RANGKAIAN LISTRIK AC
“Kumpulan Materi Rangkaian Listrik AC”
Disusun oleh :
KELAS A
FAKULTAS TEKNIK
2021
i
KATA PENGANTAR
Pertama puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa dimana atas
berkat dan anugerah penyertaannya sehingga tugas Makalah ini dapat terselesaikan. Judul
dari Makalah ini adalah Kumpulan Materi Rangkaian Listrik AC penulisan Makalah ini
dimaksudkan untuk menyelesaikan tugas UTS mata kuliah RANGKAIAN LISTRIK AC
Penulis tidak lupa berterimah kasih pada semua pihak yang telah mendukung penulis
dan menyusun makalah ini,terutama kepada dosen mata kuliah RANGKAIAN LISTRIK AC
Drs. Jongga Manullang, M.Pd.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. Latar belakang................................................................................................1
B. Tujuan pembahasan........................................................................................1
A. Kesimpulan ..................................................................................................43
B. Saran ............................................................................................................45
iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pembangkit Listrik adalah bagian dari alat industri yang dipakai untuk memproduksi dan
membangkitkan tenaga listrik dari berbagai sumber tenaga. Bagian utama dari
pembangkit listrik adalah generator, yakni mesin yang berputar yang mengubah energi
mekanis menjadi energi listrik dengan menggunakan prinsip medan magnet dan
penghantar listrik. Mesin generator ini diaktifkan dengan menggunakan berbagai sumber
energi yang sangat bermanfaat dalam suatu pembangkit listrik.
Phasor (Phasa Vektor) adalah bilangan kompleks yang mempresentasikan besaran atau
magnitude dan phasa gelombang sinusoidal. Phasor biasanya dinyatakan dengan sebuah
notasi pada domain frekuensi yang hanya terdiri dari besaran dan phasa. Phasor
digunakan oleh ahli elektronik untuk menganalisis arus sinusoidal agar persamaan
difrensial dapat diubah menjadi aljabar.
Arus bolak- balik atau arus Alternating Current biasa disingkat arus AC adalah suatu
arus listrik yang arahnya membalik dengan frekuensi f. Arus listrik bolak- balik arahnya
selalu berubah secara periodik terhadap waktu. Nilai arus dan tegangan bolak balik selalu
berubah- ubah menurut waktu, dan mempunyai pola grafik simetris berupa fungsi
sinusoida. Dalam kehidupan sehari- hari, arus bolak- balik AC banyak digunakan untuk
keperluan rumah tangga, perusahaan kantor dan pabrik, juga untuk penerangan umum
seperti jalan raya, taman dan sebagainya.
B. Tujuan
1
BAB II PEMBAHASAN
Generator arus bolak-balik merupakan suatu alat yang mengubah energi mekanik
menjadi energi listrik bolak-balik (AC). Bagian utama generator AC terdiri atas: magnet
permanen (tetap), kumparan (solenoida). cincin geser, dan sikat. Pada generator.
perubahan garis gaya magnet diperoleh dengan cara memutar kumparan di dalam medan
magnet permanen. Karena dihubungkan dengan cincin geser, perputaran kumparan
menimbulkan GGL induksi AC. Oleh karena itu, arus induksi yang ditimbulkan berupa
arus AC. Adanya arus AC ini ditunjukkan oleh menyalanya lampu pijar yang disusun seri
dengan kedua sikat. Contoh generator AC yang akan sering kita jumpai dalam kehidupan
sehari-hari adalah dinamo sepeda. Bagian utama dinamo sepeda adalah sebuah magnet
tetap dan kumparan yang disisipi besi lunak. Jika magnet tetap diputar, perputaran
tersebut menimbulkan GGL induksi pada kumparan. Jika sebuah lampu pijar (lampu
sepeda) dipasang pada kabel yang menghubungkan kedua ujung kumparan. lampu
tersebut akan dilalui arus induksi AC. Akibatnya, lampu tersebut menyala. Nyala lampu
akan makin terang jika perputaran magnet tetap makin cepat (laju sepeda makin
kencang).
Generator merupakan sebuah alat yang mampu menghasilkan arus listrik. salah
satu jenis generator adalah generator arus bolak balik yang akan dibahas saat ini.
Generator ini berfungsi mengubah tenaga mekanis menjadi tenaga listrik arus bolak-
balik.2
Generator arus bolak-balik sering disebut juga sebagai alternator atau generator
AC (alternating current) atau juga generator sinkron. Alat ini sering dimanfaatkan di
industri untuk menggerakan beberapa mesin yang menggunakan arus listrik sebagai
sumber penggerak. Generator arus bolak-balik dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
a. Generator arus bolak-balik 1 fasa
b. Generator arus bolak-balik 3 fasa
2
Gambar Generator Arus Bolak-Balik
Gambar diagram kedua bentuk generator arus bolak – balik tersebut dapat dilihat dari
Gambar 2.2 berikut.
3
Jumah kutub generator arus bolak-balik tergantung dari kecepatan rotor dan frekuensi
dari ggl yang dibangkitkan. Hubungan tersebut dapat ditentukan dengan persamaan:
F = p.n / 120
Keterangan:
f = frekuensi tegangan (Hz)
p = jumlah kutub pada rotor
n = kecepatan rotor (rpm)
Arus listrik dapat timbul saat terjadi beda potensial dalam rangkaian penghantar atau
biasa disebut beda potensial antara dua titik.
Semakin besar perbedaan yang ada maka nilai arus listrik yang terjadi juga semakin
besar.
1. Arus Searah (Direct Current atau DC), pada jenis arus searah ini arus listrik
mengalir dari titik berpotensial tinggi menuju titik berpotensial rendah.
4
2. Arus Bolak Balik (Alternating Current atau AC). Jenis arus ini mengalir secara
berubah ubah mengikuti garis garis waktu.
Arus listrik yang mengalir pada suatu rangkaian dapat menimbulkan suatu energi
yang merupakan sifat dari arus listrik, yaitu:
pahse adalah Selisih waktu 2 besaran (arus atau voltase)bolak balik melewati satu
titik dengan arah yang sama, dan dengan menggunakan nilai yang sama dari bentuk
gelombangnya. Bila 2 arus bolak balik yang sama frekuensinya secara serempak pada 1
titk mempunyai nilai 0 dengan arah yang sama, maka dikatakan kedua dan arus itu sefase
( in phase). Dalam keadaan lain dikatakan keadaan arus itu tidak sefase.
b. Beda phase
Beda fase adalah perbedaan waktu dua buah gelombang yang mempunyai
frekuensi sama dalam berosilasi. Pengukuran beda fase ini biasanya dilakukan pada
gelombang input dan output suatu rangkaian. Dua buah gelombang bisa mempunyai
besar amplitudo dan frekuensi yang sama tetapi berbeda fasa.
5
B.ANALISIS ALJABAR PHASOR
1. Fasor (Phasor)
Arus atau tegangan sinusoida pada suatu frekuensi yang diketahui disifatkan oleh
hanya dua parameter amplitude dan sudut fase.Representasi kompleks dari tegangan atau
arus juga disifatkan oleh kedua parameter yang sama ini.Misalnya,bentuk sinusoida yang
dimisalkan dari respon arus.
Imcos (wt + ϕ)
Fasor adalah bilangan kompleks yang merepresentasikan besaran atau magnitude
dan fasa fungsi sinusoidal dari waktu.Dimana bilangan kompleks adalah bilangan yang
terdiri dari harga real (nyata) dan harga imajiner (khayal).Bentuk-bentuk bilangan
kompleks :
a. Bentuk Polar
Z = r∠ θ
Dimana :
X = r cos θ r = √ x 2+ y 2
y
Y = r sin θ θ = tan-1
x
b. Bentuk Eksponensial
z = ℜjθ
2. Besaran Vektor
Besaran vektor adalah besaran yang memiliki nilai dan memiliki arah. Artinya, nilai
dari besaran tersebut ditentukan oleh arah. Notasi (simbol) sebuah vektor dapat juga
6
berupa huruf besar atau huruf kecil, biasanya berupa huruf tebal (A), atau berupa huruf
yang diberi tanda panah di atasnya (Ā) atau huruf miring (A). Sebuah vektor digambarkan
dengan sebuah anak panah yang terdiri dari pangkal (titik tangkap), ujung dan panjang
anak panah. Panjang anak panah menyatakan nilai dari vektor dan arah panah
menunjukkan arah vektor.
1. Dua buah vektor dikatakan sama jika mempunyai besar dan arah sama.
2. Dua buah vektor dikatakan tidak sama jika :
a. Kedua vektor mempunyai nilai yang sama tetapi berlainan arah.
b. Kedua vektor mempunyai nilai yang berbeda tetapi arah sama.
c. Kedua vektor mempunyai nilai yang berbeda dan arah yang berbeda.
Besaran-Besaran Vektor
Lambang Lambang
No. Besaran Vektor Satuan
Besaran satuan
1 Perpindahan ∆s Meter M
2 Berat W Newton N
7
7 Impuls I newton sekon Ns
8 Gaya F Newton N
9 Tekanan P Pascal Pa
Mencari resultan dari beberapa buah vektor, berarti mencari sebuah vektor baru
yang dapat menggantikan vektor-vektor yang dijumlahkan atau dikurangkan.
Untuk penjumlahan atau pengurangan vektor, ada beberapa metode, yaitu:
Metode jajaran genjang
Metode segitiga
Metode poligon (segi banyak)
Metode uraian
R=|R|=√ A 2+ B2 +2 AB cos θ
Contoh Soal :
Tiga buah vektor dalam koordinat kartesius :
A = 3i + j, B = - 2i, C = i + 2j
Tentukan jumlah dari ketiga vektor dan ke mana arahnya?
Jawab :
R=A+B+C
= (3i+j)+(-2i)+(i+2j)
= 2i + 3j
Besar vektor R adalah :
R=|R|=√22 +32 =√13 satuan
Arah vektor R adalah:
| j| 3
tanθ= = =1.5
|i| 2
J o
adi : θ = arc tg(1,5) = 56,3
Metode Segitiga
9
Jika yang ditanyakan R = A – B, maka digunakan caranya sama, hanya vektor B
digambarkan berlawanan arah dengan vektor B yang sekarang.
Metode poligon
Pada metode ini, tahapannya sama dengan metode segitiga, hanya saja metode ini
digunakan untuk menjumlahkan lebih dari dua vektor.
Contoh :
Jawab:
Diberikan vektor a =(a1, a2), b =(b1, b2) dan sudut yang dibentuk oleh vektor
a dan b adalah . Perkalian antara vektor a dan b dirumuskan sebagai berikut
:
a . b = a . b
. Cos
Contoh:
6 3
Tentukan hasil kali kedua vektor a = ()
1 dan b = ()
6 serta sudut antara
kedua vektor adalah 60!
10
Jawab:
Diketahui dua buah vektor sebagai berikut :
a = (61 ) a1 = 6 dan a2 = 1
a 2 +a 2
a = √ 1 2 = 62 +12 =√ 36+1= √37
√
b = (36)
b1 = 3 dan b2 = 6
b +b 2 2
b = √ 12 2 2 = √ 3 +6 = √ 9+36=√ 45
a . b = a . b . Cos
= √ 37. √ 45 .Cos 60
1
= √ 37. √ 45 . 2
3
= 2
√ 185
3
Jadi, hasil kali kedua vektor adalah 2
√ 185 .
Diberikan vektor a =(a1, a2) dan b =(b1, b2). Hasil kali kedua vektor
dirumuskan sebagai berikut :
a . b = a1b1 +
a2b2
Contoh:
Diberikan vektor a = (57) dan b = (−23 ) . Tentukan hasil kali vektor a dan
b !
Jawab:
a . b = a1b1 + a2b2
= 5.3 + 7(-2)
= 15 + (-14)
=1
Jadi, hasil kali vektor a dan b adalah 1.
11
Sementara itu, dari dua buah vektor pada sistem koordinat kartesius dapat kita cari besar
sudut yang dibentuk oleh kedua vektor yang dirumuskan sebagai berikut :
a1 b1 + a 2 b2
Cos = |a||b|
12
2. Rangkaian Seri RL Pada Arus Bolak Balik
Sedangkan :
VR = I R
VL = I IL
Maka :
hambatan dalam rangkaian AC yang disebut impedansi, dilambangkan Z dan ditulis:
Besarnya sudut pergeseran antara arus dan tegangan pada rangkaian seri RL tidak
lagi sebesar 90o, melainkan kurang dari 90o, di mana tegangan mendahului arus.
13
Apabila VR menyatakan tegangan pada ujung-ujung hambatan (R), VC
menyatakan tegangan pada ujung-ujung induktor, maka dalam rangkaian ini nilai VR
sefase dengan arus listrik, sedangkan VC tertinggal arus sebesar 90o. Sehingga besarnya
tegangan V dapat dicari dengan menjumlahkan nilai VR dan VC secara vektor (fasor)
yaitu :
Sedangkan :
VR = I R
VL = I XC
Besarnya impedansi, dilambangkan Z dan ditulis:
Besarnya sudut pergeseran antara arus dan tegangan pada rangkaian seri RC tidak
lagi sebesar 90o, melainkan kurang dari 90o di mana tegangan tertinggal terhadap arus.
14
Besarnya tegangan jepit pada rangkaian seri RLC dapat dicari dengan menggunakan
diagram fasor sebagai berikut :
VR = Imax R sin ωt = Vmax sin ωt
VL = Imax XL sin (ωt + 90o) = Vmax sin (ωt + 90o)
VC = Imax XC sin (ωt – 90o) = Vmax sin (ωt – 90o)
Jika sudut ωt kita pilih sebagai sumbu x, maka diagram fasor untuk I, VR, VL, dan VC
dapat digambarkan dengan gambar diatas. Dan besarnya tegangan jepit pada rangkaian
seri RLC dapat dicari dengan menjumlahkan fasor dari VR, VL, dan VC menjadi :
di mana :
V = tegangan total/jepit susunan RLC (volt)
VR = tegangan pada hambatan (volt)
VL = tegangan pada induktor (volt)
VC = tegangan pada kapasitor (volt)
Dari gambar diagram fasor terlihat bahwa antara tegangan dan arus terdapat beda sudut
fase sebesar θ yang dapat dinyatakan dengan :
di mana :
Z = impedansi rangkaian seri RLC (Ω)
R = hambatan (Ω)
XL = reaktansi induktif (Ω)
XC = reaktansi kapasitif (Ω)
15
Pada rangkaian seri RLC dapat mempunyai beberapa kemungkinan yaitu :
Jika nilai XL > XC maka rangkaian akan bersifat seperti induktor, yaitu tegangan
mendahului arus dengan beda sudut fase θ yang besarnya dinyatakan dengan
Jika nilai XL < XC maka rangkaian akan bersifat seperti kapasitor, yaitu tegangan
ketinggalan terhadap arus dengan beda sudut fase θ yang besarnya dinyatakan dengan
Jika nilai XL = XC maka besarnya impedansi rangkaian sama dengan nilai hambatannya
(Z = R) maka pada rangkaian akan terjadi resonansi yang disebut resonansi deret/seri
yang besarnya frekuensi resonansi dapat dicari yaitu :
Contoh:
1. Tentukanlah besar tegangan maksimum yang dibutuhkan agar dihasilkan kuat
arus maksimum sebesar 4 A!
Diketahui:
R = 60 Ω
XL = 120 Ω
XC = 40 Ω
Imax = 4 A
Ditanya: Vmax ?
Jawab:
16
Vmax = Imax Z = 4 (100) = 400 Volt
Jadi besar tegangan maksimum yang dibutuhkan adalah 400 Volt
2. Sebuah resistor 300 Ω, inductor 2 H, dan kapasitor 20 µF dirangkai secara seri serta
dihubungkan dengan sumber tegangan 200 Volt, 100 rad/s. Tentukanlah:
a. Reaktansi induktif, reaktansi kapasitif, dan sifat rangkaian
b. Impedansi
Diketahui:
R = 300 Ω
L=2H
C = 20 µF= 20 x 10-6 F
ω = 100 rad/s
Ditanya: XL, XC, Z dan sifat rangkaian ?
Jawab:
a.
17
D.ANALISIS RANGKAIAN RLC PARALEL PADA ARUS BOLAK – BALIK
PEMBAHASAN
1. Arus Listrik
Pada pembahasan tentang rangkaian listrik, perlu kiranya kita mengetahui terlebih
dahulubeberapa hal megenai apa itu yang dimaksud dengan listrik. Untuk memahami
tentang listrik,perlu kita ketahui terlebih dahulu pengertian dari arus. Arus merupakan
perubahan kecepatanmuatan terhadap waktu atau muatan yang mengalir dalam satuan
waktu dengan simbol i (darikata Perancis :intensite), dengan kata lain arus adalah muatan
yang bergerak. Selama muatantersebut bergerak maka akanmuncul arus tetapi ketika
muatan tersebut diam maka arus pun akanhilang. Muatan akan bergerak jika ada energi
luar yang memepengaruhinya. Muatan adalahsatuan terkecil dari atom atau sub bagian
dari atom. Dimana dalam teori atom modernmenyatakan atom terdiri dari partikel inti
(proton bermuatan + dan neutron bersifat netral) yangdikelilingi oleh muatan elektron (-),
normalnya atom bermuatan netral. Muatan terdiri dari dua jenis yaitu muatan positif dan
muatan negative Arah arus searah dengan arah muatanpositif (arah arus listrik) atau
berlawanan dengan arah aliran elektron. Suatu partikel dapat menjadimuatan positif
apabila kehilangan elektron dan menjadi muatan negatif apabila menerimaelektron dari
partikel lain.
Coulomb adalah unit dasar dari International System of Units (SI) yang
digunakanuntuk mengukur muatan listrik.
Dt
i = dq
Dalam teori rangkaian arus merupakan pergerakan muatan positif. Ketika terjadi
bedapotensial disuatu elemen atau komponen maka akan muncul arus dimaan arah arus
positif mengalir dari potensial tinggi ke potensial rendah danarah arus negatif mengalir
sebaliknya.
Rangkaian arus bolak balik merupakan rangkaian yang menggunakan arus bolak balik
(AC). Arus AC (Bolak Balik) yaitu arus listrik yang memiliki arah dan besar yang selalu
berubah-ubah secara periodik.
Rangkaian arus bolak balik memiliki hambatan yang terdiri dari hambatan resistor
atau resistansi (R), hambatan induktor atau reaktansi induktif (XL) dan hambatan
kapasitor atau reaktansi kapasitif (XC). Gabungan dari ketiga besar hambatan tersebut
dinamakan dengan Impedansi atau hambatan total yang dinyatakan sebagai Z dengan
satuan Ohm.
E=Emax sin t
Persamaan di atas jelas-jelas menunjukkan bahwa GGL arus bolak-balik berubah secara
sinusoidal. Suatu sifat yang menjadi ciri khas arus bolak-balik.
yaitu :
19
a.Tegangan sesaat : Yaitu tegangan pada suatu saat t yang dapat dihitungdaripersamaan E
= EMAX sin 2π ft jika kita tahu EMAX, f dan t.
3. Rangkaian RLC
Rangkaian RLC adalah rangkaian yang terdiri dari Resistor, Induktor dan Kapasitor
yang disusun baik secara seri maupun paralel. Disebut dengan RLC karena pada
rangkaian ini menunjukkan simbol ketahanan (R), Induktansi (L), dan Kapasitansi (C).
Rangkaian RLC akan membentuk osilator harmonik dan beresonansi dengan suatu cara
yang sama sebagai rangkaian LC.
Rangkaian RLC Paralel adalah rangkaian elektronika yang terdiri atas resistor,
induktor dan kapasitor yang dihubungkan secara paralel dengan sumber tegangan bolak
20
balik atau AC. Pada rangkaian RLC Paralel, terjadi pembagian arus listrik dari sumber
menjadi tiga, yaitu menuju ke resistor, induktor dan kapasitor.
Sifat dari rangkaian RLC paralel dapat diperoleh dari hubungan dualitas
sirkuitlistrik dan mengingat bahwa RLC paralel adalah impedansi dual dari rangkaian
RLC.
Impedansi
Dalam sebuah rangkaian AC, resistor tidak terpengaruh oleh frekuensi , untuk itu R =
1kΩ.
IMPEDANSI
22
Jadi, Impedansi Z dari rangkaian RCL paralel yaitu sebesar = 12,7 Ω
Arus Supply
2. Sebuah resistor 50Ω, sebuah coil 20mH dan kapasitor 5uF semua terhubung
secara paralel di sebuah 50V, supply 100Hz. Hitung total arus yang diambil dari
supply, arus untuk setiap cabang, total impedansi dari rangkaian dan sudut fasa.
Juga buat segitiga arus dan admitansi yang mewakili rangkaian?
8). Konduktansi, ( G ):
24
10). Kapasitif Susceptansi, ( BC ):
11). Admitansi, ( Y ):
12). Sudut Fasa, ( φ ) antara arus yang dihasilkan dan tegangan supply:
Rangkaian R-C paralel, sifat dari rangkaian paralel adalah terjadi percabangan arus
dari sumber (i) menjadi dua, yaitu arus yang menuju kapasitor (iC) dan arus yang menuju
resistor (iR). Sedangkan tegangan jatuh pada kapasitor (vC) dan resistor (vR) sama besar
dengan sumber tegangan (v). Gambar dibawah memperlihatkan hubungan arus secara
vektoris pada rangkaian R-C paralel.
Hubungan paralel dua resistor yang terdiri dari resistor murni (R) dan reaktansi kapasitif
(XC), dimana pada kedua ujung resistor terdapat tegangan yang sama besar, yaitu v = vm
sin ω t. Arus efektif yang melalui resistor (R) adalah (i.R) = v/R berada sefasa dengan
25
tegangan (v). Arus yang mengalir pada reaktansi kapasitif (iC) = v/XC mendahului
tegangan sejauh 900. Sedangkan arus gabungan (i) diperoleh dari jumlah nilai sesaat arus
(iR) dan (IC). Arus tersebut mendahului tegangan (v) sebesar sudut (φ).
Dalam diagram fasor, tegangan (v) sebagai besaran bersama untuk kedua resistansi
diletakkan pada garis ωt = 0. Fasor arus efektif (iR) berada sefasa dengan tegangan (v),
sedangkan fasor dari arus reaktansi kapasitif (iC) mendahului sejauh 900. Arus gabungan
(i) merupakan jumlah geometris dari arus efektif (iR) dan arus reaktansi kapasitif (iC),
atau diagonal dalam persegi panjang (iR) dan (iC). Sudut antara tegangan (v) dan arus (i)
adalah sudut beda fasa φ .
Berbeda dengan rangkaian seri, oleh karena arus yang mengalir melalui resistor dan
kapasitor terjadi perbedaan fasa, untuk itu hubungan arus (i) dapat ditentukan dengan
menggunakan persamaan kuadrat berik
sehingga
Oleh karena itu, besarnya arus percabangan yang mengalir menuju resistor dan kapasitor
menentukan besarnya impedansi (Z) secara keseluruhan dari rangkaian
Atau
Dimana
Bila pada hubungan paralel antara nilai resistansi resistor (R) dan kapasitansi dari
kapasitor (C) diketahui, maka arus (i), tegangan (v), sudut fasa (φ) dan reaktansi kapasitif
(XC). Langkah pertama dengan menetapkan daya hantar semu (Y) dari rangkaian paralel.
Selanjutnya dari persamaan Z diatas diperoleh daya hantar tunggal efektif (G) dari
resistor (R) dapat dicari dengan menggunakan peOleh karena resistansi efektif (R)
26
dinyatakan seperti persamaan R diatas maka daya hantar (G) dapat dituliskan kedalam
persamaan berikut:
Oleh karena resistansi efektif (R) dinyatakan seperti persamaan R diatas maka daya
hantar (G) dapat dituliskan kedalam persamaan berikut:
Daya hantar dari reaktansi kap sehingga daya hantar dari reaktansi kapasitif (BC) adalah
Besarnya perbedaan sudut (φ) antara reaktansi kapasitif (XC) terhadap resistansi (R)
dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan,
Atau
27
Gambar gelombang Sinusoida
Rangkaian R-L paralel, sifat dari rangkaian paralel adalah terjadi percabangan
arus dari sumber (i) menjadi dua, yaitu arus yang menuju induktor (iL) dan arus
yang menuju resistor (iR). Sedangkan tegangan jatuh pada induktor (vL) dan
resistor (vR) sama besar dengan sumber tegangan (v).
Hubungan paralel (sejajar) antara resistor (R) dan induktor (L) dalam
rangkaian arus bolak-balik. Pada kenyataannya hubungan demikiandapat pula
merupakan hubungan yang mewakili suatu peralatan elektronik, misalnya sebuah
oven dengan tusuk daging yang berputar (motor dengan resistor pemanas yang
dihubungkan paralel.
v = vm sin wt
Berbeda dengan rangkaian seri, oleh karena arus yang mengalir melalui
resistor dan induktor terjadi perbedaan fasa, untuk itu hubungan arus (i) dapat
ditentukan dengan menggunakan persamaan kuadrat berikut :
2 2
i2 = i𝑅 + i𝐿
Sehingga
i = √i𝑅2 + i𝐿2
28
Y = √G2 + BL2
2 2
1 1 1
√
= ( ) +( )
𝑧 𝑅 X𝐿
Dengan demikian impedansi (Z) hubungan paralel adalah
𝑅. X𝐿
𝑍=
√𝑅2 + X𝐿2
X𝐿
Sehinggga besarnya perbedaan sudut fasa (𝜑) antara resistor (R) terhadap
impedansi (Z) adalah
𝑣 1
𝑍=
=
i 𝑌
1
𝑅=
𝑌𝑐𝑜𝑠𝜑
Atau reaktansi induktif (XL) terhadap sudut fasa (𝜑) dapat ditentukan
dengan persamaan berikut ini,
X𝐿
1
=
29
𝑌𝑠i𝑛𝜑
𝐵𝐿 = 𝑌 𝑠i𝑛𝜑
30
Atau
𝑡𝑎𝑛𝜑 i𝐿
=
i iR iL
R
L
AC
i iR iL
R L V
AC A A
31
R L
A V
AC
32
E. MENGANALISI DAYA LISTRIK ARUS BOLAK BALIK
Arus bolak balik adalah arus listrik yang berbalik arah dengan frekuensi tetep sehingga
disebut arus AC (Alternating Current). Pada listrik arus bolak balik, GGl serta arusnya
mempunyai lebih dari satu arah atau arahnya berubah sebagai fungsi waktu. Sumber Arus bolak
balik adalah generator Arus bolak balik. Generator Arus bolak balik terdiri atas sebuah
kumpuran persigi yang diputar dlam medan magnet.
Arus bolak balik dibedakan antara Arus bolak balik yang mempunyai fungsi atau pola grafik
sinusoida dan Arus bolak balik yang non sinusoida seperti pada gambar :
Sumber arus bolak balik adalah generator arus bolak alik, generator arus bolak balik
terdiri atas sebuah kumparan persegi yang diputar dalam medan magnet. Gaya gerak listrik
(GGL) yang dihasilkan oleh generator arus bolak balik berubah secara periodic menurut fungsi
sinus atau cosinus. GGL sinusoida ini dihasilkan oleh sebuah kumparan yang berputar dengan
laju sudut tetap.tegangan yang dihasilkan berupa tegangan sinusoida dengan persamaan sebagai
berikut:
Ԑ = NBA ω sin ωt
Atau
Ԑ = Ԑm sin ωt Dengan :
33
Ԑm = NBA ω = gaya gerak listrik maksimum
A = luas kumparan
B = besarnya induksi magnetic ω = frekuensi sudut putaran kumparan
Beban listrik dalam rangkaian Arus bolak balik dapat berupa resistor (R), kapasitor (C) dan
indictor (L).
Pada Arus AC diukur dengan amperemeter AC, besaran yang terukur merupakan nilai
rms (root mean square) atau nilai afektif dari arus,untuk melihat bentuk arus.untuk melihat
bentuk arus sinusoidal yang dihasilkan oleh sumber bolak balik, dapat digunakan osiloskop.
Monitor sebuah osiloskop terbagi-bagi menjadi baris-baris dan kolom-kolom sehingga
membentuk sebuah kotak seperti pada gambar :
Dari gambar diatas sumbu vertikal menunjukkan nilai tegangan atau arus yang dihasilkan
oleh sumber bolak balik dan sumbu horizontal menunjukkan waktu.
Daya Listrik atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Electrical Power adalah jumlah energi
yang diserap atau dihasilkan dalam sebuah sirkuit/rangkaian. Sumber Energi seperti Tegangan
listrik akan menghasilkan daya listrik sedangkan beban yang terhubung dengannya akan
menyerap daya listrik tersebut. Dengan kata lain, Daya listrik adalah tingkat konsumsi energi
dalam sebuah sirkuit atau rangkaian listrik. Kita mengambil contoh Lampu Pijar dan Heater
34
(Pemanas), Lampu pijar menyerap daya listrik yang diterimanya dan mengubahnya menjadi
cahaya sedangkan Heater mengubah serapan daya listrik tersebut menjadi panas. Semakin tinggi
nilai Watt-nya semakin tinggi pula daya listrik yang dikonsumsinya.
Sedangkan berdasarkan konsep usaha, yang dimaksud dengan daya listrik adalah besarnya
usaha dalam memindahkan muatan per satuan waktu atau lebih singkatnya adalah Jumlah Energi
Listrik yang digunakan tiap detik. Berdasarkan definisi tersebut, perumusan daya listrik adalah
seperti dibawah ini:
P=E/t
Dimana :
P = Daya Listrik
E = Energi dengan satuan Joule t = waktu
dengan satuan detik
Dalam rumus perhitungan, Daya Listrik biasanya dilambangkan dengan huruf “P” yang
merupakan singkatan dari Power. Sedangkan Satuan Internasional (SI) Daya Listrik adalah Watt
yang disingkat dengan W. Watt adalah sama dengan satu joule per detik (Watt = Joule / detik)
Satuan turunan Watt yang sering dijumpai diantaranya adalah seperti dibawah ini :
1 miliWatt = 0,001 Watt
1 kiloWatt = 1.000 Watt
1 MegaWatt = 1.000.000 Watt
2. RUMUS DAYA LISTRIK
Rumus umum yang digunakan untuk menghitung Daya Listrik dalam sebuah Rangkaian
Listrik adalah sebagai berikut :
P=VxI
Atau
P = I2R
P = V2/R Dimana :
P = Daya Listrik dengan satuan Watt (W)
V = Tegangan Listrik dengan Satuan Volt (V) I = Arus
Listrik dengan satuan Ampere (A)
R = Hambatan dengan satuan Ohm (Ω)
Contoh Kasus I :
Sebuah Televisi LCD memerlukan Tegangan 220V dan Arus Listrik sebesar 1,2A untuk
mengaktifkannya. Berapakah Daya Listrik yang dikonsumsinya ?
Penyelesaiannya:
Diketahui :
35
V = 220V
I = 1,2A P = ?
Jawaban :
P=VxI
P = 220V x 1,2A
P = 264 Watt
Jadi Televisi LCD tersebut akan mengkonsumsi daya listrik sebesar 264 Watt.
Contoh Kasus II :
Seperti yang terlihat pada rangkaian dibawah ini hitunglah Daya Listrik yang dikonsumsi
oleh Lampu Pijar tersebut. Yang diketahui dalam rangkain dibawah ini hanya Tegangan dan
Hambatan.
Penyelesaiannya
Diketahui : V = 24V
R = 3Ω P = ?
Jawaban :
P = V2/R
P = 242 / 3
36
P = 576 / 3
P = 192W
Dalam contoh kasus II, variabel yang diketahui hanya Tegangan (V) dan Hambatan (R), jadi
kita tidak dapat menggunakan Rumus dasar daya listrik yaitu P=VI, namun kita dapat
menggunakan persamaan berdasarkan konsep Hukum Ohm untuk mempermudah
perhitungannya.
Hukum Ohm :
V=IxR
Jadi, jika yang diketahui hanya Arus Listrik (I) dan Hambatan (R) saja.
P=VxI
P = (I x R) x I
P = I2R –> dapat menggunakan rumus ini untuk mencari daya listrik
Sedangkan penjabaran rumus jika diketahui hanya Tegangan (V) dan Hambatan (R) saja.
P=VxI
P = V x (V / R)
Hampir semua peralatan listrik menggunakan Watt sebagai satuan konsumsi daya listrik.
Tapi ada juga peralatan tertentu yang menggunakan satuan Horsepower (hp). Dalam
Konversinya, 1 hp = 746 watt.
37
3. Daya Nyata
Secara sederhana, daya nyata adalah daya yang dibutuhkan oleh beban resistif. Daya nyata
menunjukkan adanya aliran energi listrik dari pembangkit listrik ke jaringan beban untuk dapat
dikonversikan menjadi energi lain. Sebagai contoh, daya nyata yang digunakan untuk
menyalakan kompor listrik. Energi listrik yang mengalir dari jaringan dan masuk ke kompor
listrik, dikonversikan menjadi energi panas oleh elemen pemanas kompor tersebut.
Daya listrik pada arus listrik DC, dirumuskan sebagai perkalian arus listrik dengan tegangan.
P=IxV
Namun pada listrik AC perhitungan daya menjadi sedikit berbeda karena melibatkan faktor daya
(cos ).
P = I x V x cos
Untuk lebih jelasnya mari kita perhatikan grafik sinusoidal berikut.
Grafik di atas adalah grafik gelombang listrik AC dengan beban murni resistif. Nampak
bahwa gelombang arus dan tegangan berada pada fase yang sama (0°) dan tidak ada yang saling
mendahului seperti pada beban induktif dan kapasitif. Dengan kata lain nilai dari faktor daya (cos
) adalah 1. Sehingga dengan menggunakan rumus daya di atas maka nilai dari daya listrik pada
satu titik posisi jaringan tertentu memiliki nilai yang selalu positif serta membentuk gelombang
seperti pada gambar tersebut.
Nilai daya yang selalu positif ini menunjukkan bahwa 100% daya mengalir ke arah beban
listrik dan tidak ada aliran balik ke arah pembangkit. Inilah daya nyata, daya yang murni diserap
38
oleh beban resistif, daya yang menandai adanya energi listrik terkonversi menjadi energi lain
pada beban resistif. Daya nyata secara efektif menghasilkan kerja yang nyata di sisi beban listrik.
4. Daya Reaktif
Daya reaktif menjadi tema bahasan yang dianggap cukup sulit bagi sebagian orang. Berbagai
bentuk ilustrasi dan pengandaian digunakan untuk memudahkan kita memahami daya reaktif.
Kali ini kita akan membahas daya reaktif menggunakan dua pendekatan, yakni pendekatan
sederhana dan pendekatan ilmiah. Kita akan cukup dalam membahas daya reaktif secara ilmiah
agar kita memahaminya dengan lebih total dan „menancap‟ di kepala kita.
Secara sederhana, daya reaktif adalah daya yang dibutuhkan untuk membangkitkan medan
magnet di kumparan-kumparan beban induktif. Seperti pada motor listrik induksi misalnya,
medan magnet yang dibangkitkan oleh daya reaktif di kumparan stator berfungsi untuk
menginduksi rotor sehingga tercipta medan magnet induksi pada komponen rotor. Pada trafo,
daya reaktif berfungsi untuk membangkitkan medan magnet pada kumparan primer, sehingga
medan magnet primer tersebut menginduksi kumparan sekunder.
Daya reaktif adalah daya imajiner yang menunjukkan adanya pergeseran grafik sinusoidal
arus dan tegangan listrik AC akibat adanya beban reaktif. Daya reaktif memiliki fungsi yang
sama dengan faktor daya atau juga bilangan cos Ø. Daya reaktif ataupun faktor daya akan
memiliki nilai (≠0) jika terjadi pergeseran grafik sinusoidal tegangan ataupun arus listrik AC,
yakni pada saat beban listrik AC bersifat induktif ataupun kapasitif. Sedangkan jika beban listrik
AC bersifat murni resistif, maka nilai dari daya reaktif akan nol (=0).
Sekalipun daya reaktif hanya merupakan daya „khayalan‟, pengendalian daya reaktif
pada sistem jaringan distribusi listrik AC sangat penting untuk diperhatikan. Hal ini tidak lepas
39
dari pengaruh beban reaktif terhadap kondisi jaringan listrik AC. Beban kapasitif yang bersifat
menyimpan tegangan sementara, cenderung mengakibatkan nilai tegangan jaringan menjadi lebih
tinggi daripada yang seharusnya. Sedangkan beban induktif yang bersifat menyerap arus listrik,
cenderung membuat tegangan listrik jaringan turun. Berubah-ubahnya tegangan listrik jaringan
tersebut sangat mengganggu proses distribusi energi listrik dari pembangkit ke konsumen.
Perubahan tegangan jaringan berkaitan langsung dengan kerugian-kerugian distribusi listrik
seperti kerugian panas dan emisi elektromagnetik yang terbentuk sepanjang jaringan distribusi.
Semakin jauh nilai tegangan jaringan dari angka yang seharusnya, akan semakin besar kerugian
distribusi listriknya dan akan semakin mengganggu proses distribusi daya nyata listrik. Di sinilah
peran kontrol daya
40
Contoh Rangkaian Pengkompensasi Beban AC Jaringan
Kompensasi juga dilakukan jika beban jaringan bersifat kapasitif sehingga menyebabkan
tegangan jaringan melebihi nilai normalnya. Generator akan menurunkan tegangan keluarannya
dengan jalan mengurangi arus eksitasi. Penggunaan inductor bank juga digunakan untuk
meredam kenaikan tegangan jaringan agar tidak melampaui batas.
5. Daya Semu
Daya semu atau daya total (S), ataupun juga dikenal dalam Bahasa Inggris Apparent Power,
adalah hasil perkalian antara tegangan efektif (root-meansquare) dengan arus efektif (root-mean-
square).
S = VRMS x IRMS
Tegangan RMS (VRMS) adalah nilai tegangan listrik AC yang akan menghasilkan daya
yang sama dengan daya listrik DC ekuivalen pada suatu beban resistif yang sama. Pengertian
tersebut juga berlaku pada arus RMS. 220 volt tegangan listrik rumah kita adalah tegangan RMS
(tegangan efektif). Secara sederhana, 220 volt tersebut adalah 0,707 bagian dari tegangan
maksimum sinusoidal AC. Berikut adalah rumus sederhana perhitungan tegangan RMS:
41
Demikian pula dengan rumus perhitungan arus RMS:
Dimana Vmax dan Imax adalah nilai tegangan maupun arus listrik pada titik tertinggi di
grafik gelombang sinusoidal listrik AC.
Pada kondisi beban resistif dimana tidak terjadi pergeseran grafik sinusoidal arus maupun
tegangan, keseluruhan daya total akan tersalurkan ke beban listrik sebagai daya nyata. Dapat
dikatakan jika beban listrik bersifat resistif, maka nilai daya semu (S) adalah sama dengan daya
nyata (P). Lain halnya jika beban jaringan bersifat induktif ataupun kapasitif (beban reaktif), nilai
dari daya nyata akan menjadi sebesar cos Ø dari daya total.
P = S cos Ø
Pada kondisi beban reaktif, sebagian daya nyata juga terkonversi sebagai daya reaktif untuk
mengkompensasi adanya beban reaktif tersebut. Nilai dari dari daya reaktif (Q) adalah sebesar
sin Ødari daya total.
Q = S sin Ø
Q = VRMS IRMS sin Ø
42
Hubungan antara daya nyata, daya reaktif dan daya semu dapat diilustrasikan ke dalam sebuah
segitiga siku-siku dengan sisi miring sebagai daya semu, salah satu sisi siku sebagai daya nyata,
dan sisi siku lainnya sebagai daya reaktif.
Sesuai dengan hubungan segitiga di atas maka hubungan antara daya nyata, daya reaktif
dan daya semu dapat diekspresikan ke dalam sebuah persamaan pitagoras.
BAB III
43
PENUTUP
A. KESIMPULAN
a. Generator arus bolak-balik merupakan suatu alat yang mengubah energi mekanik menjadi
energi listrik bolak-balik (AC). Bagian utama generator AC terdiri atas: magnet
permanen (tetap), kumparan (solenoida)
b. Prinsip dasar generator arus bolak-balik menggunakan hukum Faraday
c. Arus listrik adalah sebuah aliran yang terjadi banyaknya muatan listrik yang mengalir
dari satu titik ke titik lainnya pada rangkaian listrik tiap satuan waktu.
2. ANALISIS ALJABAR PHASOR
Fasor adalah bilangan kompleks yang merepresentasikan besaran atau magnitude dan
fasa fungsi sinusoidal dari waktu.Dimana bilangan kompleks adalah bilangan yang terdiri dari
harga real (nyata) dan harga imajiner (khayal).
Besaran vektor adalah besaran yang memiliki nilai dan memiliki arah. Artinya, nilai dari
besaran tersebut ditentukan oleh arah. Notasi (simbol) sebuah vektor dapat juga berupa huruf
besar atau huruf kecil, biasanya berupa huruf tebal (A), atau berupa huruf yang diberi tanda
panah di atasnya (Ā) atau huruf miring (A). Sebuah vektor digambarkan dengan sebuah anak
panah yang terdiri dari pangkal (titik tangkap), ujung dan panjang anak panah. Panjang anak
panah menyatakan nilai dari vektor dan arah panah menunjukkan arah vektor.
Mencari resultan dari beberapa buah vektor, berarti mencari sebuah vektor baru yang dapat
menggantikan vektor-vektor yang dijumlahkan atau dikurangkan.
Untuk penjumlahan atau pengurangan vektor, ada beberapa metode, yaitu: Metode jajaran
genjang,Metode segitiga,Metode poligon (segi banyak),Metode uraian.
44
Karakteristik Rangkaian RLC :
a. Reaktansi kapasitif adalah hambatan semu pada kapasitor jika dihubungkan dengan arus
bolak-balik “ XC = 1/ωC ”.
b. Reaktansi induktif adalah hambatan semu pada induktor jika dihubungkan dengan arus
bolak-balik “ XL = ωL ”.
c. Impedansi adalah hambatan total dari resistor, induktor dan kapasitor yangdihbungkan
pada tegangan bolak-balikZ = √ ( R² + (XL - XC)² )
d. Frekuensi resonansi terjadi, jika pada rangkaian terjadi XL = XCf = (1/2π) √(1/LC)
Rangkaian arus bolak balik merupakan rangkaian yang menggunakan arus bolak balik
(AC). Arus AC (Bolak Balik) yaitu arus listrik yang memiliki arah dan besar yang selalu
berubah-ubah secara periodik.
Rangkaian arus bolak balik memiliki hambatan yang terdiri dari hambatan resistor atau
resistansi (R), hambatan induktor atau reaktansi induktif (XL) dan hambatan kapasitor atau
reaktansi kapasitif (XC). Gabungan dari ketiga besar hambatan tersebut dinamakan dengan
Impedansi atau hambatan total yang dinyatakan sebagai Z dengan satuan Ohm.
Rangkaian RLC adalah rangkaian yang terdiri dari Resistor, Induktor dan Kapasitor yang
disusun baik secara seri maupun paralel. Disebut dengan RLC karena pada rangkaian ini
menunjukkan simbol ketahanan (R), Induktansi (L), dan Kapasitansi (C). Rangkaian RLC akan
membentuk osilator harmonik dan beresonansi dengan suatu cara yang sama sebagai rangkaian
LC.
Rangkaian RLC Paralel adalah rangkaian elektronika yang terdiri atas resistor, induktor
dan kapasitor yang dihubungkan secara paralel dengan sumber tegangan bolak balik atau AC.
Pada rangkaian RLC Paralel, terjadi pembagian arus listrik dari sumber menjadi tiga, yaitu
menuju ke resistor, induktor dan kapasitor.
Arus bolak balik adalah arus listrik yang berbalik arah dengan frekuensi tetep sehingga
disebut arus AC . Pada listrik arus bolak balik, GGl serta arusnya mempunyai lebih dari satu
arah atau arahnya berubah sebagai fungsi waktu.
Gaya gerak listrik yang dihasilkan oleh generator arus bolak balik berubah secara periodic
menurut fungsi sinus atau cosinus.
Beban listrik dalam rangkaian Arus bolak balik dapat berupa resistor , kapasitor dan
indictor . Pada Arus AC diukur dengan amperemeter AC, besaran yang terukur merupakan nilai
45
rms atau nilai afektif dari arus,untuk melihat bentuk arus.untuk melihat bentuk arus sinusoidal
yang dihasilkan oleh sumber bolak balik, dapat digunakan osiloskop.
Daya nyata adalah daya yang dibutuhkan oleh beban resistif. Daya nyata menunjukkan
adanya aliran energi listrik dari pembangkit listrik ke jaringan beban untuk dapat dikonversikan
menjadi energi lain. Secara sederhana, daya reaktif adalah daya yang dibutuhkan untuk
membangkitkan medan magnet di kumparan-kumparan beban induktif. Daya reaktif adalah daya
imajiner yang menunjukkan adanya pergeseran grafik sinusoidal arus dan tegangan listrik AC
akibat adanya beban reaktif. Daya semu adalah hasil perkalian antara tegangan efektif (root-
mean-square) dengan arus efektif (root-mean-square).
B. SARAN
Pada makalah ini masih ada kesalahan ataupun kekurangan yang perlu diperbaiki. Oleh
karena itu, saya sangat mengharapkan kritikan yang membangun terhadap makalah ini supaya
tidak ada lagi kesalahan ataupun kekurangan dalam penulisan makalah ini.
46