Anda di halaman 1dari 5

Impedansi, Reaktansi Induktif dan Reaktansi

Kapasitif
http://jsuhartono.blogspot.com/2013/07/impedansi-reaktansi-induktif-dan.html

Impedansi, Reaktansi Induktif dan Reaktansi Kapasitif


RESISTANSI, REAKTANSI DAN IMPEDANSI
Resistansi, reaktansi dan impedansi merupakan istilah yang mengacu pada karakteristik dalam
rangkaian yang bersifat melawan arus listrik. Resistansi merupakan tahanan yang diberikan oleh
resistor. Reaktansi merupakan tahanan yang bersifat reaksi terhadap perubahan tegangan atau
perubahan arus. Nilai tahanannya berubah sehubungan dengan perbedaan fase dari tegangan dan
arus. Selain itu reaktansi tidak mendisipasi energi. Sedangkan impedansi mengacu pada
keseluruhan dari sifat tahanan terhadap arus baik mencakup resistansi, reaktansi atau keduanya.
Ketiga jenis tahanan ini diekspresikan dalam satuan ohm

1. Impedansi
Impedansi (disebut juga hambatan dalam, Z) adalah nilai resistansi yang terukur pada kutub
kutub sinyal jack alat elektronik. Semakin besar hambatan/impedansi, makin besar tegangan
yang dibutuhkan. Impedansi tidak dapat dikatan sebagai hambatan secara spontan. Karena
terdapat perbedaan yang mendasar dari keduanya. Beberapa sumber mengatakan bahwa
impedansi merupakan hasil reaksi hambatan (R, resistensi) dan kapasitas elektron (C,
capacitance) secara bersamaan. Daya merupakan tegangan kuadratnya dibagi impedansnya:
P = V2 / Z

 P = daya (watt)
 V = tegangan (volt)
 Z = impedans (ohm)

Impedansi listrik, atau lebih sering disebut impedansi, menjelaskan ukuran penolakan terhadap
arus bolak-balik sinusoidal. Impedansi listrik memperluas konsep resistansi listrik ke sirkuit AC,
menjelaskan tidak hanya amplitudo relatif dari tegangan dan arus, tetapi juga fase relatif. Bila
sebuah beban diberi tegangan, impedansi dari beban tersebut akan menentukan besar arus dan
sudut fase yang mengalir pada beban tersebut. Faktor daya merupakan petunjuk
yang menyatakan sifat suatu beban.
Impedansi → Jumlah Hambatan Secara Vektor Pd Rangkaian Arus Bolak – Balik / AC.
1. Impedansi Rangkaian Seri R & L : Z = √ R2 + XL2
2. Impedansi Rangkaian Seri R & C : Z = √ R2 + XC2
3. Impedansi Rangkaian Seri R – L & C : Z = √ R2 + ( XL – XC ) 2
Menghitung Impedansi Rangkaian R L seri
Keterangan :
Z adalah impedansi
R adalah hambatan (Ω)
L adalah induktansi ( henr
Menghitung Impedansi Rangkaian R L paralel
Keterangan :
Z adalah impedansi
R adalah hambatan (Ω)
L adalah induktansi ( henry )

Contoh Soal
Hitung impedansi total dan tegangan pada masing-masing resistor, induktor dan
kapastior dari rangkaian SERI resistansi-induktansi-kapasitor berikut
Jawab: Impedansi dari rangkaian ini hanya mencakup resitansi, reaktansi induktif dan
reaktansi kapasitif.
oleh karena itu
atau pada 0o

atau pada 90o


atau pada � 90o
atau pada sudut -80.68o
Dengan tegangan total adalah atau pada sudut 0o
Sehingga arusnya adalah: pada sudut (0-(-80.68))o= 80.68o,
atau dalam bilangan kompleks ditulis sebagai:
Karena rangkaian seri, maka besarnya arus pada ketiga komponen adalah sama
sehingga masing-masing tegangan adalah
atau 19.434 V pada sudut 80.68o
atau 19.048 V pada sudut 170.68 o
atau 137.46 V pada sudut -9.3199o
Contoh Soal Rangkaian Paralel pada RLC
Hitunglah impedansi total dan kuat arus dari masing-masing resistor, induktor dan kapasitor dari
rangkaian PARALEL resistansi-induktansi-kapasitor berikut
Jawab:
Karena rangkaiannya adalah paralel, maka tegangan pada masing-masing komponen R, L dan
C adalah sama dengan tegangan total
atau pada sudut 0o.
Karena tahanan masing-masing adalah
atau pada 0o
atau pada 90o
atau pada � 90o
maka kuat arus pada masing-masing R, L dan C adalah
pada sudut 0oatau pada sudut =-90oatau
pada sudut =90oatau
Sedangkan I total adalah
atau
pada sudut -41.311o

2. Reaktansi Induktif
Pengertian Reaktansi induktif adalah hambatan yang timbulakibat adanya GGL induksi karena
dipasangnyainduktor (L). Berbeda dengan rangkaian AC resitif dimana arus dan tegangan se-
phasa, pada rangkaian AC induktif phasa tegangan mendahului 90° terhadap arus. Jika
digambarkan diagram phasor-nya maka arus mengarah ke sumbu ‘X’ positif (kanan) dan
tegangan mengarah ke sumbu ‘Y’ positif (atas) seperti yang diilustrasikan oleh gambar.
Hambatan aliran elektron ketika melewati induktor pada rangkaian AC disebut sebagai
‘Reaktansi Induktif’, reaktansi dihitung dalam satuan Ohm (Ω) sama hal-nya seperti resistansi.
Simbol reaktansi induktif adalah ‘XL‘, pada rangkaian AC sederhana, reaktansi induktif dapat
dihitung menggunakan persamaan berikut.

XL = 2 ∙ π ∙ f ∙ L
Dimana :
XL = Reaktansi induktif (Ohm / Ω)
π= Pi ≈ 3,14
f= Frekuensi (Hertz / Hz)
L= Induktansi (Henry / H)

Contoh:

Tentukan reaktansi induktif jika diketahui frekuensi rangkaian AC 50Hz, dan induktansi induktor
1H.
Jawab:

 XL = 2 ∙ π ∙ f ∙ L
 XL = 2 ∙ 3,14 ∙ 50 ∙ 1
 XL = 314 Ω

Jika pada contoh kasus di atas diketahui tegangan AC sebesar 50V, berapakah arus yang
mengalir pada rangkaian? Untuk menjawab pertanyaan ini adalah dengan menggunakan hukum
Ohm dimana V = I ∙ R, kemudian ganti ‘R’ (resistansi) dengan reaktansi induktif (XL).

Jawab:

 I = V / XL
 I = 50 / 314
 I = 0,16A

Reaktansi induktif berbanding lurus terhadap frekuensi, jika frekuensi meningkat maka reaktansi
induktif juga akan meningkat atau membesar dan begitu juga sebaliknya.
Karakteristik disipasi daya induktor pada rangkaian AC diperlihatkan oleh kurva hijau di atas.
Tidak seperti pada resistor dimana resistor selalu ter-disipasi daya dan kelebihan energi-nya
dilepaskan dalam bentuk energi panas, induktor pada rangkaian AC tidak ter-disipasi daya
dengan kata lain disipasi daya induktor pada rangkaian AC sama dengan ‘0’ (Nol). Mengapa
demikian karena pada saat disipasi daya induktor bernilai positif, daya ini diserap oleh induktor
tetapi ketika daya disipasi induktor bernilai negatif, daya disalurkan ke rangkaian. Karena
disipasi daya yang diserap dan disalurkan sama besar maka disipasi daya pada induktor sama
dengan ‘0’ (Nol). Ini berlaku hanya pada induktor ideal (R induktor = 0Ω).
3. Reaktansi Kapasitif

Reaktansi Kapasitif
Sebuah kondensator yang sering disebut kapasitor ”C” dihubungkan dengan sumber tegangan
arus bolak-balik berbentuk sinus yang ditetapkan dengan rumus sbb:
e = Em.sin ωt
∞ ICXCC E
Jika sebuah capasitor dihubungkan dengan sumber arus searah, maka arus searah yang dapat
mengalir hanya sesaat saja dan waktu yang pendek, yaitu pada saat capasitor dalam keadaan diisi
(charged). Kemudian arus searah didalam capasitor akan menjadi nol kembali. Hal tersebut
membuktikan bahwa capasitor tidak dapat dilalui arus searah atau dikatakan kapasitor
memblokir arus searah. Menurut teori arus searah yang mengalir jumlah muatannya ditentukan
dengan rumus :
Q = i .t atau i = Q/t.
Ketika arus dan tegangan melewati kapasitor pada rangkaian AC, phasa arus mendahului 90°
phasa tegangan. Jika digambarkan diagram phasor-nya maka arus (I) ke arah sumbu ‘X’ positif
(kanan) dan tegangan ke arah sumbu ‘Y’ negatif (bawah). Hambatan aliran elektron ketika
melewati kapasitor pada rangkaian AC disebut sebagai ‘Reaktansi Kapasitif’, reaktansi kapasitif
dihitung dalam satuan Ohm (Ω) sama hal-nya seperti resistansi dan reaktansi induktif. Simbol
reaktansi induktif adalah ‘XC‘, pada rangkaian AC sederhana, reaktansi kapasitif dapat dihitung
menggunakan persamaan berikut.
Dimana :
XC = Reaktansi kapasitif (Ohm / Ω)
π= Pi ≈ 3,14
f= Frekuensi (Hertz / Hz)
C= Kapasitansi (Farad / F)

Contoh:

Tentukan reaktansi kapasitif (XC) jika diketahui frekuensi rangkaian AC 50Hz, dan kapasitansi
kapasitor 10uF.
Jawab:

 XC = 1 / (2 ∙ π ∙ f ∙ C)
 XC = 1 / (2 ∙ 3,14 ∙ 50 ∙ 10×10-6)
 XC = 1 / 0,00314 •XC = 318Ω

Jika pada contoh kasus di atas diketahui tegangan AC sebesar 50V, berapakah arus yang
mengalir pada rangkaian? dengan menggunakan cara yang sama yaitu dengan menggunakan
hukum Ohm dimana V = I ∙ R, kemudian ganti ‘R’ (resistansi) dengan reaktansi kapasitif (XC).
Jawab:

 I = V / XC
 I = 50 / 318
 I = 0,16A

Reaktansi kapasitif berbanding terbalik terhadap frekuensi, jika frekuensi meningkat maka
reaktansi kapasitif akan menurun dan begitu juga sebaliknya.
Karakteristik disipasi daya kapasitor pada rangkaian AC sama seperti pada karakteristik daya
induktor yaitu sama dengan ‘0’ (Nol), karena daya yang diserap dan disalurkan oleh kapasitor
sama besar dan ini hanya berlaku untuk kapasitor ideal.

Anda mungkin juga menyukai