Anda di halaman 1dari 9

RANCANG BANGUN PULSE OXIMETER BERBASIS IOT (INTERNET OF

THINGS)
Septia Khairunnisa, Dr. I Dewa Gede Hari Wisana, ST, MT, Ir. Priyambada Cahya Nugraha, MT
Jurusan Teknik Elektromedik

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SURABAYA

ABSTRAK

Pulse Oximeter atau alat ukur saturasi oksigen dalam darah merupakan alat yang digunakan untuk
memonitor keadaan saturasi oksigen dalam darah pasien dan untuk membantu pengkajian fisik pasien tanpa
melalui analisa gas darah. Pulse Oximeter menggunakan perbedaan panjang gelombang dari cahaya LED
merah dan infrared yang ditangkap oleh photodiode.Perancangan alat ukur ini menggunakan finger sensor,
rangkaian pengkondisian sinyal analog, mikrokontroller dan Modul ESP8266 Node Mcu. Data dari finger
sensor masuk ke rangkaian pengkondisian sinyal, kemudian dikirim ke mikrokontroller untuk diolah
sehingga menghasilkan presentase nilai SpO2 yang kemudian dikirimkan ke Internet melalui ESP8266
Node Mcu dan ditampilkan ke Web Internet of Things (IoT) ThingSpeak.Pengujian dilakukan dengan
membandingkan modul dengan alat ukur standar yang menghasilkan %error terbesar sebesar 0,4%. Dari
hasil yang diperoleh alat layak digunakan, karena dalam “Pedoman Pengujian dan Kalibrasi Alat
Kesehatan” DEPKES RI tahun 2001, batas maksimal dalam toleransi kesalahan SpO2 adalah 2%.

Kata Kunci: Pulse Oxymeter, Saturasi, Oksigen, Finger Sensor, ESP8266 Node Mcu, ThingSpeak

I. PENDAHULUAN normal, tetapi pasien akan mengalami


I.1 Latar Belakang Masalah defisiensi intelektual berat yang menetap
Hemoglobin merupakan molekul seperti menimbulkan gejala parkinson serta
protein di dalam darah yang berfungsi untuk defisit intelektual (Maulana, 2008).
mengikat oksigen. Salah satu indikator yang Pengukuran dari denyut jantung dan
sangat penting dalam suplai oksigen di dalam denyut oksimetri merupakan faktor yang
tubuh adalah saturasi oksigen. Karena saturasi sangat penting untuk mengetahui kondisi
oksigen bisa menunjukkan apakah sistem kardiovaskular dari manusia.
hemoglobin dapat mengikat oksigen atau Persentasi dari saturasi darah arteri dengan
tidak. Sehingga kekurangan oksigen yang oksigen membantu untuk menunjukkan
dapat mengakibatkan rusaknya organ-organ keefektifan sistem pernapasan pasien (Jahan,
yang penting dalam tubuh dapat et al., 2014)).
ditanggulangi. Pemantauan saturasi oksigen Dahulu, metode umum yang digunakan
sangat penting bagi pasien yang baru selesai untuk mengukur saturasi oksigen adalah
menjalani operasi, ataupun yang mengalami dengan mengukur kadar oksigen dalam darah.
gangguan pernapasan dan kardiovaskuler Untuk mengukur kadar oksigen dalam darah
(Mallo dkk, 2012). dilakukan dengan menusuk arteri dengan
Hipoksia adalah kondisi kurangnya jarum yang pipih dan syringe dan mengambil
pasokan oksigen didalam tubuh untuk sebagian kecil darah (Jahan, et al., 2014).
menjalankan fungsi organnya dengan normal. Metode ini adalah metode invasif yang mahal,
Hipoksia merupakan kondisi lanjutan dari sulit, menyakitkan dan memiliki resiko yang
hipoksemia, yaitu rendahnya pasokan oksigen besar. Karena itu, Pulse Oximeter
pada pembuluh darah arteri ( (Wiranta, t.thn.). diperkenalkan, yang menggunakan metode
Otak sangat peka terhadap hipoksia, dan non-invasif dan berdasarkan perhitungan dari
sumbatan terhadap pembuluh darah walaupun penyerapan dari cahaya merah dan infra
hanya selama 10 detik dapat menyebabkan merah yang dilewatkan pada jari pasien atau
pingsan. Struktur vegetatif di batang otak lobus telinga dengan menggunakan sensor
lebih resisten terhadap hipoksia daripada cahaya. Batas normal dari Pulse Oximetry
korteks serebrum, contohnya pada pasien adalah dari 95 sampai 100 persen, mereka
henti jantung fungsi vegetatif otaknya akan yang memiliki masalah pada hypoxic drive,

1
akan memiliki nilai antara 88 sampai 92 ada untuk menjawab masalah ini (Peter
persen. Didasarkan bahwa metode non-invasif Waher, 2015).
ini aman, presisi yang tinggi dengan biaya IoT pertama kali dimunculkan oleh
yang terjangkau, Pulse Oximetry optik dan Kevin Ashton pada tahun 1999 disalah satu
sistem pengukuran denyut jantung banyak presentasinya. Banyak yang memprediksi
diadopsi sebagai standar teknik monitoring bahwa pengaruh Internet of Things adalah
pasien (Jahan, et al., 2014). “the next big thing” didunia teknologi
Menurut Andrey, 2005 (dalam informasi, karena di IoT perangkat dapat
Hariyanto, Tanpa Tahun) Oksimeter mengirimkan data mereka secara langsung ke
merupakan salah satu alat yang sering server cloud yang kemudian dapat dilakukan
digunakan dirumah sakit saat dilakukan analisis / diolah oleh pemilik akun yang
proses pembedahan untuk mengetahui kemudian dapat disebarkan ke media
saturasi oksigen dalam darah. Saturasi adalah komunikasi di Internet yang terhubung
persentase dari pada hemoglobin yang dengan IoT. Serta dapat terjadi komunikasi 2
mengikat oksigen dibandingkan dengan arah antara perangkat, user, dan antara
jumlah total hemoglobin yang ada didalam perangkat dengan user (Ramadhoni, 2014).
darah. Contohnya adalah koordinasi aplikasi seperti
Berdasarkan data yang dihimpun oleh sistem lalu lintas, pemantauan kesehatan
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, mobile dalam aplikasi medis dan metode
sebanyak kurang lebih 937 Rumah Sakit keamanan industri, gerak pergelangan tangan
dengan berbagai tipe di Indonesia, masih cerdas, pil navigasi dan metode lain yang
mengalami kekurangan sebesar 2.484 tenaga semua ini memerlukan antarmuka internet
dokter spesialis. Hal ini memungkinkan untuk memperbarui info kesehatan atau untuk
dokter akan menangani pasien di lebih dari 2 mengendalikan perangkat dengan ponsel
rumah sakit. Dan hal yang lebih sulit terjadi cerdas (Kondamudi Siva dkk, 2016).
di wilayah timur. Meskipun Menkes Internet of Things dalam penerapannya
memaparkan bahwa rasio dokter spesialis juga dapat mengidentifikasi, menemukan,
(12,6 per 100.000 penduduk per 31 Desember melacak, memantau objek dan memicu event
2015) sudah mencapai target rencana terkait secara otomatis dan real time (Q. Zhou
pengembangan tenaga kesehatan Tahun 2011- & Zhang, 2011 dalam Junaidi, 2015). Sebagai
2025 (12,2 per 100.000 penduduk). Namun, contoh penerapannya dalam bidang medis,
terdapat ketimpangan antara kota besar Internet of Things dilakukan pada aktifitas
dengan wilayah timur. Rasio dokter spesialis konsultasi pasien dengan dokter yang
terendah ada di Provinsi Papua (3,0 per dilakukan tanpa perlu bertatap muka, dengan
100.000 penduduk), sedangkan rasio dokter menggunakan jaringan WLAN dan internet.
spesialis tertinggi ada di provinsi DKI Jakarta (Y. Wang, 2011 dalam Junaidi, 2015).
(52,2 per 100.000 penduduk). Sehingga akan Menurut UNESCAP dalam Alkadri
ada ketimpangan pelayanan dan penanganan (2010), teknologi merupakan kombinasi dari
pasien yang semakin lamban, dan selain 4 komponen dasar yaitu technoware,
penambahan sumber daya manusia harus ada humanware, infoware, dan orgaware (THIO)
hal yang dapat membantu mengatasi masalah yang saling berinteraksi satu dengan lainnya
ini (Brawijaya, 2017). dalam suatu proses transformasi. (Pradana
Dari sudut pandang sistem, manusia dkk, 2016).
adalah objek yang lambat, rawan kesalahan, Alat sebelumnya, yang ingin
pengantar data yang tidak efisien dan dikembangkan oleh penulis, merupakan
memiliki batasan dalam hal kualitas dan pengembangan dari pengukuran yang
kuantitas, bahkan memiliki kemungkinan hasilnya langsung tampil dilayar pada alat
untuk mengurangi keaslian data. Semakin tersebut, atau termasuk dalam salah satu
banyaknya tuntutan pekerjaan dan indikator pada pasien monitor. Alat ini
keterbatasan manusia inilah yang menjadi membantu proses monitoring saturasi oksigen
penghambat suatu sistem untuk dapat berjalan sehingga perawat tidak perlu melakukan
dengan baik. Dalam suatu sistem, akan lebih metode invasif kepada pasien, bahkan dokter
efisien jika hasil dari input perangkat dapat dapat melihat bentuk sinyal SpO2 yang
dimasukkan ke internet tanpa harus ada kemudian dapat digunakan untuk membuat
perantara manusia. Internet of Things (IoT) diagnosa. Untuk mengetahui posisi kondisi

2
alat tersebut, penulis melakukan penilaian pengguna dan warning jika data keluar dari
dengan menggunakan analisa Strenghts, batas normal. Sehingga penulis dapat
Weaknesess, Opportunities, dan Threats membuat alat yang lebih efisien dari alat yang
(SWOT). Pada hasil perhitungan rekapitulasi telah dibuat sebelumnya dengan kegunaan
didapatkan hasil penilaian pada sumbu X yang dapat dikembangkan.
sebesar +0,5 dan sumbu Y sebesar +0,2,
sehingga posisi berada pada kuadran I. I.2 Batasan Masalah
Memposisikan alat ini berada pada kuadran I, Pada perancangan modul ini, penulis
yaitu pengembangan dan pertumbuhan. membatasi bagian-bagian yang berkaitan dalam
Berdasarkan hasil telusur pustaka dari pembuatan alat. Hal tersebut dimaksudkan agar
Pulse Oximeter yang pernah dibuat oleh tidak terjadi pelebaran masalah. Adapun batasan-
Teguh Pratomo (2016) tentang “Fingerstip batasan tersebut meliputi:
Pulse Oxymeter Tampil PC (SpO2 )”, 1.2.1 Penyadapan Sinyal SpO2 menggunakan
disebutkan bahwa Alat belum dilengkapi finger sensor.
dengan penyimpanan untuk proses analisa 1.2.2 Pengiriman data Internet menggunakan
sinyal Pleth dan perlu penyempurnaan modul Wi-Fi ESP8266 NodeMCU.
software agar tampilan mampu tersetting 1.2.3 Peletakan sensor diletakkan dijari tangan
secara otomatis sesuai referensi kepekatan orang dewasa dibagian telunjuk.
darah setiap pasien. Kemudian penelitian ini 1.2.4 Menampilkan sinya SpO 2 dan persentase
dikembangkan oleh Muhammad Alimul SpO 2 .
Husni (2017) dengan judul “Patient Monitor 1.2.5 Sinyal yang ditampilkan Real-time dengan
Tampil PC (SpO2 dan BPM)”, ditemukan update data 15 detik.
bahwa pada alat tersebut masih menggunakan 1.2.6 Menggunakan 1 Administrator dan 3 user.
Mikrokontroller AVr dan Tampilan Delphi. 1.2.7 Warning sinyal tidak normal melalui
Dan dikembangkan pula oleh Pramita Galuh ThingHTTP.
Ajeng Pradana (2017) dengan judul 1.2.8 Analisis hanya pada efisiensi dan nilai error
“Perancangan Alat Ukur Saturasi Oksigen sinyal pada tampilan web ThingSpeak
dalam Darah Tampil LCD Grafik”, dimana dibandingkan dengan sinyal sebelum
pada alat ini telah mampu menampilkan dikirimkan.
sinyal pada LCD grafik tetapi pemrograman
yang digunakan masih Avr dan alat belum I.3 Rumusan Masalah
dapat dijadikan untuk central monitoring. “Dapatkah dibuat alat Pulse Oximeter
Ketiga alat tersebut pun masih menghadapi (SpO2 ) berbasis IoT (Internet of Things)?
masalah noise dari pergerakan tangan pasien
dan perbedaan spesifikasi finger sensor yang I.4 Tujuan Penelitian
mempengaruhi hasil pembacaan. 1.4.1 Tujuan Umum
Berdasarkan telusur pustaka diatas, Dikembangkannya alat Pulse Oximeter
penulis ingin menggunakan basis IoT (SpO2 ) menjadi berbasis IoT (Internet of Things).
(Internet of Things) sebagai tampilan dari
sinyal SpO2 untuk menjawab urgensi dari 1.4.2 Tujuan Khusus
pemantauan sinyal SpO 2 secara terus- 1.4.2.1 Membuat rangkaian finger sensor, filter
menerus, memudahkan perawat agar dapat dan penguat.
melihat sinyal SpO2 tanpa harus mendatangi 1.4.2.2 Membuat rangkaian minimum system
pasien, membantu dokter spesialis untuk Arduino Uno (ATMega328).
mengakses data tersebut secara real-time dari 1.4.2.3 Mengkoneksikan Modul ESP8266 dengan
mana saja, serta dapat mendiskusikan hasil Internet agar dapat mengirim data Wi-Fi.
dari data tersebut dengan dokter spesialis lain. 1.4.2.4 Memfungsikan Arduino sebagai pengolah
Data akan ditampilkan pada Website data dan komunikasi serial.
ThingSpeak dan dilakukan analisis efektifitas 1.4.2.5 Membuat software pada web ThingSpeak
alat, nilai eror dan loss data pada sinyal untuk menampilkan hasil pembacaan
sebelum dan setelah pengiriman. Dengan cara sinyal SpO2.
ini penulis dapat menggunakan modul dengan 1.4.2.6 Membuat akun administrator yang dapat
harga yang terjangkau dan website yang menyunting software, tampilan, dan
memberikan fasilitas pengolahan dan mendaftarkan user untuk berkomunikasi
penyimpanan data, komunikasi antar dalam channel web tersebut.

3
1.4.2.7 Membuat 3 akun user untuk melihat 2.2 Diagram Alir
konten dari channel web administrator dan
dapat berkomunikasi satu sama lain
(termasuk administrator).

1.5 Manfaat Penelitian


1.5.1 Manfaat Teoritis
1.5.1.1 Hasil penelitian dapat meningkatkan
wawasan ilmu pengetahuan tentang
pengkondisian ruang operasi terutama
tentang Saturasi oksigen, dan tentang alat
pembaca saturasi oksigen dalam darah
(SpO 2 ).
1.5.1.2 Sebagai referensi penelitian berikutnya.

1.5.2 Manfaat Praktis


Bagi pengguna dapat membantu kinerja
Perawat dan Dokter untuk mengetahui
kadar SpO2 pasien dari jarak jauh dan
dapat menganalisis sinyal dan
melakukan penyimpanan hasil
pengukuran.

2. METODOLOGI PENELITIAN Gambar 2.2 Diagram Alir Transmitter


2.1 Blok Diagram

Gambar 2.1 Blok Diagram

Gambar 2.3 Diagram Alir Receiver

4
2.3 Diagram Mekanisme

Gambar 3.3 Output Konektor J16 Kaki 2


Gambar 2.4 Diagram Mekanisme
3.2 Rangkaian Demultiplexer
3 PEMBAHASAN Spesifikasi dari rangkaian demultiplexer
3.1 Rangkaian Astable dan Driver yang diperlukan adalah:
Spesifikasi dari rangkaian astable yang 1. Menggunakan IC CD4051.
diperlukan adalah: 2. Menggunakan tegangan +5 VDC, -5VDC
1. Menggunakan IC NE555. dan GROUND.
2. Menggunakan tegangan +5VDC dan 3. Kaki 11, 10, 9 dan 6 pada IC dipergunakan
GROUND. untuk mengatur pengaktifan kaki output
3. Konektor J15 digunakan untuk pengukuran Demultiplexer.
output dari IC NE555. 4. Kaki 13 dan 14 dipergunakan untuk
4. Konektor J16 digunakan untuk mengukur mengukur output demultiplexer.
output rangkaian astable dan driver. 5. Didapatkan rangkaian keseluruhan
5. Didapatkan rangkaian keseluruhan astable demultiplexer seperti dibawah ini:
dan driver seperti dibawah ini:

Gambar 3.1 Rangkaian Astable dan Driver

Gambar.3.4 Rangkaian Demultiplexer

Gambar 3.2 Output Konektor J16 Kaki 1

Gambar.3.5 Input Demultiplexer

5
coupling untuk memblok tegangan DC dan hanya
melewatkan sinyal dari output demultiplexer.
Sinyal tersebut akan masuk ke penguat
pertama. Penguat yang digunakan adalah penguat
non-inverting dengan penguatan sebesar 101 kali.
Untuk penguatan kedua digunakan
rangkaian yang sama seperti pada penguatan
pertama, agar filter lebih dapat menekan amplitudo
pada saat melewati frekuensi cut off dan sinyal
Gambar.3.6 Output Demultiplexer kaki 14 dikuatkan lagi sebesar 101 kali.
Besar penguatan dapat dihitung dengan
rumus berikut:

1 1
𝐹𝑐 = ( ) 𝐹𝑐 = ( )
2𝜋 . 𝑅𝑓 . 𝐶𝑓 2𝜋 . 𝑅𝑓 . 𝐶𝑓

1 1
= ( ) = ( )
2(3.14) . 68000 .1𝑢𝐹 2(3.14) . 680𝑘 .100𝑛𝐹
= 2,34𝐻𝑧 = 2,34 𝐻𝑧
𝑅𝑓
𝐴𝑐𝑙 = 1 + ( )
𝑅𝑖𝑛
Gambar 3.7 Output Demultiplexer kaki 13 680𝑘
=1+( )
6,8𝑘
= 101 𝑋
3.3 Rangkaian Amplifier dan Filter
Spesifikasi dari rangkaian amplifier yang
diperlukan adalah: Langkah-langkah pengaturan/pengujian yaitu:
1. Menggunakan IC LF353 1. Mengatur time/div dan scale atau menekan
2. Membutuhkan tegangan input IC sebesar tombol autoset pada osiloskop digital.
+12VDC, -12VDC 2. Memeriksa output pada konektor J4 dan J5
3. Rumus penguatan rangkaian: pada rangkaian amplifier dan filter
𝑅𝑓 menggunakan osiloskop.
𝐺= +1 3. Berikut hasil output pada osiloskop:
𝑅𝑖
4. Konektor J4 sebagai output dari amplifier
dan filter dari demultiplexer kaki 14.
5. Konektor J5 sebagai output dari amplifier
dan filter dari demultiplexer kaki 13.
6. Didapatkan rangkaian seperti gambar di
bawah ini:

Gambar.3.9 Output Amplifier dari Multiplexer kaki 14

Gambar.3.10 Output Amplifier dari Multiplexer kaki 13


Gambar 3.8 Rangkaian Amplifier dengan filter
3.4 Rangkaian LPF 0,8 Hz
Pada rangkaian penguat pertama, output Spesifikasi Rangkaian LPF 0,8 Hz yang
photo diode akan dihubungkan kapasitor sebagai diperlukan adalah:
6
1. Menggunakan IC LF353 sebagai Non- 3.5 Rangkaian Minimum Sistem
Inverting dan Buffer. J1
5
4
MOSIPB5
MISOPB6
VCC VCC

J4
SCK PB7
2. Menggunakan tegangan sebesar +12 VDC 3
2
1
RST RST
IC1

ATMega32-DIP40
1
2
POWER IN

10
dan -12 VDC. J2 J3 LCD GRAFIK 128 x 64

2
1
CON5 1 40

VCC
START 2 PB0/(XCK/T0) PA0/(ADC0) 39 1 VCC J5
J6 PB1/(T1) PA1/(ADC1) 2
VCC 3 38 CS1

3. Gambar rangkaian sebagai berikut: CON2 4 PB2/(INT2/AIN0) PA2/(ADC2) 37 3 VCC CS2 1

1
5 PB3/(OC0/AIN1) PA3/(ADC3) 36 4 VCC 2
PB4/(SS) PA4/(ADC4) 5 3

1
2
PB5 6 35 R1
R2 PB6 7 PB5/(MOSI) PA5/(ADC5) 34 6 R5 2 4
4k7 Ohm PB7 8 PB6/(MISO) PA6/(ADC6) 33 7 1k RS 5
PB7/(SCK) PA7/(ADC7) 8 10K W/R 6
SW1
RST 9 E 7
CON8

3
RESET DB0 8
RESET 12 R3 DB1 9

3
XTAL2 32 DB2 10
Y1 AREF 2 10K VCC DB3 11
C1 30 DB4 12
103 pF 12Mhz AVCC VCC DB5 13
DB6 14
C2 13 DB7 15

1
33 pF XTAL1 /RST 16
C3 DB0 14 29 17
33 pF DB1 15 PD0/(RXD) PC7/(TOSC2) 28 18
DB2 16 PD1/(TXD) PC6/(TOSC1) 27 CS2 19
DB3 17 PD2/(INT0) PC5/(TDI) 26 CS1 20
DB4 18 PD3/(INT1) PC4/(TDO) 25 /RST R4
DB5 19 PD4/(OC1B) PC3/(TMS) 24 RS 22OHM
DB6 20 PD5/(OC1A) PC2/(TCK) 23 W/R

GND
GND
DB7 21 PD6/(ICP) PC1/(SDA) 22 E
PD7/(OC2) PC0/(SCL)

11
31
Gambar.3.14 Rangkaian Minimum Sistem

Listing Program pada Arduino


if (maksACred<val1) {
maksACred=val1;
}
if (maksACir<val2) {
Gambar.3.11 Rangkaian LPF 0,8 Hz maksACir=val2;
}
Langkah-langkah pengujian yaitu: if (val4 > 0) {
1. Mengatur time/div dan scale atau menekan bdiv=(maksACir/val4);
tombol autoset pada osiloskop digital. if (bdiv > 0) {
2. Memeriksa output pada konektor J8 dan J9 rof=(maksACred/val3)/bdiv;
dirangkaian LPF 0,8 Hz menggunakan spo2=110-(25*rof);
osiloskop }
3. Berikut hasil output pada osiloskop: else {
rof=100;
spo2=0;
}
}
spo2=spo2;

if ((spo2 <= 100) && (spo2 >= 0)) {


Serial.print("SpO2: ");
Serial.print(spo2);
Serial.println(" %");
Gambar.3.12 Output LPF 0,8 Hz dari demultiplexer delay(100);
kaki 14 float j = (spo2);

f = String(j);
ArduinoUno.println(f);
delay(2000);
}

Listing Program Node MCU


#include <SoftwareSerial.h>
#include <ESP8266WiFi.h>
#include <WiFiClient.h>
#include <ThingSpeak.h>
Gambar.3.13 Output LPF 0,8 Hz dari demultiplexer
kaki 13
const char* ssid = "BENGKEL";
const char* password = "wargatekmed";
7
int val; responden dan lain-lain. Sehingga nilai
WiFiClient client; ketidakpastian harus dihitung juga. Nilai terbesar
Unsigned long myChannelNumber=454530; ketidakpastian adalah 0,33 dan nilai terkecilnya
adalah 0.
const char* myWriteAPIKey =
“G3O90YUEAVB2HMVX”; 3.7 Kelemahan/Kekurangan Sistem
SoftwareSerial NodeMCU(D7,D8); 1. Hasil yang tampil pada web sangat
bergantung pada jaringan Internet yang
void setup(){ tidak selalu stabil kemampuan
Serial.begin(9600); pengirimannya.
NodeMCU.begin(115200); 2. Jika ada gerakan artefak yang ditimbulkan
pinMode(D7,INPUT); dari pergerakan jari pasien, hal ini akan
pinMode(D8,OUTPUT); memperbesar nilai error.
3. Perbedaan spesifikasi finger sensor untuk
melakukan pengukuran akan berpengaruh
WiFi.begin(ssid,password);
terhadap hasil pembacaan.
ThingSpeak.begin(client);
} 4 PENUTUP
void loop(){ 4.1 Kesimpulan
String content = ""; Berdasarkan hasil pembahasan dan tujuan
char character; pembuatan modul dapat disimpulkan bahwa:
while(NodeMCU.available() { 1. Pada rangkaian filter didapat hasil
character=NodeMCU.read(); pendataan dari perhitungan dan
content.concat(character); pengukuran. Dari hasil perhitungan dan
} pengukuran tersebut menghasilkan nilai
error terbesar pada rangkaian high pass
filter 2,34 Hertz sebesar 0,14% dan nilai
if(content!=””){ error terbesar pada rangkaian low pass
Serial.print("SpO2: "); filter 2,34 Hertz sebesar 0,09%.
Serial.println(content);
delay(2000); 4.2 Saran
} Pengembangan pada penelitian ini dapat
ThingSpeak.writeField(myChannelNumber dilakukan pada:
, 1, content, myWriteAPIKey); 1. Penambahan parameter pengukuran lain
} yang menunjang alat, seperti parameter
heart rate.
2. Menggunakan PWM dari IC
3.6 Pengukuran dan Pengujian mikrokontroller sebagai pengganti
rangkaian astable.
Tabel 4.1 Hasil Pengukuran pada Responden 3. Menggunakan atau menambahkan
baterai sebagai catu daya agar alat dapat
digunakan secara portable.
4. Berdasarkan hasil rekapitulasi
perhitungan analisis SWOT yang telah
dilakukan oleh penulis, dari hasil
rekapitulasi perhitungan tersebut dapat
dijadikan landasan dalam melakukan
pengembangan alat agar lebih baik.

Berdasarkan hasil pembandingan dengan


menggunakan pulse oximetry didapatkan hasil
yang berbeda/adanya selisih nilai. Nilai error yang
didapat paling besar adalah 1,36% dan paling kecil
adalah 0,3%. Nilai ketidakpastian diperoleh karena
masih adanya faktor luar, seperti pergerakan dari
DAFTAR PUSTAKA
8
Brawijaya, E. F. K. U., 2017. Fakultas Kedokteran Putra, A. A., K. I. M. & W, S.T., P. S., 2011.
Universitas Brawijaya. [Online] Rancang Bangun Pulse Oximetry Digital
Available at: http://www.fk.ub.ac.id/menkes- Berbasis Mikrokontroller.
mengatasi-pemerataan-dokter-spesialis-
diperlukan-sinergisitas-dan-regulasi-antara- Ramadhoni, F., 2014. Tekno Jurnal. [Online]
institusi-pendidikan-dan-pihak-kesehatan- Available at: https://teknojurnal.com/definisi-
untuk-kesejahteraan-pelayanan-masyarakat/ internet-of-things/
[Accessed 28 October 2017]. [Accessed 28 October 2017].

Dr. Townsend, N. & Term, M., 2001. Medical Strogonovs, R., 2017. Implementing pulse
Electronics. [Online] oximeter using MAX30100. [Online]
Available at: Available at: https://morf.lv/implementing-
https://www.robots.ox.ac.uk/~neil/teaching/le pulse-oximeter-using-max30100
ctures/med_elec/notes6.pdf [Accessed 26 October 2017].
[Accessed 26 October 2017].
Wendelken, S. M., 2004. Using A Forehead
Husni, M. A., 2017. Patient Monitor Tampil PC Reflectance Pulse Oximeter To Detect
(SPO2 dan BPM). Politeknik Kesehatan Changes In Sympathetic Tone. Thayer School
Kementrian Kesehatan Surabaya Jurusan of Engineering, p. 27.
Teknik Elektromedik.
Wiranta, A., n.d. Alodokter. [Online]
Ibrahim, D. & Baruncuk, K., 2005. Heart Rate Available at:
Measurement From The Finger Using A http://www.alodokter.com/hipoksia
Low-Cost Microcontroller. pp. 1-4. [Accessed 28 October 2017].

Integrated, M., 2014. Maxim Integrated Products, Wang, Y. (2011). Internet of Things
Inc.. [Online] Technology Applied in Medical Information.
Available at:
https://datasheets.maximintegrated.com/en/ds Zhou, Q., & Zhang, J. (2011). Internet of things
/MAX30100.pdf and geography review and prospect.
[Accessed 26 October 2017]. Proceedings - 2011 International Conference
on Multimedia and Signal Processing, CMSP
Jahan, E., Barua, T. & Salma, U., 2014. Overview 2011, 2, 47–51.
On Heart Rate Monitoring and Pulse http://doi.org/10.1109/CMSP.2011.101
Oximeter System. International Journal of
Latest Research in Science and Technology, INTERNET OF THINGS, SEJARAH,
3(5), pp. 148-152. TEKNOLOGI DAN PENERAPANNYA :
REVIEW (PDF Download Available).
Maulana, R., 2008. DR. RAZI. [Online] Available from:
Available at: https://www.researchgate.net/publication/282
https://razimaulana.wordpress.com/2008/11/0 855443_INTERNET_OF_THINGS_SEJARA
2/terapi-oksigen/ H_TEKNOLOGI_DAN_PENERAPANNYA
[Accessed 28 October 2017]. _REVIEW [accessed Oct 28 2017].

Pradana, P. G. A., Setioningsih, E. D. & Makruf, BIODATA PENULIS


M. R., 2017. Rancang Bangun Alat Ukur Nama : Septia Khairunnisa
NIM : P27838114002
Saturasi Oksigen Dalam Darah Tampil LCD
TTL : Jakarta, 9 September 1996
Grafik. Polikteknik Kesehatan Kementrian Alamat : Balikpapan
Kesehatan Surabaya Jurusan Teknik Pendidikan : SMK TELKOM BANJARBARU
Elektromedik, p. 6.

Pratomo, T., 2016. Fingerstip Pulse Oxymeter


Tampil PC (SPO2). Politeknik Kesehatan
Kementrian Kesehatan Surabaya Jurusan
Teknik Elektromedik, pp. 2-10.

Anda mungkin juga menyukai