THINGS)
Septia Khairunnisa, Dr. I Dewa Gede Hari Wisana, ST, MT, Ir. Priyambada Cahya Nugraha, MT
Jurusan Teknik Elektromedik
ABSTRAK
Pulse Oximeter atau alat ukur saturasi oksigen dalam darah merupakan alat yang digunakan untuk
memonitor keadaan saturasi oksigen dalam darah pasien dan untuk membantu pengkajian fisik pasien tanpa
melalui analisa gas darah. Pulse Oximeter menggunakan perbedaan panjang gelombang dari cahaya LED
merah dan infrared yang ditangkap oleh photodiode.Perancangan alat ukur ini menggunakan finger sensor,
rangkaian pengkondisian sinyal analog, mikrokontroller dan Modul ESP8266 Node Mcu. Data dari finger
sensor masuk ke rangkaian pengkondisian sinyal, kemudian dikirim ke mikrokontroller untuk diolah
sehingga menghasilkan presentase nilai SpO2 yang kemudian dikirimkan ke Internet melalui ESP8266
Node Mcu dan ditampilkan ke Web Internet of Things (IoT) ThingSpeak.Pengujian dilakukan dengan
membandingkan modul dengan alat ukur standar yang menghasilkan %error terbesar sebesar 0,4%. Dari
hasil yang diperoleh alat layak digunakan, karena dalam “Pedoman Pengujian dan Kalibrasi Alat
Kesehatan” DEPKES RI tahun 2001, batas maksimal dalam toleransi kesalahan SpO2 adalah 2%.
Kata Kunci: Pulse Oxymeter, Saturasi, Oksigen, Finger Sensor, ESP8266 Node Mcu, ThingSpeak
1
akan memiliki nilai antara 88 sampai 92 ada untuk menjawab masalah ini (Peter
persen. Didasarkan bahwa metode non-invasif Waher, 2015).
ini aman, presisi yang tinggi dengan biaya IoT pertama kali dimunculkan oleh
yang terjangkau, Pulse Oximetry optik dan Kevin Ashton pada tahun 1999 disalah satu
sistem pengukuran denyut jantung banyak presentasinya. Banyak yang memprediksi
diadopsi sebagai standar teknik monitoring bahwa pengaruh Internet of Things adalah
pasien (Jahan, et al., 2014). “the next big thing” didunia teknologi
Menurut Andrey, 2005 (dalam informasi, karena di IoT perangkat dapat
Hariyanto, Tanpa Tahun) Oksimeter mengirimkan data mereka secara langsung ke
merupakan salah satu alat yang sering server cloud yang kemudian dapat dilakukan
digunakan dirumah sakit saat dilakukan analisis / diolah oleh pemilik akun yang
proses pembedahan untuk mengetahui kemudian dapat disebarkan ke media
saturasi oksigen dalam darah. Saturasi adalah komunikasi di Internet yang terhubung
persentase dari pada hemoglobin yang dengan IoT. Serta dapat terjadi komunikasi 2
mengikat oksigen dibandingkan dengan arah antara perangkat, user, dan antara
jumlah total hemoglobin yang ada didalam perangkat dengan user (Ramadhoni, 2014).
darah. Contohnya adalah koordinasi aplikasi seperti
Berdasarkan data yang dihimpun oleh sistem lalu lintas, pemantauan kesehatan
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, mobile dalam aplikasi medis dan metode
sebanyak kurang lebih 937 Rumah Sakit keamanan industri, gerak pergelangan tangan
dengan berbagai tipe di Indonesia, masih cerdas, pil navigasi dan metode lain yang
mengalami kekurangan sebesar 2.484 tenaga semua ini memerlukan antarmuka internet
dokter spesialis. Hal ini memungkinkan untuk memperbarui info kesehatan atau untuk
dokter akan menangani pasien di lebih dari 2 mengendalikan perangkat dengan ponsel
rumah sakit. Dan hal yang lebih sulit terjadi cerdas (Kondamudi Siva dkk, 2016).
di wilayah timur. Meskipun Menkes Internet of Things dalam penerapannya
memaparkan bahwa rasio dokter spesialis juga dapat mengidentifikasi, menemukan,
(12,6 per 100.000 penduduk per 31 Desember melacak, memantau objek dan memicu event
2015) sudah mencapai target rencana terkait secara otomatis dan real time (Q. Zhou
pengembangan tenaga kesehatan Tahun 2011- & Zhang, 2011 dalam Junaidi, 2015). Sebagai
2025 (12,2 per 100.000 penduduk). Namun, contoh penerapannya dalam bidang medis,
terdapat ketimpangan antara kota besar Internet of Things dilakukan pada aktifitas
dengan wilayah timur. Rasio dokter spesialis konsultasi pasien dengan dokter yang
terendah ada di Provinsi Papua (3,0 per dilakukan tanpa perlu bertatap muka, dengan
100.000 penduduk), sedangkan rasio dokter menggunakan jaringan WLAN dan internet.
spesialis tertinggi ada di provinsi DKI Jakarta (Y. Wang, 2011 dalam Junaidi, 2015).
(52,2 per 100.000 penduduk). Sehingga akan Menurut UNESCAP dalam Alkadri
ada ketimpangan pelayanan dan penanganan (2010), teknologi merupakan kombinasi dari
pasien yang semakin lamban, dan selain 4 komponen dasar yaitu technoware,
penambahan sumber daya manusia harus ada humanware, infoware, dan orgaware (THIO)
hal yang dapat membantu mengatasi masalah yang saling berinteraksi satu dengan lainnya
ini (Brawijaya, 2017). dalam suatu proses transformasi. (Pradana
Dari sudut pandang sistem, manusia dkk, 2016).
adalah objek yang lambat, rawan kesalahan, Alat sebelumnya, yang ingin
pengantar data yang tidak efisien dan dikembangkan oleh penulis, merupakan
memiliki batasan dalam hal kualitas dan pengembangan dari pengukuran yang
kuantitas, bahkan memiliki kemungkinan hasilnya langsung tampil dilayar pada alat
untuk mengurangi keaslian data. Semakin tersebut, atau termasuk dalam salah satu
banyaknya tuntutan pekerjaan dan indikator pada pasien monitor. Alat ini
keterbatasan manusia inilah yang menjadi membantu proses monitoring saturasi oksigen
penghambat suatu sistem untuk dapat berjalan sehingga perawat tidak perlu melakukan
dengan baik. Dalam suatu sistem, akan lebih metode invasif kepada pasien, bahkan dokter
efisien jika hasil dari input perangkat dapat dapat melihat bentuk sinyal SpO2 yang
dimasukkan ke internet tanpa harus ada kemudian dapat digunakan untuk membuat
perantara manusia. Internet of Things (IoT) diagnosa. Untuk mengetahui posisi kondisi
2
alat tersebut, penulis melakukan penilaian pengguna dan warning jika data keluar dari
dengan menggunakan analisa Strenghts, batas normal. Sehingga penulis dapat
Weaknesess, Opportunities, dan Threats membuat alat yang lebih efisien dari alat yang
(SWOT). Pada hasil perhitungan rekapitulasi telah dibuat sebelumnya dengan kegunaan
didapatkan hasil penilaian pada sumbu X yang dapat dikembangkan.
sebesar +0,5 dan sumbu Y sebesar +0,2,
sehingga posisi berada pada kuadran I. I.2 Batasan Masalah
Memposisikan alat ini berada pada kuadran I, Pada perancangan modul ini, penulis
yaitu pengembangan dan pertumbuhan. membatasi bagian-bagian yang berkaitan dalam
Berdasarkan hasil telusur pustaka dari pembuatan alat. Hal tersebut dimaksudkan agar
Pulse Oximeter yang pernah dibuat oleh tidak terjadi pelebaran masalah. Adapun batasan-
Teguh Pratomo (2016) tentang “Fingerstip batasan tersebut meliputi:
Pulse Oxymeter Tampil PC (SpO2 )”, 1.2.1 Penyadapan Sinyal SpO2 menggunakan
disebutkan bahwa Alat belum dilengkapi finger sensor.
dengan penyimpanan untuk proses analisa 1.2.2 Pengiriman data Internet menggunakan
sinyal Pleth dan perlu penyempurnaan modul Wi-Fi ESP8266 NodeMCU.
software agar tampilan mampu tersetting 1.2.3 Peletakan sensor diletakkan dijari tangan
secara otomatis sesuai referensi kepekatan orang dewasa dibagian telunjuk.
darah setiap pasien. Kemudian penelitian ini 1.2.4 Menampilkan sinya SpO 2 dan persentase
dikembangkan oleh Muhammad Alimul SpO 2 .
Husni (2017) dengan judul “Patient Monitor 1.2.5 Sinyal yang ditampilkan Real-time dengan
Tampil PC (SpO2 dan BPM)”, ditemukan update data 15 detik.
bahwa pada alat tersebut masih menggunakan 1.2.6 Menggunakan 1 Administrator dan 3 user.
Mikrokontroller AVr dan Tampilan Delphi. 1.2.7 Warning sinyal tidak normal melalui
Dan dikembangkan pula oleh Pramita Galuh ThingHTTP.
Ajeng Pradana (2017) dengan judul 1.2.8 Analisis hanya pada efisiensi dan nilai error
“Perancangan Alat Ukur Saturasi Oksigen sinyal pada tampilan web ThingSpeak
dalam Darah Tampil LCD Grafik”, dimana dibandingkan dengan sinyal sebelum
pada alat ini telah mampu menampilkan dikirimkan.
sinyal pada LCD grafik tetapi pemrograman
yang digunakan masih Avr dan alat belum I.3 Rumusan Masalah
dapat dijadikan untuk central monitoring. “Dapatkah dibuat alat Pulse Oximeter
Ketiga alat tersebut pun masih menghadapi (SpO2 ) berbasis IoT (Internet of Things)?
masalah noise dari pergerakan tangan pasien
dan perbedaan spesifikasi finger sensor yang I.4 Tujuan Penelitian
mempengaruhi hasil pembacaan. 1.4.1 Tujuan Umum
Berdasarkan telusur pustaka diatas, Dikembangkannya alat Pulse Oximeter
penulis ingin menggunakan basis IoT (SpO2 ) menjadi berbasis IoT (Internet of Things).
(Internet of Things) sebagai tampilan dari
sinyal SpO2 untuk menjawab urgensi dari 1.4.2 Tujuan Khusus
pemantauan sinyal SpO 2 secara terus- 1.4.2.1 Membuat rangkaian finger sensor, filter
menerus, memudahkan perawat agar dapat dan penguat.
melihat sinyal SpO2 tanpa harus mendatangi 1.4.2.2 Membuat rangkaian minimum system
pasien, membantu dokter spesialis untuk Arduino Uno (ATMega328).
mengakses data tersebut secara real-time dari 1.4.2.3 Mengkoneksikan Modul ESP8266 dengan
mana saja, serta dapat mendiskusikan hasil Internet agar dapat mengirim data Wi-Fi.
dari data tersebut dengan dokter spesialis lain. 1.4.2.4 Memfungsikan Arduino sebagai pengolah
Data akan ditampilkan pada Website data dan komunikasi serial.
ThingSpeak dan dilakukan analisis efektifitas 1.4.2.5 Membuat software pada web ThingSpeak
alat, nilai eror dan loss data pada sinyal untuk menampilkan hasil pembacaan
sebelum dan setelah pengiriman. Dengan cara sinyal SpO2.
ini penulis dapat menggunakan modul dengan 1.4.2.6 Membuat akun administrator yang dapat
harga yang terjangkau dan website yang menyunting software, tampilan, dan
memberikan fasilitas pengolahan dan mendaftarkan user untuk berkomunikasi
penyimpanan data, komunikasi antar dalam channel web tersebut.
3
1.4.2.7 Membuat 3 akun user untuk melihat 2.2 Diagram Alir
konten dari channel web administrator dan
dapat berkomunikasi satu sama lain
(termasuk administrator).
4
2.3 Diagram Mekanisme
5
coupling untuk memblok tegangan DC dan hanya
melewatkan sinyal dari output demultiplexer.
Sinyal tersebut akan masuk ke penguat
pertama. Penguat yang digunakan adalah penguat
non-inverting dengan penguatan sebesar 101 kali.
Untuk penguatan kedua digunakan
rangkaian yang sama seperti pada penguatan
pertama, agar filter lebih dapat menekan amplitudo
pada saat melewati frekuensi cut off dan sinyal
Gambar.3.6 Output Demultiplexer kaki 14 dikuatkan lagi sebesar 101 kali.
Besar penguatan dapat dihitung dengan
rumus berikut:
1 1
𝐹𝑐 = ( ) 𝐹𝑐 = ( )
2𝜋 . 𝑅𝑓 . 𝐶𝑓 2𝜋 . 𝑅𝑓 . 𝐶𝑓
1 1
= ( ) = ( )
2(3.14) . 68000 .1𝑢𝐹 2(3.14) . 680𝑘 .100𝑛𝐹
= 2,34𝐻𝑧 = 2,34 𝐻𝑧
𝑅𝑓
𝐴𝑐𝑙 = 1 + ( )
𝑅𝑖𝑛
Gambar 3.7 Output Demultiplexer kaki 13 680𝑘
=1+( )
6,8𝑘
= 101 𝑋
3.3 Rangkaian Amplifier dan Filter
Spesifikasi dari rangkaian amplifier yang
diperlukan adalah: Langkah-langkah pengaturan/pengujian yaitu:
1. Menggunakan IC LF353 1. Mengatur time/div dan scale atau menekan
2. Membutuhkan tegangan input IC sebesar tombol autoset pada osiloskop digital.
+12VDC, -12VDC 2. Memeriksa output pada konektor J4 dan J5
3. Rumus penguatan rangkaian: pada rangkaian amplifier dan filter
𝑅𝑓 menggunakan osiloskop.
𝐺= +1 3. Berikut hasil output pada osiloskop:
𝑅𝑖
4. Konektor J4 sebagai output dari amplifier
dan filter dari demultiplexer kaki 14.
5. Konektor J5 sebagai output dari amplifier
dan filter dari demultiplexer kaki 13.
6. Didapatkan rangkaian seperti gambar di
bawah ini:
J4
SCK PB7
2. Menggunakan tegangan sebesar +12 VDC 3
2
1
RST RST
IC1
ATMega32-DIP40
1
2
POWER IN
10
dan -12 VDC. J2 J3 LCD GRAFIK 128 x 64
2
1
CON5 1 40
VCC
START 2 PB0/(XCK/T0) PA0/(ADC0) 39 1 VCC J5
J6 PB1/(T1) PA1/(ADC1) 2
VCC 3 38 CS1
1
5 PB3/(OC0/AIN1) PA3/(ADC3) 36 4 VCC 2
PB4/(SS) PA4/(ADC4) 5 3
1
2
PB5 6 35 R1
R2 PB6 7 PB5/(MOSI) PA5/(ADC5) 34 6 R5 2 4
4k7 Ohm PB7 8 PB6/(MISO) PA6/(ADC6) 33 7 1k RS 5
PB7/(SCK) PA7/(ADC7) 8 10K W/R 6
SW1
RST 9 E 7
CON8
3
RESET DB0 8
RESET 12 R3 DB1 9
3
XTAL2 32 DB2 10
Y1 AREF 2 10K VCC DB3 11
C1 30 DB4 12
103 pF 12Mhz AVCC VCC DB5 13
DB6 14
C2 13 DB7 15
1
33 pF XTAL1 /RST 16
C3 DB0 14 29 17
33 pF DB1 15 PD0/(RXD) PC7/(TOSC2) 28 18
DB2 16 PD1/(TXD) PC6/(TOSC1) 27 CS2 19
DB3 17 PD2/(INT0) PC5/(TDI) 26 CS1 20
DB4 18 PD3/(INT1) PC4/(TDO) 25 /RST R4
DB5 19 PD4/(OC1B) PC3/(TMS) 24 RS 22OHM
DB6 20 PD5/(OC1A) PC2/(TCK) 23 W/R
GND
GND
DB7 21 PD6/(ICP) PC1/(SDA) 22 E
PD7/(OC2) PC0/(SCL)
11
31
Gambar.3.14 Rangkaian Minimum Sistem
f = String(j);
ArduinoUno.println(f);
delay(2000);
}
Dr. Townsend, N. & Term, M., 2001. Medical Strogonovs, R., 2017. Implementing pulse
Electronics. [Online] oximeter using MAX30100. [Online]
Available at: Available at: https://morf.lv/implementing-
https://www.robots.ox.ac.uk/~neil/teaching/le pulse-oximeter-using-max30100
ctures/med_elec/notes6.pdf [Accessed 26 October 2017].
[Accessed 26 October 2017].
Wendelken, S. M., 2004. Using A Forehead
Husni, M. A., 2017. Patient Monitor Tampil PC Reflectance Pulse Oximeter To Detect
(SPO2 dan BPM). Politeknik Kesehatan Changes In Sympathetic Tone. Thayer School
Kementrian Kesehatan Surabaya Jurusan of Engineering, p. 27.
Teknik Elektromedik.
Wiranta, A., n.d. Alodokter. [Online]
Ibrahim, D. & Baruncuk, K., 2005. Heart Rate Available at:
Measurement From The Finger Using A http://www.alodokter.com/hipoksia
Low-Cost Microcontroller. pp. 1-4. [Accessed 28 October 2017].
Integrated, M., 2014. Maxim Integrated Products, Wang, Y. (2011). Internet of Things
Inc.. [Online] Technology Applied in Medical Information.
Available at:
https://datasheets.maximintegrated.com/en/ds Zhou, Q., & Zhang, J. (2011). Internet of things
/MAX30100.pdf and geography review and prospect.
[Accessed 26 October 2017]. Proceedings - 2011 International Conference
on Multimedia and Signal Processing, CMSP
Jahan, E., Barua, T. & Salma, U., 2014. Overview 2011, 2, 47–51.
On Heart Rate Monitoring and Pulse http://doi.org/10.1109/CMSP.2011.101
Oximeter System. International Journal of
Latest Research in Science and Technology, INTERNET OF THINGS, SEJARAH,
3(5), pp. 148-152. TEKNOLOGI DAN PENERAPANNYA :
REVIEW (PDF Download Available).
Maulana, R., 2008. DR. RAZI. [Online] Available from:
Available at: https://www.researchgate.net/publication/282
https://razimaulana.wordpress.com/2008/11/0 855443_INTERNET_OF_THINGS_SEJARA
2/terapi-oksigen/ H_TEKNOLOGI_DAN_PENERAPANNYA
[Accessed 28 October 2017]. _REVIEW [accessed Oct 28 2017].