Anda di halaman 1dari 22

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Distribusi Binomial

Distribusi Binomial adalah suatu distribusi probabilitas yang dapat digunakan


bilamana suatu proses sampling dapat diasumsikan sesuai dengan proses Bernoulli
(Walpole, 1995). Distribusi binomial berasal dari percobaan binomial yaitu suatu
proses Bernoulli yang diulang sebanyak n kali dan saling bebas. Distribusi binomial
merupakan distribusi peubah acak diskrit. Secara langsung, percobaan binomial
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Percobaan terdiri atas n usaha yang berulang
2. Tiap usaha memberikan hasil yang dapat ditentukan dengan sukses atau
gagal
3. Peluang sukses dinyatakan dengan θ, tidak berubah dari usaha yang satu
ke usaha yang berikutnya
4. Tiap usaha bebas dari usaha lainnya.

Distribusi peluang peubah Binomial X disebut distribusi Binomial dan


dinyatakan dengan Binomial(x; n, θ) karena nilainya tergantung pada banyaknya
usaha (n) dan peluang sukses dalam usaha (θ). Bila suatu usaha Binomial dapat
menghasilkan sukses dengan peluang θ dan gagal dengan peluang (1-θ), maka
distribusi peluang variabel random Binomial X yaitu banyaknya sukses dalam n
usaha bebas ialah:

(2.1)

Binomial(x; n, θ) mempunyai rataan µ = nθ dan variansi

2.2 Regresi Logistik

Regresi logistik merupakan model regresi yang digunakan bila variabel


responnya bersifat kualitatif (Hosmer dan Lemeshow, 1989). Model regresi
logistik sederhana yaitu model regresi logistik untuk satu variabel prediktor X

7
8

dengan variabel respon Y yang bersifat dikotomi. Nilai variabel Y = 1 menyatakan


adanya suatu karakteristik dan Y = 0 menyatakan tidak adanya suatu karakteristik.
Menurut Hosmer dan Lemeshow (1989) model regresi logistik yang dipengaruhi
oleh p variabel prediktor dapat dinyatakan sebagai nilai harapan dari Y dengan
diberikan nilai x

(2.2)

dengan 0 ≤ E(Y | x) ≤ 1 dan Y mempunyai nilai 0 atau 1. Nilai E(Y | x) merupakan


probabilitas sukses, sehingga dapat dinyatakan dengan p(x), sehingga persamaan
(2.2) menjadi

(2.3)

dengan βk menyatakan parameter-parameter regresi, xk adalah pengamatan


variabel prediktor ke-k dari sejumlah p variabel prediktor.

Transformasi logit diterapkan pada model regresi logistik,

(2.4)

Transformasi logit bertujuan untuk membuat fungsi linear dari parameter-


parameternya. Fungsi g(x) linear terhadap parameter dan memiliki range (−∞, ∞),
tergantung dari range variabel prediktor X.

2.3 Penaksiran Parameter Model

Metode penaksiran parameter yang biasa digunakan dalam regresi logistik


adalah metode maksimum likelihood. Setiap observasi untuk model regresi logistik
adalah variabel random dari distribusi Bernoulli (Netter et al., 1996).

Menurut Hosmer dan Lemeshow (1989), fungsi likelihood distribusi


Bernoulli untuk n sampel independen adalah

, (2.5)
9

dan log-likelihood atau logaritma natural fungsi probabilitas bersamanya adalah

(2.6)

Taksiran parameter βk, diperoleh dengan mendiferensialkan fungsi log-


likelihood terhadap βk dengan k = 0, 1. Nilai maksimum diperoleh bila hasil
diferensial fungsi log-likelihood bernilai nol. Diperlukan metode iterasi untuk
mendapatkan taksiran pada metode maksimum likelihood karena tidak bisa
diperoleh taksiran parameter dari diferensial fungsi log-likelihood.

2.4 Uji Signifikansi Parameter

Uji signifikansi parameter dari variabel prediktor dilakukan untuk


mengetahui apakah taksiran parameter yang diperoleh berpengaruh secara
signifikan terhadap model atau tidak, dan seberapa besar pengaruh masing-masing
parameter tersebut terhadap model. Uji signifikansi terdiri dari dua tahap yaitu uji
signifikansi parameter model secara bersama dan uji signifikansi parameter model
secara terpisah.

2.4.1 Uji Ratio Likelihood


Uji likelihood ratio dinotasikan dengan G berfungsi untuk menguji
pengaruh signifikansi secara serentak variable independen terhadap variable
dependen. Statistik uji ini mengikuti distribusi chi-square dengan derajat
bebas p. Berikut tahapan dalam uji likelihood ratio:
1. Hipotesis:
H0: β1 = β2 = β3 = . . = βx = 0 (tidak ada pengaruh antara variabel –
variabel independen terhadap variabel dependen)
H1: Paling sedikit ada satu βx ≠ 0, j = 1, 2, …, x (paling sedikit ada
satu variabel independen yang berpengaruh terhadap variabel
dependen)
10

2. Statistik uji (Agresti, 2007)


(2.7)
Keterangan :
a. adalah log likelihood dari model tanpa variabel
independen.
b. adalah log likelihood dari yang terdiri dari x variabel
independen.

3. Daerah penolakan:
H0 ditolak jika G ≥ atau p-value ≤ α. Jika H0
ditolak maka βx ≠ 0, bahwa minimal ada satu variabel independen
yang berpengaruh terhadap dependen.

2.4.2 Uji z
Uji z digunakan untuk menguji pengaruh parameter secara
individu, dinotasikan dengan . Statistik uji ini mengikuti distribusi
chi-square dengan derajat bebas p. Berikut tahapan uji z yang telah
dirangkum dalam beberapa langkah :
1. Hipotesis:
H0: βx = 0 (tidak ada pengaruh antara variabel independen x
terhadap variabel dependen)
H1: βx ≠ 0 (ada pengaruh antara variabel independen x terhadap
variabel dependen)

2. Statistik uji (Agresti, 2007)

(2.8)

3. Daerah penolakan:
H0 ditolak jika ≥ atau p-value ≤ α. Jika H0 ditolak

maka βx ≠ 0, bahwa variabel independen x berpengaruh variabel


dependen
11

2.5 Uji Kecocokan Model

Uji kecocokan model digunakan untuk mengevaluasi cocok tidaknya


model dengan data, nilai observasi yang diperoleh sama atau mendekati dengan
yang diharapkan dalam model. Cocok tidaknya model regresi logistik pada skripsi
ini dinilai dengan menggunakan uji Hosmer dan Lemeshow karena terdapat
variabel prediktor yang bersifat kontinu, yaitu preferensi pelanggan menggunakan
Go-Jek sebagai aplikasi ojek online utama. Variabel tersebut memungkinkan
terjadinya pola kovariat yang beragam, sehingga uji Hosmer dan Lemeshow lebih
tepat untuk diterapkan. Uji Hosmer dan Lemeshow dapat digunakan saat pola
kovariat yang sama dari variabel prediktor muncul dalam observasi atau tidak.
Pola kovariat merupakan kejadian dari nilai-nilai variabel prediktor. Jika semua
pola kovariat dari variabel prediktor merupakan kejadian unik, maka jumlah pola
kovariatnya sama dengan jumlah sampel (n). Jika uji Hosmer dan Lemeshow
dipenuhi maka model mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat
dikatakan model dapat diterima karena sesuai dengan data observasinya.

Uji Hosmer dan Lemeshow yang ditulis dengan uji , dihitung


berdasarkan taksiran probabilitas (Hosmer dan Lemeshow, 1989). Pada uji ini
sampel dimasukkan ke sejumlah g kelompok dengan tiap-tiap kelompok memuat
n/10 sampel pengamatan, dengan n adalah jumlah sampel. Jumlah kelompok
sekitar 10. Idealnya, kelompok pertama memuat n1' = n /10 sampel yang memiliki
taksiran probabilitas sukses terkecil yang diperoleh dari model taksiran. Kelompok
kedua memuat n2' = n /10 sampel yang memiliki taksiran probabilitas sukses
terkecil kedua, dan seterusnya (Liu, 2007).

Statistik uji Hosmer dan Lemeshow yang dihitung berdasarkan nilai y =


1 dirumuskan

(2.9)

dengan menyatakan rata-rata taksiran probabilitas sukses kelompok


ke-r, adalah jumlah sampel kejadian sukses dalam kelompok ke-r, adalah

total sampel kelompok ke-r, dan , dengan r = 1, 2, …, g. Statistik uji


12

mendekati distribusi Chi-Square dengan derajat bebas g-2 (Hosmer dan


Lemeshow, 1989). Hipotesis nol menyatakan bahwa model cocok dengan data.
Hipotesis nol ditolak jika >

2.6 Rasio Odds

Pada pemodelan regresi logistik, interpretasi parameter bertujuan untuk


mengetahui arti dari nilai taksiran parameter pada variabel prediktor. Terdapat dua
jenis variabel prediktor, yaitu variabel yang bersifat kategorik dan variabel kontinu.
Cara yang digunakan untuk menginterpretasikan parameter regresi logistik dari
variabel kategorik adalah dengan rasio odds (Hosmer dan Lemeshow, 1989). Odds
adalah perbandingan probabilitas kejadian sukses dengan kejadian tidak sukses
dalam suatu kategori. Odds untuk x = 1 dan x = 0 secara berturut-turut adalah

dan .

Rasio Odds merupakan perbandingan nilai odds untuk kategori x = 1 terhadap


odds untuk kategori x = 0, dalam variabel prediktor yang sama dengan menganggap
variabel prediktor lainnya konstan. Rasio Odds dinyatakan dengan ψ dan dituliskan
sebagai

(2.10)

Kehadiran variabel x dengan nilai 1 akan memberikan nilai ψ kali dibanding x


dengan nilai 0 untuk menghasilkan kejadian sukses Y = 1.

Cara yang digunakan untuk menginterpretasi parameter regresi logistik dari


variabel kontinu adalah dengan mengasumsikan fungsi logit linear terhadap variabel
prediktor. Dimisalkan variabel prediktornya kontinu, dan fungsi
, interpretasi dari memiliki sifat sama dengan parameter pada
regresi linear. Setiap kenaikan satu unit x, nilai naik sebesar , dapat
dinyatakan dengan untuk setiap nilai x.
13

2.7 Ketepatan Klasifikasi

Prosedur klasifikasi yang dipakai pada regresi logistik adalah apparent error
rate (APER) (Johnson dan Wichern, 1992). Nilai APER menyatakan proporsi sampel
yang salah diklasifikasikan oleh fungsi klasifikasi. Kesalahan klasifikasi dapat dilihat
pada tabel matriks konfusi berikut:

Tabel 2.1 Matriks Konfusi


Hasil Taksiran
Observasi y1 y2
y1 n11 n12
y2 n21 n22

Maka nilai APER dapat dihitung dengan rumus:

(2.11)

2.8 R Language

R adalah bahasa pemrograman dan perangkat lunak untuk analisis statistika


dan grafik. R dibuat oleh Ross Ihaka dan Robert Gentleman di Universitas
Auckland, Selandia Baru, dan kini dikembangkan oleh R Development Core Team.
Bahasa R kini menjadi standar de facto di antara statistikawan untuk pengembangan
perangkat lunak statistika, serta digunakan secara luas untuk pengembangan
perangkat lunak statistika dan analisis data. R merupakan bagian dari proyek GNU.
Kode sumbernya tersedia secara bebas di bawah lisensi publik umum GNU, dan
versi biner prekompilasinya tersedia untuk berbagai sistem operasi. R menggunakan
antarmuka baris perintah, meski beberapa antarmuka pengguna grafik juga tersedia.
R menyediakan berbagai teknik statistika (pemodelan linear dan nonlinear, uji
statistik klasik, analisis deret waktu, klasifikasi, klasterisasi, dan sebagainya) serta
grafik (Ihaka, 1993). Berikut merupakan contoh sintaks untuk memperoleh nilai-
nilai koefisien regresi logistik dengan menggunakan Bahasa R :
14

Logit <- glm(Y~X1+X2+X3, family = binomial

((link="logit"))

summary(logit)

Keterangan :
• logit merupakan variabel yang digunakan untuk menampung hasil
perhitungan.
• glm merupakan singkatan dari Generalized Linear Models, yaitu sintaks
yang digunakan untuk memperoleh model linear yang tergeneralisasi.
• summary merupakan sintaks yang digunakan untuk menampilkan nilai-
nilai dari koefisien yang telah diperoleh.

Pada jurnal milik Kartiko (2012, pp.2) menyebutkan beberapa alasan


menggunakan R, diantaranya :
1. Serba guna
R adalah bahasa pemrograman, sehingga tidak ada batasan bagi
pengguna untuk memakai prosedur yang hanya terdapat pada paket-paket
yang standar. Bahkan pemrograman R adalah berorientasi obyek dan
memiliki banyak library yang sangat bermanfaat yang dikembangkan oleh
kontributor. Pengguna bebas menambah dan mengurangi library tergantung
kebutuhan.

2. Interaktif
Pada saat ini analisis data membutuhkan pengoperasian yang
interaktif. Apalagi jika data yang dianalisis adalah data yang bergerak. R
dilengkapi dengan konektivitas ke database server, olap, maupun format data
web service seperti XML, spreadsheet dan sebagainya. Sehingga apabila data
set berubah hasil analisis pun dapat segera ikut berubah (real time).
15

3. Berbasis S yaitu turunan dari tool statitistik komersial S-Plus


R hampir seluruhnya kompatibel dengan S-Plus. Artinya sebagian
besar kode program yang dibuat oleh S dapat dijalankan di S-plus kecuali
fungsi-fungsi yang sifatnya add-on packages atau tambahan yang dibuat oleh
kontributor proyek R.

4. Populer
Secara umum SAS adalah software statistika komersial yang populer,
namun demikian R atau S adalah bahasa yang paling populer digunakan oleh
peneliti di bidang statistika. Beberapa tulisan berupa jurnal statistika
mengkonfirmasi kebenaran hal ini. R juga populer untuk aplikasi kuantitatif
dibidang keuangan. Secara fair Ihaka dan Gentlemen menyebutkan
kekurangan dari R adalah tidak mudah untuk dipelajari. Beberapa
requirement awal diperlukan sebelum memperoleh manfaat dari R diperoleh
seperti pemahaman tentang dasar-dasar pemrograman.

2.9 Context Diagram

Context Diagram (CD) merupakan gambaran secara global terhadap proses


yang terjadi didalam sistem. Context Diagram memperlihatkan sistem yang
dirancang secara keseluruhan, semua external entity digambarkan sedemikian rupa.
Sehingga terlihat data yang mengalir pada input-proses-output. CD hanya boleh
terdiri dari satu proses saja, tidak boleh lebih. Context Diagram juga tidak
menggambarkan data store. Proses pada CD biasanya tidak diberi nomor (Afyenni,
2014).

2.10 Data Flow Diagram

Data Flow Diagram (DFD) disebut juga dengan Diagram Arus Data (DAD).
DFD adalah: suatu model logika data atau proses yang dibuat untuk
menggambarkan: darimana asal data, dan kemana tujuan data yang keluar dari
sistem, dimana data disimpan, proses apa yang menghasilkan data tersebut, dan
16

interaksi antara data yang tersimpan, dan proses yang dikenakan pada data tersebut
(Afyenni, 2014).

Obyek-obyek data dalam penggambaran DFD biasanya direpresentasikan


menggunakan 4 simbol dasar pada DFD yaitu: persegi, panah, lingkaran, dan dua
garis lurus, seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2.2

Persegi digunakan untuk menggambarkan suatu entitas eksternal (departemen


lain, bisnis, seseorang, atau mesin) yang dapat mengirim data atau menerima data
dari sistem. Entitas eksternal atau entitas, juga disebut sumber atau tujuan data dan
dianggap eksternal ke sistem yang dijelaskan. Setiap entitas diberi label dengan nama
yang sesuai.

Panah menunjukkan pergerakan data dari satu titik ke titik lain, dengan
kepala panah menunjuk ke arah tujuan data dan dijelaskan dengan kata benda.
Persegi panjang dengan sudut membulat digunakan untuk menunjukkan terjadinya
proses transformasi. Proses juga harus diberi nomor identifikasi yang unik yang
menunjukkan tingkat dalam diagram.

Dua garis lurus merupakan simbol yang menggambarkan penyimpan data.


Pada titik ini simbol menyimpan data hanya menunjukkan tempat penyimpanan
untuk data yang memungkinkan pemeriksaan dan pengambilan data. Berikut ini
merupakan aturan dasar yang harus dipenuhi dalam menggambarkan Data Flow
Diagram:

1. DFD harus memiliki minimal satu proses dan tidak boleh ada objek yang
berdiri sendiri atau terhubung dengan diri sendiri.
2. Sebuah proses harus memiliki setidaknya satu aliran data yang masuk ke
dalam proses dan menciptakan setidaknya satu aliran data dari proses.
3. Sebuah penyimpanan data harus dihubungkan ke setidaknya satu proses.
4. Entitas eksternal tidak boleh terhubung satu sama lain.

Pemodelan DFD diawali dengan pembuatan context diagram. Secara simbol,


DFD dan context diagram menggunakan jenis dan bentuk simbol yang sama, namun
secara aturan terdapat perbedaan antara pemodelan DFD dan context diagram,
dimana pada context diagram hanya diizinkan sebuah simbol proses saja sedangkan
pada DFD dapat lebih dari satu simbol proses. Selain itu context diagram ditujukan
17

untuk menggambarkan interaksi sistem dengan lingkungan luar, sedangkan pada


DFD juga digambarkan hubungan antar proses didalam sistem.

Tabel 2.2 Simbol Pada DFD DeMarco & Yourdon

Simbol Keterangan
Entity

Data Flow

Process

Data Store

2.11 Model Proses

Menurut Pressman (2010), model proses adalah fondasi dari rekayasa piranti
lunak yang mendefinisikan sebuah framework untuk sekumpulan key process area
yang harus dibangun demi keefektifan penyampaian teknologi pengembangan
rekayasa piranti lunak. Menggambarkan bagaimana aktifitas pada kerangka kegiatan
dan tindakan serta tugas yang terjadi dalam setiap kerangka kegiatan yang
diselenggarakan sehubungan dengan urutan dan waktunya.

2.11.1 Model Proses Waterfall

Model proses waterfall merupakan paradigma tertua untuk rekayasa piranti


lunak. Model proses waterfall biasa juga disebut classic life cycle yang sistematis
untuk pengembangan perangkat lunak yang dimulai dengan spesifikasi kebutuhan
pelanggan kemudian melakukan perencanaan, pemodelan, konstruksi dan
penyebaran hingga melakukan pemeliharaan yang berkelanjutan dari perangkat lunak
18

itu selesai dibuat (Pressman and Maxim, 2014). Tahapan dari model proses waterfall
bisa dilihat pada gambar 2.

Gambar 2.1 Alur dari proses waterfall model menurut Pressman


(Source : Pressman, 2010, pp.40)

Berikut ini penjelasan dari tahapan pada model waterfall:

1. Communication

Pada tahapan communication terdapat project initiation dan requirements gathering


yaitu dimana pada tahapan ini melakukan komunikasi kepada pengguna perangkat
lunak untuk mengetahui apa keinginan pengguna dan mengumpulkan persyaratan
yang membantu untuk mendefinisikan fitur perangkat lunak dan fungsi-fungsinya.

2. Planning

Pada tahapan planning terdapat estimating, scheduling dan tracking yaitu pembuat
perangkat lunak membuat penjadwalan dan menggambarkan taks teknik yang akan
dilakukan, menggunakan sumber daya sesuai dengan apa yang diperlukan dan
membut perangkat lunak sesuai syarat-syarat yang dibutuhkan sebelumnya serta
bekerja tepat pada waktunya.

3. Modeling

Pada tahapan modeling terdapat analysis dan design dimana pada tahap ini pembuat
perangkat lunak membuat model dan design yang berguna untuk memahami
persyaratan perangkat lunak agar sesuai dengan kebutuhan.
19

4. Construction

Pada tahapan construction terdapat code dan test yaitu pembuat perangkat lunak
membuat design yang sudah ditetapkan sebelumnya. Proses penulisan kode (coding)
dimulai pada tahap ini dan melakukan pengujian jika terdapat kesalahan dalam
penulisan kode.

5. Deployment

Pada tahapan deployment terdapat delivery, support dan feedback. Pada tahap ini
perangkat lunak dikirim ke pengguna untuk dievaluasi apakah sesuai dengan apa
yang diharapkan dan melakukan feedback berdasarkan dari hasil evaluasi.

2.12 PHP Programming

PHP adalah singkatan dari Hypertext PreProcessors, PHP saat ini adalah
bahasa pemrograman interpreter yang paling banyak digunakan saat ini dikarenakan
bersifat open source dan juga paling banyak didukung oleh banyak web server. PHP
dapat digunakan oleh banyak sistem operasi dari Windows, Linux maupun BSD.
PHP umumnya diintegrasikan dengan aplikasi database yang juga open source
seperti MySQL maupun PostgreSql, tapi bisa juga diintegrasikan dengan Microsoft
SQL, Access maupun Oracle.

2.12.1 Sejarah PHP


PHP pertama kali dibuat oleh Danish Greenlander Rasmus Lerdord
pada tahun 1994 yang awalnya bernama Form Interpreted (FI). Kegunaan
awal dari FI adalah mengelola data formulir dari suatu halaman web yang
diberi nama PHP tools (Personal Home Page tools). Kemudian Rasmus
merilis source code tersebut untuk umum dengan nama PHP/FI. Perilisan
source code ini bersifat open source sehingga banyak programmer yang
tertarik untuk mengembangkan bahasa ini. Rasmus menulis ulang script
tersebut didalam bahasa pemograman C dengan alas an peningkatan
performa. Setelah selesai dituliskan, pada November 1997 dirilislah PHP/FI
2.0.
20

Pengembangan selanjutnya berubah dari satu orang pengembang


menjadi banyak orang. Zeev Suraski dan Andi Gutmans menjadi
pengembang PHP selanjutnya, mereka menambahkan feature parser ke
dalam PHP yang kemudian dikenal dengan PHP 3. Mereka juga mengubah
akronim PHP menjadi PHP: hypertext Preprocessor.
Pada 22 Mei 2002, PHP 4 dirilis yang didukung dengan zend engine
1.0. Versi ini banyak digunakan karena kemampuannya dinilai mampu
membangun aplikasi web kompleks tetapi memiliki kecepatan dan stabilitas
yang tinggi.
Pada Juni 2004, PHP 5 dirilis dan didukung dengan zend engine 2.0.
Perubahan besar-besaran terjadi pada seri ini, seperti object oriented
programming.

2.12.2 Keunggulan PHP


Kelebihan PHP dibandingkan dengan bahasa pemograman lain
adalah:
1. Bahasa pemograman PHP adalah bahasa script sehingga tidak
diperlukan kompilasi dalam penggunaannya.
2. Web server yang mendukung PHP dapat ditemukan dimana-mana
mulai dari apache, IIS, Lighttp hingga Xitami dengan konfigurasi
yang relatif mudah.
3. Dalam sisi pengembang dan pemahaman lebih mudah, karena banyak
milis, forum website dan developer yang siap membantu menyediakan
banyak referensi tentang PHP
4. PHP bersifat open source yang dapat digunakan diberbagai mesin
(Linux, Macintosh, Windows).

2.13 HTML (Hyper Text Markup Language)


Menurut Connolly and Begg (2005, p1001), HTML adalah dokumen yang
mengatur bahasa-bahasa yang digunakan untuk mendesain banyak halaman web.
HTML adalah suatusistem untuk marking-up, tagging, sehingga dokumen tersebut
dapat dipublikasikan ke web. HTML adalah bahasa yang dimengerti browser. Pada
21

dasarnya user interface HTML sangat sederhana dan kaku. Oleh karena itu HTML
sekarang didukung dengan CSS dan JavaScript yang membuat tampilan halaman
HTML menjadi menarik dan interaktif (Salim, 2013)

2.14 CSS
CSS1 pertama kali diluncurkan pada tahun 1996 dan 2 tahun kemudian
muncul CSS2. CSS digunakan untuk mengatur bagaimana spesifikasi suatu elemen
akan ditampilkan. CSS bekerja dengan aturan asosiasi gaya dengan unsur-unsur
HTML untuk mempercantik tampilan dari HTML. Aturan CSS biasanya muncul
dalam dokumen terpisah, meskipun mungkin muncul dalam sebuah halaman HTML.
Dua aturan yang terdapat pada CSS yaitu selector dan declaration (Duckett, 2011).

2.15 Structured Query Language (SQL)


Structured Query Language (SQL) merupakan bahasa query standar yang
digunakan untuk mengubah dan merancang hubungan yang digunakan untuk
mengubah input menjadi output yang dibutuhkan (Brown, 2009). Menurut Connolly
dan Begg (2010, p184) SQL adalah suatu bahasa database yang dapat melaksanakan
tugas secara minimal dari perintah struktur sintaks yang harus relevan dan portable
yang sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Jadi dari pengertian diatas dapat
disimpulkan bahwa SQL merupakan sebuah bahasa yang dipergunakan untuk
mengkases data dalam sebuah database dengan menggunakan bahasa standar yang
telah ditentukan

2.15.1 Keunggulan Structured Query Language (SQL)


SQL mempunyai keunggulan diantaranya yaitu:
1. Performance
SQL memiliki kecepatan yang dapat menangani query secara cepat
tanpa harus melewati proses yang rumit
2. Low Cost
Menyediakan open source yang berlisensi secara gratis dalam bentuk
commercial license
22

3. Easy To Use
SQL menyediakan sebagian besar database yang menggunakan
sintaks SQL. Dengan kemudahan dalam proses set up dibanding
produk-produk yang serupa
4. Portability
SQL dapat berisikan secara stability pada berbagai OS seperti
Windows, Linux, Mac OS, dan lain-lain
5. Source Code
Memudahkan pengguna untuk mengontrol dan memodifikasi
source code SQL

2.16 Web Server


Web Server merupakan sebuah perangkat lunak yang bertugas menerima
permintaan client melalui port HTTP maupun HTTPS dan merubah isi yang ada ke
dalam format HTML. Terdapat beberapa format selain HTML yaitu PHP atau ASP,
tetapi format – format tersebut hanyalah berfungsi untuk menghubungkan HTML
dengan database. Web server saat ini di dominasi oleh Apache yang berbasiskan open
source dan sudah sangat mudah untuk diinstall. Banyak aplikasi yang sudah
menggabungkan Apache dengan modul – modul lain seperti PHP dan Mysql, baik itu
yang berbasiskan Windows maupun Linux. Aplikasi gabungan itu antara lain adalah
XAMPP.

2.17 XAMPP
XAMPP adalah perangkat lunak bebas, yang mendukung banyak sistem
operasi, merupakan kompilasi dari beberapa program. Fungsinya adalah sebagai
server yang berdiri sendiri (localhost), yang terdiri atas program Apache HTTP
server, MySQL database, dan penerjemah bahasa yang ditulis dengan bahasa
pemrograman PHP dan Perl.
Nama XAMPP merupakan singkatan dari X (empat sistem operasi apapun),
Apache, MySQL, PHP dan Perl. Program ini tersedia dalam GNU General Public
License dan bebas, merupakan web server yang mudah digunakan yang dapat
melayani tampilan halaman web yang dinamis.
23

2.18 Interaksi Manusia dan Komputer

Interaksi manusia dan komputer adalah ilmu yang mempelajari bagaimana


manusia berinteraksi dengan komputer dan pengaruh dari interaksi manusia dan
komputer. Interaksi manusia dan komputer berhubungan dengan evaluasi antarmuka
pemakai (user interface). Antarmuka pemakai adalah sebagian sistem komputer yang
memungkinkan manusia berinteraksi dengan komputer.

2.18.1 Evaluasi Kepuasan User


Dalam perancangan antarmuka pemakai (user interface) terdapat
aturan-aturan yang dikenal dengan eight golden rules atau delapan (8) aturan
emas dalam perancangan user interface. Delapan aturan emas tersebut
adalah:
1. Konsistensi
Dalam pembuatan suatu aplikasi, konsistensi sangat penting untuk
tidak dilanggar oleh pembuat aplikasi. Konsistensi dalam
rancangan, tindakan, perintah, dan istilah yang digunakan pada
prompt, menu, serta layar bantuan sangat dibutuhkan untuk
memudahkan pengguna dalam memahami tampilan.
2. Melayani kebutuhan universal
Dikarenakan beragamnya pengguna, maka perancangan layar
harus mempertimbangkan perbedaan seperti: usia, hambatan fisik
ataupun variasi teknologi. Perancangan layar dapat memberikan
petunjuk untuk pengguna pemula ataupun shortcut untuk
pengguna yang sudah berpengalaman.
3. Memberikan umpan balik yang informatif
Untuk setiap tindakan operator, sebaiknya disertakan suatu sistem
umpan balik. Untuk tindakan yang sering dilakukan dan tidak
terlalu penting, dapat diberikan umpan balik yang sederhana.
Tetapi ketika tindakan merupakan hal yang penting, maka umpan
balik sebaiknya lebih substansial. Misalnya muncul suatu suara
ketika salah menekan tombol pada waktu input data atau muncul
pesan kesalahannya
24

4. Merancang dialog untuk menghasilkan suatu penutupan


Urutan tindakan sebaiknya diorganisir dalam suatu kelompok
dengan bagian awal, tengah, dan akhir. Umpan balik yang
informatif akan memberikan indikasi bahwa cara yang dilakukan
sudah benar dan dapat mempersiapkan kelompok tindakan
berikutnya.
5. Memberikan penanganan kesalahan yang sederhana.
Sedapat mungkin sistem dirancang sehingga pengguna tidak dapat
melakukan kesalahan fatal. Jika kesalahan terjadi, sistem dapat
mendeteksi kesalahan dengan cepat dan memberikan mekanisme
yang sedehana dan mudah dipahami untuk penanganan kesalahan.
6. Mudah kembali ke tindakan sebelumnya
Hal ini dapat mengurangi kekuatiran pengguna karena pengguna
mengetahui kesalahan yang dilakukan dapat dibatalkan, sehingga
pengguna tidak takut untuk mengekplorasi pilihan-pilihan lain
yang belum biasa digunakan.
7. Mendukung tempat pengendali internal (internal locus of control)
Pengguna ingin menjadi pengontrol sistem dan sistem akan
merespon tindakan yang dilakukan pengguna daripada pengguna
merasa bahwa sistem mengontrol pengguna. Sebaiknya sistem
dirancang sedemikan rupa sehingga pengguna menjadi inisiator
daripada responden.
8. Mengurangi beban ingatan jangka pendek.
Keterbatasan ingatan manusia membutuhkan tampilan yang
sederhana atau banyak tampilan halaman yang sebaiknya
disatukan, serta diberikan cukup waktu pelatihan untuk kode,
mnemonic, dan urutan tindakan.

2.18.2 Evaluasi Kebergunaan Aplikasi


Demi tercapainya tujuan dari IMK, maka perancangan interface
sebaiknya tidak lupa untuk mengikutsertakan evaluasi terhadap lima (5)
faktor terukur dari manusia sebagai berikut (Shneiderman & Plaisant, 2010,
pp32-33):
25

1. Waktu Belajar
Ketika seseorang merancang user interface haruslah
memperhatikan kemudahan dalam tampilan, sehingga nantinya
pengguna dapat mengerti dan beradaptasi dengan cepat dalam
menggunakan aplikasi
2. Kecepatan Kinerja
Suatu user interface haruslah memperhatikan berapa lama waktu
yang diperlukan oleh aplikasi tersebut dalam meyelesaikan suatu
proses.
3. Tingkat Kesalahan
Rancangan yang dibuat haruslah dapat meminimalisir
kemungkinan kesalahan yang dilakukan oleh user dalam
penggunaan aplikasi.
4. Daya Ingat
Tampilan user interface yang dibuat haruslah mudah diingat oleh
pengguna sehingga tidak memerlukan daya ingat yang tinggi
ketika menggunakan ulang aplikasi tersebut.
5. Kepuasan Subjektif
Hasil user interface yang dibuat haruslah memenuhi kepuasan
pengguna akan aspek – aspek yang terdapat di dalam aplikasi.

2.19 Ojek

Menurut J.S. Badudu dan Sutan Mohammad Zain dalam Kamus Umum
Bahasa Indonesia, ojek adalah sepeda motor yang dibuat menjadi kendaraan umum
untuk memboncengi penumpang ke tempat tujuannya. Peter Salim dan Yenny Salim
menyebutkan bahwa ojek adalah sepeda atau sepeda motor yang disewakan dengan
cara memboncengkan penyewanya.

Berdasarkan Pasal 1 angka 20 UULLAJ, menyatakan bahwa sepeda motor


adalah kendaraan bermotor beroda dua dengan atau tanpa rumah-rumah. Ojek
merupakan sarana transportasi darat yang menggunakan kendaraan roda dua (sepeda
motor) untuk mengangkut penumpang dari satu tujuan ke tujuan lainnya kemudian
26

menarik bayaran. Ojek termasuk dalam transportasi tidak resmi karena


keberadaannya tidak diakui pemerintah dan tidak ada izin untuk pengoperasiannya.
Ojek dapat pula ditemukan di beberapa negara lain di luar Indonesia,
termasuk India, Thailand, dan Britania Raya. Berbeda dengan Indonesia, layanan
ojek di negara-negara tersebut ada yang merupakan layanan transportasi umum
resmi.

2.20 Penelitian yang Berkaitan

1. Wulandari (2016) dengan judul ANALISIS EFEKTIVITAS


TRANSPORTASI OJEK ONLINE SEBAGAI PILIHAN MODA
TRANSPORTASI DI JAKARTA (STUDI KASUS: GO-JEK INDONESIA).
Kesimpulan dari hasil penelitian adalah Transportasi Online Go-Jek belum
diatur dalam undang-undang terkait lalu lintas dan angkutan jalan, namun
keberadaannya saat ini menjadi moda transportasi publik bagi masyarakat di
Jakarta karena telah memenuhi harapan sebagai moda transportasi yang
diinginkan masyarakat. Pencapaian efektivitasnya sudah baik, namun masih
belum optimal pada beberapa pelayanannya, seperti rentang waktu tempuh
perjalanan, pelayanan pengemudi kepada pengguna, sistem aplikasi,
keamanan dan keselamatan, dan tarif baru pada biaya yang dibebankan jarak
dekat maupun jarak jauh.
2. Pemilia (2016) dengan judul ANALISIS PENGARUH DIFERENSIASI,
KEPERCAYAAN DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN
MENGGUNAKAN JASA TRANSPORTASI OJEK ONLINE GOJEK.
Kesimpulan dari hasil penelitian adalah variabel Diferensiasi, Kepercayaan
dan Harga berpengaruh terhadap Keputusan Menggunakan Jasa Transportasi
ojek online Gojek dan variabel yang paling dominan mempengaruhi
Keputusan Meggunakan Jasa Transportasi ojek online Gojek adalah
Kepercayaan terhadap Keputusan Pembelian.
3. Pratama (2017) dengan judul ANALISIS FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI KEPUTUSAN MAHASISWA GUNADARMA
DALAM MENGGUNAKAN JASA TRANSPORTASI OJEK ONLINE (GO-
JEK). Kesimpulan dari hasil penelitian adalah faktor pribadi dan pelayanan
berpengaruh signifikan terhadap keputusan mahasiswa Universitas
Gunadarma dalam menggunakan jasa transportasi ojek online Go-Jek.
27

4. Rasyeid (2016) dengan judul PENGARUH KUALITAS PELAYANAN,


HARGA, DAN PROMOSI TERHADAP KEPUASAN SERTA
IMPLIKASINYA PADA LOYALITAS KONSUMEN GO-JEK. Kesimpulan
dari hasil penelitian adalah faktor kualitas pelayanan berpengaruh signifikan
terhadap kepuasan serta implikasinya pada loyalitas konsumen Go-Jek.
5. Anggraini (2017) dengan judul ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI KONSUMEN MENGGUNAKAN JASA OJEK
ONLINE. Kesimpulan dari hasil penelitian adalah faktor produk, harga,
tempat, promosi, dan orang berpengaruh signifikan dalam mempengaruhi
konsumen menggunakan jasa ojek online.
6. Fauji (2017) dengan judul PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN
NILAI PELANGGAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN GO-JEK.
Kesimpulan dari hasil penelitian adalah faktor kualitas pelayanan
berpengaruh signifikan dalam kepuasan konsumen Go-Jek.
7. Wen (2016) dengan judul ANALISIS PENGARUH KEPERCAYAAN,
HARGA DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN
JASA OJEK ONLINE GRABBIKE. Kesimpulan dari hasil penelitian adalah
faktor kepercayaan, harga dan promosi berpengaruh signifikan terhadap
keputusan menggunakan jasa ojek online Grabbike.
8. Saputra (2017) dengan judul ANALISIS PENGARUH HARGA, PERSEPSI
UKURAN, PERSEPSI REPUTASI, DAN KUALITAS LAYANAN
TERHADAP KEPERCAYAAN KONSUMEN DALAM MENGGUNAKAN
TRANSPORTASI ONLINE. Kesimpulan dari hasil penelitian adalah faktor
persepsi ukuran dan kualitas layanan berpengaruh signifikan terhadap
kepercayaan konsumen dalam menggunakan transportasi online.
28

Anda mungkin juga menyukai