Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

TEKNIK PENGUKURAN
RANGKAIAN RLC HUBUNGAN SERI DAN
OSCILLOSCOPE

oleh
Nino Grandyana

(1431120057)

D3 TL 2E

POLITEKNIK NEGERI MALANG


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
D3 TEKNIK LISTRIK
Oktober 2015
RANGKAIAN RLC HUBUNGAN SERI

I.

Tujuan
Selesai melaksanakan praktikum mahasiswa diharapkan dapat:
Menentukan nilai impedasi (Z) pada rangkaian RLC dalam hubungan

seri.
Menghitung besarnya arus yang mengalir dalam rangkaian.
Menggambar vektor diagram tegangan dan arus.
Menghitung besarnya sudut fasa () antara tegangan dan arus

menggunakan trigonometri, operasi J (komplek) dan bentuk polar.


Menganalisis rangkaian RLC ditinjau dari arus, tegangan maupun sudut
fasanya.

II.

Teori Dasar
Setiap komponen pada rangkaian RLC hubungan seri mempunyai pengaaruh
yang berbeda. Untuk komponen R (resistor), arus dan tegangannya
digambarkan sefasa, komponen L (inductor) untuk tegangan tertinggal
arusnya sebesar +90, sedangkan komponen C (kapasitor) untuk tegangan
tertinggal arusnya sebesar -90. Sehingga tegangan pada kapasitor Vc
tegangan pada inductor VL dapat dikatakan saling berlawanan. Vektor
diagram impedansi dapat dilihat seperti pada gambar 1b. Vs, VL, Vc

Gambar 1a. Rangkaian RLC


Hubungan Seri

Gambar 1b Diagram vektor Impedansi

Impedansi rangkaian RLC hubungan seri sesuai persamaan berikut:


Z = Z
(1)
T

ZT =

R +( X
2

X C )2

(2)

Z T =R 0 0+ X L 90 0+ X c 900

(3)

Hukum Kirchoff 2 (tegangan) :


V =0
V s V R V L V C =0
Jika XL XC maka akan positif
Jika XL XC maka akan negatif

(4)

Gambar 1c Beda Fasa Gelombang Sinusoida

III.

IV.

Alat dan Bahan yang dibutuhkan


1. Transformator 220 V / 6 V
2. Osiloskop
3. Kabel probe
4. Decade kapasitor
5. Induktor 1 H
6. Resistor
7. Protoboard
8. Kabel penghubung

Rangkaian Percobaan

1 buah
1 buah
2 buah
1 buah
1 set
2 buah
1 buah
8 buah

Gambar 2 Rangkaian Percobaan RLC Hubungan Seri

V.

Langkah Percobaan
1. Buat konsep perhitungan untuk percobaan rangkaian RLC hubungan seri
sesuai dengan Tabel 1.
2. Hidupkan osiloskop dengan menghubungkan kabel suplai pada panel
tegangan 220 VAC.
3. Hubungkan kabel probe 1 ke chanel 1 (CH1) dan kabel probe 2 ke chanel
2 (CH2) pada osiloskop dual trace.
4. Kalibrasi terlebih dahulu chanel 1 dan chanel 2 osiloskop tersebut.
5. Rakitlah rangkaian pengukuran seperti pada gambar 2, tegangan keluaran
trafo pilih 6 V.
6. Ukur tegangan sumber dan tegangan pada masing-masing komponen R,
L, C catat semua hasil pengukuran dan masukkan pada Tabel 1.
7. Ukur sudut fasa dengan metode simultan atau lissafous.

VI.

Data Percobaan
Tabel 1 Rangkaian RLC Hubungan Seri Hasil Perhitungan

Beban
R1 = 1k
L1 = 1 H
C1 = 2 F
R2 = 1,1 kV
L2 = 1 H
C2 = 4 F

VS (V)

VR (V)

VL (V)

VC (V)

I (mA)

()

Z ()

3,69

1,15

5,8

3,69x10-3

-51,96

1623,02

5,39

1,53

3,9

4,9x10-3

-23,67

1201,04

Tabel 2 Rangkaian RLC Hubungan Seri Hasil Pengukuran / Percobaan


Beban
R1 = 1k
L1 = 1 H
C1 = 2 F
R2 = 1,1 kV
L2 = 1 H
C2 = 4 F

VS (V)
Veff =
5,3
Veff =
5,3

VR (V)

VL (V)

VC (V)

I (mA)

()

Z ()

3,1

1,4

5,6

3,1 x 10-3

-47,75

1709,67

5,09

1,69

3,6

4,62 x 10-3

-25,71

1147,18

OSCILLOSCOPE

I.

II.

Tujuan Percobaan
1. Melihat bentuk gelombang tegangan
2. Mengukur besar tegangan bolak-balik dan tegangan searah
3. Mengukur frekuensi
4. Mengukur beda fasa dengan metode simultan dan lissajous

Teori Dasar
Oscilloscope adalah alat ukur listrik yang menunjukkan besaran tegangan
maksimumnya, berbeda dengan alat ukur listrik lainnya (alat ukur analog dan
digital) yang mengukur besaran efektif untuk tegangan bolak-balik. Dari
besaran terukur sesungguhnya dapat dihitung tegangan efektif dan
frekuensinya. Untuk melihat bentuk gelombang tegangan listrik diperlukan
oscilloscope satu saluran (chanel), jika diperlukan melihat 2 bentuk
gelombang tegangan listrik sekaligus diperlukan oscilloscope 2 chanel.

III.

IV.

Alat dan Bahan Percobaan


1. Oscilloscope
2. Probe
3. Trafo 220 V / 6V
4. Baterai 9 V
5. Resistor 10k, 100k
6. Protoboard
7. Kabel

Rangkaian Percobaan

1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
secukupnya

V.

Langkah Percobaan
1. Persiapan alat dan bahan percobaan dan periksa semua fungsi masingmasing serta pastikan dalam keadaan baik.
2. Operasikan oscilloscope dengan menombol sakelar ON, maka akan
tampak garis sinar mendatar pada layar oscilloscope.
3. Apabila garis sinar belum tampak, lakukan beberapa hal sebagai berikut:
periksa intensitas mungkin terlampau kecil maka putar agar keluar sinar,
atau Y posisi terlampau ke kanan atau ke kiri sehingga garis sinar
terlampau ke atas atau ke bawah.
4. Sebelum menggunakan oscilloscope umtuk mengukur tegangan, lakukan
kalibrasi terlebih dahulu dengan cara memasang probe pada chanel 1 atau
chanel 2. Perhatikan besarnya tegangan kalibrasi.
5. Untuk pengukuran tegangan DC, buatlah rangkaian percobaan (1a).
6. Ukurlah besarnya tegangan keluaran baterai tanpa beban, masukkan hasil
pengukuran pada tabel 1.
7. Selanjutnya hubungkan resistor R sebagai beban baterai dan ukur
tegangan keluaran baterai.
8. Untuk pengukuran AC, buatlah rangkaian percobaan (1b).
9. Ukurlah besarnya tegangan maksimum keluaran trafo tanpa beban,
hitung besarnya tegangan efektifnya dan masukkan hasil pengukuran
pada tabel 2.
10. Selanjutnya hubungkan resistor R sebagai beban trafo dan ukur tegangan
keluaran trafo.
11. Ukurlah frekuensi keluaran trafo, masukkan dalm tabel 2.

12. Gambarkan bentuk gelombang tegangan pada percobaan (1a) dan (1b).
13. Setelah selesai, kembalikan semua peralatan ke laboran.

VI. Data Percobaan


Tabel 1 data pengukuran tegangan DC
Tegangan

Tegangan

R ()

tanpa beban

Berbeban

I (mA)

Baterai 9 V
10k
100

(V)
9V
9V
9V

(V)
8,6 V
7,6 V

0
0,86 mA
76 mA

Keterangan

Tabel 2 data pengukuran tegangan AC


Tegangan
R ()

Tanpa Beban
(V)

Batera
i 9V
10k
100

Tegangan
Berbeban (V)

I(mA)

Frekuens

Keteranga

i (Hz)

Vmaks

Veff

Vmaks

Veff

5,65

50

8
8

5,65
5,65

8
8

5,65
5,65

0,565
56,5

50
50

Anda mungkin juga menyukai