Anda di halaman 1dari 14

BEAT.

TIME: INOVASI GUNA MEMBANTU REVITALISASI


MONITORING KESEHATAN DETAK JANTUNG NIRKONTAK YANG
TERINTEGRASI DENGAN APLIKASI IoT

Karya Ini Disusun untuk Mengikuti National Hospital Administration


Competition 2024

Oleh:

Diyah Rismiyati ( NIM. 2304080046 )

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

SEMARANG

2024
BEAT.TIME: INOVASI GUNA MEMBANTU REVITALISASI
MONITORING KESEHATAN DETAK JANTUNG NIRKONTAK YANG
TERINTEGRASI DENGAN APLIKASI IoT

Diyah Rismiyati

Universitas Negeri Semarang

PENDAHULUAN

Penyakit Kardiovaskular (CVD) telah menjadi penyebab terbanyak


kematian diseluruh dunia. Pada tahun 2019, sebanyak 17,9 juta orang meninggal
karena penyakit kardiovaskular dan 14,38% diantaranya disebabkan oleh
penyakit jantung (WHO, 2023). Penyakit Kardiovaskular (CVD) merupakan
kumpulan gangguan pada jantung dan pembuluh darah (WHO, 2023).
Berdasarkan data Kementrian Kesehatan, kematian akibat penyakit kardiovaskular
di Indonesia sebanyak 651.481 penduduk per tahun dan 245.343 diantaranya
disebabkan oleh penyakit jantung koroner (Kementrian Kesehatan, 2023). Gaya
hidup yang tidak sehat merupakan penyebab dari tingginya angka kematian akibat
penyakit kardiovaskular yang banyak menyerang kelompok usia produktif,
sehingga berpotensi melemahkan kekuatan ekonomi dan sosial masyarakat
(WHO, 2023).

Pemantauan detak jantung secara rutin dapat mendeteksi dini gejala


penyakit kardiovaskular dan mencegah penyakit jantung (WHO, 2023). Metode
monitoring detak jantung yang digunakan saat ini masih memerlukan pengkabelan
yang tertempel pada kulit. Salah satu contohnya yaitu elektrokardiogram (EKG)
yang memerlukan pemasangan elektroda pada tubuh untuk mendeteksi detak
jantung sehingga pemantauan detak jantung hanya memungkinkan dilakukan
dalam ruang perawatan yang mana hanya menjangkau pasien dengan perawatan
diruang intensif dan menegah. Selain itu, iritas kulit juga dapat terjadi saat
pemakaian elektroda perekat dan perasaan tidak nyaman dikarenakan kabel serta
sensor dapat memanipulasi sensor, alarm palsu dan menambah beban kerja staff
klinis (Schellenberger, 2020) . Oleh karena itu, solusi alternatif untuk perawatan
yang non-invasif dibutuhkan agar memberikan kenyamanan bagi pasien dan
memungkinkan pemantauan detak jantung di bangsal rumah sakit biasa serta di
ruang rawat jalan.

Metode monitoring detak jantung tanpa sentuhan langsung dikenal dengan


sistem rekam jantung nirkontak (contactless). Kemungkinan yang muncul untuk
mengukur parameter penting tanpa sentuhan langsung adalah dengan
menggunakan sensor berbasis citra wajah yang kemudian di ekstraksi untuk
menghasilkan detak jantung. Namun demikian, sensor berbasis citra wajah sangat
dibatasi oleh kondisi pencahayaan dan privasi tidak dapat dihindarkan. Sensor
berbasis suhu juga dapat menjadi solusi lain untuk mendeteksi detak jantung.
Namun, variasi suhu lingkungan dapat menghambat pematauan. Zhang et all
(2021) dalam penelitianya tentang monitoring detak jantung nirkontak
mengidentifikasi metode radar yang dapat mengatasi tantangan-tantangan diatas
secara efektif.

Melihat hal tersebut, sudah ada beberapa upaya yang telah dilakukan, salah
satunya yaitu yang dilakukan oleh Schellenberger et all (2020), yang mana
mereka membuat sistem pemantauan detak jantung menggunakan multi radar di
tempat tidur untuk pasien namun, kurang efektif dikarenakan radar tidak dapat
mendeteksi detak jantung dengan akurat apabila pasien berada di luar kamar tidur,
misalnya saat berada di kamar mandi. Hasil akurat yang diberikan modul radar
hanya sebatas saat pasien berada di tempat tidur saja dan tanpa melakukan
aktivitas besar. Sehingga berdasarkan permasalahan yang sudah dijelaskan, serta
memanfaatkan teknologi yang berkembang. Penulis berinisiatif menawarkan
sebuah inovasi yang mana hal ini sejalan dengan program pemerintah dalam
mewujudkan keberhasilan indonesia dibidang kesehatan yang tertuang pada pilar
transformasi sistem kesehatan tahun 2021-2024 meliputi transformasi layanan
primer untuk meningkatkan kesadaran masyarakat melalui program skrining
penyakit jantung yang akan dituangkan melalui gagasan yang implementatif
dengan judul “BEAT.TIME: INOVASI GUNA MEMBANTU
REVITALISASI MONITORING KESEHATAN DETAK JANTUNG
NIRKONTAK YANG TERINTEGRASI DENGAN APLIKASI IoT.”
PEMBAHASAN

Tujuan dari penulisan gagasan ini yaitu sebagai upaya pemanfaatan teknologi
radar dan sensor wearable, yang dikombinasikan dengan teknologi Internet of
Things (IoT) dalam merevitaliasi monitoring kesehatan detak jantung nirkontak di
era modern. Gagasan tersebut akan direalisasikan dengan memanfaatkan teknologi
berupa penggunaan sensor non-kontak berbasis radar gelombang kontinu atau
continuous wave (CW) untuk mengukur detak jantung pada jam tangan pintar
serta teknologi IoT yang dapat mengekstraksi data ke komputer, yang diharapkan
dapat bermanfaat bagi pasien maupun tenaga medis. Metode penulisan yang
digunakan dalam memunculkan ide gagasan yakni dengan menggunakan studi
pustaka dan melakukan pendekatan untuk mengetahui permasalahan secara
langsung kepada user (pasien). Penelitian kepustakaan merupakan penelitian yang
dilakukan dengan menggunakan bahan-bahan karya tulis atau bahan kepustakaan
(literatur) termasuk hasil-hasil penelitan sebelumnya (Yaniawati, 2020).

Proses yang dilakukan untuk mendapatkan ide inovasi ini menggunakan


metode design thinking. Design thinking merupakan metode penyelesaian masalah
yang berfokus pada pengguna atau user. Design thinking mempunyai elemen
penting didalamnya (Lutfi dan Sukoco, 2019), seperti:

a) People Centered, menekankan bahwa setiap tindakan yang dilakukan


berpusat pada keinginan dan kebutuhan user
b) Highly Creative, menggunakan kreativitas sebebasnya dan tidak
menggunakan aturan yang kaku dan baku
c) Hands on, proses desain yang memerlukan percobaan langsung oleh tim
desain, tidak hanya dalam pembuatan teori atau sebuah gambaran di kertas
d) Interactive, yakni proses desain dengan tahapan-tahapan yang dilakukan
berulang-ulang untuk melakukan improvisasi dan menghasilkan sebuah
produk atau aplikasi yang baik.

Design thinking bertujuan untuk mengidentifikasi suatu metode yang


sudah ada dapat beragam dan dijalankan secara optimal. Proses design thinking ini
akan menghasilkan suatu teknologi alat jam tangan pintar berbasis radar CW
bernama BEAT.TIME. Pembuatan sebuah inovasi dengan metode design thinking
merupakan cara berfikir kreatif dalam memecahkan masalah atau pekerjaan.
Tahapan design thiking memiliki 5 proses yakni emphatize, define, ideate,
prototype, and test.

Gambar 1. Metode Design Thinking (Sumber: Penulis)

Emphatize

Pada saat ini, pemantauan kesehatan vital berupa detak jantung masih
menggunakan metode konvensional seperti elektrocardiogram (EKG),
phonocardiogram (PCG), dan stetoskop. Metode tersebut masih bersifat invasif
dan hanya dapat dilakukan oleh orang yang ahli di bidangnya. Selain itu,
permasalahan yang seringkali dialami oleh pasien adalah kesulitan apabila harus
melakukan pemantauan jangka panjang karena harus datang terus-menerus ke
ruang perawatan atau pasien dengan kulit sensitif sehingga timbul rasa tidak
nyaman. Sehingga perlu adanya teknologi pemantauan detak jantung yang lebih
nyaman dan mudah digunakan yang memungkinkan pemantauan jarak jauh secara
efektif dan real-time serta dalam jangka panjang. Faktor-faktor ini yang menjadi
poin kritis dalam merancang BEAT.TIME dengan dukungan teknologi radar dan
IoT dalam memonitoring kesehatan detak jantung yang mana diharapkan dapat
memudahkan tenaga medis dan pasien dalam melakukan layanan kesehatan.

Define

Melalui analisis dan hasil literasi secara menyeluruh, teridentifikasi bahwa


permasalahan kritis yang menjadi perbincangan dunia saat ini merupakan
pemantauan tanda-tanda vital, termasuk detak jantung secara berkala yang penting
dilakukan untuk mengidentifikasi dini tanda-tanda abnormal yang dapat
menyebabkan penyakit kritis, seperti serangan jantung mendadak dan stroke. Hal
ini dapat memberi dampak serius terhadap kualitas kesehatan secara
keberlangsungan bagi dunia, tak terkecuali indonesia. Sehingga diperlukan
inovasi yang dapat memantau kesehatan detak jantung secara individu sekaligus
dapat terhubung melalui komputer server tenaga medis sehingga dapat melakukan
pemantauan jarak jauh yang lebih efisien dan memutuskan tindakan penanganan
medis secara lebih cepat melalui early warning yang terprogram dalam sebuah
aplikasi IoT. Hal tersebut diimplementasikan dengan menggunakan teknologi
radar dan IoT, yang mana hal tersebut juga relevan dalam mewujudkan pilar
transformasi kesehatan indonesia tahun 2021-2024 melaui transformasi layanan
kesehatan primer dan menjamin kehidupan yang sehat serta sejahtera bagi semua
kalangan di berbagai usia yang tertuang pada Sustainable Development Goals
(SDGs) tujuan nomor 3.

Ideate

Berdasarkan permasalahan pada monitoring detak jantung secara


konvensional, penulis berinovasi menciptakan teknologi berupa jam tangan pintar
BEAT.TIME dengan memanfaatkan teknologi radar Continuous Wave (CW) dan
aplikasi Internet of Things (IoT), sehingga dapat mengatasi permasalahn layanan
kesehatan konvensional dan memberi kenyamanan bagi pasien. Sinergitas
teknologi radar dan IoT menghasilkan jam tangan pintar modern yang
menampilkan informasi kesehatan detak jantung serta terhubung pada perangkat
aplikasi IoT user (pasien) dan server komputer tenaga medis sehingga
memungkinkan pemantauan jarak jauh dan pengambilan tindakan perawatan
secara lebih efektif dan efisien.
Prototype

Gambar 2. Desain Protorype BEAT.TIME (Sumber: penulis)

Gambar 3. Logo BEAT.TIME (Sumber: Penulis), Gambar 4. Tampilan


Aplikasi Tenaga Medis (Sumber: Penulis), Gambar 5. Tampilan Aplikasi
Pengguna (Sumber: Penulis).
Test

Berdasarkan prototype yang sudah dibuat solusi terbaik untuk melakukan test
adalah dengan melaksanakan rencana yang sudah disusun melalui proses
pengujian BEAT.TIME yang telah dirancang melalui beberapa tahap dengan
cermat.

Emiter
Data direkam Data dipantau
gelombang radar
dan dikonversi dan dilaporkan
dikanaktif

Peringatan atau
Gelombang
Sinyal dianalisis rekomendasi
radar disebarkan
diberikan

Perubahan
Aplikasi IoT
frekuensi Selesai
diintegrasi
dideteksi

Gambar 6. Cara Kerja Alat BEAT.TIME (Sumber: Penulis)

Cara kerja BEAT.TIME diawali dengan emiter gelombang radar yang


memancarkan gelombang elektromagnetik ke dalam tubuh pengguna. Gelombang
radar yang dipancarkan menyebar melalui jaring tubuh, mencerminkan stuktur
internal seperti jantung. Setiap detak jantung menciptakan perubahan gerakan dan
perubahan frekuensi gelombang radar yang dipantulkan, BEAT.TIME mendeteksi
perubahan ini. Data perubahan frekuensi yang dideteksi kemudian direkam dan
dikonversi ke dalam data aplikasi, proses ini memungkinkan perolehan data detak
jantung secara real-time. Sinyal kemudian dianalisis dengan algoritma khusus
untuk memastikan keakuratan data, setelah akurat data dikirim dengan
konektivitas IoT menuju server aplikasi. Informasi level kesehatan detak jantung
juga sudah terprogram dengan BEAT.TIME sehingga apabila terdeteksi adanya
keadaan abnormal atau perubahan yang memerlukan perhatian khusus, sistem
akan menyalakan alarm pada BEAT.TIME dan aplikasi pengguna maupun
aplikasi pada tenaga medis.
POTENSI IMPLEMENTATIF

Inovasi BEAT.TIME berpotensi untuk direalisasikan dinegara dengan jumlah


penduduk yang besar, seperti Indonesia. Strategi yang telah disusun akan
bermanfaat bagi user agar mampu menggunakan BEAT.TIME seefektif mungkin.
Berikut ini adalah strategi implementasi alat BEAT.TIME untuk merevolusi
monitoring detak jantung jarak jauh:

a. Melakukan Studi Literature Research

Kegiatan ini dilakukan untuk memperoleh informasi berupa data dan fakta
perkembangan teknologi monitoring kesehatan detak jantung jarak jauh, jurnal,
artikel dan buku sebagai referensi yang akan dilakukan wawancara pada tahap
selanjutnya.

b. Melakukan Studi Wawancara

Wawancara dilakukan terhadap tiga penduduk di Kota Semarang, untuk


memperoleh pehamahaman yang lebih mendalam mengenai keluhan dan
permasalahan yang saat ini sedang dihadapi oleh masyarakat.

c. Menyusun Rencana Strategi BEAT.TIME

Kegiatan ini dilakukan untuk menyusun metode pelaksanaan dan


monitoring yang kemudian digunakan untuk membuat action plan dalam
menentukan tahapan implementasi. Berikut ini merupakan tahapan rencana
implementasi inovasi BEAT.TIME
Perizinan dan
Survei Sosialisasi
wawancara

Implementasi
Controlling Monitoring
BEAT.TIME

Terwujudnya
Evaluasi alat Ekskalasi alat
revitalisasi
BEAT.TIME BEAT.TIME
layanan kesehtan

Gambar 7. Strategi Implementatif Alat BEAT.TIME

ANALISIS SWOT

Berikut adalah tabel analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities,


and Threats) untuk alat BEAT.TIME:

Strengths (Kekuatan) Weaknesses (Kelemahan)


1. Pemantauan yang non-invasif 1. Bergantung pada teknologi
atau tanpa sentuhan langsung yang canggih, resiko
sehingga pasien lebih berasa kegagalan teknis dan kemanan
nyaman dan dapat tetap privasi.
beraktivitas seperti biasa 2. Memerlukan biaya yang tinggi
2. Mampu memberikan data dalam pengoperasian dan
detak jantung secara real-time perawatan.
dan akurasi yang tinggi
3. Terhubung dengan aplikasi IoT
yang memungkinkan
pemantauan jarak jauh dan
analisis yang lebih cermat
4. Sistem aplikasi IoT yang dapat
memberi peringatan level
kesehatan detak jantung dan
meningkatkan kesadaran
kesehatan.
Opportunities (Peluang) Threats (Ancaman)
1. Meningkatkan kesadaran 1. Persaingan dari inovasi sejenis
kesehatan kepada masyarakat maupun produk lain dipasar
tentang pentingnya menjaga 2. Potensi perubahan regulasi
kesehatan kardiovaskular oleh pemerintah mengenai
2. Kemitraan dengan penyedia teknologi IoT dan kesehatan
layanan kesehatan dan industri 3. Ancaman terhadap keamanan
teknologi dalam data dan privasi
pengembangan fitur tambahan 4. Tidak semua masyarakat
3. Ekpansi ke pasar internasional paham teknologi..
untuk pemantauan kesehatan
kardiovaskular secara global.

PENUTUP

Berdasarkan hasil analisis yang telah dijabarkan maka dapat ditarik benang
merah berupa kesimpulan yakni layanan kesehatan berupa alat BEAT.TIME
merupakan solusi inovatif dalam memberikan fasilitas kesehatan monitoring detak
jantung diera modern. Alat ini memberikan informasi otomatis mengenai
kesehatan detak jantung pada pasien dan tenaga medis melalui teknologi IoT.
Harapanya, implementasi strategi BEAT.TIME akan menjadi katalisator bagi
stakeholders, termasuk peneliti, penyedia layanan kesehatan, dan masyarakat
umum. Disisi lain, sinergi antara stakeholders sangat dibutuhkan dalam
mengimplementasikan BEAT.TIME pada kehidupan nyata sebagai kontributor
signifikan dalam menjaga kesehatan kardiovaskular masyarakat indonesia yang
lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Lazuardi Lutfi, I. S. (2019). Design Thinking. Jurnal Saintifik manajemen dan


akuntansi, 2-4.
Sven Schellenberger, K. S. (2020). Continuous In-Bed Monitoring of Vital Signs
Using a Multi Radar Setup for Freely Moving Patients. Advances in
Microwave and Millimeter Wave Radar Sensors, 1.
Tarmizi, S. N. (2023, Sepetember 25). Rilis Sehat . Retrieved from Kementrian
Kesehatan: https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-
media/20230925/4943963/cegah-penyakit-jantung-dengan-menerapkan-
perilaku-cerdik-dan-patuh/
World Health Organization. (2023, May 22). Newsroom. Retrieved from WHO:
https://www.who.int/health-topics/cardiovascular-diseases/
Xinyue Zhang, X. Y. (2021). ontaContactless Simultaneous Breathing and Heart
Rate Detections in Physical Activity Using IR-UWB Radars. Wireless
Smart Sensors for Digital Healthcare and Assisted Living,1.
Yaniawati, P. (2020, April 14). Penelitian Studi Kepustakaan . Research, pp. 2-6.
LAMPIRAN

Lampiran 1. Sinergitas Kolaborasi Penta Helix Model Alat BEAT.TIME

Komunitas

Kementrian
Entrepreneur Pemerintah Kesehatan

Akademisi

Gambar 8. Sinergitas Kolborasi Penta Helix Model Alat BEAT.TIME (Sumber:


Penulis)
Konsep pengembangan alat BEAT.TIME, diperlukan adanya sinergitas
kolaborasi yang baik antara seluruh pihak terkait. Sinergitas yang baik dapat
menjalin kerjasama yang tinggi, saling percaya, dan menghasilkan output yang
besar pula. Penta helix model merupakan konsep kolaborasi antara unsur
akademisi, pemerintah, entrepreneur dan komunitas bekerja sama untuk
menyebarkan informasi ke masyarakat. Seahingga alat ini dapat dirasakan
manfaatnya oleh pasien dalam menjaga kesehatan jantung serta memudahkan
tenaga medis dalam memonitoring kesehatan jantung jarak jauh. Pihak akademisi
berperan dalam mengkaji dan meneliti pada proses produksi BEAT.TIME dan
mengkaji keamanan.Pihak entrepreneur berperan sebagai media dalam akses
layanan. Pihak komunitas berperan sebagai akselerator penghubung antara pihak
yang terkait. Sedangkan, pemertintah berperan sebagai regulator sekaligus
kontroler yang memiliki peraturan dan tanggung jawab dalam menjalankan
inovasi. Keterlibatan dan peran aktif dari stakeholders tersebut berpengaruh besar
dalam pengembangan alat ini agar dapat diimplementasikan secara optimal.
Lampiran 2. Roadmap Program Implementasi Alat BEAT.TIME

Mei Juni Juli


Maret 2024
2024 2024 2024

Gambar 9. Roadmap Program Implementasi Alat BEAT.TIME (Sumber:


Penulis)
Roadmap Program alat BEAT.TIME dimulai pada bulan Maret 2024, dengan
melakukan survei, wawancara, perizinan dan menjalin kerjasama diantara
stakeholders yang terlibat. Selanjutnya, pada bulan Mei 2024, menjalin kerjasama
pada penyedia layanan kesehatan, teknologi IoT dan radar CW yang canggih.
Pada tahap selanjutnya yakni, Juni 2024, melakukan controlling, monitoring dan
evaluasi. Tahap terakhir, pada Juli 2024 melakukan ekskalasi pada alat
BEAT.TIME dan dapat diharapkan terwujudnya revitalisasi monitoring detak
jantung diera modern.
Lampiran 3. Biodata Penulis

Biodata Peserta National Hospital Administration Competition 2024

1. Nama: Diyah Rismiyati

2. NIM: 2304080046

3. Asal Instansi: Universitas Negeri Semarang

4. Jurusan/Fakultas: Kimia/Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

5. No.Hp: 082313813436

6. E-mail: diahismiati531@gmail.com

7. Judul Esai: BEAT.TIME: INOVASI GUNA MEMBANTU REVITALISASI


MONITORING KESEHATAN DETAK JANTUNG NIRKONTAK YANG
TERINTEGRASI DENGAN APLIKASI IoT

Anda mungkin juga menyukai