Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH MESIN LISTRIK

Disusun Oleh :

NAMA : MUHAMMAD YUSUF KARIM

NIM : 19.01.014.034

DOSEN : NOVA ARYANTO, S.T.,M.M.Inov

MATA KULIAH : MESIN LISTRIK 1

PRODI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS REKAYASA SISTEM
UNIVERSITAS TEKNOLOGI SUMBAWA
2022
Kata Pengantar
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. atas limpahan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga pada kesempatan ini penulis dapat menyelesaikan
tugas makalah yang berjudul Mesin Listrik ini tepat pada waktunya. Shalawat
serta salam selalu tercurah limpahkan kepada junjungan agung Nabi Muhammad
SAW. beserta keluarga, sahabat, tabi’in, tabiut tabi’in, serta umatnya hingga akhir
zaman.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Mesin Listrik 1. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah pengetahuan tentang macam-macam peralatan mesin listrik..

Tak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Nova
Aryanto, S.T.,M.M.Inov. selaku dosen Mesin Listrik 1 yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang penulis tekuni. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membagikan pengetahuanya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran sangat penulis nantikan demi kesempurnaan makalah
ini.

Sumbawa, 23 Maret 2022


Penulis,

Muhammad Yusuf Karim

II
DAFTAR ISI

Halaman Judul .................................................................................................................... I

Kata Pengantar ................................................................................................................... II

Daftar Isi .............................................................................................................................. III

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................................................ 5

BAB II GENERATOR

2.1 Generator AC ................................................................................................................. 6

1. Pengertian .................................................................................................................. 6
2. Prinsip Kerja ............................................................................................................. 6
3. Klasifikasi ................................................................................................................. 7
4. Konstruksi Generator AC .......................................................................................... 8
5. Karakteristik Generator AC ...................................................................................... 9

2.2 Generator DC .................................................................................................................. 9

1. Pengertian .................................................................................................................. 9
2. Konstruksi ................................................................................................................. 9
3. Prinsip Kerja ............................................................................................................. 10
4. Klasifikasi ................................................................................................................. 11

BAB III MOTOR LISTRIK

3.1 Motor AC ........................................................................................................................ 16

1. Pengertian .................................................................................................................. 16
2. Konstruksi Motor AC ................................................................................................ 16
3. Klasifikasi Motor AC ................................................................................................ 17

3.2 Motor DC ........................................................................................................................ 25

1. Pengertian ..................................................................................................................25
2. Konstruksi Motor DC ................................................................................................26
3. Klasifikasi Motor DC ................................................................................................28

III
4. Pengaplikasian Motor DC ......................................................................................... 30

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 31

IV
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Genx (2009) mengemukakan bahwa mesin listrik adalah alat listrik yang berputar dan
dapat mengubah energi mekanis menjadi energi listrik (menggunakan Generator AC/DC) dan
dapat mengubah energi listrik menjadi energi mekanis (menggunakan Motor AC/DC), serta
dapat juga mendistribusikan energi listrik dari satu rangkaian ke rangkaian lain
(menggunakan Transformator) dengan tegangan yang bisa berubah-rubah dan dengan
frekuensi yang tetap melalui suatu medium berupa medan magnet atas dasar prinsip Elektro
Magnetis. Transformator itu di golongkan menjadi mesin listrik statis sedangkan generator
dan motor di golongkan menjadi mesin listrik dinamis.
Menurut Hammer (2013) Pada dasarnya terdapat dua macam generator, yaitu
generator DC dan generator AC. Demikian pula dengan motor, terdapat motor DC dan motor
AC.
Generator DC dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan dari rangkaian belitan
magnet atau penguat eksitasinya terhadap jangkar (anker), jenis generator DC yaitu generator
penguat terpisah, generator shunt, generator kompon. (Hage, 2009). Berdasarkan system
pembangkitannya generator AC atau generator sinkron ini dibagi menjadi 2 yaitu generator 1-
phasa dan generator 3-phasa. (Marlina, 2013).
Pratama (2013) mengemukakan bahwa motor AC di bagi menjadi 2 yaitu motor
sinkron dan motor induksi (asinkron). Sedangkan motor DC berdasarkan pembangkitannya
dibagi menjadi 3 yaitu motor DC shunt, motor DC seri, dan motor DC gabungan.

5
BAB II

GENERATOR

2.1 Generator AC

1. Pengertian
Marwan (2007) mengemukakan bahwa generator AC adalah jenis mesin
listrik yang banyak digunakan pada pembangkit tenaga listrik. Generator AC juga
bisa disebut Alternator yang umum digunakan adalah Mesin sinkron yang juga
kadang digunakan sebagai motor listrik untuk memperbaiki power factor.
Keuntungan pada mesin sinkron adalah karena tidak menggunakan sikat komutasi.
Tegangan yang dibangkitkan pada Alternator adalah sebanding dengan fluks dan
putarannya, sedangkan frekuensinya sebanding dengan putaran dan jumlah
kutubnya.

2. Prinsip kerja
Menurut Putra (2013) prinsip kerja Generator AC menggunakan hukum
Faraday yang menyatakan jika sebatang penghantar berada pada medan magnet
yang berubah-ubah, maka pada penghantar tersebut akan terbentuk gaya gerak
listrik. Prinsip generator ini secara sederhana dapat dijelaskan bahwa tegangan
akan diinduksikan pada konduktor apabila konduktor tersebut bergerak pada
medan magnet sehingga memotong garis-garis gaya. Hukum tangan kanan
berlaku pada generator dimana menyebutkan bahwa terdapat hubungan antara
penghantar bergerak, arah medan magnet, dan arah resultan dari aliran arus yang
terinduksi. Apabila ibu jari menunjukkan arah gerakan penghantar, telunjuk
menunjukkan arah fluks, jari tengah menunjukkan arah aliran elektron yang
terinduksi. Hukum ini juga berlaku apabila magnet sebagai pengganti penghantar
yang digerakkan.

6
3. Klasifikasi
Prasetya (2011) mengemukakan bahwa generator ac ditinjau dari
sumbernya dibagi menjadi 2 yaitu:
a. Generator ac 1-phasa
Motor AC satu fasa berbeda cara kerjanya dengan motor AC tiga fasa,
dimana pada motor AC tiga fasa untuk belitan statornya terdapat tiga belitan
yang menghasilkan medan putar dan padarotor sangkar terjadi induksi dan
interaksi torsi yang menghasilkan putaran. Sedangkan padamotor satu fasa
memiliki dua belitan stator, yaitu belitan fasa utama (belitan U1-U2) dan
belitanfasa bantu (belitan Z1-Z2), lihat gambar1.

Gambar 1. Prinsip medan magnet utama dan medan magnet bantu generator
satu fasa

Belitan utama menggunakan penampang kawat tembaga lebih besar sehingga


memiliki impedansi lebih kecil. Sedangkan belitan bantu dibuat dari tembaga
berpenampang kecil dan jumlah belitannya lebih banyak, sehingga
impedansinya lebih besar dibanding impedansi belitan utama.
b. Generator ac 3-phase
Generator 3-fasa memiliki prinsip kerja yang sama dengan generator 1-
fasa. Tiga lilitan konduktor disusun secara melingkar sehingga jarak antar
lilitan adalah sebesar 120 derajat. Medan magnet yang berputar di tengah-
tengah ketiga lilitan konduktor tersebut menginduksi lilitan-lilitan tersebut
sehingga menghasilkan tegangan listrik pada masing-masing lilitan. Jika

7
digambarkan menjadi sebuah kurva, maka akan membentuk tiga kurva yang
masing-masing memiliki jarak 120 derajat. (Apriyahanda, 2011).

Gambar 2. Prinsip dasar generator ac 3 fasa

4. Konstruksi Generator AC
Menurut Putra (2013) Konstruksi generator arus bolak-balik ini terdiri dari
dua bagian utama, yaitu:
a. Stator, yakni bagian diam yang mengeluarkan tegangan bolak-balik.
Stator terdiri dari badan generator yang terbuat dari baja yang berfungsi
melindungi bagian dalam generator, kotak terminal dan name plate pada
generator. Inti Stator yang terbuat dari bahan ferromagnetik yang berlapis-
lapis dan terdapat alur-alur tempat meletakkan lilitan stator. Lilitan stator yang
merupakan tempat untuk menghasilkan tegangan. Sedangkan, rotor berbentuk
kutub sepatu (salient) atau kutub dengan celah udara sama rata (rotor silinder).
b. Rotor, yakni bagian bergerak yang menghasilkan medan magnit yang
menginduksikan ke stator.

5. Karakteristik generator ac

8
Karakteristik motor ac Harga lebih murah. Pemeliharaannya lebih mudah.
Ada berbagai bentuk displai untuk berbagai lingkungan pengoperasian.
Kemampuan untuk bertahan pada lingkungan pengoperasian yang keras. Secara
fisik lebih kecil dibandingkan dengan motor dc dari HP yang sama. Biaya
perbaikan lebih murah. Kemampuan untuk berputar pada kecepatan di atas ukuran
kecepatan kerja yang tertera di nameplate. (Putra, 2013).

2.2 Generator DC

1. Pengertian
Putra (2013) mengemukakan bahwa Generator DC merupakan sebuah
perangkat Motor listrik yang mengubah energi mekanis menjadi energi listrik.
Generator DC menghasilkan arus DC / arus searah. Menurut Marwan (2007)
Mesin DC bisa dioperasikan sebagai motor maupun generator.
Hammers (2013) mengatakan bahwa Terdapat dua jenis motor DC, yaitu
motor penguat terpisah, dan motor penguat sendiri. Motor penguat sendiri
meliputi:motor seri, motor shunt dan motor kompon yang merupakan kombinasi
antara motor seri dan motor shunt. Sedangkan generator pada dasarnya adalah
sama, tetapi yang sering digunakan adalah jenis generator terpisah.
Karakteristik motor penguat Terpisah adalah arus eksitasinya tidak
tergantung dari sumber tegangan yang mencatunya. Putaran jangkar akan turun
jika momen torsinya naik.

2. Konstruksi Generator DC
Pada umumnya generator DC dibuat dengan menggunakan magnet
permanent dengan 4-kutub rotor, regulator tegangan digital, proteksi terhadap
beban lebih, starter eksitasi, penyearah, bearing dan rumah generator atau casis,
serta bagian rotor. Gambar berikut menunjukkan gambar potongan melintang
konstruksi generator DC.

9
Gambar 3. Konstruksi generator DC

Generator DC terdiri dua bagian, yaitu stator, yaitu bagian mesin DC yang diam,
dan bagian rotor, yaitu bagian mesin DC yang berputar. Bagian stator terdiri dari:
rangka motor, belitan stator, sikat arang, bearing dan terminal box. Sedangkan
bagian rotor terdiri dari: komutator, belitan rotor, kipas rotor dan poros rotor.
Bagian yang harus menjadi perhatian untuk perawatan secara rutin adalah
sikat arang yang akan memendek dan harus diganti secara periodic / berkala.
Komutator harus dibersihkan dari kotoran sisa sikat arang yang menempel dan
serbuk arang yang mengisi celah-celah komutator, gunakan amplas halus untuk
membersihkan noda bekas sikat arang. (Putra, 2013).
Belitan Generator Terdiri dari:
a. Belitan sangkar
b. Belitan Kutub bantu
c. Belitan eksitansi
Arus beban mengalir melalui dua belitan yang pertama, belitan ini
mempunyai resistensi yang kecil. Sistem pengukuran tahanan belitan jangkar ini
ada beberapa metode pengukuran yang bisa dilakukan antara lain metode ohm
meter, volt, dan ampere meter, metode dinamis dan statis. (Marwan, 2007).

3. Prinsip kerja
Menurut Sabrina (2013) prinsip kerja generator DC itu sendiri di hasilkan
pembangkit listrik melalui induksi dengan 2 cara yaitu :
a. Dengan menggunakan cincin-seret, menghasilkan tegangan induksi bolak-
balik.

10
b. dengan menggunakan komutator, menghasilkan tegangan DC.
Jika rotor beruptar pada pada sekeliling medan magnet maka akan
menghasilkan perpotongan medan magnet pada lilitan kawat pada rotor itu sendiri .
rotor pada generator dc akan menghasilkan tegangan bolak balik dan fungsi sebuah
komutator adalah sebagai penyearah tegangan itu sendiri menjadi AC .
Besarnya tegangan yang di hasilkan dari sebuah generator DC sebanding
dengan perputaran yang di hasilkan rotor. (Sabrina, 2013).

Gambar 4. Prinsip Kerja generator

4. Klasifikasi Generator DC

Menurut Hage (2009) Generator DC dibedakan menjadi beberapa jenis


berdasarkan dari rangkaian belitan magnet atau penguat eksitasinya terhadap
jangkar (anker), jenis generator DC yaitu:

a. Generator Penguat terpisah


Pada generator penguat terpisah, belitan eksitasi (penguat eksitasi) tidak
terhubung menjadi satu dengan rotor. Terdapat dua jenis generator penguat
terpisah, yaitu:
1). Penguat elektromagnetik (a)
Energi listrik yang dihasilkan oleh penguat elektromagnet dapat diatur melalui
pengaturan tegangan eksitasi. Pengaturan dapat dilakukan secara elektronik atau
magnetik. Generator ini bekerja dengan catu daya DC dari luar yang dimasukkan
melalui belitan F1-F2.
2). Magnet permanent / magnet tetap (b)

11
Penguat dengan magnet permanen menghasilkan tegangan output generator yang
konstan dari terminal rotor A1-A2. Karakteristik tegangan V relatif konstan dan
tegangan akan menurun sedikit ketika arus beban I dinaikkan mendekati harga
nominalnya.

Gambar 5. Generator penguat terpisah.

Karakteristik generator penguat terpisah

Gambar 6. Karakteristik generator penguat terpisah


Gambar 6 menunjukkan:
Karakteristik generator penguat terpisah saat eksitasi penuh (Ie 100%) dan
saat eksitasi setengah penuh (Ie 50%). Ie adalah arus eksitasi, I adalah arus
beban.Tegangan output generator akan sedikit turun jika arus beban semakin
besar.
Kerugian tegangan akibat reaksi jangkar. Penurunan tegangan akibat
resistansi jangkar dan reaksi jangkar, selanjutnya mengakibatkan turunnya

12
pasokan arus penguat ke medan magnet, sehingga tegangan induksi menjadi
kecil.

b. Generator Shunt
Pada generator shunt, penguat eksitasi E1-E2 terhubung paralel dengan
rotor (A1-A2). Tegangan awal generator diperoleh dari magnet sisa yang
terdapat pada medan magnet stator. Rotor berputar dalam medan magnet yang
lemah, dihasilkan tegangan yang akan memperkuat medan magnet stator, sampai
dicapai tegangan nominalnya. Pengaturan arus eksitasi yang melewati belitan
shunt E1-E2 diatur oleh tahanan geser. Makin besar arus eksitasi shunt, makin
besar medan penguat shunt yang dihasilkan, dan tegangan terminal meningkat
sampai mencapai tegangan nominalnya. Diagram rangkaian generator shunt
dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Diagram rangkaian generator shunt

Jika generator shunt tidak mendapatkan arus eksitasi, maka sisa megnetisasi
tidak akan ada, atau jika belitan eksitasi salah sambung atau jika arah putaran
terbalik, atau rotor terhubung-singkat, maka tidak akan ada tegangan atau energi
listrik yang dihasilkan oleh generator tersebut.

13
Karakteristik Generator Shunt

Gambar 8. Karakteristik generator shunt

Generator shunt mempunyai karakteristik seperti ditunjukkan pada Gambar


8. Tegangan output akan turun lebih banyak untuk kenaikan arus beban yang
sama, dibandingkan dengan tegangan output pada generator penguat terpisah.
Sebagai sumber tegangan, karakteristik dari generator penguat terpisah dan
generator shunt tentu kurang baik, karena seharusnya sebuah generator
mempunyai tegangan output yang konstan, namun hal ini dapat diperbaiki pada
generator kompon. (Hage, 2009).

c. Generatot Kompon
Hage (2009) mengemukakan bahwa generator kompon mempunyai dua
penguat eksitasi pada inti kutub utama yang sama. Satu penguat eksitasi
merupakan penguat shunt, dan lainnya merupakan penguat seri. Diagram
rangkaian generator kompon ditunjukkan pada Gambar 9. Pengatur medan
magnet (D1-D2) terletak di depan belitan shunt.

14
Gambar 9. Diagram angkaian generator kompon

Karakteristik generator kompon

Gambar 10. Karakteristik generator kompon

Gambar 10 menunjukkan karakteristik generator kompon. Tegangan output


generator terlihat konstan dengan pertambahan arus beban, baik pada arus
eksitasi penuh maupun eksitasi 50%. Hal ini disebabkan oleh adanya penguatan
lilitan seri, yang cenderung naik tegangannya jika arus beban bertambah besar.
(Hage, 2009).

15
BAB III

MOTOR LISTRIK

3.1 Motor AC

1. Pengertian
Gede (2013) mengemukakan bahwa Motor AC adalah adalah motor listrik
yang digerakkan oleh arus bolak-balik (Alternating Current). Jadi perbedaan utama
motor AC dan motor DC adalah sumber arusnya. Seperti yang telah dibahas
sebelumnya, motor AC dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu motor sinkron dan motor
induksi/motor asinkron. Motor sinkron didefinisikan sebagai motor yang memiliki
output kecepatan putaran motornya yg sinkron/sebanding (tanpa slip) dengan frekuensi
listrik yg masuk ke statornya. Sedangkan motor induksi didefinisikan sebagai motor
yang bekerja berdasarkan induksi medan magnet stator ke rotornya. Arus rotor motor
ini bukan diperoleh dari sumber tertentu, tetapi merupakan arus yang terinduksi sebagai
akibat adanya perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating
magnetic field) yang dihasilkan oleh arus stator.

2. Konstruksi Motor AC
Seperti motor-motor jenis lainnya, menurut Gede (2013) motor induksi pada
dasarnya mempunyai 3 bagian penting sebagai berikut:
a. Stator yaitu bagian yang diam dan mempunyai kumparan yang dapat
menginduksikan medan elektromagnetik kepada kumparan rotornya.
b. Celah (air gap) yaitu celah udara antara stator dan rotor. Air gap ini merupakan
tempat berpindahnya energi dari startor ke rotor. Pada celah udara ini lewat fluks
induksi stator yang memotong kumparan rotor sehingga meyebabkan rotor
berputar. Celah udara yang terdapat antara stator dan rotor diatur sedemikian rupa
sehingga didapatkan hasil kerja motor yang optimum. Bila celah udara antara stator
dan rotor terlalu besar akan mengakibatkan efisiensi motor induksi rendah,
sebaliknya bila jarak antara celah terlalu kecil/sempit akan menimbulkan kesukaran
mekanis pada mesin.
c. Rotor, yaitu bagian yang bergerak akibat adanya induksi magnet dari kumparan
stator yang diinduksikan kepada kumparan rotor.

16
Menurut Gede (2013) Berdasarkan bentuk konstruksi rotornya, maka motor
induksi dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
a. Rotor sangkar (squirrel cage) adalah bagian dari mesin yang berputar bebas dan
letaknya bagian dalam. Terbuat dari besi laminasi yang mempunayi slot dengan
batang alumunium / tembaga yang dihubungkan singkat pada ujungnya.
b. Rotor kumparan (wound rotor) adalah kumparan yang dihubungkan bintang
dibagian dalam dan ujung yang lain dihubungkan dengan slipring ke tahanan luar.
Kumparan sendiri dapat dikembangkan menjadi pengaturan kecepatan putaran
motor. Pada kerja normal slipring hubung singkat secara otomatis, sehingga rotor
bekerja seperti rotor sangkar.

Gambar 11. Bagian-bagian motor ac

3. Klasifikasi Motor AC
Motor AC dibedakan menjadi dua jenis yaitu motor asinkron atau biasa
juga disebut motor induksi dan motor sinkron.
a. Motor asinkron/induksi
Motor induksi didefinisikan sebagai motor yang bekerja berdasarkan
induksi medan magnet stator ke rotornya. Arus rotor motor ini bukan diperoleh
dari sumber tertentu, tetapi merupakan arus yang terinduksi sebagai akibat adanya
perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic
field) yang dihasilkan oleh arus stator. (Gede, 2013).
1). Prinsip Kerja

17
Nugraha (2011) mengemukakan bahwa motor induksi bekerja berdasarkan
induksi elektromagnetik dari kumparan stator kepada kumparan rotornya.
Garis-garis gaya fluks yang diinduksikan dari kumparan stator akan memotong
kumparan rotornya sehingga timbul emf (ggl) atau tegangan induksi dan
karena penghantar (kumparan) rotor merupakan rangkaian yang tertutup, maka
akan mengalir arus pada kumparan rotor.
Penghantar (kumparan) rotor yang dialiri arus ini berada dalam garis gaya
fluks yang berasal dari kumparan stator sehingga kumparan rotor akan
mengalami gaya Lorentz yang menimbulkan torsi yang cenderung
menggerakkan rotor sesuai dengan arah pergerakan medan induksi stator. Pada
rangka stator terdapat kumparan stator yang ditempatkan pada slot-slotnya
yang dililitkan pada sejumlah kutup tertentu. Jumlah kutup ini menentukan
kecepatan berputarnya medanstator yang terjadi yang diinduksikan ke
rotornya. Makin besar jumlah kutup akan mengakibatkan makin kecilnya
kecepatan putar medanstator dan sebaliknya. Kecepatan berputarnya medan
putar ini disebut kecepatan sinkron.
Menurut Azhary (2011) jika dijelaskan secara sistematis maka prinsip
kerja motor induksi itu sebagai berikut:
a). Pada keadaan beban nol ketiga phasa stator yang dihubungkan dengan
sumber tegangan tiga phasa yang setimbang menghasilkan arus pada tiap
belitan phasa.
b). Arus pada tiap phasa menghasilkan fluksi bolak-balik yang berubah-ubah.
c). Amplitudo fluksi yang dihasilkan berubah secara sinusoidal dan arahnya
tegak lurus terhadap belitan phasa.
d). Akibat fluksi yang berputar timbul ggl pada stator motor yang besarnya
adalah e1 = -N d Ф / dt ( Volt ) atau 4,44FN1 Ф
(Volt ).
e). Penjumlahan ketiga fluksi bolak-balik tersebut disebut medan putar yang
berputar dengan kecepatan sinkron ns, besarnya nilai ns ditentukan oleh
jumlah kutub p dan frekuensi stator f yang dirumuskan dengan Ns = 120 F / P
( rpm ).
f). Fluksi yang berputar tersebut akan memotong batang konduktor pada rotor.
Akibatnya pada kumparan rotor timbul tegangan induksi (ggl) sebesar E2 yang
besarnya 4,44FN2 Ф ( Volt )

18
dimana :
E2 = Tegangan induksi pada rotor saat rotor dalam keadaan diam (Volt)
N2 = Jumlah lilitan kumparan rotor
Фm = Fluksi maksimum(Wb)
g). Karena kumparan rotor merupakan rangkaian tertutup, maka ggl tersebut
akan menghasilkan arus I2.
h). Adanya arus I2 di dalam medan magnet akan menimbulkan gaya F pada
rotor.
i). Bila kopel mula yang dihasilkan oleh gaya F cukup besar untuk memikul
kopel beban, rotor akan berputar searah medan putar stator.
j). Perputaran rotor akan semakin meningkat hingga mendekati kecepatan
sinkron. Perbedaan kecepatan medan stator (ns) dan kecepatan rotor (nr)
disebut slip (s) dan dinyatakan dengan S = Ns - Nr / Ns
k). Pada saat rotor dalam keadaan berputar, besarnya tegangan yang
terinduksi pada kumparan rotor akan bervariasi tergantung besarnya slip.
Tegangan induksi ini dinyatakan dengan E2s yang besarnya E2s = 4,44FN2
Фm ( Volt )
Dimana: E2s = tegangan induksi pada rotor dalam keadaan berputar (Volt)
f2 = s.f = frekuensi rotor (frekuensi tegangan induksi pada rotor dalam
keadaan berputar)
l). Bila ns = nr, tegangan tidak akan terinduksi dan arus tidak akan mengalir
pada kumparan rotor, karenanya tidak dihasilkan kopel. Kopel ditimbulkan
jika nr < ns.

2) Rangkaian Ekivalen Motor Induksi

19
Gambar 12. Analogi dan rangkaian ekivalen motor induksi

Dari analogi diatas, pengoperasian motor induksi pasti menghasilkan


power loss. Power loss tersebut dapat berasal dari daya mekanik motor, rugi-
rugi tembaga rotor, dan rugi-rugi tembaga stator. (Gede, 2013).

3) Pengaplikasian Motor Induksi


Motor induksi sangat banyak digunakan di dalam kehidupan sehari-hari
baik di industri maupun di rumah tangga. Motor induksi yang umum dipakai
adalah motor induksi 3-fasA dan motor induksi 1-fasA. Motor induksi 3-fasA
dioperasikan pada sistem tenaga 3-fase dan banyak digunakan di dalam berbagai
bidang industri, sedangkan motor induksi 1-fase dioperasikan pada sistem
tenaga 1-fasA yang banyak digunakan terutama pada penggunaan untuk
peralatan rumah tangga seperti kipas angin, lemari es, pompa air, mesin cuci dan
sebagainya karena motor induksi 1-fasA.
Keuntungan penggunaan motor induksi:
1. Konstruksi sangat kuat dan sederhana terutama bila rotor dengan motor
sangkar.
2. Harganya relative murah dan kehandalannya tinggi.
3. Effesiensi relatif tinggi pada keadaan normal, tidak ada sikat sehingga rugi
gesekan kecil.
4. Biaya pemeliharaan rendah karena pemeliharaan motor hampir tidak
diperlukan.
Kerugian penggunaan motor induksi:

20
1. Kecepatan tidak mudah dikontrol.
2. Power faktor rendah pada beban ringan.
3. Arus start biasanya 5 sampai 7 kali dari arus nominal.

b. motor sinkron
Gede (2013) mengemukakan bahwa Synchronous Motor atau motor sinkron
atau motor serempak didefinisikan sebagai motor yang memiliki output kecepatan
putaran motornya yg sinkron/sebanding (tanpa slip) dengan frekuensi listrik yg
masuk ke statornya. Karakteristik dari motor ini adalah putarannya konstan
meskipun beban motor berubah-ubah.Motor akan melepaskan kondisi sinkronnya
apabila beban yang ditanggung terlalau besar (Torsi Pull-out). Kurangan motor
sinkron adalah ketidakmampuannya melakukan start awal. Hal ini dikarenakan
motor sinkron tidak memiliki torsi start awal. Oleh karena itu, motor sinkron
memerlukan beberapa alat bantu untuk membantu proses start awal sehingga
masuk didalam kondisi sinkron. Berbeda dengan motor induksi dimana rotor
memiliki slip terhadap stator. Kecepatan rotor terlambat dari perputaran fluks
stator supaya arus induksi terjadi pada rotor. Jika induksi rotor motor tersebut itu
bertujuan untuk mencapai kecepatan sinkron, maka tidak ada garis gaya yang
memotong melalui rotor, sehingga tidak ada arus yang akan diinduksikan ke rotor
dan tidak ada torsi yang akan ditimbulkan. Setelah kecepatan motor sinkron
mendekati/mencapai kecepatan sinkron, barulah kemudian eksitasi dimasukan.
Selain digunakan sebagi motor penggerak, motor sinkron sering pula
dipergunakan sebagai perbaikan faktor daya; yaitu dengan jalan memberi
penguatan lebih pada motor tersebut.
1). Konstruksi motor sinkron
Motor sinkron terdiri dari dua bagian penting yaitu:
a) Rotor, yaitu bagian dari motor sinkron yang berputar. Perbedaan utama
antara motor sinkron dan motor induksi adalah bahwa rotor motor sinkron
berjalan pada kecepatan putar yang sama dengan perputaran medan
magnet. Hal ini menyebabkan medan magnet rotor tidak lagi terinduksi.
Rotor pada motor sinkron memiliki magnet permanen atau arus DC
excited, yang dipaksa untuk mengunci pada posisi tertentu bila di
hadapkan pada medan magnet lainnya. Tipe rotor pada motor sinkron

21
terbagi menjadi 2, yaitu salient pole (menonjol) dan non-salient pole
(tidak menonjol). (Gede, 2013).
b) Stator, yaitu bagian dari motor sinkron yang diam. Stator pada motor
sinkron menghasilkan medan magnet berputar yang sebanding dengan
frekuensi listrik yang dimasuk ke stator. Medan magnet di stator ini
berputar pada kecepatan sinkron yang besarnya sebesar Ns = 120F/P
Dimana: NS= Kecepatan sinkron , F= Frekuensi, P= Jumlah kutub

Gambar 13. Bagian Motor Sinkron

2). Prinsip Kerja Motor Sinkron


Bila field winding dihubungkan dengan sumber tegangan tiga fasa
maka akan mengalir arus tiga fasa pada kumparan. Arus tiga fasa pada field
winding ini menghasilkan medan putar homogen (Bs). Seperti yang telah
dikatakan sebelumnya, motor sinkron berbeda dengan motor induksi, yaitu
motor sinkron mendapat eksitasi dari sumber DC eksternal yang dihubungkan
ke rangkaian rotor melalui slip ring dan sikat. Arus DC pada rotor ini
menghasilkan medan magnet rotor (Br) yang tetap. Kutub medan rotor
mendapat tarikan dari kutub medan putar stator hingga turut berputar dengan
kecepatan yang sama (sinkron). Torsi yang dihasilkan motor sinkron
merupakan fungsi sudut torsi (δ). Semakin besar sudut antara kedua medan
magnet, maka torsi yang dihasilkan akan semakin besar seperti persamaan
berikut :
T = k .Br .Bnet sin δ
Pada beban nol, sumbu kutub medan putar berimpit dengan sumbu
kumparan medan (δ = 0). Setiap penambahan beban membuat medan motor

22
“tertinggal” dari medan stator, berbentuk sudut kopel (δ); untuk kemudian
berputar dengan kecepatan yang sama lagi. Beban maksimum tercapai ketika δ
= 90. Penambahan beban lebih lanjut mengakibatkan hilangnya kekuatan torsi
dan motor disebut kehilangan sinkronisasi. Oleh karena pada motor sinkron
terdapat dua sumber pembangkit fluks yaitu arus bolak-balik (AC) pada stator
dan arus searah (DC) pada rotor. Ketika arus medan pada rotor cukup untuk
membangkitkan fluks (ggm) yang diperlukan motor, maka stator tidak perlu
memberikan arus magnetisasi atau daya reaktif dan motor bekerja pada faktor
daya = 1,0. Ketika arus medan pada rotor kurang (penguat bekurang), maka
baru stator akan menarik arus magnetisasi dari jala-jala, sehingga motor
bekerja pada faktor daya terbelakang (lagging). Sebaliknya bila arus pada
medan rotor berlebih (penguat berlebih), kelebihan fluks (ggm) ini harus
diimbangi, dan stator akan menarik arus yang bersifat kapasitif dari jala-jala,
dan karenanya motor bekerja pada faktor daya mendahului (leading). Dengan
demikian, faktor daya motor sinkron dapat diatur dengan mengubah-ubah
harga arus medan (IF). (Gede, 2013).

3). Rangkaian Motor Sinkron


Motor sinkron pada dasarnya adalah sama dengan generator sinkron,
kecuali arah aliran daya pada motor sinkron merupakan kebalikan dari
generator sinkron. Oleh karena arah aliran daya pada motor sinkron dibalik,
maka arah aliran arus pada stator motor sinkron juga dibalik.

Gambar 14. Rangkaian motor sinkron


Dari rangkaian elektrik motor sikron diatas, persamaan tegangan
rangkaian ekivalen motor sinkron adalah sebagai berikut :
Vθ= Ea + Ia.Ra + j.Ia.XS

23
Ea = Vθ- Ia.Ra – j.Ia.XS

Berikut ini adalah gambaran fasor motor sinkron :

Gambar 15. Diagram Fasor Motor Sinkron

Dimana:

4). Pengaplikasian Motor Sinkron

24
Motor Sinkron biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan juga
industry seperti pada generator, conveyor, mesin penggilingan, mesin penghancur,
kompresor, kompa-kompa sentrifugal.
Keuntungan penggunaan motor sinkron:
1. Daya motor sinkron lebih baik sehingga efisiensi energi sangat besar.
2. Putaran tidak berkurang meskipun beban bertambah.
3. Bila terjadi overload, motor akan langsung berhenti sehingga akan lebih aman.
4. Dapat memperbaiki faktor daya.
5. Dapat beroperasi pada penyetelan arus penguat medan.
Kerugian penggunaan motor sinkron:
1. Motor sinkron lebih mahal dari motor induksi.
2. Tidak mampu menstart sendiri.
3. Tidak praktis bila digunakan sebagai pemutar.

3.2 MOTOR DC
Hanief (2013) mengemukakan bahwa Motor DC merupakan jenis motor yang
menggunakan tegangan searah sebagai sumber tenaganya. Dengan memberikan beda
tegangan pada kedua terminal tersebut, motor akan berputar pada satu arah, dan bila
polaritas dari tegangan tersebut dibalik maka arah putaran motor akan terbalik pula.
Sebuah motor DC terdiri dari komponen statis atau disebut stator dan komponen yang
berputar pada sumbunya yang disebut rotor. Berdasarkan tipe mesinnya, baik stator
maupun rotor mengandung konduktor untuk mengalirkan arus listrik yang berbentuk
lilitan. Biasanya stator dan rotor dibuat dari besi untuk meperkuat medan magnet.

1. Pengertian
Menurut Fahmizal (2012) Motor DC adalah piranti elektronik yang mengubah
energi listrik menjadi energi mekanik berupa gerak rotasi. Pada motor DC terdapat jangkar
dengan satu atau lebih kumparan terpisah. Tiap kumparan berujung pada cincin belah
(komutator). Dengan adanya insulator antara komutator, cincin belah dapat berperan
sebagai saklar kutub ganda (double pole, double throw switch). Motor DC bekerja
berdasarkan prinsip gaya Lorentz, yang menyatakan ketika sebuah konduktor beraliran
arus diletakkan dalam medan magnet, maka sebuah gaya (yang dikenal dengan gaya

25
Lorentz) akan tercipta secara ortogonal diantara arah medan magnet dan arah aliran arus.
Mekanisme ini diperlihatkan pada Gambar berikut ini:

Gambar 16. Mekanisme kerja motor DC

2. Konstruksi Motor DC
Menurut Marwan (2007) Belitan motor ini terdiri dari:
1. Belitan jangkar
2. Belitan kutub bantu
3. Belitan Eksitansi/Belitan Medan
Sjatry (2013) Mengemukakan bahwa ada tiga komponen penting dalam motor
DC yaitu:
a. Kutub Medan
Secara sederhana digambarkan bahwa interaksi dua kutub magnet akan
menyebabkan perputaran pada motor DC. Motor DC memiliki kutub medan yang
stasioner dan dinamo yang menggerakkan bearing pada ruang di antara kutub
medan. Motor DC sederhana memiliki dua kutub medan, yaitu kutub utara dan kutub
selatan. Garis magnetik energi membesar melintasi bukaan di antara kutub – kutub
dari utara menuju selatan. Untuk motor yang lebih besar atau lebih kompleks,
terdapat satu atau lebih elektromagnet. Elektromagnet menerima listrik dari sumber
daya luar sebagai penyedia struktur medan.
b. Rotor
Bila arus masuk menuju kumparan jangkar, maka arus ini akan menjadi
elektromagnet. Rotor yang berbentuk silinder, dihubungkan ke as penggerak untuk
menggerakkan beban. Untuk motor DC yang kecil, rotor berputar dalam medan
magnet yang dibentuk oleh kutub – kutub, sampai kutub utara dan kutub selatan

26
magnet berganti lokasi. Jika hal ini terjadi, arus berbalik untuk merubah kutub –
kutub utara dan selatan rotor.
c. Komutator
Komponen ini terdapat pada motor DC dan berfungsi untuk membalikkan
arah arus listrik dalam kumparan jangkar. Komutator juga membantu dalam
transmisi arus antara kumparan jangkar dan saluran daya.
1) Prinsip Kerja Motor DC
Menurut Sjatry (2013) Sebuah motor DC magnet permanen biasanya
tersusun atas magnet permanen, kumparan jangkar, dan sikat (brush). Medan
magnet yang besarnya konstan dihasilkan oleh magnet permanen, sedangkan
komutator dan sikat berfungsi untuk menyalurkan arus listrik dari sumber di
luar motor ke dalam kumparan jangkar. Letak sikat di sepanjang sumbu netral
dari komutator, yaitu sumbu dimana medan listrik yang dihasilkan bernilai nol.
Hal ini dimaksudkan agar pada proses perpindahan dari sikat ke komutator tidak
terjadi percikan api.

Gambar 17. Prinsip kerja motor DC

27
Medan stator memproduksi fluks Φ dari kutub U ke kutub S. Sikat – arang
menyentuh terminal kumparan rotor di bawah kutub. Bila sikat – arang
dihubungkan pada satu sumber arus serah di luar dengan tegangan V, maka satu
arus I masuk ke terminal kumparan rotor di bawah kutub Udan keluar dari
terminal di bawah kutub S. Dengan adanya fluks stator dan arus rotor akan
menghasilkan satu gaya F bekerja pada kumparan yang dikenal dengan gaya
Lorentz. Arah Fmenghasilkan torsi yang memutar rotor ke arah yang
berlawanan dengan jarum jam. Kumparan yang membawa arus bergerak
menjauhi sikat – arang dan dilepas dari sumber suplai luar. Kumparan
berikutnya bergerak di bawah sikat – arang dan membawa arus I. Dengan
demikian, gaya F terus menerus diproduksi sehingga rotor berputar secara
kontinyu. (Sjatry, 2013).

3. Klasifikasi Motor DC
a. Motor DC Shunt/Parallel
Kumparan medan sama seperti pada penguat terpisah, tetapi kumparan
medan terhubung secara paralel dengan rangkaian rotor. Satu sumber yang sama
digunakan untuk menyuplai kumparan medan dan rotor. Oleh karena itu, total arus
dalam jalur merupakan penjumlahan arus medan dan arus jangkar. Kecepatan motor
DC jenis ini pada prakteknya konstan, tidak tergantung pada beban (hingga torsi
tertentu setelah kecepatannya berkurang). Oleh karena itu, motor DC jenis ini cocok
untuk penggunaan komersial dengan beban awal yang rendah, seperti peralatan
mesin. (Sjatry, 2013).

Gambar 18. Motor DC Shunt/Parallel


Menurut Hanief (2013) Karakter kecepatan motor DC tipe shunt adalah :

28
1. Kecepatan pada prakteknya konstan tidak tergantung pada beban (hingga torque
tertentu setelah kecepatannya berkurang) dan oleh karena itu cocok untuk
penggunaan komersial dengan beban awal yang rendah, seperti peralatan mesin.
2. Kecepatan dapat dikendalikan dengan cara memasang tahanan dalam susunan
seri dengan dinamo (kecepatan berkurang) atau dengan memasang tahanan pada
arus medan (kecepatan bertambah).

b. Motor Seri
Kumparan medan dihubungkan secara seri dengan kumparan jangkar. Oleh
karena itu, arus medan sama dengan arus jangkar. Pada saat kondisi awal, arus starting
pada motor DC jenis ini akan sangat besar. Untuk itu, pada saat menjalankan motor
harus disertai beban sebab apabila tanpa beban motor akan mempercepat tanpa
terkendali. Kumparan medan terbuat dari sejumlah kecil kumparan dengan
penampang kawat yang besar. Tipe demikian dirancang untuk mengalirkan arus besar
dan terhubung seri/deret dengan kumparan rotor. Motor DC jenis ini cocok untuk
penggunaan yang memerlukan torsi penyalaan awal yang tinggi, seperti derek dan alat
pengangkat hoist. (Sjatry, 2013).

Gambar 19. Skematik Motor DC Seri

Menurut Hanief (2013) Karakter kecepatan motor DC tipe seri adalah :


1. Kecepatan dibatasi pada 5000 RPM.
2. Harus dihindarkan menjalankan motor seri tanpa ada beban sebab motor akan
mempercepat tanpa terkendali.

c. Motor DC kompon/kombinasi
Konfigurasi motor DC tipe ini menggunakan gabungan dari kumparan seri
danshunt/paralel. Pada motor DC jenis ini, kumparan medan dihubungkan secara

29
paralel dan seri dengan kumparan jangkar. Dengan demikian, motor DC jenis ini akan
memiliki torsi penyalaan awal yang baik dan kecepatan yang stabil. Semakin tinggi
persentase penggabungan, yaitu persentase kumparan medan yang dihubungkan secara
seri, maka semakin tinggi pula torsi penyalaan awal yang dapat ditangani. (Sjatry,
2013).
Menurut Hanief (2013) karakter dari motor DC tipe kompon/gabungan ini
adalah, makin tinggi persentase penggabungan (yakni persentase gulungan medan yang
dihubungkan secara seri), makin tinggi pula torque penyalaan awal yang dapat
ditangani oleh motor ini.

4. Pengaplikasian Motor DC

Motor DC bisa digunakan di bidang robotika, misalnya sebagai roda line tracer,
sebagai aktuator lengan robot. Di bidang persenjataan misalnya aktuator meriam
otomatis, dan lain sebagainya.

30
DAFTAR PUSTAKA

Apriyahanda, Onny. (2011). Generator dan Sistem Eksitasi, (Online),

(http://artikel-teknologi.com/generator-dan-sistem-eksitasi/,

diakses 11 Agustus 2014).

Azhary, Arie. (2011). Prinsip Kerja Motor Induksi, (Online),

(http://ariestarlight.blogspot.com/2011/04/perinsip-kerja-motor-induksi.html,

diakses 6 Agustus 2014).

Fahmizal. (2012). Driver Motor DC pada Robot Beroda dengan Konfigurasi H-BRIDGE
MOSFET, (Online),

(http://fahmizaleeits.wordpress.com/tag/motor-dc-adalah/,

diakses 11 Agustus 2014).

Gede, I.G.A. (2013). Motor AC, (Online),

(http://blogs.itb.ac.id/el2244k0112211083igustiagunggede/2013/04/29/motor-ac/,

diakses 6 Agustus 2014).

Genx, Dicky. (2009). Definisi Mesin Listrik. (Online).

(http://nationalinks.blogspot.com/2009/07/definisi-mesin-listrik.html,

diakses 11 Agustus 2014).

31

Anda mungkin juga menyukai