Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM LISTRIK DASAR 1

MENGOPRASIKAN OSILOSKOP

NAMA : MUHAMMAD DWIKI ABDILLAH


NIM : 20642021
KELAS : 2A-S1 TERAPAN
JURUSAN : TEKNIK ELEKTRO
PRODI : S1 TERAPAN TEKNIK LISTRIK

POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK

SAMARINDA
2021
1. TUJUAN PERCOBAAN
Pada akhir percobaan praktikan diharapkan dapat :
 Melihat bentuk=bentuk gelombang listrik dalam layar osiloskop.
 Mengukur besar tegangan maksimum maupun puncak ke puncak dari masing-
masing bentuk gelombang listrik.
 Mengukur besar frekuensinya.
 Mengukur beda fasa dengan metoda dua saluran dan metoda X-Y.
 Mengukur perbandingan frekuensi dari dua gelombang listrik.

2. TEORI DASAR
Osiloskop adalah alat listrik yang menunjukkan besaran diukur sesungguhnya,
berbeda dengan alat ukur listrik lainnya yang mengukur besaran efektifnya.
Dari besaran sesungguhnya terukur dapat diketahui besar tegangan
maksimum dan tegangan puncak ke puncak maupun besar frekuensinya, misalnya
besaran terukur berbentuk sinussoidal seperti gambar 1 berikut .

Vm : Tegangan
maksimum (volt)

Vp-p : Tegangan puncak


ke puncak (volt)

T : Waktu 1 perioda
(detik)

F : 1/T (Hertz)

Gambar 1

Untuk melihat bentuk gelombang listrik gambar 1 hanya diperlukan


osiloskop satu saluran, tetapi jika diperlukan melihat 2 bentuk gelombang listrik
atau lebih diperlukan osiloskop 2 saluran atau lebih.

Lab. Listrik Dasar - OSILOSKOP 1


Pemakaian osiloskop 2 (dua) saluran untuk mengukur beda fasa akan
menghasilkan gambar 2 berikut:

φ = sudut beda fasa

Gambar 2

Jika osiloskop diatur kedudukan X-Y, pada layer akan tanpak diantaranya
seperti gambar 3 (gambar Rissayous)

Besar beda fasa :

A
= arc Sin
B

Gambar 3

Juga dengan metoda X-Y dapat ditentukan perbandingan besar frekuensi 2


(dua) gelombang listrik, yang salah satunya dapat dicontohkan sebagai berikut
(gambar 4)

Lab. Listrik Dasar - OSILOSKOP 2


Perbandingannya adalah :
fX n
 Y
fY nX

Dimana :
fX = frekuensi pada colok X
fY = frekuensi pada colok Y
nX = jumlah lengkung yang
menyinggung garis gorisontal
nY = jumlah lengkung yang
menyinggung garis vertical
Gambar 4

Disamping kegunaan diatas ada satu hal yang sangat menguntungkan


adalah resistansi masukannya sangat besar, umumnya diatas 1 MΩ

3. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN

Resistor 33 kΩ : 1 bh

Kapasitor 0,01 μF : 1 bh

Transformator 220/3 Volt, : 1 bh

AFG (Audio Frequensi Generator) : 1 bh

Osiloskop dua saluran : 1 bh

Kabel secukupnya

Lab. Listrik Dasar - OSILOSKOP 3


4. LANGKAH KERJA

4.1. PERCOBAAN MENGHIDUPKAN OSILOSKOP

1. Siapkan sebuah osiloskop dua saluran, tanpa sumber AC. Amati


osiloskop tersebut dan jawablah pertanyaan di bawah ini dengan
berpedoman pada buku petunjuk pemakaian osiloskop (lihat gambar 5)

Gambar 5
Sebutkan fungsi dari tombol-tombol yang bernomor :
13,12,14,19,15,6,1 dan 11, 3, dan 9, 4 dan 5, 7 dan 8, 21 dan 22 seta 24, 2 dan 10
2. Tombol “power” (13) pada posisi off, yakinkanlah posisi pemilih tegangan
pada posisi 220 Volt, masukkan kabel suplai di sumber AC 220 Volt.
3. Putar tombol “power” (13) ke posisi on, lihat apakah lampu (12) sudah
menyala dan tunggu sekitar 30 detik.
4. Putar tombol intensitas kira-kira setengah putaran penuh. Periksalah
tombol level (19) apakah sudah pada posisi “Pull-Auto”,jika belum
tariklah secara perlahan dan putarlah kekanan atau kekiri, sehingga pada
layer tampak garis cahaya. (tombol) “Sweep time/Div” tidak pada posisi
“X-Y). Jika garis cahaya belum tampak, atur tombol “position” (1 atau 11)
dengan dikombinasikan mengatur tombol (12) atur intensitas (tombol 14)
dan focus (tombol 15) untuk mendapatkan garis cahaya yang tipis dengan
keterangan yang cukup.

Lab. Listrik Dasar - OSILOSKOP 4


5. Jika garis tidak sejajar dengan skala horizontal maka aturlah sekrup pada
tombol “intensity” (24) sehingga garisnya sejajar.
6. Masukkan probe (colok) pada saluran “Ch 1” (2) dan “Ch 2” (10),
sesuaikan selector “Mode” (6) pada posisi “dual”
7. Kalibrasi skala “Volt divisi” masukkan kedua ujung probe pada jack
“Call” (23) dengan memilih besa diukur (3 dan 9) pada posisi DC.
Selektor “Sweep time/Div” (21) pada posisi selain “X-Y”. Atur posisi
kedua saklar “Volt/Div” pada 1 (satu) Volt dan atur pula tombol
“Variabel” (5 dan 8), sehingga pada layer tampak gelombang kotak 0,2
Volt, maka tinggi gelombang harus 5 divisi. Selanjutnya tombol
“Variabel” (5 dan 8) tidak boleh diubah-ubah selama pengukuran.
8. Kalibrasi “Sweet time/Div, caranya sama dengan langkah no. 7 pikirkan
dan praktekkan, serta laporkan pada langkah kerja yang saudara buat.
9. Lepaskan kedua ujung probe dari jack “Cal” (23) Osiloskop siap untuk
digunakan.
4.2. PERCOBAAN KALIBRASI OSILOSKOP
A. Osiloskop Analog
Dalam percobaan praktikum ini Osiloskop yang digunakan adalah
Osiloskop jenis analog , seperti yang terlihat pada gambar.
B. Osiloskop Analog
Dalam percobaan praktikum ini Osiloskop yang digunakan adalah
Osiloskop jenis analog , seperti yang terlihat pada gambar.

Gambar. Osiloskop Analog

Lab. Listrik Dasar - OSILOSKOP 5


Langkah – langkah dalam Kalibrasi Osiloskop :
1. Pertama nyalakan Osiloskop, hingga lampu indicator power
osiloskop menyala. dan pastikan ada suatu garis pada layar yang
terlihat jelas dan tidak kabur. Apabila gambar tersebut masih kabur,
lakukan pengaturan fokus dan intensitas terlebih dahulu dengan
cara memutar tombol Focus dan Intensity yang berada di kiri layar.
seperti gambar berikut :

2. Siapkan Probe dan pasangkan konector probe tersebut pada


terminal input Channel 1 ( CH1).
3. Pasangkan ujung probe ( + ) pada terminal CAL. .5V Osiloskop,
Pada tampilan layar akan muncul Wave Image (Gelombang Kotak).
Dan jangan lupa untuk mengatur batas ukur Probe pada 1X.

4. Atur selector pada Chanel 1 atau Chanel 2 . maka pilih Chanel 1.


Dan jangan lupa atur posisi Swich pada DC , karena dalam hal ini
kita akan mengkalibrasi dalam gelombang DC.

Lab. Listrik Dasar - OSILOSKOP 6


5. Putar dan atur knob Volt / div CH-1 pada posisi .5 Volt/Div

karena dalam kalibrasi tercantum nilai 0,5 Vpp. Putarlah tombol


Var untuk menyesuaikan tegangan, apabila nilai 1 kotak sudah
tepat 0,5 Volt maka kalibrasi tegangan pada Chanel 1 (CH- 1) telah
berhasil. Maka langkah selanjutnya yaitu melakukan kalibrasi
frekuensi.
6. Putar dan atur knob Time/Div pada posisi 0,5 ms/Div untuk
membuat nilai 1 gelombang ( 1 puncak dan 1 lembah ) bernilai
1kHz. Nantinya dapat dihitung nilai periode 1 gelombang ( 1
puncak dan 1 lembah ) yaitu 0,5 ms + 0,5 ms = 1ms ( nilai periode
gelombang ).
Pada Osiloskop :
a. Gambar Gelombang pada
osiloskop, setelah diatur.

b. Skala Time/Div = 0,5 ms

Lab. Listrik Dasar - OSILOSKOP 7


c. Skala Volt/Div = 0,5 V

Perhitungan dengan menggunakan Rumus :

a) Untuk Menghitung Perioda Menggunakan Rumus :

T = Div Horisontal x Time / Div


= 2 Kotak x 0,5 mS
= 2 x 0,5 . 10-3
= 1 . 10-3 S

b) Untuk Menghitung Frekuensi Menggunakan Rumus :

1
F=
T
1
F=
1.10 3

= 1000 Hz ( 1KHz )

a. Untuk Menghitung Volt Peak to Peak Menggunakan


Rumus :

Vpp = Div Vertikal x Volt / Div


= 1 Kotak x 0,5 V
= 0,5 Vpp

7. Karena pada kalibrasi ( CAL ) tertulis 0,5 Vpp dan 1 kHz, Maka
untuk perhitungan diatas menandakan Osiloskop sudah selesai
dalam pengkalibrasian.

Lab. Listrik Dasar - OSILOSKOP 8


8. Pada Chanel 1 telah selesai dilakukan kalibrasi tegangan maupun
frekuensi, maka sudah siap digunakan. Namun, untuk
menggunakan Chanel 1 dan Chanel 2, maka Chanel 2 juga harus
dikalibrasi terlebih dahulu. Lakukan cara yang sama untuk
kalibrasi pada Channel 2, tapi cukup kalibrasi pada tegangan saja,
tidak perlu kalibrasi frekuensi, karena kalibrasi frekuensi pada
Chanel 1 efeknya juga pada Chanel 2.
9. Selesai , dan Osiloskop sudah siap digunakan.
4.2. Mengukur besar tegangan dan frekuensi :

1. Osiloskop pada percobaan A, gunakan salah satu saluran saja,


sehingga saklar “Mode” perlu disesuaikan dengan saluran yang akan
digunakan. Ukur tegangan keluaran dari AFG dengan Voltmeter
sebesar 5 Volt, serta atus frekuensinya ± 1 kHz.
2. Ukur keluaran AFG dengan osiloskop, atas skala “Volt/divisi”
maupun “Sweep time/div”. Sehingga diperoleh gambar yang jelas.
3. Tunjukkan berapa tegangan maksimum dan tegangan puncak ke
puncak yang terlihat pada layer dari masing-masing gelombang.
4. Tunjukkan pula berapa besar frekuensi yang ditunjukkan pada layer
osiloskop.
Percobaan Mengukur besar tegangan dan frekuensi pada osiloskop
analog :

Gambar. Osiloskop Analog


Lab. Listrik Dasar - OSILOSKOP 9
1. Ukur tegangan keluaran dari AFG dengan Voltmeter sebesar 5
Volt, serta atas frekuensinya ± 1 kHz. Dan diperoleh gambar
berikut :

Dapat diperoleh hasil pengukuran menggunakan


Multimeter: 5 V
2. Mengukur keluaran AFG dengan Osiloskop, dengan mengatur
skala Volt/Div dan skala Time/Div. sehingga diperoleh gambar
yang jelas :
a. Skala Volt/Div = 5 V

b. Skala Time/Div = 0,2 ms

Lab. Listrik Dasar - OSILOSKOP 10


c . Gambar gelombang
Sinosidal, setelah diatur

3. Berdasarkan dari hasil gelombang yang dihasilkan oleh


Osiloskop , maka dapat dicari data sebagai berikut :

Perhitungan dengan menggunakan Rumus :

a. Untuk Menghitung Perioda Menggunakan Rumus :

T = Div Horisontal x Time / Div


= 5 Kotak x 0,2 mS
= 5 x 0,2 . 10-3
= 1 . 10-3 S

b. Untuk Menghitung Frekuensi Menggunakan Rumus :


1
F=
T
1
F=
1.10 3

= 1000 Hz ( 1KHz )
c. Untuk Menghitung Volt Peak to Peak Menggunakan
Rumus :

Vpp = Div Vertikal x Volt/Div


= 2,8 Kotak x 5 V
= 14 Vpp

Lab. Listrik Dasar - OSILOSKOP 11


d. Untuk menghitung tegangan maksimum atau Vmax
Rumus:
V max = Div Vertikal x Volt/Div
= 1,4 Kotak x 5 V
= 7 Volt

e. Untuk menghitung tegangan Efektif ( Vrms )


Rumus:
Vm
V rms =
2

7
V rms =
2

V rms = 4.94 V
4.3. Mengukur beda fasa

1. Rangkailah seperti gambar 6

Gambar 6

2. Ukur AFG pada sinusoidal 1 kHz dan tegangannya 2 volt, atur pula
osiloskop pada mode “Dual” dan skala sweep time/div sedemikian
sehingga diperoleh gambar yang jelas.

3. Gambar bentuk gelombangnya lengkap dengan skala volt/div dan sweep


time/div, tunjukka besar beda fasanya.

Lab. Listrik Dasar - OSILOSKOP 12


4. Ubah saklar sweep time/div pada posisi X-Y, dengan saklar pemilih 3 dan
9 pada posisi ground, atur tombol posisi sehingga diperoleh titik cahaya
ditengah skala sumbu.
5. ubah pemilih 3,9 ke posisi AC, Gambar hasil pengukuran lengkap dengan
skala volt/div. dan sweep time/div. serta hitung beda fasanya.

Percobaan Mengukur Beda Fasa dengan menggunakan Osiloskop


Digital
1. Pertama, hidupkan terlebih dahulu Osiloskop yang akan digunakan
tersebut. Dan sebelum digunakan lakukan Kalibrasi terlebih dahulu
2. Hubungkan terminal Probe pada Channel 1 ( CH -1 ) dan Channel 2
(CH-2 ), setelahnya Ujung dari Probe dihubungkan ke CAL. 2 V .
setelah semua terhubung maka tekan ( Autoset ) yang berwarna biru di
pojok kanan atas. Dengan demikian akan muncul gelombang yang
dihasilkan.

3. Dari gelombang yang dihasilkan tadi , kita dapat mengatur skala


Volt/Div dan skala Time/Div, sehingga bentuk dari gelombang
tersebut mudah diamati :

Lab. Listrik Dasar - OSILOSKOP 13


Hasil Kalibrasi Osiloskop Digital
4. Setelah melakukan Kalibrasi dan Osiloskop siap digunakan,
selanjutnya hubungkan Osiloskop seperti pada Rangkaian Gambar 6
diatas.
 Gunakan Channel 1 untuk menganalisa gelombang
Sinusoidalnya.

Lab. Listrik Dasar - OSILOSKOP 14


 Dari gelombang tersebut didapat :
a. Tegangan Maksimum ( V max ) :
Vm = 14 Div x 0,2 Volt
= 2,8 V
b. Tegangan Efektif ( V rms ) :
Vm
V rms =
2

2 .8
V rms =
2

V rms = 1.97 V
c. Tegangan Volt Peak to Peak ( Vpp ) :
Vpp = 2 x V max
= 2 x 2,8 Volt
= 5,6 Volt
 Gunakan Channel 2 untuk menganalisa gelombang
sinusoidalnya

Lab. Listrik Dasar - OSILOSKOP 15


 Dari gelombang tersebut didapat :
a. Tegangan Maksimum ( V max ) :
Vm = 9 Div x 0,2 Volt
= 1,8 V

b. Tegangan Efektif ( V rms ) :


Vm
V rms =
2

2 .8
V rms =
2

V rms = 1.97 V
c. Tegangan Volt Peak to Peak ( Vpp ) :
Vpp = 2 x V max
Vpp = 2 x 1,8 V
Vpp = 3,6 V

Chanel 1 Chanel 2

V max 2,8 Volt 1,8 Volt

Vpp 5,6 Volt 3,6 Volt

Vrms 1,98 Volt 1,27 Volt

5. Setelah masing – masing gelombang pada Channel 1 dan Channel 2


diukur , maka aktifkan semua Channel 1 dan Channel 2 , untuk
menghitung Beda Fasa pada kedua gelombang tersebut.

Lab. Listrik Dasar - OSILOSKOP 16


Gelombang – CH1 dan CH2

 Dari kedua Gelombang diatas dapat diperoleh :


Dari kedua gelombang yang dihasilkan dapat diambil kesimpulan , bahwa
pada rangkaian ini memiliki Frekuensi dan panjang gelombang yang sama , akan
tetapi fasa dan amplitude yang dihasilkan berbeda, sehingga pada gambar didapat
selisih antar fasanya dalam waktu 0,13 ms , dan dapat diperoleh nilai beda
fasanya sebagai berikut :
selisih antara fasa(s)
Beda fasa = × 360
periode(T)
0,13ms
Beda fasa = × 360
1ms
Beda fasa = 46,8

Lab. Listrik Dasar - OSILOSKOP 17


4.4. Pengukuran frekuensi dengan lissayous
1. Rangkailah seperti gambar 7

Gambar 7

2. Atur tegangan keluaran AFG sama dengan 3 volt. Osiloskop diatur


seperti pada percobaan 4.3.
3. Atur frekuensi AFG sehingga didapat gamabar pada layer seperti pada
gambar dibawah ini :

A) B) C) D)

4. Hitung perbandingan frekuensi trafo dengan frekuensi AFG,


bandingkan dengan yang tertera dalam skala AFG.

5. Matikan osiloskop dengan skala volt/div pada skala tersebesar.

Lab. Listrik Dasar - OSILOSKOP 18


Hasil percobaan pada Osiloskop :

 Pada Rangkaian dimana Channel 1 ( X ) dihubungkan ke AFG ,sedangkan


Channel 2 ( Y ) dihubungkan ke Trafo. Sehingga bisa kita tentukan frekuensi
dari Trafo adalah 50 Hz , dimana sesuai dengan yang dihasilkan dari tegangan
PLN yang sebesar 220 V dan frekuensi sekitaran 50 – 60 Hz.

Sehingga diketahuai : nilai

- Frekuensi Trafo ( fy ) = 50 Hz

- Frekuensi AFG ( fx ) = …?

- Jumlah Lengkung horizontal ( nx )

- Jumlah Lengkung Vertikal ( ny )

a. Gambar 1

Berdasarkan bentuk gelombang yang


dihasilkan pada Percobaan gambar 1
maka , perbandingannya adalah :
fx ny

fy nx

fx 1

50 Hz 2
Fx = 25 Hz
b. Gambar 2
Berdasarkan bentuk gelombang yang
dihasilkan pada Percobaan gambar 2
maka , perbandingannya adalah :
fx ny

fy nx

fx 1

50 Hz 1
Fx = 50 Hz
Lab. Listrik Dasar - OSILOSKOP 19
c. Gambar 3

Berdasarkan bentuk gelombang yang


dihasilkan pada Percobaan gambar 3
maka , perbandingannya adalah :
fx ny

fy nx

fx 3

50 Hz 1
Fx = 150 Hz
d. Gambar 4

Berdasarkan bentuk gelombang yang


dihasilkan pada Percobaan gambar 4
maka , perbandingannya adalah :
fx ny

fy nx

fx 1

50 Hz 3
Fx = 16,6 Hz

Lab. Listrik Dasar - OSILOSKOP 20


5. Tugas dan Pertanyaan :
1. Gambarkan Proses terjadinya gambar gelombang Lissayous
percobaan 4.3 poin3 gambar A ?
Jawab :
Saya mengambil contoh gambar dari refresi lain dan ini hasilnya :

Lab. Listrik Dasar - OSILOSKOP 21


2. Berapa Beda Fasa antara AFG dengan Trafo pada Percobaan 4.3 gamabar
poin B ?
Jawab :
Identifikasi gelombang :

B
A

Kesimpulan :
Pada pola Lissajous yang hanya terdiri dari suatu lingkaran saja
menunjukkan bahwa kedua gelombang tersebut mempunyai frekuensi yang sama.
Pola lissajous di atas condong ke kiri sehingga untuk menghitung beda fasenya
digunakan rumus:
Diketahui :
- A = 2,2 Div
- B = 2,4 Div
Jawab
A
θ = arc Sin
B
Sehingga , nilai beda fase yang diperoleh sebesar
2,2
θ = arc Sin 66,4
2,4

θ = 66,4

Lab. Listrik Dasar - OSILOSKOP 22


3. Sebutkan keuntungan dan kerugian Osiloskop sebagai pengukur tegangan ?
Jawab :
 Osiloskop Analog
Kelebihan :
 Mampu menggambarkan nilai-nilai arus atau tegangan yang dihasilkan yang
selalu berubah terhadap waktu secara periodik, sehingga memperlihatkan
bentuk gelombang.
 Osiloskop analog dapat digunakan untuk menentukan periode, frekuensi,
tegangan, dan amplitudo sinyal listrik sekaligus dengan cara yang relatif
mudah..

Kekurangan :
 Harganya Relatif mahal, daripada alat ukur seperti Multimeter dan sejenisnya.
 Pengamatan sinyal – sinyal listrik dengan osiloskop analog mempunyai
keterbatasan dalam perbandingan frekuensi antar sinyal – sinyal tersebut..

 Osiloskop Digital
Kelebihan :
 Teknologi digital menawarkan biaya lebih rendah, keandalan (reability) lebih
baik, pemakain ruang yang lebih kecil dan konsumsi daya yang lebih rendah.
 Teknologi digital membuat kualitas komunikasi tidak tergantung pada jarak .
 Jaringan digital ideal untuk komunikasi data yang semakin berkembang.
 Teknologi digital memungkinkan pengenalan layanan-layanan baru.
 Teknologi digital menyediakan kapasitas transmisi yang besar.
 Kemampuan memproduksi sinyal yang lebih baik dan akurat.
 Mempunyai reliabilitas yang lebih baik (noise lebih rendah akibat imunitas
yang lebih baik).
 Fleksibilitas dan fungsionalitas yang lebih baik.
 Kemampuan pemrograman yang lebih mudah.
 Mampu mengirimkan informasi dengan kecepatan cahaya yang
mengakibatkan informasi dapat dikirim dengan kecepatan tinggi.
 Penggunaan yang berulang-ulang terhadap informasi tidak mempengaruhi
kualitas dan kuantitas informasi itu sendiri.

Lab. Listrik Dasar - OSILOSKOP 23


Kekurangan :
 Sistem digital memerlukan bandwidth yang besar.
 Harganya mahal.

KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari percobaan ini adalah sebagai berikut:

1. Osiloskop digital merupakan alat ukur yang dapat menganalisis dan


menampilkan suatu gelombang AC, DC dan lissajous pada layar
2. Cara menggunakan osiloskop dengan baik dan benar yaitu dengan cara
mengkalibrasi atau mengembalikan posisi ke arah nol sebelum memulai
percobaan
3. Besar kecilnya gelombang yang dihasilkan dipengaruhi oleh sumber tegangan
dan volt/div atau time/div yang digunakan

Lab. Listrik Dasar - OSILOSKOP 24

Anda mungkin juga menyukai