangkaian ini sendiri yang akan melalui beberapa proses dan pasti akan sangat
seru dan juga mengetahui system kerja CDI AC hingga dapat berbagi ilmu kepada
teman teman yang lain agar dapat bisa merangkai CDI AC ini.

2.2 Keluaran

Keluaran dari projek kami ini ialah pasti akan kami promosikan
ketemanteman kampus dan juga di masyarakat, karena kemungkinan mereka
butuh alat kami pada sepeda motor mereka dan juga unttuk menyelesaikan tugas
mata kuliah Teknik elektronika yang diberikan oleh bapak Sukardi, M.Pd dan
Bapak Eko Suryanto, M.Pd, dan hasil proyek kami ialah membuat cdi motor tipe
ac.

9
BAB III KAJIAN TEORI 3.1 Pengertian Rangkaian CDI AC

Rangkaian CDI AC adalah sistem pengapian elektronik yang suplai


tegangannya dari alternator dan mempunyai arus bolak-balik, dimana arus yang di
keluarkan berubah-ubah besar dan arahnya. Pada saat magnet permanen (dalam
flywheel magnet) berputar, maka akan dihasilkan arus listrik AC dalam bentuk
induksi listrik dari alternator. Arus ini akan diterima oleh CDI unit dengan
tegangan sebesar 100 sampai 400 volt. Arus tersebut selanjutnya dirubah menjadi
arus setengah gelombang (menjadi arus searah) oleh diode, kemudian disimpan
dalam kondensor (kapasitor) dalam CDI unit. Kapasitor tidak akan melepas arus
yang disimpan sebelum SCR bekerja. Pada saat terjadinya pengapian, pulsa
generator akan menghasilkan arus sinyal. Arus sinyal ini akan disalurkan ke
gerbang (gate) SCR. Dengan adanya trigger (pemicu) dari gate tersebut, kemudian
SCR akan aktif (on) dan menyalurkan arus listrik dari anoda (A) ke 17 katoda (K).
Dengan berfungsinya SCR tersebut, menyebabkan kapasitor melepaskan arus
(discharge) dengan cepat. Kemudian arus mengalir ke kumparan primer (primary
coil) koil pengapian untuk menghasilkan tegangan sebesar 100 sampai 400 V
sebagai tegangan induksi. Akibat induksi diri dari kumparan primer tersebut,
kemudian terjadi induksi dalam kumparan sekunder dengan tegangan sebesar 15
KV sampai 20 KV. Tegangan tinggi tersebut selanjutnya mengalir ke busi dalam
bentuk loncatan bunga api yang akan membakar campuran bensin dan udara
dalam ruang bakar. Terjadinya tegangan tinggi pada koil pengapian adalah saat
koil pulsa dilewati oleh magnet, waktu pengapian (Ignition Timing) ditentukan
oleh penetapan posisi koil pulsa, sehingga sistem pengapian CDI tidak
memerlukan penyetelan waktu pengapian seperti pada sistem pengapian
konvensional. Pemajuan saat pengapian terjadi secara otomatis yaitu saat
pengapian dimajukan bersama dengan bertambahnya tegangan koil pulsa akibat
kecepatan putaran motor. Selain itu SCR pada sistem pengapian CDI bekerja lebih
cepat dari platina dan kapasitor melakukan pengosongan arus sangat cepat,
sehingga kumparan sekunder koil pengapian teriduksi dengan cepat dan
menghasilkan tegangan yang cukup tinggi untuk memercikan bunga api pada busi
yang dikontrol oleh sistem pengapian CDI-AC tersebut (Jalius Jama, 2008).

3.2 Komponen Rangkaian CDI AC


CDI AC merupakan serangkaian komponen elektronik yang terdapat
didalamnya, berfungsi sebagai saklar rangkaian primer pengapian,
menghubungkan dan memutuskan arus listrik yang dimanfaatkan untuk 18
melakukan pengisian (charge) dan pengosongan (discharge) muatan pada
kapasitor, untuk kemudian dialirkan melalui kumparan primer koil pengapian
untuk menghasilkan arus listrik tegangan tinggi pada kumparan sekunder dengan
cara induksi electromagnet karena perbedaan kumparan pada koil. Dalam
rangkaian CDI AC ini terdapat beberapa komponen elektronika yang digabungkan
menjadi satu sistem. Komponen dan bahan elektronika untuk membuat CDI AC
tersebut sebagai berikut:

a. Kapasitor.

9
Kapasitor merupakan komponen elektronika yang digunakan untuk
menyimpan muatan listrik. Ada berbagai tipe kapasitor yang semuanya memiliki
fungsi yang sama, yaitu menyimpan energi listrik. Kapasitor paling sederhana
terdiri atas dua pelat/keping konduktor yang di pisahkan oleh bahan isolator yang
di sebut dielektrik. Dielektrik dapat berupa kertas, plastik, lapisan film, mika,
kaca, keramik, udara, atau ruang hampa (vakum).
Ketika suatu tegangan listrik diberikan pada kedua pelat kapasitor, medan
fluks akan timbul di antara kedua pelat dan memungkinkan timbulnya muatan
listrik di antara keduanya. Jika tegangan listrik yang melalui kapasitor di perbesar,
kapasitor akan menarik arus dari seluruh rangkaian seperti proses pemuatan
(charging). Sebaliknya, ketika tegangan pada kapasitor menurun, kapasitor akan
mengalirkan arus listrik ke seluruh rangkaian dan berperilaku seperti sumber
tegangan (power supply). Kemampuan kapasitor untuk menyimpan energi listrik
disebut kapasitansi yang di nyatakan dalam satuan farad (F). Dalam praktik,
kapasitas 1 F terlalu besar sehingga di gunakan satuan turunannya yang lebih
kecil, mikro farad (mF), nanofarad (nF) dan pikofarad (pF), dengan konversi nilai
1 farad = 106 mF = 109 nF = 1012 pF (Yogi Dasatrio, 2013:27-30).
Untuk pembuatan CDI AC kapasitor yang di perlukan adalah jenis
kapasitor elektrolit. Kapasitor elektrolit sering di singkat elco (electrolyte
condenser). Kapasitor jenis ini tersusun dari elektrode-elektrode aluminium
dengan dielektrik berupa membran oksidasi tipis. Elco merupakan kapasitor polar
yang banyak di gunakan pada rangkaian elektronika. Kapasitor elektrolit memiliki
elektrode positif dan negatif, sehingga pemasangan tidak boleh terbalik. Kaki
yang lebih panjang menunjukkan elektrode negatif.

b. Resistor
Resistor adalah komponen elektronika yang menghambat atau memperkecil
arus listrik. Kempampuan resistor menghambat arus listrik disebut hambatan atau
resistansi yang di nyatakan dalam satuan ohm (dilambangkan dengan Ω).
Berdasarkan nilai resistansinya, resistor di bedakan menjadi resistor tetap dan
resistor variabel (resistansinya dapat di ubah-ubah). Resistor juga dapat di
bedakan atau dinamai berdasarkan bahan pembuatnya, misal resistor karbon dan
resistor keramik. Untuk pembuatan rangkaian CDI AC resistor yang di perlukan
adalah resistor tipe karbon yang memiliki resistansi 470 , 2K2  dan 10 K.
Resistansi resistor berdasarkan gelang warna. Gelang-gelang warna pada resistor
karbon merupakan kode dengan nilai-nilai tertentu. Gelang pertama dan kedua
menunjukkan digit angka, gelang ketiga menunjukkan faktor pengali, sedangkan
gelang keempat menunjukkan nilai toleransinya.

c. Dioda
Dioda adalah komponen elektronik yang memungkinkan arus listrik
melaluinya dalam satu arah. Ketika di hubungkan dengan sumber tegangan, dioda
akan mengalirkan arus atau menahannya, tergantung polaritas tegangan yang
melewatinya. Jika polaritas sumber tegangan dioda terpancar maju 21 (foward
biased) jika dioda terpancar mundur menahan arus listrik di sebut reverse biased.
Dioda semikonduktor tersusun dari semikonduktor tipe P dan tipe N. Dioda akan

9
terpancar maju jika kutub positif sumber tegangan terhubung dengan bagian
anoda, sedangkan kutub negatifnya terhubung dengan katoda. Sebaliknya, dioda
akan terpancar mundur jika kutub positif sumber tegangan terhubung dengan
katoda, sedangkan kutub negatif terhubung dengan anoda. Untuk pembuatan CDI
AC, dioda yang di butuhkan adalah dioda jenis silikon, dioda silikon terbuat dari
silikon (semi konduktor) tipe-P dan tipe-N. Badan diode dilapisi silikon bahan
resin. Dioda silikon banyak digunakan dalam perangkat elektronika yang
bertegangan tinggi, catu daya (power supply) berarus besar, sebagai penyearah
tegangan dengan arus berapapun sesuai yang dibutuhkan rangkaian.

d. SCR (Silicon Controlled Rectifier)


SCR adalah Dioda yang mempunyai fungsi sebagai pengendali. SCR atau
Tyristor masih termasuk keluarga semi konduktor dengan karateristik yang serupa
dengan tabung thiratron. Sebagai pengendalinya adalah gate (G). SCR sering
disebut Therystor. SCR sebetulnya dari bahan campuran P dan N. 22 Isi SCR
terdiri dari PNPN (Positif Negatif Positif Negatif) dan biasanya disebut PNPN
Trioda. SCR digunakan sebagai pengatur waktu pengapian pada rangkaian CDI
(Capasitor Discharge Ignition). Tegangan yang berasal dari kumparan mengalir
melalui gate SCR dan tegangan yang menghilangkan efek penghalang gerbang
berasal dari pick-up coil (pulser).

e. PCB (Printed Circuit Board)


PCB (Printed Circuit Board) adalah papan rangkaian tempat memasang
komponen-komponen elektronika secara permanen dengan cara di solder.
Pembuatan CDI AC yang di lakukan menggunakan PCB titik, PCB titik
merupakan PCB yang di lengkapi dengan lubang-lubang kecil tempat
memasukkan kaki komponen elektronika. PCB ini tidak memiliki jalur koneksi
khusus sehingga memerlukan kabel untuk menghubungkan komponen yang satu
dengan komponen yang lain, terutama jika jaraknya cukup jauh. Kabelkabel
penghubung dilekatkan pada kaki-kaki komponen dengan cara disolder. Selain
dihubungkan dengan cara disolder, baik antar kaki komponen maupun 23
menggunakan kabel, dapat juga digunakan kabel penjepit. Dengan demikian, PCB
titik berungsi sebagai papan rangkaian sementara, komponen tidak di pasang
permanen/tidak disolder

9
3.3 Gambar Rangkaian CDI AC

3.4 Cara Kerja Rangakaian CDI AC


Sistem pengapian CDI ini banyak digunakan pada kendaraan sepeda motor
dewasa ini. Sistem pengapian CDI dibagi menjadi dua tipe berdasarkan sumber
arus yang digunakan yaitu sistem pengapian CDI AC dan sistem pengapian CDI
DC. Sistem pengapian CDI AC yaitu sistem pengapian CDI yang menggunakan
sumber arus bolak balik yang berasal dari altenator (spul magnet), sedangkan
sistem pengapian CDI DC yaitu sistem pengapian CDI yang menggunakan
sumber arus searah yang berasal dari baterai (aki). Cara kerja sistem CDI AC
hampir sama dengan cara kerja sistem pengapian DC. Pada kesempatan kali ini
akan dibahas tentang cara kerja sistem pengapian CDI AC. Pada saat mesin hidup
maka rotor magnet (flywheel pada sepeda motor) juga akan ikut berputar,
sehingga akan timbul arus listrik pada kumparan spul yang terletak di dalam rotor
magnet. Tegangan yang dihasilkan oleh alternator (spul magnet) ini sekitar 100
sampai 400 volt, arus ini akan di salurkan langsung ke unit CDI AC.
Di dalam unit CDI AC arus ini akan diubah menjadi arus arus searah oleh
diode yang ada di dalam unit CDI AC yang kemudian arus ini akan disimpan
sementara oleh capasitor yang letaknya juga berada di dalam unit CDI. Capasitor
ini tidak akan melepaskan arus di dalamnya sebelum SCR (Silicon
Controlled Rectifier) aktif. Untuk mengaktifkan SCR maka terminal gate pada
SCR harus mendapatkan sinyal tegangan positif terlebih dahulu sebagai pemicu
(trigger). Signal yang digunakan sebagai pemicu (trigger) didapatkan dari signal
pick up coil. Pick up coil akan memberikan signal tegangan ketika tonjolan pada
rotor magnet melewati pick up coil. Ketika terminal gate mendapatkan tegangan
positif dari tegangan pick coil maka terminal anoda dan katoda pada SCR akan

9
terhubung. Ketika terminal anoda dan katoda terhubung maka capasitor akan
melepaskan arus (discharge) dengan cepat ke kumparan primer koil pengapian
sehingga terjadi induksi pada kumparan primer koil.
BAB IV PROSEDUR PENGERJAAN

4.1 Waktu dan Tempat

Waktu : Sabtu, 09 November 2019.


Tempat : Jalan Teuku Umar No. 06 Kamar No. 05

4.2 Alat dan bahan

1. Kabel
2. Kapasitor
3. Resistor
4. Solder
5. Timah
6. Kenektor cdi
7. SCR
8. Dioda 1 N 4007
9. Papan PCB

4.3 Proses pengerjaan

1. Komponen yang di sediakan sudah lengkap.


2. Buatkan skema dalam bentuk aplikasi.
3. Setelah itu dicetak di papan pcb.
4. Pasang masing-masing komponen pada skema yang ada.
5. Lalu rangkaian dan sambungkan kompenen pada cdi yang telah dibuat
dan coba apakah dalam rangkaian itu sudah menghasilkan penapian cdi
motor pada tipe ac.

BAB V RENCANA ANGGARAN


BIAYA 5.1 Personal

9
No Nama Bahan
Jumlah Yang Di Butuhkan Harga
1. C1=1 UF250 s/d 400 1 8.000
volt
2. C2=10 UF 50 volt 1 5.000
3. R1= 470 Ohm 3 25.000
R2= 10K R3=2K2
4. PCB 1 5.000
5. Timah Solder 0,5 meter 2.000
6. Kabel 0,5 meter 6.000
7. Kenektor CDI 1 4.000
8. SCR = 2P4M 1 5.000
9. Dioda 1N4007 4 12.000

Total
67.000

BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan


Demikian proposal usaha yang kami buat. Adapun tujuan proposal ini
yaitu untuk memperkenalkan lebih detail tentang proyek kami dan menambah
wawasan tentang makanan yaitu Rangkaian CDI AC, Isi dari proposal ini yaitu
terdiri dari perkenalan proyek, cara pembuatan proyek, rincian biaya yang
dibutuhkan dalam praktek, hingga Susunan organisasi pengelola.
Dalam mengembangkan berpikir creative dan inovatif, proyek ini adalah
salah satu hasilnya. Dalam era modern ini kompetisi antar pengusaha akan
semakin ketat maka diperlukan inovasi-inovasi agar tidak kalah dengan zaman
modern ini. makanan merupakan kebutuhan yang sangat kompleks, maka dari itu
proyek ini patut dicoba dan dikembangkan oleh kami. Kami berharap agar
proposal ini dapat diterima dan dipelajari lebih lanjut oleh dosen sebagai bahan
penilaian atas kerja kelompok kami.

6.2 Saran

9
1) Dosen memberi dukungan baik secara informasi ataupun secara langsung
dalam membantu bibit unggul Mahasiswa yang ingin praktek membuat
sebuah rangkaian elektronika.
2) Dosen dapat memperhatikan Mahasiswa tanpa adanya perbedaan.
3) Memberikan informasi apa yang dibutuhkan oleh Mahasiswa.
4) Dosen memberikan pelatihan tentang praktek membuat rangkaian.
5) Memberikan reward atas prestasi yang telah diraih mahasiswa.

Anda mungkin juga menyukai