Anda di halaman 1dari 6

PROJECT BASED LEARNING

PROPOSAL PROYEK

Rancang Bangun Alat Ukur Digital Untuk Tinggi dan Berat Badan
Yang Ideal Menggunakan Metode Fuzzy Logic Sugino Dengan
Output Suara Berbasis Arduino

DISUSUN OLEH :

1. MARDIANTO PRATAMA PUTRA 20642020


2. MUHAMMAD DWIKI ABDILLAH 20642020

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


LABORATORIUM MIKROPROSESOR
SAMARINDA
2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hampir semua orang menginginkan berat badan yang ideal karena
merupakan hal yang baik, baik dari segi penampilan maupun kesehatan. Apalagi
kalangan muda lebih bersemangat, karena penampilan dengan berat badan ideal
akan semakin menarik. Untuk mencapai berat badan ideal, berbagai pendekatan
dilakukan, mulai dari diet yang diatur, diet ketat, olahraga teratur hingga
pengobatan.
Di rumah sakit, apotek, studio fitnes, dll sering dijumpai alat pengukur
tinggi dan berat badan masih dioperasikan secara manual sendiri, sehingga sulit
untuk mengetahui apakah berat badan sudah ideal. Pada umumnya masih banyak
orang yang belum mengetahui berapa berat badan yang tepat untuk dirinya dan
hanya menebak-nebak atau hanya mengandalkan persepsi sendiri terhadap
pengukuran berat badan tersebut.
Tubuh ideal adalah kondisi yang seimbang antara berat badan dan tinggi
badan. Sehingga seseorang akan memiliki penampilan fisik yang tampak ideal
dan sehat, tidak terlalu gemuk dan tidak terlalu kurus serta memiliki energi yang
cukup untuk menjalani kegiatan penting sehari-hari. Perhitungan terhadap berat
badan ideal memiliki kegunaan sebagai parameter keadaan kesehatan seseorang.
Dengan mempertahankan kondisi berat badan yang ideal, kita dapat
mengoptimalkan kesehatan dan kebugaran tubuh, serta menghindarkan dari
berbagai macam ancaman penyakit.- penyakit tertentu.
Salah satu cara penentuan obesitas adalah dengan menggunakan Indeks
Massa Tubuh (IMT). Penentuan indeks massa tubuh (IMT) dilakukan dengan
mengukur berat dan tinggi badan subyek tanpa menggunakan sepatu.
Kebanyakan alat ukur tubuh yang ada di pasaran masih terpisah antara alat ukur
berat badan dan alat ukur tinggi badan serta penggunaannya masih manual yaitu
masih memerlukan bantuan tenaga manusia untuk melakukan pengukuran. Hal
ini dirasa masih kurang efektif, karena selain memerlukan bantuan orang lain,
hasilnya pun masih sebatas mengetahui berat serta tinggi badan saja, dan masih
belum tentu akurat.
Berangkat dari masalah yang telah disebutkan di atas, penulis berinisiatif
membuat sebuah alat prediksi kondisi tubuh ideal. Alat prediksi kondisi tubuh
ideal ini nantinya dirancang dalam satu paket alat ukur yang memanfaatkan
fungsi sensor untuk melakukan pengukuran. Sensor yang digunakan antara lain
sensor ultrasonik dan sensor berat (load cell). Sensor ultrasonik diletakkan di atas
dengan jarak tertentu yang berfungsi menangkap sinyal untuk mengukur tinggi
badan, sedangkan sensor berat (load cell) diletakkan pada sebuah papan besi
yang akan bekerja apabila papan tersebut diberikan beban, load cell ini nantinya
berfungsi untuk mengukur berat badan. Hasil pengukuran dari kedua sensor
tersebut nantinya akan di proses dalam Arduino uno dengan metode fuzzy logic
sugeno. Setelah di proses di dalam Arduino uno, nantinya hasil pengukuran
tersebut akan ditampilkan melalui LCD serta output suara yang akan
menyebutkan apakah kondisi tubuh ideal atau tidak. Dengan adanya alat prediksi
kondisi tubuh ideal ini, diharapkan dapat mempermudah dalam menentukan
indeks massa tubuh seseorang.

1.2 Permasalahan
Dengan mengacu pada latar belakang masalah di atas maka disusun
rumusan masalah yang akan dibahas dalam tugas PBL ini adalah sebagai
berikut :

 Bagaimana merancang dan membuat alat pengukur berat badan dan tinggi
badan dengan metode Fuzzy Logic Sugeno berbasis Arduino UNO?
 Apa itu metode Fuzzy Logic Sugeno ?
 Bagaimana membuat sistem codding dan apa saja parameter yang
digunakan untuk memasukkan metode Fuzzi Logic Sugeno ke analisa
pengukuran tinggi dan berat badan yang ideal pada Arduino UNO?

BAB II
STUDI PUSTAKA
2.1 Penelitian Sebelumnya

Adapun penelitian mengenai pengukuran tinggi badan telah banyak


dilakukan, diantara-Nya:

Pada penelitian Rizki Mulia Utama (2013) dalam skripsinya yang berjudul
“Alat Ukur Tinggi dan Berat Badan Berbasis Mikrokontroler” menyatakan
bahwa untuk mengukur tinggi dan berat badan manusia biasanya dilakukan
dengan cara manual. Pada pengukuran manual tinggi dan berat badan diukur
dengan alat yang berbeda, sehingga kebanyakan orang menjadi jarang untuk
mengukur dan mengetahui berapa tinggi dan berat badannya. Tujuan penelitian
ini adalah merancang alat yang bisa mengukur tinggi dan berat badan manusia
secara bersamaan dengan tampilan digital.
A health monitoring system with provision for setting up smart alarm and
reminder (Sandesh Chincole, Pranav Bobde and Divya Damahe, 2015) membuat
alat cerdas dengan berbasis arduino uno yang terintegrasi dengan sensor berat
untuk mengukur berat badan seseorang. Alat ini dilengkapi dengan bluetooth
untuk berkomunikasi dengan komputer. Alat juga dilengkapi dengan alarm yang
menunjukkan keadaan atau status berat pengguna.
Development of Automated Body Mass Index Calculation Device
(Bernard. M., Julius. V., Joshua. N., Evelyn. L., Joselito. A., 2016) membuat alat
cerdas timbangan BMI yang terhubung dengan komputer menggunakan
komunikasi serial. Alat ini menggunakan mikrokontroller ATMega 328 sebagai
pusat pengolahan data yang diambil dengan menggunakan sensor berat dan
sensor tinggi yang diambil dengan menggunakan sensor ultrasonic. Timbangan
ini masih membutuhkan komputer sebagai penampil hasil pengukuran.
Alat Pengukur Tinggi Badan Portabel (Dewi Susanti Karyadi dan Hendro
Gunawan, 2007) pada penelitian ini hanya sebatas membuat alat pengukur tinggi
badan yang mana hasil pengukurannya akan ditampilkan pada LCD dan akan
terdengar melalui speaker. Semua proses diatur oleh Mikrokontroler AT89S51.

2.2 Komponen yang di gunakan


2.2.1 Sensor Ultrasonic
2.2.2 Arduino
2.2.3 Information Strange Device (ISD) 1760
2.2.4 Speaker
2.2.5 Sensor Strain Gauge (Load Cell)
2.2.6 Modul hx711
2.2.7 Display LCD

BAB III

Metode Penelitian
3.1 Waktu dan Tempat
3.2 Proses Pelaksanaan Penelitian

3.3 Gambaran Sistem

Fuzzy Logic selanjutnya bisa disebut “Logika Kelabu’, termasuk metode metematika
yang menjelaskan suatu nilai ketidakjelasan dalam nilai kebenaran pada suatu
keadaan. Dimana logika kelabu merupakan bagian dari logika konvesional yang
memperluas konsep sebagian nilai – nilai kebenaran antara “benar keseluruhan”
dengan “salah keseluruhan”. Logika kelabu merupakan pengambilan keputusan
secara kata-kata “manusia” dan bahasa yang sesungguhnya dibandingkan dengan
sistem logika konvesional. Logika kelabu berkembang cepat sejak dua dekade yang
lalu, dimana memasukki pada bidang kepandaian buatan (Artificial Intelligence) ,
ilmu komputer, teknik kontrol, teori pengambilan keputusan pengenalan pola,
robotika, kontrol pesawat terbang dan lainnya

Profesor Lotfi A. Zadeh adalah guru besar pada University of California yang
merupakan pencetus sekaligus yang memasarkan ide tentang cara mekanisme
pengolahan atau manajemen ketidakpastian yang kemudian dikenal dengan logika
fuzzy tersebut. Dalam penyajiannya vaiabel - variabel yang akan digunakan harus
cukup menggambarkan ke-fuzzy-an, tetapi di lain pihak persamaan - persamaan yang
dihasilkan dari variable - variabel itu haruslah cukup sederhana sehingga
komputasinya menjadi cukup mudah. Karena itu Profesor Lotfi A Zadeh kemudian
memperoleh ide untuk menyajikannya dengan menentukan “derajat keanggotaan”
(membership function) dari masing - masing variabelnya

Fungsi keanggotaan (membership function), Sudradjat adalah suatu kurva yang


menunjukkan pemetaan titik input data kedalam nilai keanggotaanya (sering juga
disebut dengan derajat keanggotaan) yang memiliki interval antara 0 sampai 1.
Adapun kurva yang dimaksud berserta penjelasan dari masing – masing bagiannya
dapat dilihat pada gambar dan penjelasan di bawah ini:
Derajat Keanggotaan (membership function) adalah : derajat dimana nilai crisp
dengan fungsi keanggotaan (dari 0 sampai 1), juga mengacu sebagai tingkat
keanggotaan, nilai kebenaran, atau masukan fuzzy.
Label adalah nama deskriptif yang digunakan untuk mengidentifikasikan sebuah
fungsi keanggotaan.
Fungsi Keanggotaan adalah mendefinisikan fuzzy set dengan memetakkan masukan
crisp dari domainnya ke derajat keanggotaan.
Masukan Crisp adalah masukan yang tegas dan tertentu.
Lingkup/Domain adalah lebar fungsi keanggotaan. Jangkauan konsep, biasanya
bilangan, tempat dimana fungsi keanggotaan dipetakkan.
Daerah Batasan Crisp adalah jangkauan seluruh nilai yang dapat diaplikasikan pada
variabel sistem

Anda mungkin juga menyukai