Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PEMBANGKITAN TEGANGAN TINGGI AC

Disusun oleh :
 Iswandi Najamuddin ( 210204501026 )
 Batniar ( 210204502022 )
 Muh Farhan Anugrah ( 210204501026 )

PRODI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah penulis puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT yang masih

memberi kesehatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini yang berjudul “

Pembangkit Tegangan Tinggi AC ”

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknik Tegangan Tinggi. Dalam

makalah ini membahas tentang pembangkit, rangkaian penguji dan juga pengukuran tegangan tinggi

ac. Dengan berbagai sumber yang ada di internet. Untuk itu penulis berharap pembuatan makalah ini

dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Mohon maaf bila ada

kesalahan dalam makalah ini, karena tidak ada gading yang retak begitupula dengan makalah ini.

Dengan kerendahan hati, saran-saran dan kritikan sangat penulis harapkan bagi pembaca

sekalian guna peningkatan pembuatan makalah pada tugas-tugas berikutnya dan waktu mendatang.

Makassar, 28 Februari 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………....................................….. ii


DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………… iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG..............................................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH.........................................................................................4
1.3 TUJUAN..................................................................................................................4
BAB II KAJIAN MATERI.....................................................................................................6
2.1 Pembangkit Tegangan Tinggi..................................................................................6
2.2 Pembangkit Tegangan Tinggi Bolak-balik (AC).....................................................6
2.3 Pembangkit Tegangn Tinggi Searah (DC)...............................................................7
2.4 Pembangkit Tegangan Tinggi Impuls......................................................................8
BAB III PEMBAHASAN.......................................................................................................9
3.1 Pembangkit Tegangan Tinggi AC............................................................................9
3.2 Rangkaian Pengujian Tegangan Tinggi Frekuensi Rendah...................................12
3.3 Rangkaian Pengujian Tegangan Tinggi Frekuensi Tinggi.....................................14
3.4 Pengukuran Tegangan AC......................................................................................15
3.4.1 Pengukuran Dengan Elektroda Bola Standar..................................................15
3.4.2 Pengukuran Dengan Metode Chubb & Fortesque..........................................16
3.4.3 Pengukuran Dengan Pembagi Tegangan Kapasitif.........................................17
3.4.4 Pengukuran Dengan Pembagi Tegangan Resistif...........................................18
BAB IV PENUTUP..............................................................................................................19
4.1 KESIMPULAN......................................................................................................19
4.2 Saran.......................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................21
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Transfomator Step-up dengan Sisi Primer Variable..........................................7


Gambar 2. 2 Rangkaian Penyearah Setengah Gelombang.....................................................8
Gambar 2. 3 Tegangan Keluaran Penyearah Setengah Gelombang.......................................9
Gambar 2. 4 Jenis Tegangan Impuls......................................................................................9
Gambar 2. 5. Rangkaian Generator Impuls.............................................................................9

Gambar 3. 1 Transformator Kaskade....................................................................................14


Gambar 3. 2 Rangkaian Frekuensi Tegangan Tinggi...........................................................15
Gambar 3. 3 Eektroda Bola...................................................................................................17
Gambar 3. 4 Chubb & Fortesque..........................................................................................18
Gambar 3. 5 Pembagi Tegangan Kapasitif..........................................................................19
Gambar 3. 6 Pembagi Tegangan Resistif..............................................................................20
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
Tegangan tinggi ac diperlukan untuk pengujian ketahanan peralatan peralatan sistem

tenaga listrik tehadap tegangan tinggi ac. Suatu peralatan sistem tenaga listrik tidak cukup

diuji hanya dengan tegangan tinggi ac, tetapi diuji dengan tegangan tinggi implus. Ada juga

peralatan tenaga listrik yang diuji dengan tegangan tinggi dc. Untuk membangkitkan

tegangan tinggi implus dan tegangan tinggi dc ini di butuhkan tegangan tinggi ac.

Disamping untuk pengujian peralatan sistem tenaga listrik, tegangan tinggi ac

dibutuhkan juga untuk pengamatan sifat-sifat listrik bahan isolasi, antara lain untuk

mengukur rugi-rugi di elektrik, permitivitas, dan kekuatan di elektrik suatu bahan isolasi ;

dan untuk mendeteksi peluahan parsial atau korona.

I.2 RUMUSAN MASALAH


Dalam pembahasan materi ini, dan agar tersusun secara sistematis dan efisien maka

timbulah beberapa rumusan masalah yang diantaranya :

1. Apa yang dimaksud dengan pembangkitan tegangan tinggi ac ?

2. Bagaimanakah rangkaian penguji tekanan tinggi frekuensi rendah ?

3. Bagaimanakah rangkaian penguji tekanan tinggi frekuensi tinggi ?

4. Bagaimana cara pengukuran tegangan tingi ac ?

I.3 TUJUAN

Dalam membahas materi ini tujuan yang dapat diambil yaitu :


1. Untuk mengetahui Apa yang dimaksud dengan pembangkitan tegangan tinggi ac.

2. Untuk mengetahui bagaimana rangkaian penguji tekanan tinggi frekuensi rendah.

3. Untuk mengetahui bagaimana rangkaian penguji tekanan tinggi frekuensi tinggi.

4. Untuk mengetahui cara pengukuran tegangan tingi ac.


BAB II
KAJIAN MATERI

II.1 Pembangkit Tegangan Tinggi


Pembangkit Tegangan Tinggi yang digunakan bisa menggunakan tegangan bolak-balik

(AC) , maupun tegangan searah (DC).Secara garis besar pembangkitan tegangan terdiri dari 3

pembangkitan : 1. Pembangkit tegangan tinggi bolak-balik (AC) 2. Pembangkit tegangan

tinggi searah (DC) 3. Pembangkit tegangan tinggi impuls.

II.2 Pembangkit Tegangan Tinggi Bolak-balik (AC)


Pembangkit Tegangan Tinggi berguna sebagai pengujian rugi – rugi dielektrik dalam

pengujian korona, pengujian kekuatan dielektrik dan pengujian ketahanan peralatan terhadap

tegangan tinggi bolak-balik. Pembangkit tegangan tinggi bolak-balik itu sendiri dibangkitkan

dengan cara menggunakan sebuah trafo yang jumlah lilitan primer dan sekundernya berbeda

cukup jauh sesuai dengan tegangan yang diinginkan. Rangkaian dan pembangkit tegangan

tinggi ini ditunjukkan pada gambar 2.1.

Gambar 2. 1 Transfomator Step-up dengan Sisi Primer Variable


Dari gambar 2.1 dapat dijelaskan bahwa gambar ini menunjukkan perbedaan antara

jumlah lilitan antara kumparan primer dan kumparang sekunder. Hal ini juga dapat
menjelaskan bahwa pada sisi primer sumber tegangan yang masuk dapat diubah-ubah atau

variable, sehingga dapat diatur tegangan output pada sisi sekunder. Perbandingan jumlah

belitan dan tegangan dijelaskan pada persamaan berikut :

𝑉𝑝 / 𝑉𝑠 = 𝑁𝑝 / 𝑁𝑠

Dimana :

Vp = Tegangan pada sisi primer

VS = Tegangan pada sisi Sekunder

NP = Jumlah lilitan pada sisi primer

NS = Jumlah lilitan pada sisi sekunde

II.3 Pembangkit Tegangan Tinggi Searah (DC)


Tegangan tinggi searah dibangkitkan dengan menyearahkan tegangan tinggi bolak-balik.

Rangkaian penyearah setengah gelombang ditunjukkan pada gambar 2.2

Gambar 2. 2 Rangkaian Penyearah Setengah Gelombang


Jika dibutuhkan tegangan keluaran yang lebih rata maka diterminal keluaran dipasang

kapasitor perata. Sinyal tegangan keluaran penyearah setengah gelombang ditunjukkan pada

gambar 2.3
Gambar 2. 3 Tegangan Keluaran Penyearah Setengah Gelombang
II.4 Pembangkit Tegangan Tinggi Impuls
Ada tiga bentuk tegangan impuls yang mungkin dialami sistem tenaga listrik yaitu :

tegangan impuls petir, tegangan impuls surja hubung dan tegangan impuls terpotong. Macam-

macam bentuk tegangan impuls ditunjukkan pada gambar 2.4.

Gambar 2. 4 Jenis Tegangan Impuls


Alat pembangkit tegangan impuls antara lain adalah generaor impuls RLC, generator impuls RC
dan generator marx. Untuk rangkaian generator impuls RC dapat dilihat pada gambar 2.5

Gambar 2. 5. Rangkaian Generator Impuls


BAB III
PEMBAHASAN

III.1 Pembangkit Tegangan Tinggi AC

Sekarang ini saluran transmisi dan distribusi bekerja pada tegangan AC, karena itu

kebanyakan perlatan uji / test equipment berhubungan dengan tegangan tinggi AC untuk

membangkitkan tegangan tinggi AC untuk keperluan pengujian dan percobaan digunakan

transformator uj, meskipun peralatan didalam suatu sistem umunya memakai sistem 3-

fasa,dalam hal pengujian tegangan tinggi AC digunakan Trafo uji 1-fasa. Trafo uji untuk

keperluan ini memiliki daya relative lebih kecil dari trafo daya. Bagian utama trafo uji adalah

isolasi, yang digunakan untuk mengisolir kumparan tegangan tinggi dengan inti, tangki, dan

kumparan tegangan rendah. Harga suatu trafo uji terutama ditentukan oleh harga isolasinya.

Isolasi ini dirancang agar mampu memikul tegangan maksimum yang dibangkitkan. Saat trafo

uji bekerja, terjadi terpaan elektrik pada isolasinya. Tebal isolasi yang digunakan pada trafo uji

sebanding dengan terpaan elektrik yang dipikul isolasi tersebut. Jika tepaan elektrik yang

dipikul suatu isolasi semakin besar, maka isolasi harus semakin tebal sehingga volume isolasi

semakin banyak. Oleh karena itu, terpaan elektrik pada isolasi pada trafo uji harus diusahakan

sekecil mungkin agar isolasi yang digunkan juga sesedikit mungkin. Konstuksi lilitan dan

isolasinya harus dirancang sedemikian rupa sehingga dihasilkan terpaaan elektrik merata. Ciri-

ciri dari trafo uji itu sendiri adalah sebagai berikut :

 Perbandingan jumlah lilitanya lebih besar dari pada trafo daya. Hal ini sebabkan trafo

uji yang dipasang pada laboraturium tegangan yang diterapkan dengan tegangan
input 127 volt sampai 220 volt sedangkan output yang harus dihasilkan adalah

besarnya sampai beberapa ratus ribu volt.

 Kapasitas KVA-nya lebih kecil dibanding dengan trafo daya, karena untuk keperluan

lompatan api tidak perlu daya yang besar melainkan tegangan yang besar.

 Trafo yang dipakai biasanya satu phasa, kecuali pada pengujian khusus yang

memerlukan trafo tiga phasa.

 Satu ujung lilitannya biasanya ditanam dalam tanah untuk keperluan keamanan dan

pengamanan terhadap manusia dan alat ujinya.

 Pada waktu merencanakan isolasi untuk trafo penguji hanya diperhitungkan

isolasinya tahan terhadap tegangan penguji yang maksimum.

Tegangan tinggi AC ini dapat dibangkitkan dengan menggunakan trafo tegangan

tinggi. Trafo uji hanya digunakan untuk daya yang kecil tetapi dengan nilai tegangan yang

besar, trafo ini biasanya digunakan untuk pengujian jangka pendek untuk peralatan tegangan

tinggi. Desain dari trafo uji ini mirip dengan trafo tegangan yamg digunakan untuk mengukur

daya dan tegangan pada slauran transmisi, kerapatan fluks yang rendah dipilih agar tidak

menimbulkan arus magnetisasi yang besar yang sebaliknya akan memenuhi inti besi dan

menimbulkan harmonisa yang tinggi. Tegangan tinggi bolak-balik banyak dipergunakan untuk

pengujian peralatan listrik, untuk pengujian, pembangkitan tegangan searah dan impuls.

Pembangkitan tegangan tinggi bolak-balik dapat mempergunakan trafo dengan perbandingan

belitan yang tinggi jenis dua belitan dan jenis tiga belitan (untuk keperluan rangkaian kaskade).

Trafo tegangan tinggi bolak-balik untuk keperluan pengujian mampu menghasilkan tegangan

yang sangat tinggi namun menghasilkan daya yang kecil. Untuk keperluan pengujian peralatan
tegangan tinggi kapasitif seperti kabel tegangan tinggi, kondensator atau pengujian peralatan

berisolasi gas SF6 yang memiliki daya reaktif yang besar dilakukan cara kompensasi disisi

primer atau sekunder dengan menggunakan rangkaian resonansi seri. Untuk membangkitkan

tegangan tinggi AC dibutuhkan banyak peralatan, antara lain sumber tegangan AC 220 V,

Regulator tegangan, Trafo Tegangan Tinggi, Resistor Tegangan Tinggi, Kapasitor, Konektor,

Elektroda Bola-Bola, Operating Terminal, Digital Measuring Instrument (DMI), dan Jumper.

Tegangan suplai 220 V AC dihubungkan dengan regulator tegangan yang berfungsi untuk

menaikkan dan menurunkan tegangan. Karena kinerja dari regulator tegangan ini tidak dapat

dioperasikan dengan tangan secara langsung, maka kita dapat gunakan operating terminal,

operating terminal ini dapat menaikkan dan menurunkan tegangan input dan regulator sehingga

tegangan tersebut sesuai dengan yang kita inginkan. Setelah keluar dari regulator, tegangan

mulai menyupali trafo. Keluaran dari trafo ini adalah tegangan ac yang memiliki tegangan

dengan niai yang tinggi. Sekeluarnya dari trafo, akan melalui resistor. Resistor disinu berfungsi

untuk menghindari arus balik yang besar menuju sumber ketika terjadi short circuit sehingga

tidak terjadi kerusakan pada trafo. Setelah itu, tegangan sumber akan menyuplai kapasitor

pembangkitan sehingga kapasitor tersebut akan terisi. Tegangan pada kapasitor pembangkitan

ini akan dicuplik dengan menggunakan jumper yang terdapat pada kapasitor ujinya, sehingga

tegangan dapat terukur melalui Digital Measuring Instrument (DMI), Tegangan AC maksimal

dan tegangan AC efektir dapat diukur.

Untuk lebih mengamankan trafo agar tidak terjadi kerusakan ketika ada tegangan lebih,

maka digunakanlah elektroda bola-bola yang disetting memiliki celah yang besar. Sehingga

ketika terjadi kelebihan tegangan yang berpotensi merusak trafo, dapat diatasi dengan flash
yang terjadi antar elektroda bola-bola. Untuk menghubungkan elektroda bola-bola dengan

kapasitor, dapat digunakan konektor.

Masing-masing sisi ground dari komponen-komponen tersebut dapat dijadikan satu

dengan menggunakan jumper kemudian disambungkan langsung dengan grounding yang

tertancap di dalam tanah. Pastikan sebelum memulai menggunakan peralatan-peralatan yang

ada untuk digrounding terlebih dahulu. Hal ini dikarenakan tegangan kerja dari peralatan yang

tinggi, sehingga memungkinkan arus sisa dari komponen tinggi. Sehingga berbahaya jika kita

menyentuh peralatan-peralatan tersebut secara langsung.

Selain itu, sebelum menggunakan peralatan, pastikan tahanan pentanahan grounding

yang tertancap di tanah bernilai rendah. Jika setelah diukur dengan menggunakan earth tester

tahanan pentanahannya tinggi, maka dapat diturunkandengan menyiram grounding tersebut

dengan menggunakan air atau lebih baik lagi dengan menggunakan air garam. Namun perlu

diingat, air garam dapat menimbulkan korosi pada elektrode grounding. Sehingga justru akan

bersifat merugikan.

Tegangan tinggi AC umumnya digunakan di laboratorium untuk pengujian dan

percobaan dengan tegangan DC dan tegangan impuls. Perbedaantransformator uji dengan

transformator daya adalah kapasitas dayanya rendah,akan tetapi ratio lilitannya

tinggi.Transformator tegangan tinggi terdiri dari : Kumparan sekunder, satu terminal pada level

yang rendah dekat potensialtanah dan terminal lainnya terisolasi dengan tanah sebagai terminal

tinggi. Serta Kumparan primer yang dihubungkan dengan tegangan rendah.

III.2 Rangkaian Pengujian Tegangan Tinggi Frekuensi Rendah


Pengujian tegangan rendah dilakukan pada teknik tegangan rendah dilakukan untuk

menguji ketahanan suatu peralatan listrik tegangan listrik dari kejadian yang masih dianggap
normal dengan frekuensi yang normal. Kejadian ini biasanya terjadi pada saat switching

(membuka dan menutupnya) pemutus tenaga. Frekuensi yang dihasilkan akan tetap namun

untuk tinggi tegangannya akan mengalami kenaikan yang tinggi. Berikut gambar rangkaian

pengujian tegangan tinggi frekuensi rendah :

Gambar 3. 1 Transformator Kaskade


Prinsip kerjanya :

Ketika tegangan dari sumber PLN dengan frekuensi rendah akan dinaikkan menjadi tegangan

300 Kv pada tingkatan ke pertama, selanjutnya tegangan tersebut akan dinaikkan akan

dinaikkan kembali menjadi 600 Kv, selanjutnya tegangan 600 kV akan dinaikkan akan kembali

menjadi 900 kV. Kenaikkan tegangan tersebut dapat diasumsikan dengan kenaikkan tegangan

mulai dara1/3, 2/3, hingga 1. Nilai 1 menunjukkan tegangan sekunder tertingginya sekitar 900

Kv. Dari transformatortransformator tersebut dapat diidentifikasikan bahwa rangkaian tersebut

menggunakan transformator step up dengan transfomasi diatas 1.


III.3 Rangkaian Pengujian Tegangan Tinggi Frekuensi Tinggi
Pegujian tegangan tinggi dengan frekuensi tinggi dilakukan untuk mengetahui

kerusakkan pada peralatan tegangan tinggi. Hal ini terjadi akibat kejadian alam bukan akibat

proses mekanis, seperti petir. Petir merupakan kejadian alam pada awan akibat kelebihan

muatan listrik yang mengakibatkan beda potensial antara awan dengan awan ataupun awan

dengan tanah (bumi). Petir yang menyambar kebumi akan mengalirkan arus listrik dengan

frekuensi tinggi dengan jumlah yang tinggi.

Gambar 3. 2 Rangkaian Frekuensi Tegangan Tinggi


Rangkaian yang terpasang dengan komponen kapasitor (C) dengan tahanan ( R )

digunakan untuk menghasilkan frekuensi yang tinggi. Sedangkan nilai tegangan akan

dinaikkan juga dengan transformator, sehingga kombinasi dari keduanya akan menghasilkan

tegangan yang tinggi dengan frekuensi yang tinggi.

Ea1 = F1 . N1 . Φ1 ( Maks )

Dimana,

F1 = Frekuensi Sisi Primer (Hz)

N1 = Jumlah Belitan Sisi Primer

Φ1 = Fluksi Magnetik pada belitan (Wb)


Sesuai dengan rumus perbandingan transformasi maka nilai Ea2 sehingga nilai

frekuensi dari sisi sekunder akan sama dengan sisi primer. Nilai frekuensi dari

sisi primer jika tinggi maka nilai frekuensi akan tinggi pula. Nilai frekuensi yang tinggi dari

sisi sekunder dianggap belum cukup digunakan untuk pengujian. Langkah yang diambil adalah

dengan menambahkan rangkaian R dan C disisi sekundernya.

III.4 Pengukuran Tegangan AC


Pengukuran tegangan tinggi bolak-balik dapat dilakukan dengan berbagai cara

diantaranya :

1. Metode Sela Bola Standar

2. Metode Chubb-Fortesque

3. Metode Pembagi Tegangan Kapasitif

4. Metode Pembagi Tegangan Resistif

Dari keempat metode diatas, cara yang paling sering digunakan adalah metode dengan

elektroda bola. Hal ini desebabkan karena metode ini termasuk paling murah, mudah dan dapat

diterapkan untuk range tegangan uji yang luas tanpa merusak alat ukur yang sensitif. Oleh

karena itu, pengukuran pada laboratorium teknik tegangan tinggi menggunakan metode ini

III.4.1 Pengukuran Dengan Elektroda Bola Standar

Selain untuk pengukuran tegangan tinggi AC, pengkuran tegangan cara ini dapat juga

digunakan untuk melakukan pengukuran tegangan tinggi searah dan tegangan tinggi impuls.

Tegangan tembus sela bola standar untuk berbagai jarak sela, pada kondisi udara 20 OC dan

tekanan udara 760 mmHg sudah diketahui pada tabel standar. Apabila sela bola mengalami

tembus udara pada suhu sembarang T dan tekanan udara sembarang P maka tegangan aktual

yang terjadi pada sela bola itu dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut :
1. Ukur jarak sela bola diberi (s cm)

2. Cari tegangan tembus standar (𝑉𝑠 ) untuk jarak sela s cm berdasarkan tabel standar.

3. Hitunglah faktor koreksinya menggunakan rumus seperti berikut:

𝛿 = 0,386 𝑃 233+𝑇 (1.3)

4. Tegangan pada sela bola adalah V=δ Vs


Dimana:

P = tekanan udara (mmHg)

T = suhu udara ( OC )

Gambar 3. 3 Eektroda Bola


III.4.2 Pengukuran Dengan Metode Chubb & Fortesque

Rangkaian Chubb and Fortesque untuk pengukuran tegangan tinggi AC adalah seperti

ditunjukkan oleh gambar 3.4 . Komponen utama pengukuran ini adalah kapasitor tegangan

tinggi (C), dioda anti paralel D1 dan D2, alat ukur arus (mA) dan frekuensi meter. Dalam

pengukuran ini, yang diukur adalah arus pemuat (I). Hubungan arus ini dengan tegangan yang

diukur adalah sebagai berikut :

𝑉 = 𝐼 2𝑓𝐶
Gambar 3. 4 Chubb & Fortesque

Dimana :

V = tegangan pada terminal (kV)

f = frekuensi tegangan yang diukur (Hz)

C = kapasitansi kapasitor tegangan tinggi (uF)

III.4.3 Pengukuran Dengan Pembagi Tegangan Kapasitif

Selain untuk pengukuran tegangan tinggi AC, pembagi tegangan ini juga dapat dipakai

untuk percobaan dan pengukuran tegangan tinggi impuls. Komponen pengukuran ini terdiri

dari kapasitor tegangan tinggi Ch dan kapasitor tegangan rendah Cl yang keduanya

dihubungkan seri. Alat ukur penunjuk dihubungkan paralel dengan kapasitor C1 seperti

ditunjukkan pada Gambar 3.10.


Gambar 3. 5 Pembagi Tegangan Kapasitif

𝑉𝑥 = 𝑉𝑢 𝐶ℎ+𝐶𝑙/𝐶ℎ = 𝑘𝑢𝑉𝑢

Dimana: 𝑘𝑢 = 𝐶ℎ+𝐶𝑙 /𝐶ℎ

III.4.4 Pengukuran Dengan Pembagi Tegangan Resistif

Selain untuk pengukuran tegangan tinggi AC, pembagi tegangan ini juga dapat dipakai

untuk percobaan dan pengukuran tegangan tinggi impuls serta DC. Komponen pengukuran ini

terdiri dari resistor tegangan tinggi Rh dan resistor tegangan rendah Rl yang keduanya

dihubungkan seri. Alat ukur tegangan rendah dihubungkan paralel dengan resistor Rl seperti

pada Gambar 3.11

Gambar 3. 6 Pembagi Tegangan Resistif

𝑉𝑥 = 𝑉𝑢 𝑅ℎ+𝑅𝑙/ 𝑅𝑙 = 𝑘𝑢𝑉𝑢
Dimana: 𝑘𝑢 = 𝑅ℎ+𝑅𝑙/ 𝑅

BAB IV
PENUTUP

IV.1 KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa :

1. .Secara garis besar pembangkitan tegangan terdiri dari 3 pembangkitan : 1. Pembangkit

tegangan tinggi bolak-balik (AC) 2. Pembangkit tegangan tinggi searah (DC) 3. Pembangkit

tegangan tinggi impuls.

2. Ciri-ciri dari trafo uji itu sendiri adalah sebagai berikut :

 Perbandingan jumlah lilitanya lebih besar dari pada trafo daya. Hal ini sebabkan trafo uji yang

dipasang pada laboraturium tegangan yang diterapkan dengan tegangan input 127 volt

sampai 220 volt sedangkan output yang harus dihasilkan adalah besarnya sampai beberapa

ratus ribu volt.

 Kapasitas KVA-nya lebih kecil dibanding dengan trafo daya, karena untuk keperluan

lompatan api tidak perlu daya yang besar melainkan tegangan yang besar.

 Trafo yang dipakai biasanya satu phasa, kecuali pada pengujian khusus yang memerlukan

trafo tiga phasa.

 Satu ujung lilitannya biasanya ditanam dalam tanah untuk keperluan keamanan dan

pengamanan terhadap manusia dan alat ujinya.

 Pada waktu merencanakan isolasi untuk trafo penguji hanya diperhitungkan isolasinya tahan

terhadap tegangan penguji yang maksimum.


3. Pengujian tegangan rendah dilakukan pada teknik tegangan tinggi dilakukan untuk menguji

ketahanan suatu peralatan listrik tegangan listrik dari kejadian yang masih dianggap normal

dengan frekuensi yang normal. Kejadian ini biasanya terjadi pada saat switching (membuka

dan menutupnya) pemutus tenaga.

4. Pegujian tegangan tinggi dengan frekuensi tinggi dilakukan untuk mengetahui kerusakkan

pada peralatan tegangan tinggi. Hal ini terjadi akibat kejadian alam bukan akibat proses

mekanis, seperti petir.

5. Pengukuran tegangan tinggi bolak-balik dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya :

 Metode Sela Bola Standar

 .Metode Chubb-Fortesque

 .Metode Pembagi Tegangan Kapasitif

 .Metode Pembagi Tegangan Resistif

IV.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

1. Buku Dasar-Dasar Teknik Pengujian Tegangan Tinggi Bonggas L.Tobing. Penerbit


Earlangga
2. https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/transient/article/download/21876/pdf
3. https://www.belgelendirme.com/id/muayene/elektriksel-guvenlik-muayeneleri/yuksek-
gerilim-olcumleri
4. http://erepo.unud.ac.id/id/eprint/10575/1/00a3ca65d6bbd8a7a60a26089eb6c3e1.pdf
5. https://globalenergizer.wordpress.com/2013/11/07/pengukuran-tegangan-tinggi/

Anda mungkin juga menyukai