Anda di halaman 1dari 2

Analisis Dampak Pencemaran Merkuri Pada Kemampuan Belajar Siswa SD di Daerah

Sekotong Lombok Barat

Oleh : Lina Nida Zulfa


NIM : 19712251039
Kelas : B Dikdas 2019

Dalam proses pembelajaran di sekolah, baik guru maupun wali murid tentu saja
menghendaki siswa atau anaknya mampu memiliki kemampuan yang baik dalam belajar untuk
mencapai hasil belajar optimal. Kemampuan siswa dalam belajar adalah kecakapan seorang
peserta didik, yang dimiliki dari hasil apa yang telah dipelajari yang dapat ditunjukkan atau
dilihat melalui hasil belajarnya (Syah, 1995: 150). Namun, pada kenyataannya tidak semua siswa
memiliki kemampuan belajar yang baik. Ada berbagai macam hambatan yang menyebabkan
siswa mengalami kesulitan dalam belajar, yaitu adanya faktor internal dan eksternal, dimana
kedua faktor ini akan saling bersinergi dalam memudahkan proses belajar siswa. Faktor internal
adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa seperti intelegensi, bakat, minat, motivasi
belajar, kesehatan dan lain sebagainya. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang berasal
dari luar diri siswa seperti faktor keluarga, faktor dari sekolah seperti kemampuan mengajar
guru, metode belajar, kurikulum, serta termasuk juga faktor masyarakat atau lingkungan tempat
tinggal siswa dan lain sebagainya.

Salah satu faktor penting agar siswa memiliki kemampuan belajar yang baik adalah
faktor yang berasal dari dalam diri siswa yakni kesehatan. Bagaimanapun kecerdasan, bagusnya
metode pembelajaran, ketersediaan sarana belajar, juga keluarga dan lingkungan masyarakat
siswa, jika kesehatan siswa itu sendiri kurang, maka siswa akan mengalami hambatan dalam
belajar. Karena bagaimana pun juga fikiran tidak akan bekerja dengan baik tanpa jasmani yang
sehat. Berdasarkan hal tersebut, maka sudah seharusnya untuk mewujudkan kemampuan belajar
siswa yang baik, maka siswa, orangtua dan juga guru harus bersama-sama mendukung dan
mengupayakan sebaik mungkin kesehatan siswa seperti memulai mencegah hal-hal yang dapat
menimbulkan penyakit.

Berdasarkan berita yang dirilis oleh situs Suara NTB, ada beberapa penelitian yang
pernah dilakukan didaerah Sekotong, Lombok Barat seperti penelitian Diah Fatmawati, ST.,
M.Sc, Dosen Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah
Mataram (UMM), penelitian oleh Yuyun Ismawati dan lain sebagainya mengungkapkan bahwa
daerah Sekotong sudah terpapar merkuri sebagai dampak dari pertambangan emas di daerah
tersebut. Merkuri digunakan oleh para penambang untuk memisahkan emas, termasuk yang
paling berkontribusi di daerah tersebut adalah para penambang illegal. Menurut pendiri
organisasi non pemerintah Bali Fokus yang kini disebut Nexus3 Yuyun Ismawati anak-anak di
sana terkena dampak merkuri yang berasal dari pembakaran bahan tambang emas di Sekotong.
Ada yang terganggu di kepalanya, bawaan anak ngamuk di sekolah dan sering pingsan.
Menurutnya juga salah satu cara melihat secara sederhana dampak merkuri bagi anak-anak yang
berada di sekitar lokasi tambang emas illegal tersebut adalah dengan meminta anak-anak di
bawah 10 tahun atau yang berumur sekitar 10-12 tahun untuk berhitung, sambil melihat
kecepatan mereka melakukannya. Berdasakan kondisi tersebut peneliti tertarik untuk
menganalisa lebih lanjut mengenai sejauh mana dampak yang diakibatkan oleh pencemaran
merkuri pada kemampuan belajar siswa.

Anda mungkin juga menyukai