Anda di halaman 1dari 3

Pendahuluan

Kesehatan merupakan hal penting dalam kehidupan manusia. Kesehatan sebagai suatu kondisi fisik,
mental dan sosial yang sejahtera secara utuh, dan tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan/
disabilitas (Fertman, & Allensworth, 2010). Penentuan kesehatan dapat dilakukan dengan
pemeriksaan TTV (Tanda Tanda Vital). Pemeriksaan tanda vital merupakan pengukuran fungsi tubuh
yang paling dasar untuk mengetahui tanda klinis, dan berguna untuk memperkuat diagnosis suatu
penyakit dan berfungsi dalam perencanaan medis yang sesuai.

Perkembangan teknologi di bidang kesehatan telah mengalami perkembangan pesat baik pada
proses pengobatan pasiennya, teknologi untuk pengembangan ilmu kesehatan itu sendiri. Berbagai
macam proses pengoperasian rumah sakit sudah banyak yang mengalami perkembangan dengan
menggantikan kinerja manusia menjadi sistem-sistem otomatis. Salah satu bentuk penerapan sistem
otomatis tersebut adalah pada bagian monitoring detak jantung dan suhu tubuh manusia.

Kerja jantung dapat dilihat dari denyut nadi yang merupakan rambatan dari denyut jantung, denyut
tersebut dihitung tiap menitnya dengan hitungan repetisi (kali/menit) atau dengan denyut jantung
maksimal dikurangi umur (Hermawan, Subiyono, & Rahayu 2012). Proses pemantauan detak jantung
dan suhu tubuh manusia yang terjadi selama ini masih banyak dilakukan secara manual dan
ditempat tertentu. Perawat atau dokter melakukan pemeriksaan jumlah detak jantung dan suhu
tubuh manusia secara berkala ketika pasien dirawat. Sedangkan proses pemantauan detak jantung
dan suhu tubuh manusia tersebut tidak boleh lengah agar tidak membahayakan pasien, sehingga
harus dilakukan proses monitoring secara berkala oleh perawat atau dokter.

Ketika terjadi kelalaian pemantauan atau bahkan kondisi tidak tahu pasien dalam keadaan normal
atau tidak maka dapat menimbulkan hal – hal berbahaya pada pasien karena terlambatnya
penanganan. Jika tidak segera secepatnya diatasi pasien akan mengalami koma bahkan kematian.
Oleh karena itu diperlukan alat pemantau yang dapat memberikan informasi secara kontinyu dan
dapat dipantau dari jarak jauh, sehingga penanganan secara cepat dapat dilakukan jika terjadi suatu
keadaan abnormal pada detak jantung dan suhu tubuh pasien.

Dengan membangun sebuah sistem monitoring denyut jantung dan suhu tubuh pada pasien berbasis
Internet Of Things (IoT) ini diharapkan kondisi pasien dapat dipantau secara langsung (Online),
dengan melalui PC dan Smartphone sehingga data data denyut jantung dan suhu tubuh pasien dapat
setiap saat dipantau oleh dokter dan keluarga pasien. Sistem ini berbasis Internet Of Things (IoT)
agar jarak tidak menjadi kendala dalam proses monitoring. Internet Of Things (IoT) merupakan
sebuah konsep yang bertujuan untuk memperluas dan memanfaatkan konektivitas yang tersambung
secara terus menerus.

Penelitian ini dapat berkontribusi untuk mempermudah dokter beserta perawatan pasien dirumah
sakit. Serta keluarga juga dapat memantau kondisi pasien dari jarak jauh dengan hanya melihat data-
data yang dikirimkan melalui PC ataupun Smartphone. Sehingga dapat dilakukan penanganan lebih
awal jika terjadi sesuatu yang abnormal.

Sensor AD8232

Sensor AD8232 merupakan sebuah blok pengkondisian sinyal yang mampu mengekstrak, menyaring
dan memperkuat sinyal biopotensial tubuh yang sangat bising. Sensor ini mendapatkan input sinyal
biopotensial ini melalui elektroda-elektroda yang ditempatkan pada bagian tubuh tertentu
berdasarkan teori sadapan bipolar segitiga Einthoven [8]. Sensor ini didasarkan teknik EKG 3 lead
[9] , yaitu menggunakan elektroda kuning dengan kutub positif, elektroda berwarna merah dengan
kutub negatif dan elektroda berwarna hijau sebagai ground dengan luaran pembacaan sinyal analog.
Elektoda mendapatkan sinyal-sinyal biolistrik berdasarkan prinsip kontak antara ion metal dengan
metal yang bersesuian menghasilkan potensial listrik yang disebut potensial elektroda. Potensial
elektroda dihasilkan karena adanya peredaan laju perpindahan ion masuk dan keluar metal.

Kajian Penelitian yang relevan

Berdasarkan Judul penelitian yang diangkat, maka penulis menemukan beberapa hasil penelitian
yang relevan untuk mendukung penelitian tersebut antara lain seperti dibawah ini:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Rindi Wulandari (2020) dari Universitas Swadaya Gunung Jati
dalam jurnal yang berjudul “Rancang bangun pengukur suhu tubuh berbasis Arduino sebagai alat
deteksi awal Covid-19. Penelitiannya bertujuan untuk membuat alat pengukur suhu tubuh otomatis
berbasis arduino yang berfungsi sebagai thermometer tembak, disertai alarm peringatan saat
terdeteksi hasil yang abnormal dan petugas yang mengecek dapat memantau dari jarak jauh sekitar
5 meter dari lokasi pengukuran agar tetap mematuhu protokol, dan data pengukuran diakses
petugas melalui bluetooth pada smartphone atau laptop.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Galuh wahyu Wohingati, Arkhan Subari dari Universitas
Diponegoro dalam jurnal yang berjudul “Alat pengukur detak jantung menggunakan Pulse Sensor
berbasis Arduino Uno R3 yang diintegrasikan dengan Bluetooth”. Penelitian ini merancang dan
membuat suatu alat yang dapat digunakan dengan mudah untuk membantu mengukur atau
memantau denyut jantung dengan bantuan sensor. Hasil dari pengukuran Pulse Sensor akan
dikontrol melalui melalui sebuah Mikrokontroler Arduino Uno R3, kemudian akan dikirimkan melalui
koneksi Bluetooth dan ditampilkan di Smartphone dengan sistem operasi Android.

3. Pada penelitian yang dilakukan oleh Pandu Igeng Jatmiko, Arif Johar Taufiq, dan Wakhyu Dwiono
(2019) dari Universitas Muhammadiyah Purwokerto dalam jurnal yang berjudul "Alat pengukur suhu
badan dan detak jantung portable". Dalam penelitiannya merancang sebuah alat pengukur suhu
tubuh dan detak jantung secara bersamaan. Alat ukur suhu badan dan detak jantung dirancang
berbasis mikrokontroler AT-Mega328 menggunakan sensor DS18B20 sebagai pengukur suhu dan
pulse sensor untuk mendeteksi detak jantung. Data detak jantung dan suhu tubuh ditampilkan pada
LCD 16x2 dan data pengukuran disimpan pada memori mikro SD. Penelitian ini bertujuan untuk
memudahkan dalam mengetahui suhu badan dan frekuensi detak jantung per menit. Selisih rata-
rata antara DS18B20 dengan termometer digital adalah sebesar 0,71%. Pengukuran detak jantung
menggunakan pulse sensor dan beat per minute tensimeter selisihnya sebesar 2,64%.

Pada penelitian sebelumnya alat pendeteksi denyut jantung dan suhu tubuh yang dibuat tidak dapat
dimonitoring dari jarak jauh oleh keluarga maupun pihak rumah sakit karena hanya terkoneksi
dengan bluetooth. Maka dari itu, pada penelitian ini alat dirancang agar dapat dimonitoring dari
jarak jauh secara oleh keluarga dan rumah sakit secara realtime dari komputer ataupun smartphone
menggunakan prinsip kerja IoT. Pada penelitian ini mengusulkan perancangan sistem alat monitoring
aktivitas detak jantung yang berbiaya lebih murah menggunakan sensor AD8232 dengan
menggunakan modul NodeMCU ESP32 yang mendukung sistem (IoT). Monitoring dilakukan dalam
mengetahui nilai BPM yang merupakan parameter untuk mengetahui kondisi jantung. Hasil
perekaman dapat diketahui langsung yang kemudian juga disimpan pada sebuah aplikasi yang
dikirimkan melalui media internet yang dikenal dengan berbasiskan Internet Of Things (IoT).
Penggunaan sistem IoT dalam dunia medis juga dapat mempermudah sistem informasi sebuah
rumah sakit.

Anda mungkin juga menyukai