Anda di halaman 1dari 5

RESISTANSI, REAKTANSI DAN IMPEDANSI

Resistansi, reaktansi dan impedansi merupakan istilah yang mengacu pada karakteristik
dalam rangkaian yang bersifat melawan arus listrik. Resistansi merupakan tahanan yang
diberikan oleh resistor. Reaktansi merupakan tahanan yang bersifat reaksi terhadap
perubahan tegangan atau perubahan arus. Nilai tahanannya berubah sehubungan dengan
perbedaan fase dari tegangan dan arus. Selain itu reaktansi tidak mendisipasi energi.
Sedangkan impedansi mengacu pada keseluruhan dari sifat tahanan terhadap arus baik
mencakup resistansi, reaktansi atau keduanya. Ketiga jenis tahanan ini diekspresikan
dalam satuan ohm
1. Impedansi
Impedansi (disebut juga hambatan dalam, Z) adalah nilai resistansi yang terukur pada kutub
kutub sinyal jack alat elektronik. Semakin besar hambatan/impedansi, makin besar tegangan
yang dibutuhkan. Impedansi tidak dapat dikatan sebagai hambatan secara spontan. Karena
terdapat perbedaan yang mendasar dari keduanya. Beberapa sumber mengatakan bahwa
impedansi merupakan hasil reaksi hambatan (R, resistensi) dan kapasitas elektron (C,
capacitance) secara bersamaan. Daya merupakan tegangan kuadratnya dibagi impedansnya:
P = V2 / Z
P = daya (watt)
V = tegangan (volt)
Z = impedans (ohm)
Impedansi listrik, atau lebih sering disebut impedansi, menjelaskan ukuran penolakan
terhadap arus bolak-balik sinusoidal. Impedansi listrik memperluas konsep resistansi listrik
ke sirkuit AC, menjelaskan tidak hanya amplitudo relatif dari tegangan dan arus, tetapi juga
fase relatif. Bila sebuah beban diberi tegangan, impedansi dari beban tersebut akan
menentukan besar arus dan sudut fase yang mengalir pada beban tersebut. Faktor daya
merupakan petunjuk
yang menyatakan sifat suatu beban.
Impedansi Jumlah Hambatan Secara Vektor Pd Rangkaian Arus Bolak Balik / AC.
1. Impedansi Rangkaian Seri R & L : Z = R2 + XL2
2. Impedansi Rangkaian Seri R & C : Z = R2 + XC2
3. Impedansi Rangkaian Seri R L & C : Z = R2 + ( XL XC ) 2
Menghitung Impedansi Rangkaian R L seri
Keterangan :
Z adalah impedansi
R adalah hambatan ()
L adalah induktansi ( henr

Menghitung Impedansi Rangkaian R L paralel


Keterangan :
Z adalah impedansi
R adalah hambatan ()
L adalah induktansi ( henry )

Contoh Soal
Hitung impedansi total dan tegangan pada masing-masing resistor,
induktor dan kapastior dari rangkaian SERI resistansi-induktansikapasitor berikut
Jawab: Impedansi dari rangkaian ini hanya mencakup resitansi,
reaktansi induktif dan reaktansi kapasitif.
oleh karena itu
atau pada 0o
atau pada 90o
atau pada 90o
atau pada sudut -80.68o
Dengan tegangan total adalah atau pada sudut 0o
Sehingga arusnya adalah: pada sudut (0-(-80.68))o= 80.68o,
atau dalam bilangan kompleks ditulis sebagai:
Karena rangkaian seri, maka besarnya arus pada ketiga
komponen adalah sama sehingga masing-masing tegangan
adalah
atau 19.434 V pada sudut 80.68o
atau 19.048 V pada sudut 170.68 o
atau 137.46 V pada sudut -9.3199o
Contoh Soal Rangkaian Paralel pada RLC
Hitunglah impedansi total dan kuat arus dari masing-masing resistor, induktor dan kapasitor
dari rangkaian PARALEL resistansi-induktansi-kapasitor berikut
Jawab:
Karena rangkaiannya adalah paralel, maka tegangan pada masing-masing komponen R, L
dan C adalah sama dengan tegangan total
atau pada sudut 0o.
Karena tahanan masing-masing adalah

atau pada 0o
atau pada 90o
atau pada 90o
maka kuat arus pada masing-masing R, L dan C adalah
pada sudut 0oatau pada sudut =-90oatau
pada sudut =90oatau
Sedangkan I total adalah
atau
pada sudut -41.311o
2. Reaktansi Induktif
Pengertian Reaktansi induktif adalah hambatan yang timbulakibat adanya GGL induksi
karena dipasangnyainduktor (L). Berbeda dengan rangkaian AC resitif dimana arus dan
tegangan se-phasa, pada rangkaian AC induktif phasa tegangan mendahului 90 terhadap
arus. Jika digambarkan diagram phasor-nya maka arus mengarah ke sumbu X positif
(kanan) dan tegangan mengarah ke sumbu Y positif (atas) seperti yang diilustrasikan oleh
gambar.
Hambatan aliran elektron ketika melewati induktor pada rangkaian AC disebut sebagai
Reaktansi Induktif, reaktansi dihitung dalam satuan Ohm () sama hal-nya seperti
resistansi. Simbol reaktansi induktif adalah XL, pada rangkaian AC sederhana, reaktansi
induktif dapat dihitung menggunakan persamaan berikut.
XL = 2 f L
Dimana :
XL = Reaktansi induktif (Ohm / )
= Pi 3,14
f= Frekuensi (Hertz / Hz)
L= Induktansi (Henry / H)
Contoh:
Tentukan reaktansi induktif jika diketahui frekuensi rangkaian AC 50Hz, dan induktansi
induktor 1H.
Jawab:

XL = 2 f L
XL = 2 3,14 50 1
XL = 314

Jika pada contoh kasus di atas diketahui tegangan AC sebesar 50V, berapakah arus yang
mengalir pada rangkaian? Untuk menjawab pertanyaan ini adalah dengan menggunakan
hukum Ohm dimana V = I R, kemudian ganti R (resistansi) dengan reaktansi induktif (XL).

Jawab:
I = V / XL
I = 50 / 314
I = 0,16A
Reaktansi induktif berbanding lurus terhadap frekuensi, jika frekuensi meningkat maka
reaktansi induktif juga akan meningkat atau membesar dan begitu juga sebaliknya.
Karakteristik disipasi daya induktor pada rangkaian AC diperlihatkan oleh kurva hijau di
atas. Tidak seperti pada resistor dimana resistor selalu ter-disipasi daya dan kelebihan
energi-nya dilepaskan dalam bentuk energi panas, induktor pada rangkaian AC tidak terdisipasi daya dengan kata lain disipasi daya induktor pada rangkaian AC sama dengan 0
(Nol). Mengapa demikian karena pada saat disipasi daya induktor bernilai positif, daya ini
diserap oleh induktor tetapi ketika daya disipasi induktor bernilai negatif, daya disalurkan
ke rangkaian. Karena disipasi daya yang diserap dan disalurkan sama besar maka disipasi
daya pada induktor sama dengan 0 (Nol). Ini berlaku hanya pada induktor ideal (R
induktor = 0).

3. Reaktansi Kapasitif
Reaktansi Kapasitif
Sebuah kondensator yang sering disebut kapasitor C dihubungkan dengan sumber tegangan
arus bolak-balik berbentuk sinus yang ditetapkan dengan rumus sbb:
e = Em.sin t
ICXCC E
Jika sebuah capasitor dihubungkan dengan sumber arus searah, maka arus searah yang dapat
mengalir hanya sesaat saja dan waktu yang pendek, yaitu pada saat capasitor dalam keadaan
diisi (charged). Kemudian arus searah didalam capasitor akan menjadi nol kembali. Hal
tersebut membuktikan bahwa capasitor tidak dapat dilalui arus searah atau dikatakan
kapasitor memblokir arus searah. Menurut teori arus searah yang mengalir jumlah muatannya
ditentukan dengan rumus :
Q = i .t atau i = Q/t.
Ketika arus dan tegangan melewati kapasitor pada rangkaian AC, phasa arus mendahului 90
phasa tegangan. Jika digambarkan diagram phasor-nya maka arus (I) ke arah sumbu X
positif (kanan) dan tegangan ke arah sumbu Y negatif (bawah).
Hambatan aliran elektron ketika melewati kapasitor pada rangkaian AC disebut sebagai
Reaktansi Kapasitif, reaktansi kapasitif dihitung dalam satuan Ohm () sama hal-nya
seperti resistansi dan reaktansi induktif. Simbol reaktansi induktif adalah XC, pada
rangkaian AC sederhana, reaktansi kapasitif dapat dihitung menggunakan persamaan berikut.
Dimana :
XC = Reaktansi kapasitif (Ohm / )

= Pi 3,14
f= Frekuensi (Hertz / Hz)
C= Kapasitansi (Farad / F)
Contoh:
Tentukan reaktansi kapasitif (XC) jika diketahui frekuensi rangkaian AC 50Hz, dan
kapasitansi kapasitor 10uF.
Jawab:
XC

= 1 / (2 f C)
XC = 1 / (2 3,14 50 1010-6)
XC = 1 / 0,00314 XC = 318
Jika pada contoh kasus di atas diketahui tegangan AC sebesar 50V, berapakah arus yang
mengalir pada rangkaian? dengan menggunakan cara yang sama yaitu dengan menggunakan
hukum Ohm dimana V = I R, kemudian ganti R (resistansi) dengan reaktansi kapasitif
(XC).
Jawab:
I

= V / XC
I = 50 / 318
I = 0,16A
Reaktansi kapasitif berbanding terbalik terhadap frekuensi, jika frekuensi meningkat maka
reaktansi kapasitif akan menurun dan begitu juga sebaliknya.
Karakteristik disipasi daya kapasitor pada rangkaian AC sama seperti pada karakteristik daya
induktor yaitu sama dengan 0 (Nol), karena daya yang diserap dan disalurkan oleh kapasitor
sama besar dan ini hanya berlaku untuk kapasitor ideal.

Anda mungkin juga menyukai