Pengertian Induktor–Pernahkah anda memperhatikan alat elektronik di sekeliling anda, apakah itu
Handphone, TV, Laptop, dan perlatan elektronik lainnya. dari apakah mereka terproses dan
bagaimana mereka bisa beroperasi. Ternyata salah satu komponen inti dari peralatan elektronik
tersebut adalah induktor.
Sebuah induktor atau reaktor adalah sebuah komponen elektronika pasif yang dapat menyimpan
energi pada medan magnetik, tegangan induksi atau arus induksi jika mendapat tegangan atau arus
dari sumber listrik baik berupa AC (Alternating Current) ataupun DC (Direct Current).
Medan dari induktor yang dapat menghasilkan tegangan listrik berbanding lurus dengan perubahan
sesaat dari arus listrik yang mengalir melaluinya. Induktor dapat menimbulkan medan magnet sesuai
dengan kebutuhan berdasar pada besar medan magnet yang diberikan ataupun besar arus yang
diberikan.
Pengertian induktor sendiri merupakan komponen yang terdiri dari lilitan kumparan kawat yang
terbuat dari tembaga tunggal yang dililitkan melingkar di inti logam atau yang biasa disebut
sebagai coker. Selain berfungsi sebagai penghasil arus magnet dan arus listrik, induktor juga
merupakan komponen elektronika yang berfungsi untuk menghasilkan muatan listrik.
Fungsi Induktor
Simbol Induktor (Sinarardino.com)
Pengertian induktor memiliki banyak fungsi dalam kehidupan sehari – hari yang digunakan terkhusus
pada bidang elektronika dan peralatan listrik. Fungsi utama dari induktor di dalam suatu rangkaian
adalah untuk melawan fluktuasi arus yang melewatinya. Berikut ini adalah beberapa fungsi dari
induktor diantaranya adalah :
Kumparan atau koil (lilitan) ada yang memiliki inti udara, inti besi, dan inti ferit,
Bersama kapasitor induktor dapat berfungsi sebagai rangkaian resonator yang dapat beresonansi
pada frekuensi tinggi,
dua induktor atau lebih yang terkopel secara magnetic membentuk transformator,
Menurut hukum Faraday, semua perubahan fluks magnetik akan menghasilkan tegangan induksi
yang besarnya :
Di mana :
Laju perubahan medan magnetik (dΦ/dt) yang menginduksi tegangan besarnya proporsional dengan
laju perubahan arus listrik (di/dt) . atau dapat ditulis:
atau
Nilai Induktansi sebuah Induktor (Coil) bergantung dari 4 faktor, diantaranya adalah Jumlah Lilitan
(N), semakin banyak lilitannya semakin tinggi Induktasinya, Diameter Induktor (A), Semakin besar
diameternya semakin tinggi pula induktansinya, Permeabilitas Inti, yaitu bahan Inti yang digunakan
seperti Udara, Besi ataupun Ferit. Ukuran Panjang Induktor (L), semakin pendek inductor (Koil)
tersebut semakin tinggi induktansinya.
Perubahan arus listrik yang mengalir pada lilitan inti besi akan menghasilkan medan magnet disekitar
kumparan tersebut sehingga, besi tersebut akan berubah menjadi magnet selama mendapat arus
magnetik dari sumber daya baik berupa arus bolak balik (AC) maupun arus searah (DC).
Biar lebih jelasnya, kita membuat suatu rangkaian listrik yang terdiri dari baterai, lampu pijar, switch
yang terhubung paralel dengan sebuah induktor. Saat menekan swtich pada rangkaian maka, lampu
akan mnyala dengan terang pada awalnya sebelum mengalami peredupan pada intensitas cahaya
yang lebih rendah.
Efek yang sama saat switch dimatikan atau tidak ditekan yaitu lampu mengalami berhenti
memancarkan cahaya sepenuhnya.
Hal ini disebabkan oleh adanya induktasi. Dimana, ketika adaanya arus yang mulai mengalir melalui
kumparan induktor akan menimbulkan reaksi perubahan menjadi medan magnet yang mencoba
menghentikan arus yang mengalir melalui kumpara dengan menghasilkan arus kedia. Tetapi, dalam
arah yang berlawanan.
Namun, ketika medan magnet terbentuk, arus kembali ke kondisi normal. atau saat arus dimatika,
medan magnet yang terbentuk mencoba untuk mempertahankan aliran arus listrik yang terdapat
pada koil sampai arus yang dihasilkan tidak bisa dipertahankan dan menghilang akibat tidak lagi
adanya arus yang mengalir yang membuat lampu hanya menyala sebentar.
Dengan perubahan medan magnet tersebut maupun sebaliknya ini yang dimanfaatkan untuk
kegiatan elektronika yang kita lakukan dalam kehidupan sehari. Prinsip kerja dari induktor ini juga
sering disebut dengan teori tangan kanan.
Induktor (teknikelektronika.com)
Dalam pengaplikasiannya, induktor memiliki peran yang sangat banyak dalam penggunakan dalam
peralatan elektronika dan mesin – mesin listrik. Induktor sendiri kebanyakan digunakan sebagai
komponen yang akan bekerja secara otomatis jika suatu kondisi terpenuhi sehingga, dengan dengan
pengoperasiannya yang bekerja secara otomatis akan mempermudah dalam pengoperasian alat –
alat elektronika.
Beberapa contoh pengaplikasian induktor dalam dalam kegiatan sehari – hari adalah :
Relay
Gambar Relay
(teknikelektronika.com)
Relay merupakan salah satu komponen elektronika yang berfungsi untuk mengendalikan Besi
sebagai saklar tersebut. Apabila rangkaian tersebut dialiri arus listrik walaupun sangat kecil. maka,
relay tersebut akan bekerja sebagai saklar otomatis yang digunakan untuk menghidupkan ataupun
mematikan laju berikutnya sesuai kondisi yang diberika pada relay.
Melihat gambar rangkaian sederhana pada busi motor diatas, dilihat dari rangkaian sebelah kiri
merupakan rangkaian yang akan membuat busi motor menyala dan menghasilkan percikan bunga
api yang akan membakar bensin kendaraan sehingga, motor dapat bekerja. Dari mana percikan
bunga api tersebut dengan memanfaatkan sifat induktor ?
Awalnya, saklar diatas merupakan rangkaian tertutup yang membuat tidak adanya rangkaian dari
pihak lain. Ketika dibuat menjadi rangkaian tertutup (rangkaian tengah) maka, sumber arus yang
digunakan menjadi sumber arus searah dimana, hal tersebut tidak akan menghasilkan efek pada
induktor dikarenakan tidak adanya perubahan arus yang membuat tidak terbentuknya medan
magnet pada induktor.
Dengan tidak terbentuknya medan magnet tersebut maka, tidak akan ada tegangan dan arus
induksi. ketika saklar dinyalakan dan dilepas hal ini akan membuat baterai tidak menyuplai listrik lagi
pada rangkaian sehingga, arus listrik akan jatuh secara tiba – tiba. Akibatnya, induktor akan
mengalami loncatan tegangan. Nilai loncatan tersebut telah diatur untuk melebihi tegangan
breakdown udara yang membuat percikan api pada celah busi dan membakar bensin.
Perlu diketahui bahwa tidak semua nilai Induktansi diproduksi secara massal oleh produsen.
Oleh karena itu, untuk mendapatkan nilai induktansi yang diinginkan kita dapat merangkai dua
atau lebih induktor secara seri maupun paralel.
Ltotal = L1 + L2 + L3 + ….. + Ln
Dimana :
Ltotal = Total Nilai Induktor
L1 = Induktor ke-1
L2 = Induktor ke-2
L3 = Induktor ke-3
Ln = Induktor ke-n
Berdasarkan gambar contoh rangkaian Seri Induktor diatas, diketahui bahwa nilai Induktor :
L1 = 100nH
L2 = 470nH
L3 = 30nH
Ltotal= ?
Penyelesaiannya
Ltotal = L1 + L2 + L3
Ltotal = 100nH + 470nH + 30nH
Ltotal = 600nH
Dimana :
Ltotal = Total Nilai Induktor
L1 = Induktor ke-1
L2 = Induktor ke-2
L3 = Induktor ke-3
Ln = Induktor ke-n
Berdasarkan gambar contoh rangkaian Paralel Induktor diatas, diketahui bahwa nilai
Induktor :
L1 = 100nH
L2 = 300nH
L3 = 30nH
Ltotal= ?
Penyelesaiannya